Ayat bacaan: Yehezkiel 3:8-9a
======================
"Lihat, Aku meneguhkan hatimu melawan mereka yang berkepala batu dan membajakan semangatmu melawan ketegaran hati mereka. Seperti batu intan, yang lebih keras dari pada batu Kuteguhkan hatimu; janganlah takut kepada mereka dan janganlah gentar melihat mukanya, sebab mereka adalah kaum pemberontak."
Berlian adalah salah satu batu permata yang sangat indah yang berasal dari intan setelah melalui proses gosok dan potong sehingga sering dipergunakan orang untuk momen-momen spesial yang menggambarkan keabadian. Cincin yang bertahtakan berlian untuk pernikahan, siapa yang tidak mau? Tidak saja batu permata ini terlihat sangat indah karena kemampuannya yang bisa mendispersikan cahaya sehingga bisa terlihat berkilauan, tetapi intan juga sangat dikenal karena faktor kekerasannya. Secara kimia intan merupakan bentuk kristal dari karbon. Keistimewaan intan dari sisi kekerasannya sangatlah istimewa. Intan disebut sebagai mineral dengan kekerasan yang paling tinggi di antara yang lain, sehingga sering dipakai sebagai alat pemotong benda-benda yang sangat keras. Ketika yang lain tidak lagi sanggup, maka intanlah satu-satunya alat yang sanggup memotong benda keras ini. Tidak heran jika intan kerap dipakai sebagai mata bor untuk menembus benda-benda dengan tingkat kekerasan tinggi.
Yehezkiel harus menghadapi sebuah bangsa yang memberontak terhadap Allah. Allah tahu bahwa itu bukan sebuah tugas mudah, maka Dia memperlengkapi Yehezkiel dengan hati yang seteguh intan. "Lihat, Aku meneguhkan hatimu melawan mereka yang berkepala batu dan membajakan semangatmu melawan ketegaran hati mereka. Seperti batu intan, yang lebih keras dari pada batu Kuteguhkan hatimu; janganlah takut kepada mereka dan janganlah gentar melihat mukanya, sebab mereka adalah kaum pemberontak." (Yehezkiel 3:8-9a). Intan memang sangatlah istimewa. Sebagai sebuah mineral yang berasal dari substansi karbon yang mengalami tekanan dan panas sangat tinggi pada kerak bumi dan mengalami proses selama jutaan tahun, intan menjadi sangat istimewa. Mulai dari proses terbentuknya, keindahan dan pesonanya, hingga tingkat kesulitan tinggi untuk mendapatkannya membuat intan berharga sangat mahal. Tidak hanya keindahannya, tetapi keistimewaan intan pun bisa tampak dari tingkat kekerasannya. Seperti yang bisa kita baca dalam ayat bacaan di atas, Tuhan sudah mempergunakan permisalan lewat intan ini untuk menganalogikan anugerahnya dalam meneguhkan hati kepada anak-anakNya sejak jauh hari, bahkan ketika mungkin belum ada penelitian yang sanggup membuktikan intan sebagai mineral yang terkeras. Intan bisa memiliki tingkat kekerasan yang paling tinggi yang bisa dijumpai dari alam akibat kerapatan atomnya yang luar biasa padat. Untuk menghadapi bangsa keras kepala yang memberontak, Allah mengatakan memberikan hati sekeras batu intan agar Yehezkiel sanggup melakukan tugas, walau sesulit apapun. Ada kalanya kita kesulitan menembus penghalang-penghalang dalam menunaikan tugas-tugas kita. Orang-orang yang disebutkan pemberontak dan berkepala batu seperti yang ada di masa Yehezkiel masih kita jumpai di sekeliling kita hingga hari ini. Seperti mata bor yang tidak akan sanggup menembus kerasnya sebuah benda tanpa memakai intan, seperti itu pula hati kita apabila tidak memiliki kekerasan setara intan. Alih-alih bertahan, kita malah akan menyerah kalah dengan cepat karena tidak berdaya menembus mereka.
Banyak orang menganggap hati adalah kata lain dari perasaan. Ada juga yang menganggap bahwa adalah pusat emosi semata. Hati adalah pusat diri, pusat dari segala keinginan yang terkuat. Dari hati lahir berbagai kehendak dan keinginan, hati juga dapat memberi gambaran yang lebih besar dari apa yang bahkan tidak bisa dilihat melalui persepsi otak. Dari hati lah kita bisa membuat pilihan-pilihan bijaksana, penuh hikmat, penuh kasih, atau sebaliknya. Betapa penting fungsi hati bagi manusia, dan itu pun ditegaskan di dalam Alkitab dalam banyak kesempatan. Karena itu pula adalah sangat penting bagi kita untuk menjaga hati kita dengan baik. Firman Tuhan berkata: "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan." (Amsal 4:23)
Betapa banyak diantara kita gagal menjadi anak Allah karena kita tidak memiliki keteguhan hati. Kita seringkali terlalu mudah terbawa arus pergaulan, ikut2an teman dan berubah menjadi "pemberontak", sesuatu yang sangat tidak Allah inginkan dari kita. Dengan begitu cepat kita terpengaruh oleh hal-hal kedagingan yang berpusat kepada kenikmatan duniawi, hal-hal yang mengakibatkan dosa, hanya karena hati kita begitu lemah dan tidak sanggup untuk mengatakan "tidak" kepada segala sesuatu yang bertentangan dengan kehendak Allah. Jika kondisi hati kita seperti ini, akan sanggupkah kita untuk melakukan tugas yang sudah diamanatkan kepada setiap orang percaya? Sebentuk hati yang teguh akan selalu memotivasi kita, mengingatkan kita untuk memberikan yang terbaik dari diri kita bagi kemuliaan Tuhan. Hati yang teguh akan selalu memberi peringatan apabila berbagai bentuk dosa mulai mendekati kita.
Kita tinggal di dalam dunia yang berada dibawah kuasa si jahat seperti yang tertulis di dalam 1 Yohanes 5:19. Itu benar adanya. Setiap saat godaan mengintai kita, setiap saat orang-orang pemberontak dan berkepala batu akan siap membuat kita runtuh. Maka adalah sangat penting bagi anak-anak Allah untuk memiliki hati seteguh intan. Tetaplah jaga dan pelihara diri kita agar tetap memiliki hubungan yang erat dengan Tuhan, sehingga hati yang teguh sekeras intan seperti yang Dia beri kepada Yehezkiel pun akan diberikan pula kepada kita.
Hati seteguh intan akan membuat kita mampu menembus tantangan yang terkeras sekalipun
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Arsip Blog
-
▼
2011
(1879)
-
▼
Agustus
(157)
- Maukah Engkau Menjadi Anak-KU?
- Taste and See (1)
- Taste and See (1)
- 1 Spt
- 1 Spt
- Proses Belajar
- Proses Belajar
- 31 Agt
- 31 Agt
- Mental Juara
- Mental Juara
- 30 Agts
- 30 Agts
- 29Agt
- 29Agt
- Kerelaan dalam Memberi
- Kerelaan dalam Memberi
- Indahnya Kebersamaan
- Diberi Untuk Memberi
- Diberi Untuk Memberi
- Minggu Biasa XXII - Yer 20:7-9; Rm 12:1-2; Mat 16:...
- Minggu Biasa XXII - Yer 20:7-9; Rm 12:1-2; Mat 16:...
- DIA Mengenal Aku
- 27Agt
- 27Agt
- Arise and Shine
- Tandem
- Arise and Shine
- Tandem
- 26Agt
- 26Agt
- Pesan Untuk Ayah
- Ketidakadilan di Pengadilan
- Ketidakadilan di Pengadilan
- Kasih Bapa
- Biji Mata Tuhan
- Biji Mata Tuhan
- Pegang Tanganku Tuhan
- 24 Agt
- 24 Agt
- Cicak
- Cicak
- Silahkan...!!
- SUPAYA BENAR-BENAR MERDEKA
- 23 Agt
- 23 Agt
- 22 Agt
- 22 Agt
- Come and See
- Come and See
- Aku Mengasihimu Selama-lamanya
- Kesimpulan Prematur
- Kesimpulan Prematur
- Janganlah Takut
- Petasan dalam sebuah Kemerdekaan
- Petasan dalam sebuah Kemerdekaan
- Aku Sangat Mengenalmu
- Minggi Biasa XXI - “Kepadamu akan Kuberikan kunci ...
- Minggi Biasa XXI - “Kepadamu akan Kuberikan kunci ...
- 20 Agustus
- 20 Agustus
- Mensejahterakan Bangsa Sesuai Panggilan
- Mensejahterakan Bangsa Sesuai Panggilan
- 19 Agustus
- 19 Agustus
- 18 Agustus
- 18 Agustus
- 17 Agustus
- 17 Agustus
- Karya Nyata Demi Bangsa
- Karya Nyata Demi Bangsa
- AKU Mengenalmu
- Doa Bagi Bangsa (2)
- Doa Bagi Bangsa (2)
- Kuasa Lidah
- Doa Bagi Bangsa (1)
- Doa Bagi Bangsa (1)
- Menjaga Keseimbangan Hidup
- Sadar Sebaik-baiknya
- Sadar Sebaik-baiknya
- Hal Kekhawatiran
- 16 Agustus
- 16 Agustus
- Tidak Tepat Waktu
- Pemurnian Emas
- Pemurnian Emas
- 15 Agustus
- 14 Agustus
- 14 Agustus
- 15 Agustus
- 13 Agustus
- 13 Agustus
- PUASA YANG TIDAK PERNAH USAI
- GEREJA: RUMAH DOA ATAU RUMAH PUSAT DOSA?
- Popularitas
- Popularitas
- Mengapa Kita Menderita?
- Museum
- Museum
- Sikap Terhadap Pendatang Baru
-
▼
Agustus
(157)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar