Matius 21:5
“Lihat, Rajamu datang padamu, Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda”
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 14; Matius 14; 2 Raja-Raja 11-12
Seorang pendeta berkhotbah tentang Kristus yang memasuki kota Yerusalem dengan penuh kemenangan. Ia lalu bertanya, “Bagaimana jika seandainya keledai yang dinaiki Yesus berpikir bahwa semua sorak-sorai itu ditujukan untuk dirinya? Bagaimana jika seandainya hewan kecil itu yakin bahwa seruan hosana dan ranting-ranting itu ditujukan untuk menghormati dia?”
Sang pendeta lalu menunjuk kepada dirinya sendiri dan berkata, “Saya adalah seekor keledai. Semakin lama saya berdiri di sini, maka Anda akan semakin menyadarinya. Saya hanyalah seorang pembawa Kristus, bukan pribadi yang menjadi pusat pujian.”
Pada Minggu Palem, sang keledai hanyalah pembawa Kristus, yang membawa Putra Allah ke dalam kota. Di sana Dia akan memberikan nyawa-Nya bagi dosa dunia.
Apabila kita dapat mengembangkan “mentalitas keledai” yang sehat, maka kita akan memiliki aset yang luar biasa untuk menjalani hidup ini. Dengan mental seperti itu, kita tidak akan memikirkan hal yang dipikirkan orang lain tentang diri kita, tetapi kita justru akan bertanya, “Dapatkah mereka melihat Kristus Yesus, Sang Raja?” Kita tidak akan mengharapkan pujian atas pelayanan yang kita lakukan. Namun, sebaliknya kita akan puas bila dapat meninggikan Tuhan.
Hidup seorang Kristen bagaikan sebuah jendela yang melalui dirinya orang lain dapat melihat Yesus.
“Lihat, Rajamu datang padamu, Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda”
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 14; Matius 14; 2 Raja-Raja 11-12
Seorang pendeta berkhotbah tentang Kristus yang memasuki kota Yerusalem dengan penuh kemenangan. Ia lalu bertanya, “Bagaimana jika seandainya keledai yang dinaiki Yesus berpikir bahwa semua sorak-sorai itu ditujukan untuk dirinya? Bagaimana jika seandainya hewan kecil itu yakin bahwa seruan hosana dan ranting-ranting itu ditujukan untuk menghormati dia?”
Sang pendeta lalu menunjuk kepada dirinya sendiri dan berkata, “Saya adalah seekor keledai. Semakin lama saya berdiri di sini, maka Anda akan semakin menyadarinya. Saya hanyalah seorang pembawa Kristus, bukan pribadi yang menjadi pusat pujian.”
Pada Minggu Palem, sang keledai hanyalah pembawa Kristus, yang membawa Putra Allah ke dalam kota. Di sana Dia akan memberikan nyawa-Nya bagi dosa dunia.
Apabila kita dapat mengembangkan “mentalitas keledai” yang sehat, maka kita akan memiliki aset yang luar biasa untuk menjalani hidup ini. Dengan mental seperti itu, kita tidak akan memikirkan hal yang dipikirkan orang lain tentang diri kita, tetapi kita justru akan bertanya, “Dapatkah mereka melihat Kristus Yesus, Sang Raja?” Kita tidak akan mengharapkan pujian atas pelayanan yang kita lakukan. Namun, sebaliknya kita akan puas bila dapat meninggikan Tuhan.
Hidup seorang Kristen bagaikan sebuah jendela yang melalui dirinya orang lain dapat melihat Yesus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar