Ayat bacaan: Kisah Para Rasul 9:36
===========================
"Di Yope ada seorang murid perempuan bernama Tabita--dalam bahasa Yunani Dorkas. Perempuan itu banyak sekali berbuat baik dan memberi sedekah."
Diberkati untuk memberkati, diberi untuk memberi. Itu yang saya bagikan dalam renungan kemarin untuk kembali sama-sama mengingatkan kita akan tujuan Tuhan dalam memberi berkatNya turun atas kita. Lantas pertanyaannya, bagaimana jika kita merasa belum cukup "diberkati", apakah kita tetap harus memberi? Sesungguhnya kalau mau jujur, sangatlah sulit bagi kita untuk bisa merasa cukup. Manusia cenderung merasa kurang dan terus kurang sehingga merasa tidak kunjung sanggup untuk memberi. Semakin banyak yang kita punya, maka semakin banyak saja rasanya yang kita tidak punya. Oleh karenanya kita pun terus meminta ketimbang berpikir untuk memberi. "Ah nanti saja kalau sudah kaya, saya sekarang belum sanggup.." kata seorang teman dengan ringannya setelah menolak memberi sedekah di sebuah lampu merah. Baiklah jika uang rasanya kurang, bagaimana dengan tenaga, pikiran atau waktu? Ada banyak orang pula yang merasa tidak punya kemampuan untuk berbuat sesuatu bagi orang lain. Mereka menganggap bahwa memberkati orang lain artinya harus berkotbah atau menjadi full timer di gereja, dan itu buang waktu saja. Padahal Tuhan tidak pernah menuntut kita hanya dalam perkara-perkara besar saja. Hal-hal kecil seperti senyuman yang gratis sekalipun bisa sangat bermakna bagi yang membutuhkan, dan itu dihargai besar pula oleh Tuhan. Yang diminta adalah "menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan." Mengapa? "Sebab Tuhan mengasihi orang yang memberi dengan sukacita." Ini bisa kita baca dalam 2 Korintus 9:7. Artinya, besar kecilnya pemberian kita, dalam bentuk apapun, selama dilakukan dengan kerelaan dan sukacita, maka Tuhan akan menghargai itu dengan sangat besar.
Alkitab menggambarkan beberapa kali mengenai orang yang dimata dunia mungkin "tidak punya apa-apa", tetapi kerelaan mereka dalam memberi mendapat perhatian khusus dari Tuhan sehingga merekapun tertulis di dalam Alkitab dan bisa kita baca hingga hari ini. Lihatlah janda miskin yang memberikan persembahan "hanya" dua peser dalam Markus 12:41-44. Dikala ada banyak orang kaya memberi dalam jumlah yang besar, janda miskin ini memberikan jumlah yang sangat tidak sebanding. Tetapi apa kata Yesus? "Maka dipanggil-Nya murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan." (ay 43). Lihatlah bahwa jumlah bukanlah menjadi patokan dalam penilaian Tuhan, tetapi kerelaan hati dalam memberilah yang Dia perhatikan.
Dalam kesempatan lain, kita pun bisa membaca sekelumit kisah pendek mengenai seorang wanita bernama Tabita, yang dalam bahasa Yunani disebut Dorkas. "Di Yope ada seorang murid perempuan bernama Tabita--dalam bahasa Yunani Dorkas. Perempuan itu banyak sekali berbuat baik dan memberi sedekah." (Kisah Para Rasul 9:36). Apa yang dimiliki Tabita sederhana, yaitu menjahit. Itu bisa kita lihat dalam ayat 39, dimana ketika ia meninggal para janda semuanya menangis dan mengenangnya dengan menunjukkan pakaian-pakaian yang dia jahitkan untuk para janda ini semasa hidup. Kelihatannya ia tidak memberi uang dalam jumlah besar, ia pun tidak pintar berkotbah seperti halnya para rasul yang pergi mewartakan kabar keselamatan kemana-mana pada saat itu. Tetapi apa yang ia lakukan ternyata bermakna sangat besar bagi para janda miskin di kotanya, dan Tuhan pun sangat menghargai hal itu. Pada suatu ketika ia sakit dan meninggal. Begitu berkesannya perbuatan baik Tabita kepada banyak orang, sehingga ketika mendengar Petrus tengah melayani di sebuah kota yang tidak jauh dari tempat Tabita, dua orang segera diutus untuk menjumpai Petrus. Petrus pun datang ke rumah dimana Tabita disemayamkan. Dan mukjizat pun terjadi. "Tetapi Petrus menyuruh mereka semua keluar, lalu ia berlutut dan berdoa. Kemudian ia berpaling ke mayat itu dan berkata: "Tabita, bangkitlah!" Lalu Tabita membuka matanya dan ketika melihat Petrus, ia bangun lalu duduk. Petrus memegang tangannya dan membantu dia berdiri. Kemudian ia memanggil orang-orang kudus beserta janda-janda, lalu menunjukkan kepada mereka, bahwa perempuan itu hidup." (ay 40-41). Tabita dibangkitkan. Bayangkan jika ia bukan orang yang rajin berbuat baik dan memberi sedekah. Mungkin tidak ada orang yang peduli untuk jauh-jauh pergi meminta Petrus untuk datang, maka tidak akan ada mukjizat kebangkitan disana. Tapi perbuatan baik yang ia lakukan dengan tulus, sedekah yang ia berikan lewat menjahitkan baju bagi janda-janda ternyata membuat cerita yang berbeda. Tuhan tidak menutup mata atas kebaikan hati Tabita dan segala yang ia lakukan untuk menolong sesamanya. Tabita pun akhirnya hidup lagi dan menjadi kesaksian yang membuat banyak orang menjadi percaya pada Yesus. (ay 42).
Kemarin kita sudah melihat Firman Tuhan yang berbunyi: "Allah berkuasa memberi kepada kalian berkat yang melimpah ruah, supaya kalian selalu mempunyai apa yang kalian butuhkan; bahkan kalian akan berkelebihan untuk berbuat baik dan beramal." (2 Korintus 9:8 BIS). Berbuat baik dan beramal. Persis seperti itulah yang dilakukan Tabita alias Dorkas sesuai kemampuan atau panggilannya. Ia berprofesi sebagai penjahit, dan ia memberkati lewat profesinya. Banyak sedikit uang yang dimilikinya bukanlah menjadi ukuran, tetapi kerelaan hatinya dalam memberi atas dasar belas kasih, itulah yang menggerakkannya dalam berbuat baik dan beramal. Dan lihatlah bagaimana Tuhan menghargai itu. Bukan saja Tuhan, tetapi para janda di kotanya yang kecil pun sangat menghargai kemurahan hatinya.
Anda hanya punya sedikit harta? Kemampuan anda terbatas dan anda merasa tidak ada yang istimewa dengan kemampuan anda itu? Itu bukanlah masalah sama sekali dan tidak akan pernah bisa menjadi alasan untuk tidak memberi. Sesungguhnya jika kita mau melihat atau memeriksa kembali apa yang kita punya, Tuhan sudah melengkapi kita untuk melakukan setiap perbuatan baik. (2 Timotius 3:17). Artinya kita tinggal memiliki sebentuk hati yang penuh kasih, yang rindu untuk menolong orang lain, siapapun mereka. Selebihnya sudah disediakan langsung oleh Tuhan. Pada akhirnya kita harus merenungkan ayat berikut: "Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati." (Lukas 6:36). Kita tidak akan pernah kekurangan setelah memberi dengan kerelaan hati dan sukacita, Tuhan justru akan terus melipat gandakan agar selain kita mampu mencukupi kebutuhan kita, tetapi terlebih pula agar kita mampu memberkati orang lain lebih dan lebih lagi. Kita diberkati untuk memberkati, kita diberi untuk memberi. Hati yang bersukacita dalam memberi tidak akan memandang kekurangan atau keterbatasan diri sendiri, tetapi mampu melihat dengan penuh rasa syukur bagaimana Tuhan selama ini telah memberkati kita.
Jadilah orang murah hati seperti Bapa adalah murah hati
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Arsip Blog
-
▼
2011
(1879)
-
▼
Agustus
(157)
- Maukah Engkau Menjadi Anak-KU?
- Taste and See (1)
- Taste and See (1)
- 1 Spt
- 1 Spt
- Proses Belajar
- Proses Belajar
- 31 Agt
- 31 Agt
- Mental Juara
- Mental Juara
- 30 Agts
- 30 Agts
- 29Agt
- 29Agt
- Kerelaan dalam Memberi
- Kerelaan dalam Memberi
- Indahnya Kebersamaan
- Diberi Untuk Memberi
- Diberi Untuk Memberi
- Minggu Biasa XXII - Yer 20:7-9; Rm 12:1-2; Mat 16:...
- Minggu Biasa XXII - Yer 20:7-9; Rm 12:1-2; Mat 16:...
- DIA Mengenal Aku
- 27Agt
- 27Agt
- Arise and Shine
- Tandem
- Arise and Shine
- Tandem
- 26Agt
- 26Agt
- Pesan Untuk Ayah
- Ketidakadilan di Pengadilan
- Ketidakadilan di Pengadilan
- Kasih Bapa
- Biji Mata Tuhan
- Biji Mata Tuhan
- Pegang Tanganku Tuhan
- 24 Agt
- 24 Agt
- Cicak
- Cicak
- Silahkan...!!
- SUPAYA BENAR-BENAR MERDEKA
- 23 Agt
- 23 Agt
- 22 Agt
- 22 Agt
- Come and See
- Come and See
- Aku Mengasihimu Selama-lamanya
- Kesimpulan Prematur
- Kesimpulan Prematur
- Janganlah Takut
- Petasan dalam sebuah Kemerdekaan
- Petasan dalam sebuah Kemerdekaan
- Aku Sangat Mengenalmu
- Minggi Biasa XXI - “Kepadamu akan Kuberikan kunci ...
- Minggi Biasa XXI - “Kepadamu akan Kuberikan kunci ...
- 20 Agustus
- 20 Agustus
- Mensejahterakan Bangsa Sesuai Panggilan
- Mensejahterakan Bangsa Sesuai Panggilan
- 19 Agustus
- 19 Agustus
- 18 Agustus
- 18 Agustus
- 17 Agustus
- 17 Agustus
- Karya Nyata Demi Bangsa
- Karya Nyata Demi Bangsa
- AKU Mengenalmu
- Doa Bagi Bangsa (2)
- Doa Bagi Bangsa (2)
- Kuasa Lidah
- Doa Bagi Bangsa (1)
- Doa Bagi Bangsa (1)
- Menjaga Keseimbangan Hidup
- Sadar Sebaik-baiknya
- Sadar Sebaik-baiknya
- Hal Kekhawatiran
- 16 Agustus
- 16 Agustus
- Tidak Tepat Waktu
- Pemurnian Emas
- Pemurnian Emas
- 15 Agustus
- 14 Agustus
- 14 Agustus
- 15 Agustus
- 13 Agustus
- 13 Agustus
- PUASA YANG TIDAK PERNAH USAI
- GEREJA: RUMAH DOA ATAU RUMAH PUSAT DOSA?
- Popularitas
- Popularitas
- Mengapa Kita Menderita?
- Museum
- Museum
- Sikap Terhadap Pendatang Baru
-
▼
Agustus
(157)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar