(sambungan)
Bagaimana jika kita berpangku tangan dan membiarkan saja bangsa yang kita cintai jatuh ke dalam berbagai kejahatan dan penyesatan? Akan hal ini kita bisa melihat mengapa Tuhan membinasakan Sodom. Alkitab menggambarkan kehancuran yang begitu mengerikan. "Kemudian TUHAN menurunkan hujan belerang dan api atas Sodom dan Gomora, berasal dari TUHAN, dari langit; dan ditunggangbalikkan-Nyalah kota-kota itu dan Lembah Yordan dan semua penduduk kota-kota serta tumbuh-tumbuhan di tanah." (Kejadian 19:24-25). Mengapa itu harus terjadi? Alkitab pun menyebutkan alasannya, sebab "orang Sodom sangat jahat dan berdoa terhadap TUHAN." (Kejadian 13:13). Abraham sempat berusaha untuk meminta keringanan kepada Tuhan, dimana proses tawar menawar antara Abraham dan Tuhan tercatat jelas di dalam Alkitab. Mari kita lihat sejenak. Abraham mengatakan "Jauhlah kiranya dari pada-Mu untuk berbuat demikian, membunuh orang benar bersama-sama dengan orang fasik, sehingga orang benar itu seolah-olah sama dengan orang fasik! Jauhlah kiranya yang demikian dari pada-Mu! Masakan Hakim segenap bumi tidak menghukum dengan adil?" (Kejadian 18:25). Keadilan Tuhan ternyata bukan diukur dari baik tidaknya orang percaya yang tinggal dalam satu bangsa, tetapi sejauh mana mereka peduli terhadap keselamatan bangsanya. Kesejahteraan penduduk tergantung kepada kemakmuran bangsa, termasuk pula di dalamnya anak-anak Tuhan sendiri. Apa kata Tuhan? "TUHAN berfirman: "Jika Kudapati lima puluh orang benar dalam kota Sodom, Aku akan mengampuni seluruh tempat itu karena mereka." (ay 26). Ternyata tidak ada 50 orang pun yang benar disana. Tawar menawar terus terjadi, hingga "Katanya: "Janganlah kiranya Tuhan murka, kalau aku berkata lagi sekali ini saja. Sekiranya sepuluh didapati di sana?" Firman-Nya: "Aku tidak akan memusnahkannya karena yang sepuluh itu." (ay 32). Bayangkan 10 orang benar saja pun sudah tidak ada. Padahal jika ada 10 orang saja, 10 orang benar, orang peduli dan tidak apatis, tidak berpangku tangan, orang yang taat dan takut akan Tuhan dan peduli terhadap bangsanya sendiri, Tuhan akan mengampuni orang-orang yang tinggal di Sodom.
Peran orang percaya sesungguhnya vital terhadap kemakmuran, kesejahteraan dan kemajuan bangsa. Melihat keadaan carut marut bangsa kita hari ini, sudahkah kita berperan di dalamnya? Sudahkah kita menjadi orang percaya yang tidak egois dan peduli terhadap eksistensi dan masa depan bangsa sendiri? Sudahkah kita mendoakan bangsa kita, bergabung bersama-sama saudara-saudari kita lainnya untuk memanjatkan doa mewakili bangsa ini? Sebagai anak bangsa, sudah selayaknya kita peduli dan turut mendoakan bangsa dan negara kita. Paulus pun mengingatkan pesan berikut: "Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang, untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan." (1 Timotius 2:1-2). Bisa tidaknya kita hidup tenang dan tenteram, itu tergantung dari bagaimana keadaan bangsa dan negara kita sendiri. Kepedulian kita merupakan sebuah hal yang wajib. "Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita, yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran." (ay 3-4). Tuhan tidak ingin satupun dari manusia ciptaanNya untuk binasa. Dia telah menjadikan segala sesuatu itu amat sangat baik sejak semula. Tidak satupun bagian dunia ini yang sengaja Dia ciptakan untuk mengalami kehancuran. Dia tidak pernah bersenang hati melihat runtuhnya sebuah negara dan bangsa. Bukti kasihNya yang sangat besar itu jelas kita lihat dengan hadirnya keselamatan lewat Kristus, mengorbankan AnakNya sendiri untuk semua bangsa, semua golongan, semua ras, tanpa terkecuali. Tapi bagi yang sudah selamat, sudahkah kita meluangkan waktu untuk mendoakan bangsa kita sendiri? Kuasa doa itu sesungguhnya amat besar, apalagi jika dilakukan oleh orang yang benar. "Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya." (Yakobus 5:16b).
Oleh sebab itu anak-anak Tuhan haruslah menjadi warga negara yang baik. Hormati dan tunduklah pada pemimpin kita, jangan hanya mengeluh dan membuat segalanya semakin sulit. "Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu." (Ibrani 13:17). Petrus pun mengingatkan hal yang sama, untuk tunduk kepada pemerintah demi nama Allah. "Tunduklah, karena Allah, kepada semua lembaga manusia, baik kepada raja sebagai pemegang kekuasaan yang tertinggi.." (1 Petrus 2:13). Kepedulian kita akan sangat menentukan bagaimana masa depan bangsa ini. Alangkah indahnya jika kita anak-anak Tuhan bersepakat berdoa bagi bangsa bersama-sama tanpa memandang perbedaan apapun. Dimanapun dan apapun gereja anda, ini saatnya kita bersatu. Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang termasuk bagi pemimpin-pemimpin kita dan juga untuk bangsa dan negara kita. Benar, kondisi negeri ini masih jauh dari kondisi ideal. Masih begitu banyak yang harus dibenahi. Mungkin masalah-masalah yang ada terlihat jauh lebih besar dari kesanggupan kita, tetapi sesungguhnya untuk itulah kita harus berperan serta. Doa-doa orang benar sangatlah besar kuasanya dan mampu mengubah kehancuran menjadi kemakmuran. Tuhan mendengar doa anak-anakNya dan siap mengabulkan itu semua. Jadilah orang percaya seperti Daniel yang peduli. Ingatlah bahwa kita diselamatkan untuk menjadi berkat buat orang lain, untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan baik yang bisa menyelamatkan orang lain, (Efesus 2:10) dan ini termasuk bangsa dan negara kita. Jangan biarkan negara kita pada akhirnya mengalami nasib seperti Sodom. Teladani Daniel, hari ini marilah kita mengambil waktu khusus untuk mendoakan negeri kita dengan sungguh-sungguh. Kita mohon ampun atas pelanggaran dan kejahatan yang dilakukan sebagian dari elemen bangsa ini. Kesejahteraan bukanlah hal yang mustahil apabila semua orang percaya mampu berperan dan berdoa sesuai bidang dan kapasitasnya masing-masing. Dirgahayu Republik Indonesia. Tuhan mengasihi dan memberkati bangsa kita.
Wakili bangsa ini dan berdoalah bagi kesejahteraannya
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Arsip Blog
-
▼
2011
(1879)
-
▼
Agustus
(157)
- Maukah Engkau Menjadi Anak-KU?
- Taste and See (1)
- Taste and See (1)
- 1 Spt
- 1 Spt
- Proses Belajar
- Proses Belajar
- 31 Agt
- 31 Agt
- Mental Juara
- Mental Juara
- 30 Agts
- 30 Agts
- 29Agt
- 29Agt
- Kerelaan dalam Memberi
- Kerelaan dalam Memberi
- Indahnya Kebersamaan
- Diberi Untuk Memberi
- Diberi Untuk Memberi
- Minggu Biasa XXII - Yer 20:7-9; Rm 12:1-2; Mat 16:...
- Minggu Biasa XXII - Yer 20:7-9; Rm 12:1-2; Mat 16:...
- DIA Mengenal Aku
- 27Agt
- 27Agt
- Arise and Shine
- Tandem
- Arise and Shine
- Tandem
- 26Agt
- 26Agt
- Pesan Untuk Ayah
- Ketidakadilan di Pengadilan
- Ketidakadilan di Pengadilan
- Kasih Bapa
- Biji Mata Tuhan
- Biji Mata Tuhan
- Pegang Tanganku Tuhan
- 24 Agt
- 24 Agt
- Cicak
- Cicak
- Silahkan...!!
- SUPAYA BENAR-BENAR MERDEKA
- 23 Agt
- 23 Agt
- 22 Agt
- 22 Agt
- Come and See
- Come and See
- Aku Mengasihimu Selama-lamanya
- Kesimpulan Prematur
- Kesimpulan Prematur
- Janganlah Takut
- Petasan dalam sebuah Kemerdekaan
- Petasan dalam sebuah Kemerdekaan
- Aku Sangat Mengenalmu
- Minggi Biasa XXI - “Kepadamu akan Kuberikan kunci ...
- Minggi Biasa XXI - “Kepadamu akan Kuberikan kunci ...
- 20 Agustus
- 20 Agustus
- Mensejahterakan Bangsa Sesuai Panggilan
- Mensejahterakan Bangsa Sesuai Panggilan
- 19 Agustus
- 19 Agustus
- 18 Agustus
- 18 Agustus
- 17 Agustus
- 17 Agustus
- Karya Nyata Demi Bangsa
- Karya Nyata Demi Bangsa
- AKU Mengenalmu
- Doa Bagi Bangsa (2)
- Doa Bagi Bangsa (2)
- Kuasa Lidah
- Doa Bagi Bangsa (1)
- Doa Bagi Bangsa (1)
- Menjaga Keseimbangan Hidup
- Sadar Sebaik-baiknya
- Sadar Sebaik-baiknya
- Hal Kekhawatiran
- 16 Agustus
- 16 Agustus
- Tidak Tepat Waktu
- Pemurnian Emas
- Pemurnian Emas
- 15 Agustus
- 14 Agustus
- 14 Agustus
- 15 Agustus
- 13 Agustus
- 13 Agustus
- PUASA YANG TIDAK PERNAH USAI
- GEREJA: RUMAH DOA ATAU RUMAH PUSAT DOSA?
- Popularitas
- Popularitas
- Mengapa Kita Menderita?
- Museum
- Museum
- Sikap Terhadap Pendatang Baru
-
▼
Agustus
(157)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar