Sumber : sabdaweb.sabda.org
Jumat, 31 Mei 2013
Mazmur 22:1-31 (TB)
Mazmur 22:1-31 (TB)
Sumber : sabdaweb.sabda.org
Sabtu, 1 Juni 2013 - Semakin akrab dengan Tuhan (Keluaran 6:1-12)
Judul: Semakin akrab dengan TuhanAlkitab sering memakai nama Allah yang berbeda untuk menekankan karakteristik Allah yang berbeda, yang dinyatakan melalui nama-nama yang berbeda. Dalam kitab Keluaran nama yang hendak dinyatakan adalah nama Yahweh (diterjemahkan dengan TUHAN atau ALLAH dalam LAI). Nama ini kita jumpai dalam pasal 3 ketika Musa bertanya siapa nama Allah, dan Allah menjawab bahwa namanya adalah Yahweh (TUHAN, Kel 3:15), dan nama itu artinya "AKU ADALAH AKU" (Kel 3:14). Perhatikan, Allah mengatakan bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Abraham, Ishak, dan Yakub sebagai Allah yang Mahakuasa (terjemahan dari nama El-Shaddai), tetapi dengan nama TUHAN Ia belum menyatakan diri (2). Apakah Abraham, Ishak, dan Yakub belum tahu tentang nama TUHAN? Ternyata mereka sudah tahu, bahkan Abraham telah memanggil Allah dengan nama TUHAN (Kej 12:8). Lalu apa arti pernyataan Allah ini?
Karena Abraham sudah tahu tentang nama TUHAN, berarti yang Allah maksud bukan bahwa nama tersebut tidak diketahui Abraham, tetapi bahwa Ia belum menyatakan arti nama itu. Arti nama TUHAN/Yahweh akan Ia nyatakan melalui tindakan-Nya dalam peristiwa Keluaran. Allah akan menunjukkan nama TUHAN dengan membebaskan orang Israel dari kerja paksa orang Mesir dan membawa mereka keluar dari Mesir ke tanah perjanjian (5-7).
Melalui semua itu, para ahli melihat bahwa jika nama Allah (terjemahan dari nama Elohim) menekankan Allah yang Mahakuasa, yang mencipta langit dan bumi, yang berkuasa atas bangsa-bangsa, maka nama Yahweh (TUHAN/ALLAH) menekankan bahwa Ia adalah Allah dari umat perjanjian-Nya, yang menyelamatkan dan memberikan Taurat kepada umat, seperti yang Allah lakukan dalam peristiwa Keluaran.
Dengan demikian tujuan dari peristiwa Keluaran adalah supaya umat mengenal Tuhan dengan akrab yang adalah Allah mereka, yang membebaskan mereka dari belenggu Mesir dan membawa mereka ke tanah perjanjian. Kiranya tujuan peristiwa Keluaran terjadi juga dalam hidup kita, yaitu semakin akrab dengan Tuhan, yang membebaskan kita dari dosa.
Diskusi renungan ini di Facebook:http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2013/06/01/
Sumber : www.sabda.org
Sabtu, 1 Juni 2013 - Semakin akrab dengan Tuhan (Keluaran 6:1-12)
Judul: Semakin akrab dengan TuhanAlkitab sering memakai nama Allah yang berbeda untuk menekankan karakteristik Allah yang berbeda, yang dinyatakan melalui nama-nama yang berbeda. Dalam kitab Keluaran nama yang hendak dinyatakan adalah nama Yahweh (diterjemahkan dengan TUHAN atau ALLAH dalam LAI). Nama ini kita jumpai dalam pasal 3 ketika Musa bertanya siapa nama Allah, dan Allah menjawab bahwa namanya adalah Yahweh (TUHAN, Kel 3:15), dan nama itu artinya "AKU ADALAH AKU" (Kel 3:14). Perhatikan, Allah mengatakan bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Abraham, Ishak, dan Yakub sebagai Allah yang Mahakuasa (terjemahan dari nama El-Shaddai), tetapi dengan nama TUHAN Ia belum menyatakan diri (2). Apakah Abraham, Ishak, dan Yakub belum tahu tentang nama TUHAN? Ternyata mereka sudah tahu, bahkan Abraham telah memanggil Allah dengan nama TUHAN (Kej 12:8). Lalu apa arti pernyataan Allah ini?
Karena Abraham sudah tahu tentang nama TUHAN, berarti yang Allah maksud bukan bahwa nama tersebut tidak diketahui Abraham, tetapi bahwa Ia belum menyatakan arti nama itu. Arti nama TUHAN/Yahweh akan Ia nyatakan melalui tindakan-Nya dalam peristiwa Keluaran. Allah akan menunjukkan nama TUHAN dengan membebaskan orang Israel dari kerja paksa orang Mesir dan membawa mereka keluar dari Mesir ke tanah perjanjian (5-7).
Melalui semua itu, para ahli melihat bahwa jika nama Allah (terjemahan dari nama Elohim) menekankan Allah yang Mahakuasa, yang mencipta langit dan bumi, yang berkuasa atas bangsa-bangsa, maka nama Yahweh (TUHAN/ALLAH) menekankan bahwa Ia adalah Allah dari umat perjanjian-Nya, yang menyelamatkan dan memberikan Taurat kepada umat, seperti yang Allah lakukan dalam peristiwa Keluaran.
Dengan demikian tujuan dari peristiwa Keluaran adalah supaya umat mengenal Tuhan dengan akrab yang adalah Allah mereka, yang membebaskan mereka dari belenggu Mesir dan membawa mereka ke tanah perjanjian. Kiranya tujuan peristiwa Keluaran terjadi juga dalam hidup kita, yaitu semakin akrab dengan Tuhan, yang membebaskan kita dari dosa.
Diskusi renungan ini di Facebook:http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2013/06/01/
Sumber : www.sabda.org
Sabtu, 1 Juni 2013 - TAK BERTERIMA KASIH (Lukas 6:27-36)
Bacaan : Lukas 6:27-36Setahun : Ezra 1-2Nats : Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat. (Lukas 6:35)
Seorang gelandangan diundang ke rumah seorang kaya yang baik hati. Sambil mengganti pakaiannya yang dekil dengan pakaian baru yang diberi tuan rumah, ia berkata, "Ini baju yang bagus, namun saya tidak terlalu suka warna garis-garisnya!" Ketika menyantap hidangan, ia berkata, "Ini makanan yang enak, hanya saja ikan panggangnya terlalu gosong. Supnya pasti lebih enak kalau ditambah sedikit lagi merica. Dan, es buahnya akan lebih nikmat kalau ditambah sirup rasa leci." Ketika ia dipersilakan beristirahat di kamar, ia berkata, "Ini kamar yang mewah, lengkap dengan pendingin ruangan. Hanya saja, kasurnya kurang tebal!" Sikap yang konyol, bukan?
Akan tetapi, jika dicermati, manusia kerap bersikap seperti si gelandangan itu terhadap Allah yang mahabaik. Kebanyakan orang cenderung tidak tahu berterima kasih kepada-Nya. Mereka lupa bersyukur pada saat tengah dilingkupi kebahagiaan. Sebaliknya, mereka mulai mempertanyakan kebaikan Tuhan ketika hal buruk menimpa mereka. Tidak jarang orang menganggap dirinya terlalu saleh sehingga tidak pantas mengalami penderitaan tertentu. "Saya sudah setia melayani Tuhan, tetapi mengapa Tuhan mengizinkan musibah ini menimpa keluarga saya?" kata mereka.
Bagaimana mengatasinya? Dengan menyadari bahwa kita diberi anugerah oleh Tuhan karena kebaikan-Nya, bukan karena kehebatan diri kita. Kesadaran ini mendorong kita untuk bersyukur kepada-Nya dan berbelas kasihan pada orang yang tidak tahu berterima kasih pada kita. --Hembang Tambun
MENYADARI KETIDAKLAYAKAN KITA DALAM MENERIMA ANUGERAHAKAN MEMENUHI HATI KITA DENGAN RASA SYUKUR YANG BERLIMPAH.
Anda diberkati melalui Renungan Harian?Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA
Diskusi renungan ini di Facebook:http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2013/06/01/Sumber : www.sabda.org
Mazmur 22:1-31 (TB)
Sumber : sabdaweb.sabda.org
Mazmur 22:1-31 (TB)
Sumber : sabdaweb.sabda.org
Sabtu, 1 Juni 2013 - Semakin akrab dengan Tuhan (Keluaran 6:1-12)
Judul: Semakin akrab dengan TuhanAlkitab sering memakai nama Allah yang berbeda untuk menekankan karakteristik Allah yang berbeda, yang dinyatakan melalui nama-nama yang berbeda. Dalam kitab Keluaran nama yang hendak dinyatakan adalah nama Yahweh (diterjemahkan dengan TUHAN atau ALLAH dalam LAI). Nama ini kita jumpai dalam pasal 3 ketika Musa bertanya siapa nama Allah, dan Allah menjawab bahwa namanya adalah Yahweh (TUHAN, Kel 3:15), dan nama itu artinya "AKU ADALAH AKU" (Kel 3:14). Perhatikan, Allah mengatakan bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Abraham, Ishak, dan Yakub sebagai Allah yang Mahakuasa (terjemahan dari nama El-Shaddai), tetapi dengan nama TUHAN Ia belum menyatakan diri (2). Apakah Abraham, Ishak, dan Yakub belum tahu tentang nama TUHAN? Ternyata mereka sudah tahu, bahkan Abraham telah memanggil Allah dengan nama TUHAN (Kej 12:8). Lalu apa arti pernyataan Allah ini?
Karena Abraham sudah tahu tentang nama TUHAN, berarti yang Allah maksud bukan bahwa nama tersebut tidak diketahui Abraham, tetapi bahwa Ia belum menyatakan arti nama itu. Arti nama TUHAN/Yahweh akan Ia nyatakan melalui tindakan-Nya dalam peristiwa Keluaran. Allah akan menunjukkan nama TUHAN dengan membebaskan orang Israel dari kerja paksa orang Mesir dan membawa mereka keluar dari Mesir ke tanah perjanjian (5-7).
Melalui semua itu, para ahli melihat bahwa jika nama Allah (terjemahan dari nama Elohim) menekankan Allah yang Mahakuasa, yang mencipta langit dan bumi, yang berkuasa atas bangsa-bangsa, maka nama Yahweh (TUHAN/ALLAH) menekankan bahwa Ia adalah Allah dari umat perjanjian-Nya, yang menyelamatkan dan memberikan Taurat kepada umat, seperti yang Allah lakukan dalam peristiwa Keluaran.
Dengan demikian tujuan dari peristiwa Keluaran adalah supaya umat mengenal Tuhan dengan akrab yang adalah Allah mereka, yang membebaskan mereka dari belenggu Mesir dan membawa mereka ke tanah perjanjian. Kiranya tujuan peristiwa Keluaran terjadi juga dalam hidup kita, yaitu semakin akrab dengan Tuhan, yang membebaskan kita dari dosa.
Diskusi renungan ini di Facebook:http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2013/06/01/
Sumber : www.sabda.org
HEBRON: Upah Kesetiaan Kaleb (1)
Sampai hari ini masih ada orang yang berpikir bahwa mengikut Tuhan dengan setia tidak ada untungnya sama sekali. Mereka berkata tidak usah rajin-rajin amat ke gereja, tidak usah terlalu suci, yang biasa-biasa aja; tidak ada untungnya. Mereka menyodorkan bahwa hidup mereka tidak ada peningkatan, tetap saja. Sementara orang-orang di luar sana hidupnya baik-baik saja dan happy. Benarkah?
Kepada jemaat di Korintus Rasul Paulus mengingatkan, "...saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia." (1 Korintus 15:58). Jadi "Dalam tiap jerih payah ada keuntungan," (Amsal 14:23).
Kaleb, yang begitu setia mengiring Tuhan, adalah salah satu dari dua belas orang pengintai yang diutus Musa untuk memata-matai negeri Kanaan selama empat puluh hari lamanya. "Aku berumur empat puluh tahun, ketika aku disuruh Musa, hamba TUHAN itu, dari Kadesh-Barnea untuk mengintai negeri ini; dan aku pulang membawa kabar kepadanya yang sejujur-jujurnya. Sedang saudara-saudaraku, yang bersama-sama pergi ke sana dengan aku, membuat tawar hati bangsa itu, aku tetap mengikuti TUHAN, Allahku, dengan sepenuh hati." (Yosua 14:7-8). Ketika sepuluh pengintai dikuasai oleh rasa pesimis serta putus asa, Kaleb dan Yosua justru menunjukkan sikap hati yang berbeda. Keduanya memiliki iman yang teguh sehingga tidak terpengaruh oleh keadaan yang ada. Dalam Ibrani 11:1 dikatakan bahwa "Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat." Kaleb dan Yosua sangat percaya bahwa negeri yang diintainya itu dapat ditaklukkan dan akan diberikan kepada bangsa Israel. Hal ini membuat mereka dicemooh dan dimusuhi oleh banyak orang. Namun inilah harga yang harus dibayar! Tertulis: "...segenap umat itu mengancam hendak melontari kedua orang itu dengan batu. Tetapi tampaklah kemuliaan TUHAN di Kemah Pertemuan kepada semua orang Israel." (Bilangan 14:10). Tuhan tidak tinggal diam, Ia menunjukkan kuasaNya dengan melindungi Kaleb dan Yosua. (Bersambung)
Sumber : airhidupblog.blogspot.com
Jumat, 31 Mei 2013 - GURU TERBAIK (1 Tawarikh 14:8-17)
Bacaan : 1 Tawarikh 14:8-17Setahun : 2 Tawarikh 34-36Nats : Maka bertanyalah lagi Daud kepada Allah, lalu Allah menjawab: "Janganlah maju di belakang mereka..." (1 Tawarikh 14:14)
Menurut pepatah, "Pengalaman adalah guru yang terbaik." Kita menyebutnya "guru" karena pengalaman dapat memberikan banyak pembelajaran dalam hidup. Ketika menghadapi sebuah masalah, misalnya, acapkali kita memakai pengalaman masa lalu sebagai acuan untuk menyelesaikannya. Namun, apakah pengalaman masa lalu itu merupakan jaminan terbaik bahwa kita akan mendapatkan jalan ketika kita menghadapi masalah yang serupa? Belum tentu!
Daud tidak memakai pengalaman masa lalunya untuk mengatasi masalah meskipun ia menghadapi masalah yang sama. Sewaktu menghadapi serangan dari bangsa Filistin, ia bertanya kepada Tuhan apakah diizinkan untuk maju berperang (ay. 10). Tuhan menyuruhnya maju berperang dan Daud menaatinya. Ia mengalami kemenangan. Beberapa waktu kemudian musuh yang sama kembali menyerang. Namun, Daud tidak langsung maju berperang. Lagi-lagi ia bertanya kepada Tuhan. Dan Tuhan ternyata menunjukkan cara yang sama sekali berbeda dari cara pertama. Kembali, ketaatannya pada petunjuk Tuhan memberinya kemenangan (ay. 14-16). Daud mengambil langkah yang tepat dalam mengatasi masalahnya. Daud tidak mengandalkan pengalaman, melainkan mengandalkan bimbingan Tuhan.
Siapakah yang akan kita andalkan saat menghadapi masalah? Pengalaman atau Tuhan? Nyatalah bahwa pengalaman bukan guru terbaik untuk mengatasi masalah. Hanya Tuhanlah sumber jalan keluar yang andal. Tuhanlah guru terbaik! Ketika kita bertanya kepada-Nya, Dia pasti akan memberikan petunjuk yang terbaik dan akurat. --SYS
GURU TERBAIK UNTUK MENGATASI SETIAP MASALAH KITA:TUHAN!
Anda diberkati melalui Renungan Harian?Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA
Diskusi renungan ini di Facebook:http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2013/05/31/Sumber : www.sabda.org
Mazmur 19:1-14 (TB)
Sumber : sabdaweb.sabda.org
Mazmur 19:1-14 (TB)
Sumber : sabdaweb.sabda.org
Jumat, 31 Mei 2013 - Peperangan rohani (Keluaran 5:1-24)
Judul: Peperangan rohaniDalam dunia kuno, ketika dua bangsa bertempur maka yang terutama bertempur adalah allah-allah sesembahan bangsa itu. Maka kita perlu melihat bahwa pertempuran yang terjadi dalam kitab Keluaran adalah pertempuran antara Allah Israel dengan para allah Mesir.
Firaun merupakan salah satu allah Mesir dan karenanya tidak mengherankan bila Firaun menyombongkan diri dengan tidak mau mengenal dan mengakui Yahweh. Ia berkata "Siapakah TUHAN (terjemahan dari kata Yahweh) itu yang harus kudengarkan firman-Nya untuk membiarkan orang Israel pergi? Tidak kenal aku TUHAN itu dan tidak juga aku akan membiarkan orang Israel pergi" (2). Bahkan dengan murka Firaun kemudian memberi perintah agar pekerjaan orang Israel diperberat. Orang Israel disuruh membuat batu bata dalam kuota yang sama, tetapi pekerjaan mereka ditambah dengan harus mengumpulkan jerami sendiri (7-8). Orang Israel tentu saja tidak dapat memenuhi tuntutan Firaun. Akibatnya, mandur-mandur Israel kemudian dipukul oleh pengerah-pengerah Firaun (14).
Para mandur yang dipukul kemudian marah kepada Musa dan Harun setelah mengetahui bahwa semua ini terjadi sebagai akibat pertemuan Musa dan Harun dengan Firaun. Musa kemudian juga kesal kepada Tuhan dan mengeluh bahwa Tuhan tidak melepaskan umat-Nya dari penderitaan tersebut. Namun sesungguhnya semua itu ada dalam rencana Tuhan, karena memang Tuhan akan memaksa Firaun untuk membiarkan umat-Nya pergi dengan tangan yang kuat (24).
Dalam kehidupan iman kita pun selalu ada peperangan rohani. Namun Allah tidak akan menyelamatkan kita dengan bernegosiasi dengan Iblis dan pengikutnya. Kita tidak perlu berkeluh kesah atau bersungut-sungut karena Allah akan menyelamatkan kita dengan tangan-Nya yang kuat, yaitu dengan mengalahkan Iblis dan pengikutnya. Dengan demikian kita harus melihat bahwa kesulitan yang kita alami dalam hidup -terutama ketika kita mau taat kepada Tuhan- merupakan hal yang wajar dan pasti terjadi karena memang akan ada peperangan rohani ketika kita mau taat kepada Allah.
Diskusi renungan ini di Facebook:http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2013/05/31/
Sumber : www.sabda.org
Kamis, 30 Mei 2013
Mazmur 19:1-14 (TB)
Sumber : sabdaweb.sabda.org
Jumat, 31 Mei 2013 - GURU TERBAIK (1 Tawarikh 14:8-17)
Bacaan : 1 Tawarikh 14:8-17Setahun : 2 Tawarikh 34-36Nats : Maka bertanyalah lagi Daud kepada Allah, lalu Allah menjawab: "Janganlah maju di belakang mereka..." (1 Tawarikh 14:14)
Menurut pepatah, "Pengalaman adalah guru yang terbaik." Kita menyebutnya "guru" karena pengalaman dapat memberikan banyak pembelajaran dalam hidup. Ketika menghadapi sebuah masalah, misalnya, acapkali kita memakai pengalaman masa lalu sebagai acuan untuk menyelesaikannya. Namun, apakah pengalaman masa lalu itu merupakan jaminan terbaik bahwa kita akan mendapatkan jalan ketika kita menghadapi masalah yang serupa? Belum tentu!
Daud tidak memakai pengalaman masa lalunya untuk mengatasi masalah meskipun ia menghadapi masalah yang sama. Sewaktu menghadapi serangan dari bangsa Filistin, ia bertanya kepada Tuhan apakah diizinkan untuk maju berperang (ay. 10). Tuhan menyuruhnya maju berperang dan Daud menaatinya. Ia mengalami kemenangan. Beberapa waktu kemudian musuh yang sama kembali menyerang. Namun, Daud tidak langsung maju berperang. Lagi-lagi ia bertanya kepada Tuhan. Dan Tuhan ternyata menunjukkan cara yang sama sekali berbeda dari cara pertama. Kembali, ketaatannya pada petunjuk Tuhan memberinya kemenangan (ay. 14-16). Daud mengambil langkah yang tepat dalam mengatasi masalahnya. Daud tidak mengandalkan pengalaman, melainkan mengandalkan bimbingan Tuhan.
Siapakah yang akan kita andalkan saat menghadapi masalah? Pengalaman atau Tuhan? Nyatalah bahwa pengalaman bukan guru terbaik untuk mengatasi masalah. Hanya Tuhanlah sumber jalan keluar yang andal. Tuhanlah guru terbaik! Ketika kita bertanya kepada-Nya, Dia pasti akan memberikan petunjuk yang terbaik dan akurat. --SYS
GURU TERBAIK UNTUK MENGATASI SETIAP MASALAH KITA:TUHAN!
Anda diberkati melalui Renungan Harian?Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA
Diskusi renungan ini di Facebook:http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2013/05/31/Sumber : www.sabda.org
Jumat, 31 Mei 2013 - Peperangan rohani (Keluaran 5:1-24)
Judul: Peperangan rohaniDalam dunia kuno, ketika dua bangsa bertempur maka yang terutama bertempur adalah allah-allah sesembahan bangsa itu. Maka kita perlu melihat bahwa pertempuran yang terjadi dalam kitab Keluaran adalah pertempuran antara Allah Israel dengan para allah Mesir.
Firaun merupakan salah satu allah Mesir dan karenanya tidak mengherankan bila Firaun menyombongkan diri dengan tidak mau mengenal dan mengakui Yahweh. Ia berkata "Siapakah TUHAN (terjemahan dari kata Yahweh) itu yang harus kudengarkan firman-Nya untuk membiarkan orang Israel pergi? Tidak kenal aku TUHAN itu dan tidak juga aku akan membiarkan orang Israel pergi" (2). Bahkan dengan murka Firaun kemudian memberi perintah agar pekerjaan orang Israel diperberat. Orang Israel disuruh membuat batu bata dalam kuota yang sama, tetapi pekerjaan mereka ditambah dengan harus mengumpulkan jerami sendiri (7-8). Orang Israel tentu saja tidak dapat memenuhi tuntutan Firaun. Akibatnya, mandur-mandur Israel kemudian dipukul oleh pengerah-pengerah Firaun (14).
Para mandur yang dipukul kemudian marah kepada Musa dan Harun setelah mengetahui bahwa semua ini terjadi sebagai akibat pertemuan Musa dan Harun dengan Firaun. Musa kemudian juga kesal kepada Tuhan dan mengeluh bahwa Tuhan tidak melepaskan umat-Nya dari penderitaan tersebut. Namun sesungguhnya semua itu ada dalam rencana Tuhan, karena memang Tuhan akan memaksa Firaun untuk membiarkan umat-Nya pergi dengan tangan yang kuat (24).
Dalam kehidupan iman kita pun selalu ada peperangan rohani. Namun Allah tidak akan menyelamatkan kita dengan bernegosiasi dengan Iblis dan pengikutnya. Kita tidak perlu berkeluh kesah atau bersungut-sungut karena Allah akan menyelamatkan kita dengan tangan-Nya yang kuat, yaitu dengan mengalahkan Iblis dan pengikutnya. Dengan demikian kita harus melihat bahwa kesulitan yang kita alami dalam hidup -terutama ketika kita mau taat kepada Tuhan- merupakan hal yang wajar dan pasti terjadi karena memang akan ada peperangan rohani ketika kita mau taat kepada Allah.
Diskusi renungan ini di Facebook:http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2013/05/31/
Sumber : www.sabda.org
Mazmur 19:1-14 (TB)
Sumber : sabdaweb.sabda.org
Mazmur 19:1-14 (TB)
Sumber : sabdaweb.sabda.org
Jumat, 31 Mei 2013 - GURU TERBAIK (1 Tawarikh 14:8-17)
Bacaan : 1 Tawarikh 14:8-17Setahun : 2 Tawarikh 34-36Nats : Maka bertanyalah lagi Daud kepada Allah, lalu Allah menjawab: "Janganlah maju di belakang mereka..." (1 Tawarikh 14:14)
Menurut pepatah, "Pengalaman adalah guru yang terbaik." Kita menyebutnya "guru" karena pengalaman dapat memberikan banyak pembelajaran dalam hidup. Ketika menghadapi sebuah masalah, misalnya, acapkali kita memakai pengalaman masa lalu sebagai acuan untuk menyelesaikannya. Namun, apakah pengalaman masa lalu itu merupakan jaminan terbaik bahwa kita akan mendapatkan jalan ketika kita menghadapi masalah yang serupa? Belum tentu!
Daud tidak memakai pengalaman masa lalunya untuk mengatasi masalah meskipun ia menghadapi masalah yang sama. Sewaktu menghadapi serangan dari bangsa Filistin, ia bertanya kepada Tuhan apakah diizinkan untuk maju berperang (ay. 10). Tuhan menyuruhnya maju berperang dan Daud menaatinya. Ia mengalami kemenangan. Beberapa waktu kemudian musuh yang sama kembali menyerang. Namun, Daud tidak langsung maju berperang. Lagi-lagi ia bertanya kepada Tuhan. Dan Tuhan ternyata menunjukkan cara yang sama sekali berbeda dari cara pertama. Kembali, ketaatannya pada petunjuk Tuhan memberinya kemenangan (ay. 14-16). Daud mengambil langkah yang tepat dalam mengatasi masalahnya. Daud tidak mengandalkan pengalaman, melainkan mengandalkan bimbingan Tuhan.
Siapakah yang akan kita andalkan saat menghadapi masalah? Pengalaman atau Tuhan? Nyatalah bahwa pengalaman bukan guru terbaik untuk mengatasi masalah. Hanya Tuhanlah sumber jalan keluar yang andal. Tuhanlah guru terbaik! Ketika kita bertanya kepada-Nya, Dia pasti akan memberikan petunjuk yang terbaik dan akurat. --SYS
GURU TERBAIK UNTUK MENGATASI SETIAP MASALAH KITA:TUHAN!
Anda diberkati melalui Renungan Harian?Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA
Diskusi renungan ini di Facebook:http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2013/05/31/Sumber : www.sabda.org
Jumat, 31 Mei 2013 - Peperangan rohani (Keluaran 5:1-24)
Judul: Peperangan rohaniDalam dunia kuno, ketika dua bangsa bertempur maka yang terutama bertempur adalah allah-allah sesembahan bangsa itu. Maka kita perlu melihat bahwa pertempuran yang terjadi dalam kitab Keluaran adalah pertempuran antara Allah Israel dengan para allah Mesir.
Firaun merupakan salah satu allah Mesir dan karenanya tidak mengherankan bila Firaun menyombongkan diri dengan tidak mau mengenal dan mengakui Yahweh. Ia berkata "Siapakah TUHAN (terjemahan dari kata Yahweh) itu yang harus kudengarkan firman-Nya untuk membiarkan orang Israel pergi? Tidak kenal aku TUHAN itu dan tidak juga aku akan membiarkan orang Israel pergi" (2). Bahkan dengan murka Firaun kemudian memberi perintah agar pekerjaan orang Israel diperberat. Orang Israel disuruh membuat batu bata dalam kuota yang sama, tetapi pekerjaan mereka ditambah dengan harus mengumpulkan jerami sendiri (7-8). Orang Israel tentu saja tidak dapat memenuhi tuntutan Firaun. Akibatnya, mandur-mandur Israel kemudian dipukul oleh pengerah-pengerah Firaun (14).
Para mandur yang dipukul kemudian marah kepada Musa dan Harun setelah mengetahui bahwa semua ini terjadi sebagai akibat pertemuan Musa dan Harun dengan Firaun. Musa kemudian juga kesal kepada Tuhan dan mengeluh bahwa Tuhan tidak melepaskan umat-Nya dari penderitaan tersebut. Namun sesungguhnya semua itu ada dalam rencana Tuhan, karena memang Tuhan akan memaksa Firaun untuk membiarkan umat-Nya pergi dengan tangan yang kuat (24).
Dalam kehidupan iman kita pun selalu ada peperangan rohani. Namun Allah tidak akan menyelamatkan kita dengan bernegosiasi dengan Iblis dan pengikutnya. Kita tidak perlu berkeluh kesah atau bersungut-sungut karena Allah akan menyelamatkan kita dengan tangan-Nya yang kuat, yaitu dengan mengalahkan Iblis dan pengikutnya. Dengan demikian kita harus melihat bahwa kesulitan yang kita alami dalam hidup -terutama ketika kita mau taat kepada Tuhan- merupakan hal yang wajar dan pasti terjadi karena memang akan ada peperangan rohani ketika kita mau taat kepada Allah.
Diskusi renungan ini di Facebook:http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2013/05/31/
Sumber : www.sabda.org
MEMBUKA TANAH BARU (2)
Masih banyak orang Kristen yang mudah sekali tersinggung dan marah ketika mendengar firman Tuhan yang keras. Lalu kita pun mogok tidak mau pergi ke gereja, atau tetap beribadah tapi kita pindah ke gereja lain. Inilah gambaran dari hati yang keras! Kita tidak mau menerima teguran! Hati yang demikian harus dibongkar dan diolah kembali, kalau tidak, meski ditaburi benih firman apa pun juga tetap saja hasilnya akan nihil, sebab firman yang mereka dengar berlalu begitu saja dan tidak tertanam di dalam hati.
Yakobus memperingatkan, "...hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri." (Yakobus 1:22). Karena itu milikilah hati yang mau dibentuk dan jangan terus-terusan mengeluh, bersungut-sungut dan memberontak ketika mata bajak Tuhan turun untuk mengolah hidup kita. Tertulis: "Setiap harikah orang membajak, mencangkul dan menyisir tanahnya untuk menabur? Bukankah setelah meratakan tanahnya, ia menyerakkan jintan hitam dan menebarkan jintan putih, menaruh gandum jawawut dan jelai kehitam-hitaman dan sekoi di pinggirnya?" (Yesaya 28:24-25).
Jadi proses pembentukan dari Tuhan itu ada waktunya; selama kita mau tunduk, proses itu akan segera selesai. Bangsa Israel harus berputar-putar selama 40 tahun di padang gurun dan mengalami pembentukan keras dari Tuhan karena mereka tegar tengkuk dan selalu memberontak kepada Tuhan. Bila kita punya penyerahan diri penuh kepada Tuhan, aliran-aliran airNya (Roh Kudus) akan dicurahkan atas kita sehingga tanah hati kita menjadi lunak (gembur) dan siap untuk ditaburi benih firmanNya. Alkitab menyatakan bahwa benih "Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan." (Lukas 8:15) dan "...setelah tumbuh berbuah seratus kali lipat." (Lukas 8:8).
Hanya tanah hati yang baik yang akan menghasilkan tuaian berlipatkali ganda dan membawa kemuliaan bagi nama Tuhan!
Sumber : airhidupblog.blogspot.com
Jumat, 31 Mei 2013 - Peperangan rohani (Keluaran 5:1-24)
Judul: Peperangan rohaniDalam dunia kuno, ketika dua bangsa bertempur maka yang terutama bertempur adalah allah-allah sesembahan bangsa itu. Maka kita perlu melihat bahwa pertempuran yang terjadi dalam kitab Keluaran adalah pertempuran antara Allah Israel dengan para allah Mesir.
Firaun merupakan salah satu allah Mesir dan karenanya tidak mengherankan bila Firaun menyombongkan diri dengan tidak mau mengenal dan mengakui Yahweh. Ia berkata "Siapakah TUHAN (terjemahan dari kata Yahweh) itu yang harus kudengarkan firman-Nya untuk membiarkan orang Israel pergi? Tidak kenal aku TUHAN itu dan tidak juga aku akan membiarkan orang Israel pergi" (2). Bahkan dengan murka Firaun kemudian memberi perintah agar pekerjaan orang Israel diperberat. Orang Israel disuruh membuat batu bata dalam kuota yang sama, tetapi pekerjaan mereka ditambah dengan harus mengumpulkan jerami sendiri (7-8). Orang Israel tentu saja tidak dapat memenuhi tuntutan Firaun. Akibatnya, mandur-mandur Israel kemudian dipukul oleh pengerah-pengerah Firaun (14).
Para mandur yang dipukul kemudian marah kepada Musa dan Harun setelah mengetahui bahwa semua ini terjadi sebagai akibat pertemuan Musa dan Harun dengan Firaun. Musa kemudian juga kesal kepada Tuhan dan mengeluh bahwa Tuhan tidak melepaskan umat-Nya dari penderitaan tersebut. Namun sesungguhnya semua itu ada dalam rencana Tuhan, karena memang Tuhan akan memaksa Firaun untuk membiarkan umat-Nya pergi dengan tangan yang kuat (24).
Dalam kehidupan iman kita pun selalu ada peperangan rohani. Namun Allah tidak akan menyelamatkan kita dengan bernegosiasi dengan Iblis dan pengikutnya. Kita tidak perlu berkeluh kesah atau bersungut-sungut karena Allah akan menyelamatkan kita dengan tangan-Nya yang kuat, yaitu dengan mengalahkan Iblis dan pengikutnya. Dengan demikian kita harus melihat bahwa kesulitan yang kita alami dalam hidup -terutama ketika kita mau taat kepada Tuhan- merupakan hal yang wajar dan pasti terjadi karena memang akan ada peperangan rohani ketika kita mau taat kepada Allah.
Diskusi renungan ini di Facebook:http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2013/05/31/
Sumber : www.sabda.org
Jumat, 31 Mei 2013 - Peperangan rohani (Keluaran 5:1-24)
Judul: Peperangan rohaniDalam dunia kuno, ketika dua bangsa bertempur maka yang terutama bertempur adalah allah-allah sesembahan bangsa itu. Maka kita perlu melihat bahwa pertempuran yang terjadi dalam kitab Keluaran adalah pertempuran antara Allah Israel dengan para allah Mesir.
Firaun merupakan salah satu allah Mesir dan karenanya tidak mengherankan bila Firaun menyombongkan diri dengan tidak mau mengenal dan mengakui Yahweh. Ia berkata "Siapakah TUHAN (terjemahan dari kata Yahweh) itu yang harus kudengarkan firman-Nya untuk membiarkan orang Israel pergi? Tidak kenal aku TUHAN itu dan tidak juga aku akan membiarkan orang Israel pergi" (2). Bahkan dengan murka Firaun kemudian memberi perintah agar pekerjaan orang Israel diperberat. Orang Israel disuruh membuat batu bata dalam kuota yang sama, tetapi pekerjaan mereka ditambah dengan harus mengumpulkan jerami sendiri (7-8). Orang Israel tentu saja tidak dapat memenuhi tuntutan Firaun. Akibatnya, mandur-mandur Israel kemudian dipukul oleh pengerah-pengerah Firaun (14).
Para mandur yang dipukul kemudian marah kepada Musa dan Harun setelah mengetahui bahwa semua ini terjadi sebagai akibat pertemuan Musa dan Harun dengan Firaun. Musa kemudian juga kesal kepada Tuhan dan mengeluh bahwa Tuhan tidak melepaskan umat-Nya dari penderitaan tersebut. Namun sesungguhnya semua itu ada dalam rencana Tuhan, karena memang Tuhan akan memaksa Firaun untuk membiarkan umat-Nya pergi dengan tangan yang kuat (24).
Dalam kehidupan iman kita pun selalu ada peperangan rohani. Namun Allah tidak akan menyelamatkan kita dengan bernegosiasi dengan Iblis dan pengikutnya. Kita tidak perlu berkeluh kesah atau bersungut-sungut karena Allah akan menyelamatkan kita dengan tangan-Nya yang kuat, yaitu dengan mengalahkan Iblis dan pengikutnya. Dengan demikian kita harus melihat bahwa kesulitan yang kita alami dalam hidup -terutama ketika kita mau taat kepada Tuhan- merupakan hal yang wajar dan pasti terjadi karena memang akan ada peperangan rohani ketika kita mau taat kepada Allah.
Diskusi renungan ini di Facebook:http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2013/05/31/
Sumber : www.sabda.org
Mazmur 16:1-11 (TB)
Sumber : sabdaweb.sabda.org
Mazmur 16:1-11 (TB)
Sumber : sabdaweb.sabda.org
Kamis, 30 Mei 2013 - BUAH APA? (Yohanes 15:1-8)
Bacaan : Yohanes 15:1-8Setahun : 2 Tawarikh 31-33Nats : Dalam hal inilah Bapa-Ku dimuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku. (Yohanes 15:8)
Suatu kali setelah seorang pendeta berkhotbah, seorang ahli bahasa menghampiri dia. Ahli bahasa ini mengatakan bahwa ia mencatat banyak sekali kesalahan yang pendeta tersebut lakukan dalam menggunakan bahasa yang baik dan benar. Pendeta itu menjawab, "Dengan kebodohan saya, saya telah mencoba sedapat mungkin untuk melayani Tuhan. Dengan kepandaian Anda, apa yang sudah Anda perbuat bagi Tuhan?"
Sebanyak 7 kali kata berbuah disebutkan dalam perikop ini. Hal ini menunjukkan betapa besarnya keinginan Tuhan agar setiap orang Kristen menghasilkan banyak buah bagi-Nya. Tuhan Yesus menegaskan, berbuah adalah salah satu ciri dari seorang pengikut Kristus (ay. 8). Adapun yang perlu kita lakukan untuk dapat berbuah adalah tinggal di dalam Tuhan Yesus (ay. 4-5). Adanya hubungan yang hidup dan erat antara kita dan Tuhan Yesus itulah yang menjadikan hidup kita berbuah. Adapun yang menjadi bagian Tuhan adalah membersihkan kita agar lebih banyak berbuah (ay. 2).
Tuhan menginginkan hidup kita menghasilkan buah bagi-Nya. Buah yang seperti apa? Kehidupan yang berubah dan perbuatan yang memuliakan nama Tuhan. Sudahkah kita berbuah bagi Tuhan? Membawa jiwa kepada Tuhan, memancarkan kasih dalam tindakan nyata sehari-hari, mengerjakan tugas dengan jujur, itu adalah beberapa contoh perbuatan yang memuliakan Tuhan kita. Karena itu, tinggallah di dalam Kristus, bangunlah hubungan yang erat dengan Dia, agar buah-Nya semakin nyata dalam hidup kita. --IRF
KITA ADALAH RANTING, YANG HANYA BERBUAHDENGAN MELEKAT PADA POKOK ANGGUR.
Anda diberkati melalui Renungan Harian?Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA
Diskusi renungan ini di Facebook:http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2013/05/30/Sumber : www.sabda.org
Mazmur 16:1-11 (TB)
Sumber : sabdaweb.sabda.org
Rabu, 29 Mei 2013
Kamis, 30 Mei 2013 - BUAH APA? (Yohanes 15:1-8)
Bacaan : Yohanes 15:1-8Setahun : 2 Tawarikh 31-33Nats : Dalam hal inilah Bapa-Ku dimuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku. (Yohanes 15:8)
Suatu kali setelah seorang pendeta berkhotbah, seorang ahli bahasa menghampiri dia. Ahli bahasa ini mengatakan bahwa ia mencatat banyak sekali kesalahan yang pendeta tersebut lakukan dalam menggunakan bahasa yang baik dan benar. Pendeta itu menjawab, "Dengan kebodohan saya, saya telah mencoba sedapat mungkin untuk melayani Tuhan. Dengan kepandaian Anda, apa yang sudah Anda perbuat bagi Tuhan?"
Sebanyak 7 kali kata berbuah disebutkan dalam perikop ini. Hal ini menunjukkan betapa besarnya keinginan Tuhan agar setiap orang Kristen menghasilkan banyak buah bagi-Nya. Tuhan Yesus menegaskan, berbuah adalah salah satu ciri dari seorang pengikut Kristus (ay. 8). Adapun yang perlu kita lakukan untuk dapat berbuah adalah tinggal di dalam Tuhan Yesus (ay. 4-5). Adanya hubungan yang hidup dan erat antara kita dan Tuhan Yesus itulah yang menjadikan hidup kita berbuah. Adapun yang menjadi bagian Tuhan adalah membersihkan kita agar lebih banyak berbuah (ay. 2).
Tuhan menginginkan hidup kita menghasilkan buah bagi-Nya. Buah yang seperti apa? Kehidupan yang berubah dan perbuatan yang memuliakan nama Tuhan. Sudahkah kita berbuah bagi Tuhan? Membawa jiwa kepada Tuhan, memancarkan kasih dalam tindakan nyata sehari-hari, mengerjakan tugas dengan jujur, itu adalah beberapa contoh perbuatan yang memuliakan Tuhan kita. Karena itu, tinggallah di dalam Kristus, bangunlah hubungan yang erat dengan Dia, agar buah-Nya semakin nyata dalam hidup kita. --IRF
KITA ADALAH RANTING, YANG HANYA BERBUAHDENGAN MELEKAT PADA POKOK ANGGUR.
Anda diberkati melalui Renungan Harian?Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA
Diskusi renungan ini di Facebook:http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2013/05/30/Sumber : www.sabda.org
Mazmur 16:1-11 (TB)
Sumber : sabdaweb.sabda.org
Kamis, 30 Mei 2013 - BUAH APA? (Yohanes 15:1-8)
Bacaan : Yohanes 15:1-8Setahun : 2 Tawarikh 31-33Nats : Dalam hal inilah Bapa-Ku dimuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku. (Yohanes 15:8)
Suatu kali setelah seorang pendeta berkhotbah, seorang ahli bahasa menghampiri dia. Ahli bahasa ini mengatakan bahwa ia mencatat banyak sekali kesalahan yang pendeta tersebut lakukan dalam menggunakan bahasa yang baik dan benar. Pendeta itu menjawab, "Dengan kebodohan saya, saya telah mencoba sedapat mungkin untuk melayani Tuhan. Dengan kepandaian Anda, apa yang sudah Anda perbuat bagi Tuhan?"
Sebanyak 7 kali kata berbuah disebutkan dalam perikop ini. Hal ini menunjukkan betapa besarnya keinginan Tuhan agar setiap orang Kristen menghasilkan banyak buah bagi-Nya. Tuhan Yesus menegaskan, berbuah adalah salah satu ciri dari seorang pengikut Kristus (ay. 8). Adapun yang perlu kita lakukan untuk dapat berbuah adalah tinggal di dalam Tuhan Yesus (ay. 4-5). Adanya hubungan yang hidup dan erat antara kita dan Tuhan Yesus itulah yang menjadikan hidup kita berbuah. Adapun yang menjadi bagian Tuhan adalah membersihkan kita agar lebih banyak berbuah (ay. 2).
Tuhan menginginkan hidup kita menghasilkan buah bagi-Nya. Buah yang seperti apa? Kehidupan yang berubah dan perbuatan yang memuliakan nama Tuhan. Sudahkah kita berbuah bagi Tuhan? Membawa jiwa kepada Tuhan, memancarkan kasih dalam tindakan nyata sehari-hari, mengerjakan tugas dengan jujur, itu adalah beberapa contoh perbuatan yang memuliakan Tuhan kita. Karena itu, tinggallah di dalam Kristus, bangunlah hubungan yang erat dengan Dia, agar buah-Nya semakin nyata dalam hidup kita. --IRF
KITA ADALAH RANTING, YANG HANYA BERBUAHDENGAN MELEKAT PADA POKOK ANGGUR.
Anda diberkati melalui Renungan Harian?Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA
Diskusi renungan ini di Facebook:http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2013/05/30/Sumber : www.sabda.org
Mazmur 16:1-11 (TB)
Sumber : sabdaweb.sabda.org
Kamis, 30 Mei 2013 - BUAH APA? (Yohanes 15:1-8)
Bacaan : Yohanes 15:1-8Setahun : 2 Tawarikh 31-33Nats : Dalam hal inilah Bapa-Ku dimuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku. (Yohanes 15:8)
Suatu kali setelah seorang pendeta berkhotbah, seorang ahli bahasa menghampiri dia. Ahli bahasa ini mengatakan bahwa ia mencatat banyak sekali kesalahan yang pendeta tersebut lakukan dalam menggunakan bahasa yang baik dan benar. Pendeta itu menjawab, "Dengan kebodohan saya, saya telah mencoba sedapat mungkin untuk melayani Tuhan. Dengan kepandaian Anda, apa yang sudah Anda perbuat bagi Tuhan?"
Sebanyak 7 kali kata berbuah disebutkan dalam perikop ini. Hal ini menunjukkan betapa besarnya keinginan Tuhan agar setiap orang Kristen menghasilkan banyak buah bagi-Nya. Tuhan Yesus menegaskan, berbuah adalah salah satu ciri dari seorang pengikut Kristus (ay. 8). Adapun yang perlu kita lakukan untuk dapat berbuah adalah tinggal di dalam Tuhan Yesus (ay. 4-5). Adanya hubungan yang hidup dan erat antara kita dan Tuhan Yesus itulah yang menjadikan hidup kita berbuah. Adapun yang menjadi bagian Tuhan adalah membersihkan kita agar lebih banyak berbuah (ay. 2).
Tuhan menginginkan hidup kita menghasilkan buah bagi-Nya. Buah yang seperti apa? Kehidupan yang berubah dan perbuatan yang memuliakan nama Tuhan. Sudahkah kita berbuah bagi Tuhan? Membawa jiwa kepada Tuhan, memancarkan kasih dalam tindakan nyata sehari-hari, mengerjakan tugas dengan jujur, itu adalah beberapa contoh perbuatan yang memuliakan Tuhan kita. Karena itu, tinggallah di dalam Kristus, bangunlah hubungan yang erat dengan Dia, agar buah-Nya semakin nyata dalam hidup kita. --IRF
KITA ADALAH RANTING, YANG HANYA BERBUAHDENGAN MELEKAT PADA POKOK ANGGUR.
Anda diberkati melalui Renungan Harian?Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA
Diskusi renungan ini di Facebook:http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2013/05/30/Sumber : www.sabda.org
Mazmur 16:1-11 (TB)
Sumber : sabdaweb.sabda.org
Mazmur 16:1-11 (TB)
Sumber : sabdaweb.sabda.org
Mazmur 13:1-6 (TB)
Sumber : sabdaweb.sabda.org
Mazmur 13:1-6 (TB)
Sumber : sabdaweb.sabda.org
Rabu, 29 Mei 2013 - Tidak boleh ditolak (Keluaran 4:1-17)
Judul: Tidak boleh ditolakTampaknya banyak paradoks dalam kehidupan Kristen yaitu hal-hal yang terlihat bertentangan, tetapi sesungguhnya tidak. Di satu pihak, kita harus sadar bahwa kita tidak layak dipakai Allah. Di pihak lain, kita harus menerima panggilan Allah dalam kesadaran bahwa kita tak layak.
Karena pengalaman pahitnya di masa lampau, saat saudara-saudaranya menolak kepemimpinannya (Kel 2:14), Musa mati-matian menolak panggilan Tuhan untuk membawa umat-Nya keluar dari Mesir. Allah kemudian memberikan dua tanda, yaitu tongkat yang mejadi ular dan tangan yang menjadi putih oleh kusta. Tanda ini dapat dilakukan Musa saat orang Israel meragukan panggilan Allah terhadap Musa. Bahkan Allah juga menjanjikan bahwa jika orang Israel masih tidak percaya, maka dia dapat mengubah air dari sungai Nil menjadi darah untuk meyakinkan mereka. Namun Musa tetap tidak mau percaya, dan malah berdalih bahwa ia tidak pandai bicara. Namun Tuhan masih dengan sabar mengatakan bahwa Dialah yang membuat lidah, maka Dia pula yang akan menyertai lidah Musa dan mengajari Musa tentang apa yang harus dia katakan. Namun Musa masih tetap tidak mau. Ia malah meminta Tuhan untuk mencari orang lain. Tentu saja ini membuat Tuhan murka dan berkata bahwa Ia telah mengutus Harun -kakak Musa- untuk menjadi juru bicara Musa. Nah, apa lagi alasan yang dicari-cari Musa? Maka pada akhirnya, Musa tidak dapat menghindari lagi panggilan Allah tersebut. Sayang sekali jika orang menerima pelayanan karena terpaksa atau dipaksa.
Dari penolakan Musa, kita belajar memahami bahwa kita memang tidak layak dipakai Allah. Namun jika kita yang tidak layak ini diperkenan Allah untuk melayani Dia maka kita seharusnya tidak menolak panggilan itu. Kita justru harus melihat panggilan Allah tersebut sebagai suatu hak istimewa dan anugerah yang perlu disyukuri. Jika Allah melayakkan dan memampukan kita untuk melayani Dia, maka tidak ada alasan bagi kita untuk menolak. Maka marilah melayani Tuhan sesuai dengan panggilan yang dipercayakan pada kita.
Diskusi renungan ini di Facebook:http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2013/05/29/
Sumber : www.sabda.org
Selasa, 28 Mei 2013
Mazmur 13:1-6 (TB)
Sumber : sabdaweb.sabda.org
Rabu, 29 Mei 2013 - Tidak boleh ditolak (Keluaran 4:1-17)
Judul: Tidak boleh ditolakTampaknya banyak paradoks dalam kehidupan Kristen yaitu hal-hal yang terlihat bertentangan, tetapi sesungguhnya tidak. Di satu pihak, kita harus sadar bahwa kita tidak layak dipakai Allah. Di pihak lain, kita harus menerima panggilan Allah dalam kesadaran bahwa kita tak layak.
Karena pengalaman pahitnya di masa lampau, saat saudara-saudaranya menolak kepemimpinannya (Kel 2:14), Musa mati-matian menolak panggilan Tuhan untuk membawa umat-Nya keluar dari Mesir. Allah kemudian memberikan dua tanda, yaitu tongkat yang mejadi ular dan tangan yang menjadi putih oleh kusta. Tanda ini dapat dilakukan Musa saat orang Israel meragukan panggilan Allah terhadap Musa. Bahkan Allah juga menjanjikan bahwa jika orang Israel masih tidak percaya, maka dia dapat mengubah air dari sungai Nil menjadi darah untuk meyakinkan mereka. Namun Musa tetap tidak mau percaya, dan malah berdalih bahwa ia tidak pandai bicara. Namun Tuhan masih dengan sabar mengatakan bahwa Dialah yang membuat lidah, maka Dia pula yang akan menyertai lidah Musa dan mengajari Musa tentang apa yang harus dia katakan. Namun Musa masih tetap tidak mau. Ia malah meminta Tuhan untuk mencari orang lain. Tentu saja ini membuat Tuhan murka dan berkata bahwa Ia telah mengutus Harun -kakak Musa- untuk menjadi juru bicara Musa. Nah, apa lagi alasan yang dicari-cari Musa? Maka pada akhirnya, Musa tidak dapat menghindari lagi panggilan Allah tersebut. Sayang sekali jika orang menerima pelayanan karena terpaksa atau dipaksa.
Dari penolakan Musa, kita belajar memahami bahwa kita memang tidak layak dipakai Allah. Namun jika kita yang tidak layak ini diperkenan Allah untuk melayani Dia maka kita seharusnya tidak menolak panggilan itu. Kita justru harus melihat panggilan Allah tersebut sebagai suatu hak istimewa dan anugerah yang perlu disyukuri. Jika Allah melayakkan dan memampukan kita untuk melayani Dia, maka tidak ada alasan bagi kita untuk menolak. Maka marilah melayani Tuhan sesuai dengan panggilan yang dipercayakan pada kita.
Diskusi renungan ini di Facebook:http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2013/05/29/
Sumber : www.sabda.org
Rabu, 29 Mei 2013 - CARA PANDANG ALLAH (Hakim-hakim 6:11-24)
Bacaan : Hakim-hakim 6:11-24Setahun : 2 Tawarikh 28-30Nats : Ketahuilah, kaumku adalah yang paling kecil di antara suku Manasye dan aku pun seorang yang paling muda di antara kaum keluargaku. (Hakim-hakim 6:15)
Tidak semua orang memiliki sikap percaya diri yang tinggi. Kebanyakan orang malah cenderung memandang rendah kemampuan dirinya. Kita merasa lebih lemah dari orang lain. Kita merasa belum cukup pengalaman. Atau, kita bukan berasal dari keluarga yang terkenal atau kaya.
Gideon mengalami krisis percaya diri ketika Allah hendak mengangkatnya sebagai hakim. Ketika malaikat Tuhan menyebutnya sebagai pahlawan yang gagah berani, jelas ia tidak percaya. Ia merasa tidak memiliki kemampuan untuk menyelamatkan bangsanya. Ia memandang kelemahan dirinya jika dibandingkan dengan kaum dan bangsanya. Namun, cara Allah memandang Gideon berbeda dari cara Gideon memandang dirinya. Allah mengukur kemampuan Gideon bukan dari usianya yang masih muda dan kaumnya yang kecil, tetapi karena Allah berjanji akan menyertainya. Itulah alasan Allah mengutusnya sebagai hakim bagi Israel.
Bisa jadi kita tidak dapat melakukan hal-hal yang besar karena kita memandang diri kita terlalu rendah. Kita menganggap diri kita tak mungkin melakukannya. Padahal, Allah selalu memandang kita dengan cara yang berbeda. Ukuran Allah berbeda dengan ukuran dunia. Allah menyatakan kita berharga, siapa pun kita di mata manusia. Karena itu, jangan ragu meraih kesempatan yang Allah sediakan. Awal untuk membangun kepercayaan diri adalah menghargai kemampuan yang Allah anugerahkan dan berserah kepada penyertaan Allah. Dengan modal itu, kita dapat berkarya menciptakan masa depan yang lebih baik. --IGR
JANGAN MEMANDANG PADA BESARNYA TANTANGAN YANG KITA HADAPI;PANDANGLAH BETAPA BESAR ALLAH YANG MENYERTAI.
Anda diberkati melalui Renungan Harian?Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA
Diskusi renungan ini di Facebook:http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2013/05/29/Sumber : www.sabda.org
Mazmur 13:1-6 (TB)
Sumber : sabdaweb.sabda.org
Rabu, 29 Mei 2013 - Tidak boleh ditolak (Keluaran 4:1-17)
Judul: Tidak boleh ditolakTampaknya banyak paradoks dalam kehidupan Kristen yaitu hal-hal yang terlihat bertentangan, tetapi sesungguhnya tidak. Di satu pihak, kita harus sadar bahwa kita tidak layak dipakai Allah. Di pihak lain, kita harus menerima panggilan Allah dalam kesadaran bahwa kita tak layak.
Karena pengalaman pahitnya di masa lampau, saat saudara-saudaranya menolak kepemimpinannya (Kel 2:14), Musa mati-matian menolak panggilan Tuhan untuk membawa umat-Nya keluar dari Mesir. Allah kemudian memberikan dua tanda, yaitu tongkat yang mejadi ular dan tangan yang menjadi putih oleh kusta. Tanda ini dapat dilakukan Musa saat orang Israel meragukan panggilan Allah terhadap Musa. Bahkan Allah juga menjanjikan bahwa jika orang Israel masih tidak percaya, maka dia dapat mengubah air dari sungai Nil menjadi darah untuk meyakinkan mereka. Namun Musa tetap tidak mau percaya, dan malah berdalih bahwa ia tidak pandai bicara. Namun Tuhan masih dengan sabar mengatakan bahwa Dialah yang membuat lidah, maka Dia pula yang akan menyertai lidah Musa dan mengajari Musa tentang apa yang harus dia katakan. Namun Musa masih tetap tidak mau. Ia malah meminta Tuhan untuk mencari orang lain. Tentu saja ini membuat Tuhan murka dan berkata bahwa Ia telah mengutus Harun -kakak Musa- untuk menjadi juru bicara Musa. Nah, apa lagi alasan yang dicari-cari Musa? Maka pada akhirnya, Musa tidak dapat menghindari lagi panggilan Allah tersebut. Sayang sekali jika orang menerima pelayanan karena terpaksa atau dipaksa.
Dari penolakan Musa, kita belajar memahami bahwa kita memang tidak layak dipakai Allah. Namun jika kita yang tidak layak ini diperkenan Allah untuk melayani Dia maka kita seharusnya tidak menolak panggilan itu. Kita justru harus melihat panggilan Allah tersebut sebagai suatu hak istimewa dan anugerah yang perlu disyukuri. Jika Allah melayakkan dan memampukan kita untuk melayani Dia, maka tidak ada alasan bagi kita untuk menolak. Maka marilah melayani Tuhan sesuai dengan panggilan yang dipercayakan pada kita.
Diskusi renungan ini di Facebook:http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2013/05/29/
Sumber : www.sabda.org
Rabu, 29 Mei 2013 - CARA PANDANG ALLAH (Hakim-hakim 6:11-24)
Bacaan : Hakim-hakim 6:11-24Setahun : 2 Tawarikh 28-30Nats : Ketahuilah, kaumku adalah yang paling kecil di antara suku Manasye dan aku pun seorang yang paling muda di antara kaum keluargaku. (Hakim-hakim 6:15)
Tidak semua orang memiliki sikap percaya diri yang tinggi. Kebanyakan orang malah cenderung memandang rendah kemampuan dirinya. Kita merasa lebih lemah dari orang lain. Kita merasa belum cukup pengalaman. Atau, kita bukan berasal dari keluarga yang terkenal atau kaya.
Gideon mengalami krisis percaya diri ketika Allah hendak mengangkatnya sebagai hakim. Ketika malaikat Tuhan menyebutnya sebagai pahlawan yang gagah berani, jelas ia tidak percaya. Ia merasa tidak memiliki kemampuan untuk menyelamatkan bangsanya. Ia memandang kelemahan dirinya jika dibandingkan dengan kaum dan bangsanya. Namun, cara Allah memandang Gideon berbeda dari cara Gideon memandang dirinya. Allah mengukur kemampuan Gideon bukan dari usianya yang masih muda dan kaumnya yang kecil, tetapi karena Allah berjanji akan menyertainya. Itulah alasan Allah mengutusnya sebagai hakim bagi Israel.
Bisa jadi kita tidak dapat melakukan hal-hal yang besar karena kita memandang diri kita terlalu rendah. Kita menganggap diri kita tak mungkin melakukannya. Padahal, Allah selalu memandang kita dengan cara yang berbeda. Ukuran Allah berbeda dengan ukuran dunia. Allah menyatakan kita berharga, siapa pun kita di mata manusia. Karena itu, jangan ragu meraih kesempatan yang Allah sediakan. Awal untuk membangun kepercayaan diri adalah menghargai kemampuan yang Allah anugerahkan dan berserah kepada penyertaan Allah. Dengan modal itu, kita dapat berkarya menciptakan masa depan yang lebih baik. --IGR
JANGAN MEMANDANG PADA BESARNYA TANTANGAN YANG KITA HADAPI;PANDANGLAH BETAPA BESAR ALLAH YANG MENYERTAI.
Anda diberkati melalui Renungan Harian?Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA
Diskusi renungan ini di Facebook:http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2013/05/29/Sumber : www.sabda.org
Rabu, 29 Mei 2013 - CARA PANDANG ALLAH (Hakim-hakim 6:11-24)
Bacaan : Hakim-hakim 6:11-24Setahun : 2 Tawarikh 28-30Nats : Ketahuilah, kaumku adalah yang paling kecil di antara suku Manasye dan aku pun seorang yang paling muda di antara kaum keluargaku. (Hakim-hakim 6:15)
Tidak semua orang memiliki sikap percaya diri yang tinggi. Kebanyakan orang malah cenderung memandang rendah kemampuan dirinya. Kita merasa lebih lemah dari orang lain. Kita merasa belum cukup pengalaman. Atau, kita bukan berasal dari keluarga yang terkenal atau kaya.
Gideon mengalami krisis percaya diri ketika Allah hendak mengangkatnya sebagai hakim. Ketika malaikat Tuhan menyebutnya sebagai pahlawan yang gagah berani, jelas ia tidak percaya. Ia merasa tidak memiliki kemampuan untuk menyelamatkan bangsanya. Ia memandang kelemahan dirinya jika dibandingkan dengan kaum dan bangsanya. Namun, cara Allah memandang Gideon berbeda dari cara Gideon memandang dirinya. Allah mengukur kemampuan Gideon bukan dari usianya yang masih muda dan kaumnya yang kecil, tetapi karena Allah berjanji akan menyertainya. Itulah alasan Allah mengutusnya sebagai hakim bagi Israel.
Bisa jadi kita tidak dapat melakukan hal-hal yang besar karena kita memandang diri kita terlalu rendah. Kita menganggap diri kita tak mungkin melakukannya. Padahal, Allah selalu memandang kita dengan cara yang berbeda. Ukuran Allah berbeda dengan ukuran dunia. Allah menyatakan kita berharga, siapa pun kita di mata manusia. Karena itu, jangan ragu meraih kesempatan yang Allah sediakan. Awal untuk membangun kepercayaan diri adalah menghargai kemampuan yang Allah anugerahkan dan berserah kepada penyertaan Allah. Dengan modal itu, kita dapat berkarya menciptakan masa depan yang lebih baik. --IGR
JANGAN MEMANDANG PADA BESARNYA TANTANGAN YANG KITA HADAPI;PANDANGLAH BETAPA BESAR ALLAH YANG MENYERTAI.
Anda diberkati melalui Renungan Harian?Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA
Diskusi renungan ini di Facebook:http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2013/05/29/Sumber : www.sabda.org
Rabu, 29 Mei 2013 - Tidak boleh ditolak (Keluaran 4:1-17)
Judul: Tidak boleh ditolakTampaknya banyak paradoks dalam kehidupan Kristen yaitu hal-hal yang terlihat bertentangan, tetapi sesungguhnya tidak. Di satu pihak, kita harus sadar bahwa kita tidak layak dipakai Allah. Di pihak lain, kita harus menerima panggilan Allah dalam kesadaran bahwa kita tak layak.
Karena pengalaman pahitnya di masa lampau, saat saudara-saudaranya menolak kepemimpinannya (Kel 2:14), Musa mati-matian menolak panggilan Tuhan untuk membawa umat-Nya keluar dari Mesir. Allah kemudian memberikan dua tanda, yaitu tongkat yang mejadi ular dan tangan yang menjadi putih oleh kusta. Tanda ini dapat dilakukan Musa saat orang Israel meragukan panggilan Allah terhadap Musa. Bahkan Allah juga menjanjikan bahwa jika orang Israel masih tidak percaya, maka dia dapat mengubah air dari sungai Nil menjadi darah untuk meyakinkan mereka. Namun Musa tetap tidak mau percaya, dan malah berdalih bahwa ia tidak pandai bicara. Namun Tuhan masih dengan sabar mengatakan bahwa Dialah yang membuat lidah, maka Dia pula yang akan menyertai lidah Musa dan mengajari Musa tentang apa yang harus dia katakan. Namun Musa masih tetap tidak mau. Ia malah meminta Tuhan untuk mencari orang lain. Tentu saja ini membuat Tuhan murka dan berkata bahwa Ia telah mengutus Harun -kakak Musa- untuk menjadi juru bicara Musa. Nah, apa lagi alasan yang dicari-cari Musa? Maka pada akhirnya, Musa tidak dapat menghindari lagi panggilan Allah tersebut. Sayang sekali jika orang menerima pelayanan karena terpaksa atau dipaksa.
Dari penolakan Musa, kita belajar memahami bahwa kita memang tidak layak dipakai Allah. Namun jika kita yang tidak layak ini diperkenan Allah untuk melayani Dia maka kita seharusnya tidak menolak panggilan itu. Kita justru harus melihat panggilan Allah tersebut sebagai suatu hak istimewa dan anugerah yang perlu disyukuri. Jika Allah melayakkan dan memampukan kita untuk melayani Dia, maka tidak ada alasan bagi kita untuk menolak. Maka marilah melayani Tuhan sesuai dengan panggilan yang dipercayakan pada kita.
Diskusi renungan ini di Facebook:http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2013/05/29/
Sumber : www.sabda.org
Mazmur 9:1-20 (TB)
Sumber : sabdaweb.sabda.org
Senin, 27 Mei 2013
Selasa, 28 Mei 2013 - SARAH COINER (Matius 28:16-20)
Bacaan : Matius 28:16-20Setahun : 2 Tawarikh 25-27Nats : Karena itu, pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka... dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu... (Matius 28:19, 20)
Sarah Coiner menderita cedera otak sejak balita. Aktivitasnya terbatas. Untuk menggerakkan tubuh ia nyaris tak bisa. Ke mana-mana ia harus ditolong sang ibu dan kursi rodanya. Pada usia 36 tahun, Sarah mendengar tentang Global Media Outreach. Dan, ia menangkap panggilan Tuhan yang menyuruhnya "pergi ke segala bangsa" untuk mengabarkan Injil. Sang ibu sangsi, bagaimana Sarah bisa melakukannya. Namun, ia lalu sadar, Tuhan bisa menciptakan cara, saat sepertinya tak ada cara. Dan, jika Dia memanggil, Dia pasti memperlengkapi.
Sarah tak dapat berbicara. Ia berkomunikasi melalui tulisan dengan bantuan komputer yang melekat di kursi rodanya. Untuk "berbicara", ia menekan papan tuts dengan semacam stik yang menempel di "helm penyokong" yang selalu ia pakai. Dengan alat itulah Sarah melayani bersama Global Media Outreach. Ia menjawab banyak e-mail dari berbagai belahan dunia. Ia "pergi" ke seluruh dunia dengan menjadi misionaris online!
Menjelang naik ke surga, Yesus memberikan mandat untuk memberitakan Injil ke seluruh dunia kepada murid-murid-Nya. Dan, mereka sudah menuntaskannya. Kini, pekerjaan itu diteruskan kepada kita, suatu pekerjaan besar. Tak cukup dilakukan oleh sebagian anak Tuhan saja. Setiap pengikut Kristus mesti mengambil bagian dalam meneruskan berita Injil kepada berbagai bangsa, berbagai generasi, berbagai kalangan. Dengan berbagai cara. Mari menilik ke dalam diri dan mencari cara yang dapat kita lakukan untuk berperan dalam pekerjaan ini. --AW
JIKA TUHAN MEMANGGIL KITA UNTUK MELAYANI,DIA TENTU MENYEDIAKAN CARA DAN PERLENGKAPANNYA.
Anda diberkati melalui Renungan Harian?Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA
Diskusi renungan ini di Facebook:http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2013/05/28/Sumber : www.sabda.org
Mazmur 9:1-20 (TB)
Sumber : sabdaweb.sabda.org
Arsip Blog
-
▼
2013
(697)
-
▼
Mei
(140)
- Mazmur 22:1-31 (TB)
- Mazmur 22:1-31 (TB)
- Sabtu, 1 Juni 2013 - Semakin akrab dengan Tuhan (K...
- Sabtu, 1 Juni 2013 - Semakin akrab dengan Tuhan (K...
- Sabtu, 1 Juni 2013 - TAK BERTERIMA KASIH (Lukas 6:...
- Mazmur 22:1-31 (TB)
- Mazmur 22:1-31 (TB)
- Sabtu, 1 Juni 2013 - Semakin akrab dengan Tuhan (K...
- HEBRON: Upah Kesetiaan Kaleb (1)
- Jumat, 31 Mei 2013 - GURU TERBAIK (1 Tawarikh 14:8...
- Mazmur 19:1-14 (TB)
- Mazmur 19:1-14 (TB)
- Jumat, 31 Mei 2013 - Peperangan rohani (Keluaran 5...
- Mazmur 19:1-14 (TB)
- Jumat, 31 Mei 2013 - GURU TERBAIK (1 Tawarikh 14:8...
- Jumat, 31 Mei 2013 - Peperangan rohani (Keluaran 5...
- Mazmur 19:1-14 (TB)
- Mazmur 19:1-14 (TB)
- Jumat, 31 Mei 2013 - GURU TERBAIK (1 Tawarikh 14:8...
- Jumat, 31 Mei 2013 - Peperangan rohani (Keluaran 5...
- MEMBUKA TANAH BARU (2)
- Jumat, 31 Mei 2013 - Peperangan rohani (Keluaran 5...
- Jumat, 31 Mei 2013 - Peperangan rohani (Keluaran 5...
- Mazmur 16:1-11 (TB)
- Mazmur 16:1-11 (TB)
- Kamis, 30 Mei 2013 - BUAH APA? (Yohanes 15:1-8)
- Mazmur 16:1-11 (TB)
- Kamis, 30 Mei 2013 - BUAH APA? (Yohanes 15:1-8)
- Mazmur 16:1-11 (TB)
- Kamis, 30 Mei 2013 - BUAH APA? (Yohanes 15:1-8)
- Mazmur 16:1-11 (TB)
- Kamis, 30 Mei 2013 - BUAH APA? (Yohanes 15:1-8)
- Mazmur 16:1-11 (TB)
- Mazmur 16:1-11 (TB)
- Mazmur 13:1-6 (TB)
- Mazmur 13:1-6 (TB)
- Rabu, 29 Mei 2013 - Tidak boleh ditolak (Keluaran ...
- Mazmur 13:1-6 (TB)
- Rabu, 29 Mei 2013 - Tidak boleh ditolak (Keluaran ...
- Rabu, 29 Mei 2013 - CARA PANDANG ALLAH (Hakim-haki...
- Mazmur 13:1-6 (TB)
- Rabu, 29 Mei 2013 - Tidak boleh ditolak (Keluaran ...
- Rabu, 29 Mei 2013 - CARA PANDANG ALLAH (Hakim-haki...
- Rabu, 29 Mei 2013 - CARA PANDANG ALLAH (Hakim-haki...
- Rabu, 29 Mei 2013 - Tidak boleh ditolak (Keluaran ...
- Mazmur 9:1-20 (TB)
- Selasa, 28 Mei 2013 - SARAH COINER (Matius 28:16-20)
- Mazmur 9:1-20 (TB)
- Selasa, 28 Mei 2013 - SARAH COINER (Matius 28:16-20)
- Mazmur 9:1-20 (TB)
- Senin, 27 Mei 2013 - TUHAN PEMBELAKU (Mazmur 35)
- Mazmur 5:1-12 (TB)
- Senin, 27 Mei 2013 - TUHAN PEMBELAKU (Mazmur 35)
- Senin, 27 Mei 2013 - Allah memperhatikan penderita...
- Mazmur 1:1-6 (TB)
- Minggu, 26 Mei 2013 - DOMBA YANG HILANG (Lukas 15:...
- Minggu, 26 Mei 2013 - Bersyukur untuk pemeliharaan...
- Sabtu, 25 Mei 2013 - Allah mendidik hamba yang aka...
- Sabtu, 25 Mei 2013 - BATAL ABORSI (Efesus 4:17-32)
- Sabtu, 25 Mei 2013 - Allah mendidik hamba yang aka...
- Jumat, 24 Mei 2013 - Peranan orang tua dalam renca...
- Jumat, 24 Mei 2013 - APA YANG MENDORONG KITA? (Yoh...
- Renungan Kristen - Otoritas Sang Hamba Allah
- Renungan Kristen - Ketaatan Melahirkan Badai
- Kamis, 23 Mei 2013 - Melihat Allah di tengah kesul...
- Kamis, 23 Mei 2013 - KETIKA DIFITNAH (1 Korintus 4...
- Kisah Ulat Bulu Dan Kupu-Kupu Cantik
- Renungan Kristen - Pencobaan berlalu, tugas dimulai
- Rabu, 22 Mei 2013 - Prinsip melayani dalam Kristus...
- Rabu, 22 Mei 2013 - TUA, SIAPA TAKUT? (Mazmur 71)
- Ayub 28:1-28 (TB)
- Renungan Kristen - Dibaptis lalu dicobai (Markus ...
- Renungan Kristen - Kristus yang terutama
- Renungan Kristen - Kemurahan Allah (Roma 12:1-2)
- Selasa, 21 Mei 2013 - PENYESALAN MASIH BERGUNA (Ke...
- Selasa, 21 Mei 2013 - Penatalayanan keuangan (1 Ko...
- Renungan Kristen | Mengungkap Mitos-Mitos Iblis
- Christy–Hanya Yesus Jawaban Hidupku| Download Lagu...
- Senin, 20 Mei 2013 - Kemuliaan tubuh kebangkitan (...
- Senin, 20 Mei 2013 - DOA BAGI PEMIMPIN (1 Timotius...
- Renungan Kristen – Menang Atas Setan
- Bobby - Biarkanlah ku Menyembah | Download Lagu Kr...
- True Worshippers - Hanya Didalam Nama-Nya | Downlo...
- Victor Hutabarat - Karunia | Download Lagu Kristen...
- Jeffry S. Tjandra - Karena Kita | Download Lagu Kr...
- Maria Shandi - Kupercaya JanjiMu | Download Lagu K...
- Minggu, 19 Mei 2013 - MANEKIN TELANJANG (1 Korintu...
- Minggu, 19 Mei 2013 - Kedatangan Roh Kudus (Yohane...
- Sedalamnya + Lirik | Download Lagu Kristen mp3
- Sabtu, 18 Mei 2013 - SUPAYA SEIMBANG (2 Korintus 8...
- Sabtu, 18 Mei 2013 - Pentingnya kebangkitan Kristu...
- Jumat, 17 Mei 2013 - Kematian dan kebangkitan Kris...
- Jumat, 17 Mei 2013 - MANUSIA SATU BUKU (Yosua 1:1-9)
- Kamis, 16 Mei 2013 - PILIHAN MUSA (Ibrani 11:23-29)
- Kamis, 16 Mei 2013 - Keteraturan dalam ibadah (1 K...
- Yesus sebagai Imam Besar
- Yesus dalam mujizat-mujizat Elisa | Khotbah
- Tindakan mengingatkan Tuhan | Khotbah
- Strong In Influence | Khotbah
- Rabu, 15 Mei 2013 - KESESAKAN MENJADI KESEMPATAN (...
-
▼
Mei
(140)