Mazmur 103:13
Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian Tuhan sayang kepada
orang-orang yang takut akan Dia.
Pernahkah Anda merenungkan, betapa sibuknya Allah kita dalam mengatur alam semesta, sekian milyar penduduk bumi, bekerja dalam segala perkara? Semua dalam skala mega! Luar biasa besar! Dahsyat!
Pernahkah Anda memiliki rasa sungkan waktu mendoakan perkara kecil dan sederhana dalam hidup?
Seorang hamba Tuhan sedang dalam perjalanan menghadiri sebuah pertemuan sebagai pembicara tapi dia harus berhadapan dengan kemacetan yang menjengkelkan. Sebuah doa dinaikkan olehnya agar ditibakan tepat pada waktunya. Ternyata ia tiba beberapa menit sebelum acara dimulai (puji Tuhan). Setibanya di sana, tidak ada lahan parkir yang tersedia, dan dia berdoa lagi. Saat berdiri di muka peserta, komputer yang harus digunakan tiba-tiba bermasalah, doa dinaikkan lagi. Pada penghujung hari, sambil duduk mengerjakan setumpuk urusan yang tertunda, terbesitlah rasa ‘kurang enak' dalam hatinya, mengarah pada rasa bersalah. Sepanjang hari mendoakan hal-hal yang remeh. Bukankah urusan Allah adalah perkara yang besar, yang dahsyat? Buat repot saja?
Keesokan harinya, puteri kecilnya (murid Taman Kanak-Kanak) datang dengan setumpuk masalahnya kepada sang ayah. Semua masalah yang kecil, urusan anak-anak. Pensil yang tidak dapat diserut tajam - rambut boneka kusut tidak bisa disisir - bahkan punggung yang gatal dan putrinya tidak dapat menggaruknya sendiri! Iapun melayani puterinya dengan penuh kasih dan kelembutan. Teringatlah ia akan Mazmur 103:13. Sungguh, seperti apa yang dilakukan kepada anaknya, seperti itu pula yang dilakukan Bapa di Surga untuknya.
Yesaya 49 mengingatkan kita, bahwa bisa saja seorang ibu lupa mengasihi anaknya. Tetapi Allah tidak pernah lupa mengasihi kita anak-anak-Nya. Allah meyakinkan kita, nama kita ada di telapak tangan-Nya. Terukir dan tetap ada di sana.
Kedekatan seperti ini berlaku bagi setiap manusia yang takut dan bersandar hanya pada-Nya. Sama seperti puteri kecil umur 5 tahun datang dengan segudang ‘persoalan', kita juga dipersilahkan datang dengan aneka ragam masalah.
Masalah sehari-hari? Oke!! Masalah kecil dan sederhana? Oke juga!! Masalah kecil yang sangat pribadi - mungkin terkesan remeh? Dengan tersenyum, IA mengangguk manis dan berkata dengan sabar, "Silahkan!"
Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian Tuhan sayang kepada
orang-orang yang takut akan Dia.
Pernahkah Anda merenungkan, betapa sibuknya Allah kita dalam mengatur alam semesta, sekian milyar penduduk bumi, bekerja dalam segala perkara? Semua dalam skala mega! Luar biasa besar! Dahsyat!
Pernahkah Anda memiliki rasa sungkan waktu mendoakan perkara kecil dan sederhana dalam hidup?
Seorang hamba Tuhan sedang dalam perjalanan menghadiri sebuah pertemuan sebagai pembicara tapi dia harus berhadapan dengan kemacetan yang menjengkelkan. Sebuah doa dinaikkan olehnya agar ditibakan tepat pada waktunya. Ternyata ia tiba beberapa menit sebelum acara dimulai (puji Tuhan). Setibanya di sana, tidak ada lahan parkir yang tersedia, dan dia berdoa lagi. Saat berdiri di muka peserta, komputer yang harus digunakan tiba-tiba bermasalah, doa dinaikkan lagi. Pada penghujung hari, sambil duduk mengerjakan setumpuk urusan yang tertunda, terbesitlah rasa ‘kurang enak' dalam hatinya, mengarah pada rasa bersalah. Sepanjang hari mendoakan hal-hal yang remeh. Bukankah urusan Allah adalah perkara yang besar, yang dahsyat? Buat repot saja?
Keesokan harinya, puteri kecilnya (murid Taman Kanak-Kanak) datang dengan setumpuk masalahnya kepada sang ayah. Semua masalah yang kecil, urusan anak-anak. Pensil yang tidak dapat diserut tajam - rambut boneka kusut tidak bisa disisir - bahkan punggung yang gatal dan putrinya tidak dapat menggaruknya sendiri! Iapun melayani puterinya dengan penuh kasih dan kelembutan. Teringatlah ia akan Mazmur 103:13. Sungguh, seperti apa yang dilakukan kepada anaknya, seperti itu pula yang dilakukan Bapa di Surga untuknya.
Yesaya 49 mengingatkan kita, bahwa bisa saja seorang ibu lupa mengasihi anaknya. Tetapi Allah tidak pernah lupa mengasihi kita anak-anak-Nya. Allah meyakinkan kita, nama kita ada di telapak tangan-Nya. Terukir dan tetap ada di sana.
Kedekatan seperti ini berlaku bagi setiap manusia yang takut dan bersandar hanya pada-Nya. Sama seperti puteri kecil umur 5 tahun datang dengan segudang ‘persoalan', kita juga dipersilahkan datang dengan aneka ragam masalah.
Masalah sehari-hari? Oke!! Masalah kecil dan sederhana? Oke juga!! Masalah kecil yang sangat pribadi - mungkin terkesan remeh? Dengan tersenyum, IA mengangguk manis dan berkata dengan sabar, "Silahkan!"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar