Judul: Mempelai perempuan yang setimpal
Tidak ada orang yang suka dipimpin oleh pemimpin yang korup. Pemimpin seperti itu alih-alih menyejahterakan rakyat, malah menyengsarakan dan menghisap rakyat demi keuntungan pribadi. Di manakah kita bisa mendapatkan pemimpin yang bersih?
Mazmur 45 merayakan dengan penuh suka cita karena raja Israel yang akan melangsungkan pernikahannya adalah raja yang takut akan Tuhan. Kemuliaannya adalah kebenaran, kemanusiaan, dan keadilan (5). Urapan Tuhan ada padanya (7-8). Berbahagialah putri yang dipersunting olehnya. Memang, sang calon permaisuri memiliki kecantikan yang setimpal dengan ketampanan sang raja. Permasuri yang demikian akan melahirkan anak-anak bagi sang raja yang akan meneruskan kejayaan dan kemuliaannya (17-18).
Di Perjanjian Baru, mazmur ini dikutip dan dikenakan pada Tuhan Yesus (ay. 7-8 oleh Ibr. 1:8-9). Tradisi kristen memahami mazmur ini secara simbolis adalah nyanyian pernikahan Kristus sebagai mempelai pria dengan gereja sebagai pengantin perempuannya. Mengenai sang mempelai pria, tidak ada keraguan. Dialah yang diurapi Allah untuk memimpin umat-Nya. Mengenai mempelai perempuan, adakah gereja menyadari panggilannya sebagai pasangan yang setimpal dengan Sang Raja Mesias?
Mencari pemimpin bangsa yang bersih dari korupsi, kolusi, dan nepotisme, seperti mencari jarum di timbunan jerami. Akan tetapi, kalau gereja menyediakan dirinya sebagai mempelai perempuan yang menyelaraskan hidupnya bagi Sang Raja Mesias, bukan tidak mungkin dari gereja akan lahir pemimpin-pemimpin yang diurapi Tuhan, untuk membangun kerajaan-Nya di bumi pertiwi yang kita cintai. Kalau mereka masuk ke berbagai bidang kehidupan, termasuk bidang politik dan pemerintahan, bagaikan secercah cahaya Ilahi yang menyucikan dan membangun harapan masa depan Indonesia yang lebih baik.
Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2012/01/15/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar