Ayat bacaan: Matius 9:9
======================
"Setelah Yesus pergi dari situ, Ia melihat seorang yang bernama Matius duduk di rumah cukai, lalu Ia berkata kepadanya: "Ikutlah Aku." Maka berdirilah Matius lalu mengikut Dia."
Bagaimana kita menanggapi orang yang bagi dunia sudah dianggap terhilang? Ada banyak orang yang seperti itu. Bagi dunia mereka hanya dianggap sampah masyarakat, orang dari kelompok yang berlumur dosa, orang-orang yang tidak mendapat tempat dalam masyarakat, bahkan seringkali mereka ini dihujat, dihina atau dipukuli seenaknya oleh sekelompok orang yang menganggap dirinya paling suci dan bersih di muka bumi ini. Di gereja kita pun tidak menutup kemungkinan ada orang-orang yang mungkin kita ketahui belum lurus-lurus benar hidupnya. Mereka masih banyak melakukan kesalahan yang nyata terlihat di mata orang banyak. Bagaimana kita menghadapi mereka? Apakah bergunjing, bersikap sinis, membuang muka atau mengelak dan membiarkan mereka sendirian, atau kita mengulurkan tangan persaudaraan dan berusaha membantu mereka untuk bisa mengenal Kristus dan meneladaniNya dalam kehidupan mereka secara benar? Ada banyak orang yang memilih alternatif pertama, yaitu bersikap memusuhi. Ada banyak gereja bukan lagi tempat bersahabat untuk menjangkau jiwa terhilang, tetapi sudah menjadi sebuah komunitas dimana isinya orang-orang yang merasa paling benar dan punya hak untuk menghakimi.Jika Yesus yang bertahta di dalam gereja itu masih ada di dunia dan sedang duduk disana, akankah Yesus bersikap memusuhi? Pasti tidak. Saya yakin 100% Yesus akan menghampiri, menyambut dan memeluk mereka mengajak untuk bertobat.
Dalam banyak kesempatan di dalam Alkitab kita bisa menemukan fakta bagaimana Yesus memperlakukan orang-orang berdosa ini. Tuhan membenci dosa, tetapi Dia tidak membenci orang berdosa. Bahkan di antara murid-muridNya ada satu yang berasal dari kelompok hina di mata masyarakat, dari kelompok pemungut cukai yang namanya sangat terkenal, yaitu Matius.
Matius awalnya bukanlah orang yang baik di mata masyarakat. Profesinya adalah sebagai pemungut cukai. Artinya ia bekerja untuk kepentingan Roma, bangsa penjajah. Pemungut cukai digolongkan ke dalam orang berdosa pada masa itu dan dikucilkan masyarakat karena dianggap musuh. Pada suatu hari Yesus bertemu dengan Matius."Setelah Yesus pergi dari situ, Ia melihat seorang yang bernama Matius duduk di rumah cukai, lalu Ia berkata kepadanya: "Ikutlah Aku." Maka berdirilah Matius lalu mengikut Dia." (Matius 9:9). Yesus tidak melewatkan Matius begitu saja. Dia orang berdosa, ia adalah musuh orang Yahudi. Tapi lihatlah bahwa Yesus tidak melewatinya apalagi memusuhi tapi malah menghampiri Matius dan mengajaknya ikut. Lalu kita tahu bahwa Matius memilih untuk berdiri dan mengikut Yesus. Sebuah pilihan yang sangat tepat. Yesus berkunjung dan makan di rumah Matius. Lihatlah saat itu ternyata kedatangan Yesus berkunjung ke rumah Matius terdengar oleh pemungut cukai dan orang-orang berdosa di mata masyarakat lainnya. Mereka pun berbondong-bondong datang. Mumpung Yesus berada di rumah salah seorang dari mereka, mungkin itu yang mereka pikirkan. Dari satu kemudian berkembang menjadi banyak. Orang Farisi pun kaget melihat itu dan segera bertanya kepada para murid, "Mengapa gurumu makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?" (ay 11). Yesus ternyata mendengar itu dan kemudian berkata: "Yesus mendengarnya dan berkata: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit. Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa." (ay 12-13). Jawaban ini sesungguhnya jelas menggambarkan seperti apa hati Yesus itu. Yesus menyatakan bahwa tugasNya ke dunia ini adalah untuk menyelamatkan orang-orang berdosa. Meski hanya satu jiwa saja, itupun berharga bagiNya. Kita tahu apa yang terjadi kemudian. Matius bertobat dan menjadi murid Yesus. Tidak hanya murid biasa, tapi ia pun termasuk dalam satu dari empat penulis Injil yang bisa kita baca hingga hari ini. Itu semua bermula ketika Yesus tidak memandang jumlah dan mau repot-repot mengurusi orang berdosa, bahkan satu orang saja sekalipun.
Satu orang, sepuluh, seratus, seribu, itu tidaklah masalah di mata Tuhan. Semakin banyak semakin baik, tetapi satu pun tetap penting di mata Tuhan untuk diselamatkan. Yesus sendiri berkata: "Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba, dan jikalau ia kehilangan seekor di antaranya, tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya?" (Lukas 15:4). Satu jiwa sekalipun itu berharga di mata Tuhan, dan Dia tidak menimbang-nimbang sebesar apa dosa yang pernah kita lakukan. Datang kepadaNya mengikuti panggilanNya dengan hati yang sungguh-sungguh akan selalu Dia sambut dengan penuh sukacita.
Tuhan tidak pernah membenci orang berdosa. Dia bahkan mau bersikap proaktif untuk mendatangi dan menjangkau orang per orang. Bukankah Yesus pun datang untuk menyelamatkan domba-domba yang hilang? Selalu terbuka kesempatan bagi siapapun untuk bertobat, kembali kepadaNya dan dilayakkan untuk masuk ke dalam kehidupan kekal yang penuh dengan sukacita. Jika Tuhan seperti itu, mengapa kita sebagai manusia malah tega menghakimi dan menganggap diri kita berhak untuk itu? Mari teladani Yesus lewat sikap, tindakan dan perbuatan kita. Jangkaulah jiwa-jiwa terhilang, jangan musuhi dan abaikan mereka, karena Yesus pun akan berbuat tepat seperti itu.
Yesus mengasihi manusia tanpa memandang berat ringannya dosa dan menawarkan keselamatan kepada semuanya
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Arsip Blog
-
▼
2011
(1879)
-
▼
Juli
(142)
- Kesegaran Bagi Jiwa
- Kesegaran Bagi Jiwa
- Bedtime Story
- Bedtime Story
- Minggu Biasa XVIII - Yes 55:1-3; Rm 8:35.37-39; Ma...
- Minggu Biasa XVIII - Yes 55:1-3; Rm 8:35.37-39; Ma...
- 30 Juli
- 30 Juli
- Matius
- Matius
- Zakheus di antara Yesus dan Ahli Taurat
- Zakheus di antara Yesus dan Ahli Taurat
- 28 Juli - Kel 40:16-21.34-38; Mat 13:47-53
- 28 Juli - Kel 40:16-21.34-38; Mat 13:47-53
- Berdoa
- Berdoa
- 27 Juli
- 27 Juli
- Acuh tak Acuh
- Acuh tak Acuh
- 26Juli - Sir 44:1.10-15; Mat 13:16-17
- 26Juli - Sir 44:1.10-15; Mat 13:16-17
- Tidur Nyenyak
- Salomo dan Pujian Ratu Syeba
- Salomo dan Pujian Ratu Syeba
- Berterima Kasih
- Ilusionis
- Ilusionis
- 25 Juli - 2Kor 4:7-15; Mat 20:20-28
- 25 Juli - 2Kor 4:7-15; Mat 20:20-28
- Samgar
- Samgar
- Minggu Biasa XVII : 1Raj 3:5.7-12; Rm 8:28-30; Mat...
- Minggu Biasa XVII : 1Raj 3:5.7-12; Rm 8:28-30; Mat...
- Satu Pemenang dari 300 Juta Pesaing
- Satu Pemenang dari 300 Juta Pesaing
- 23Juli
- 23Juli
- Hidup Tenang dan Tenteram
- Say No to Laziness
- Say No to Laziness
- 22 Juli
- 22 Juli
- 21 Juli
- 21 Juli
- Biru
- Kedip Menipu
- Kedip Menipu
- 21 Juli
- 21 Juli
- 20 Juli
- 20 Juli
- Tidak Melihat Sebagai Kegagalan
- Mata Iman
- Mata Iman
- Tergesa Membawa Celaka
- Rabun Ayam
- Rabun Ayam
- 19 Juli
- 19 Juli
- 18 Juli
- 18 Juli
- Di Balik Kebisingan
- Fabel
- Fabel
- Percaya Pada Tuntunan Tuhan
- Kunci Keharmonisan Pernikahan
- Kunci Keharmonisan Pernikahan
- Minggu Biasa XVI - Keb 12:13.16-19; Rm 8:26-27; Ma...
- Minggu Biasa XVI - Keb 12:13.16-19; Rm 8:26-27; Ma...
- 16 Juli
- 16 Juli
- Yesus Sahabat Sejati
- Yesus Sahabat Sejati
- Beribadah tapi Memungkiri Kekuatannya
- Beribadah tapi Memungkiri Kekuatannya
- 15 Juli
- 15 Juli
- Pembawa Kristus
- Superhero
- Superhero
- 14 Juli
- 14 Juli
- 13 Juli
- 13 Juli
- Meredakan Kemarahan
- Berhenti Bertengkar Sebelum Terlambat
- Berhenti Bertengkar Sebelum Terlambat
- Dalam Tangan Siapa?
- Rahasia Menang Atas Dosa
- Kesaksian Dari Semangka
- Minyak Dalam Kerang
- Berapa Banyak Saya Boleh Minum?
- Kurang Percaya
- Belajar Mengemudi Mobil
- Iri Hati
- Anak Ayam Diganti Roti Ayam
- 12 Juli
- 12 Juli
- Bukan Mimpi Belaka
-
▼
Juli
(142)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar