Ayat bacaan: Ulangan 32:10
=====================
"Didapati-Nya dia di suatu negeri, di padang gurun, di tengah-tengah ketandusan dan auman padang belantara. Dikelilingi-Nya dia dan diawasi-Nya, dijaga-Nya sebagai biji mata-Nya."
Mata adalah salah satu indra yang punya fungsi sangat penting. Tanpa mata kita tidak akan bisa melihat apapun. Keragaman, keindahan warna-warni dunia, segala ciptaan Tuhan yang semuanya merupakan karya seni tak tertandingi akan luput dari penglihatan kita tanpa adanya sepasang mata. Mata pun merupakan salah satu objek keindahan tersendiri yang sering kita kagumi. Tidakkah anda pernah terpesona melihat mata yang indah milik seseorang? Contact lense dengan warna-warna menarik pun tersedia di mana-mana untuk mempercantik mata. Tidak hanya pada bola mata saja, tetapi wanita pun suka memoles area sekitar mata mereka dengan berbagai warna, baik pada kelopak, bulu mata dan alis. Agar tidak silau orang pun melindungi matanya dengan kaca mata hitam. Kalau anda bekerja sebagai pengelas, anda pun harus melindungi mata anda dari percikan api las dalam bekerja. Ini semua menggambarkan betapa berharga dan pentingnya mata bagi kita.
Jika bagi kita seperti itu, demikian pula bagi Tuhan. Dan jika mata itu penting bagi Tuhan, betapa indahnya ketika Tuhan menganggap kita bagai biji mataNya. Dia akan senantiasa melindungi dan mengawasi kita seperti menjaga biji mataNya sendiri. Beberapa kali Firman Tuhan berbicara akan hal ini. "Didapati-Nya dia di suatu negeri, di padang gurun, di tengah-tengah ketandusan dan auman padang belantara. Dikelilingi-Nya dia dan diawasi-Nya, dijaga-Nya sebagai biji mata-Nya." (Ulangan 32:10). Ini bunyi nyanyian Musa yang ternyata cukup penting, karena kelak pada kitab Wahyu nyanyian ini kembali disebutkan. "Dan mereka menyanyikan nyanyian Musa, hamba Allah, dan nyanyian Anak Domba, bunyinya: "Besar dan ajaib segala pekerjaan-Mu, ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa! Adil dan benar segala jalan-Mu, ya Raja segala bangsa!" (Wahyu 15:3). Pada akhir jaman nanti, mereka yang menang atas binatang dan patungnya dan orang-orang yang ditandai dengan angka (bilangan) akan menyanyikan kembali nyanyian Musa, bersama-sama dengan nyanyian Anak Domba dengan diiringi kecapi Allah. (ay 2). Bukankah itu luar biasa? Artinya pernyataan kita sebagai biji matanya Tuhan akan terus ada hingga akhir jaman.
Betapa indahnya mengetahui bahwa kita yang tidak ada apa-apanya dan selalu berbuat dosa setiap hari ternyata begitu penting bagi Tuhan, sehingga kita disebut sebagai biji mataNya. Adakah orang yang akan dengan sengaja merusak matanya sendiri? Tentu tidak. Jika kita merusak mata kita sendiri, sama artinya dengan merusak diri kita sendiri. Tidak ada bagian tubuh kita yang tidak berguna, Tuhan telah melengkapi kita secara luar biasa, termasuk di dalamnya mata, salah satu organ tubuh yang sangat penting agar kita dapat melihat. Semua keindahan alam beserta keragamannya, jutaan budaya berbeda-beda, warna-warni nya dunia, kita melihat kebesaran Tuhan lewat ciptaan-ciptaanNya yang luar biasa, semua bisa kita nikmati lewat mata. Kita membaca betapa Daud menyadari betul keindahan ciptaan Tuhan yang menunjukkan kebesaranNya dalam Mazmur 104:1-35. Lihatlah salah satu petikan dari perikop itu. "Betapa banyak perbuatan-Mu, ya TUHAN, sekaliannya Kaujadikan dengan kebijaksanaan, bumi penuh dengan ciptaan-Mu." (Mazmur 104:24). Mata merupakan salah satu organ terpenting yang memampukan kita untuk menikmati itu semua. Tanpa mata akan sulit bagi kita untuk melihat keindahan ciptaan Tuhan. Maka, jika Tuhan menganggap kita sebagai biji mataNya, tentulah itu sebuah pernyataan penting dari Tuhan akan betapa pentingnya kita bagi Dia.
Ketika Daud dikejar-kejar musuh, Daud pun mengaitkannya dengan biji mata ini dalam menantikan perlindungan Tuhan. "Peliharalah aku seperti biji mata, sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu, terhadap orang-orang fasik yang menggagahi aku, terhadap musuh nyawaku yang mengepung aku." (Mazmur 17:9). Lalu marilah kita lihat bagaimana bunyi Firman Tuhan yang memberi jaminan pemeliharaan atas hidup kita. "Sebab beginilah firman TUHAN semesta alam, yang dalam kemuliaan-Nya telah mengutus aku, mengenai bangsa-bangsa yang telah menjarah kamu--sebab siapa yang menjamah kamu, berarti menjamah biji mata-Nya" (Zakharia 2:8). Lihatlah ayat tersebut. Barang siapa menjamah kita anak-anakNya itu sama artinya dengan menjamah biji mataNya. Bagi mereka-mereka ini, demikian kata Tuhan: "Sesungguhnya Aku akan menggerakkan tangan-Ku terhadap mereka, dan mereka akan menjadi jarahan bagi orang-orang yang tadinya takluk kepada mereka. Maka kamu akan mengetahui bahwa TUHAN semesta alam yang mengutus aku." (ay 9). Sebuah jaminan perlindungan luar biasa sudah dinyatakan Tuhan sendiri atas kita, dengan menyatakan bahwa kita itu begitu penting seperti biji mataNya sendiri.
Jika Tuhan sudah menjanjikan sebuah jaminan pemeliharaan yang sama pentingnya seperti melindungi biji mataNya sendiri, maka itu artinya kita tidak perlu khawatir, tidak perlu ragu, tidak perlu takut dalam menatap hari depan. Meskipun itu semua belum bisa kita lihat, meski mungkin hari ini kita masih berhadapan dengan ketidakpastian atau bahkan jika himpitan problema kehidupan masih terus mendera kita, jangan khawatir, karena biar bagaimanapun Tuhan sudah menyatakan bahwa kita merupakan biji mataNya sampai kapanpun. Begitu berharganya kita di mata Tuhan, Dia akan senantiasa ada bersama kita, mengawasi dan melindungi kita dari segala hal agar bisa mendapat hidup yang aman lengkap dengan segala kelimpahannya. Apapun yang kita hadapi hari ini, yakinlah bahwa kita akan selalu menjadi biji mata Tuhan sampai kapanpun. Praise the Lord for that!
Kita berharga di mata Tuhan seperti biji mataNya sendiri
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Arsip Blog
-
▼
2011
(1879)
-
▼
Agustus
(157)
- Maukah Engkau Menjadi Anak-KU?
- Taste and See (1)
- Taste and See (1)
- 1 Spt
- 1 Spt
- Proses Belajar
- Proses Belajar
- 31 Agt
- 31 Agt
- Mental Juara
- Mental Juara
- 30 Agts
- 30 Agts
- 29Agt
- 29Agt
- Kerelaan dalam Memberi
- Kerelaan dalam Memberi
- Indahnya Kebersamaan
- Diberi Untuk Memberi
- Diberi Untuk Memberi
- Minggu Biasa XXII - Yer 20:7-9; Rm 12:1-2; Mat 16:...
- Minggu Biasa XXII - Yer 20:7-9; Rm 12:1-2; Mat 16:...
- DIA Mengenal Aku
- 27Agt
- 27Agt
- Arise and Shine
- Tandem
- Arise and Shine
- Tandem
- 26Agt
- 26Agt
- Pesan Untuk Ayah
- Ketidakadilan di Pengadilan
- Ketidakadilan di Pengadilan
- Kasih Bapa
- Biji Mata Tuhan
- Biji Mata Tuhan
- Pegang Tanganku Tuhan
- 24 Agt
- 24 Agt
- Cicak
- Cicak
- Silahkan...!!
- SUPAYA BENAR-BENAR MERDEKA
- 23 Agt
- 23 Agt
- 22 Agt
- 22 Agt
- Come and See
- Come and See
- Aku Mengasihimu Selama-lamanya
- Kesimpulan Prematur
- Kesimpulan Prematur
- Janganlah Takut
- Petasan dalam sebuah Kemerdekaan
- Petasan dalam sebuah Kemerdekaan
- Aku Sangat Mengenalmu
- Minggi Biasa XXI - “Kepadamu akan Kuberikan kunci ...
- Minggi Biasa XXI - “Kepadamu akan Kuberikan kunci ...
- 20 Agustus
- 20 Agustus
- Mensejahterakan Bangsa Sesuai Panggilan
- Mensejahterakan Bangsa Sesuai Panggilan
- 19 Agustus
- 19 Agustus
- 18 Agustus
- 18 Agustus
- 17 Agustus
- 17 Agustus
- Karya Nyata Demi Bangsa
- Karya Nyata Demi Bangsa
- AKU Mengenalmu
- Doa Bagi Bangsa (2)
- Doa Bagi Bangsa (2)
- Kuasa Lidah
- Doa Bagi Bangsa (1)
- Doa Bagi Bangsa (1)
- Menjaga Keseimbangan Hidup
- Sadar Sebaik-baiknya
- Sadar Sebaik-baiknya
- Hal Kekhawatiran
- 16 Agustus
- 16 Agustus
- Tidak Tepat Waktu
- Pemurnian Emas
- Pemurnian Emas
- 15 Agustus
- 14 Agustus
- 14 Agustus
- 15 Agustus
- 13 Agustus
- 13 Agustus
- PUASA YANG TIDAK PERNAH USAI
- GEREJA: RUMAH DOA ATAU RUMAH PUSAT DOSA?
- Popularitas
- Popularitas
- Mengapa Kita Menderita?
- Museum
- Museum
- Sikap Terhadap Pendatang Baru
-
▼
Agustus
(157)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar