"Bagaimana Iblis dapat mengusir Iblis?"
(2Sam 5:1-7.10; Mrk 3:22-30)
" Dan ahli-ahli Taurat yang datang dari Yerusalem berkata: "Ia kerasukan Beelzebul," dan: "Dengan penghulu setan Ia mengusir setan." Yesus memanggil mereka, lalu berkata kepada mereka dalam perumpamaan: "Bagaimana Iblis dapat mengusir Iblis? Kalau suatu kerajaan terpecah-pecah, kerajaan itu tidak dapat bertahan, dan jika suatu rumah tangga terpecah-pecah, rumah tangga itu tidak dapat bertahan. Demikianlah juga kalau Iblis berontak melawan dirinya sendiri dan kalau ia terbagi-bagi, ia tidak dapat bertahan, melainkan sudahlah tiba kesudahannya. Tetapi tidak seorang pun dapat memasuki rumah seorang yang kuat untuk merampas harta bendanya apabila tidak diikatnya dahulu orang kuat itu. Sesudah itu barulah dapat ia merampok rumah itu. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya semua dosa dan hujat anak-anak manusia akan diampuni, ya, semua hujat yang mereka ucapkan. Tetapi apabila seorang menghujat Roh Kudus, ia tidak mendapat ampun selama-lamanya, melainkan bersalah karena berbuat dosa kekal." Ia berkata demikian karena mereka katakan bahwa Ia kerasukan roh jahat." (Mrk 3:22-30), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Pertama-tama kami ucapkan "gong xi fa cai", Selamat Tahun Baru Cina 2563, Hari Raya Imlek, kepada mereka yang sedang merayakannya, dan jangan lupa 'ampho'nya untuk saya atau para seminaris di Seminari Mertoyudan-Magelang. Seraya bergembira ria kami ajak untuk merenungkan Warta Gembira hari ini. Dalam Warta Gembira hari ini Yesus dituduh oleh ahli-ahli Taurat bahwa Ia mengusir kerasukan Beelzebul, penghulu setan, karena Ia mengusir setan dan menyembuhkan orang-orang sakit. Maka Yesus menanggapi mereka "Bagaimana Iblis mengusir Iblis", yang berarti perang atau bermusuhan dengan saudara sendiri. Maka Yesus sebenarnya mengingatkan kita semua perihal pentingnya hidup persaudaraan atau persahabatan sejati. Memusuhi saudara-saudarinya berarti menghojat Roh Kudus, dengan kata lain tidak beriman, tidak percaya kepada Tuhan atau Penyelenggaraan Ilahi. Hidup dalam persaudaraan atau persahabatan sejati berarti senantiasa berpikir positif terhadap apa yang dilakukan orang lain alias mengakui kehendak baiknya serta berusaha lebih melihat apa yang baik daripada yang jahat dalam diri saudara-saudarinya. Maka kami berharap kita tidak saling menuduh atau mengangkat dan membesar-besarkan kekurangan dan kesalahan.Sebagai warganegara Indonesia marilah kita hayati sila ke dua 'Persatuan Indonesia' serta motto "Bineka Tunggal Ika": keragaman dalam kesatuan, kesatuan dalam keragaman. Semoga kerukunan umat beragama di Indonesia tidak hanya manis di bibir saja, melainkan juga dalam cara hidup dan cara bertindak setiap hari.
· "Siapa yang hendak memukul kalah orang Yebus, haruslah ia masuk melalui saluran air itu" (2Sam 5:8), demikian kata Daud. Di bawah kota Yerusalem memang ada saluran air yang mengalirkan air untuk kebutuhan hidup penduduk Yerusalem. Dengan kata lain apa yang dikatakan oleh Daud ini sungguh merupakan kenyataan: suatu strategi perang, sehingga dalam perang di daerah Timur Tengah sampai sekarang pun para tentara memanfaatkan saluran untuk menyerang dan mengalahkan musuhnya. Namun baiklah saya mengajak anda sekalian untuk merefleksikan kata-kata Daud tersebut sebagai symbol. Dalam tubuh kita banyak saluran: saluran darah, udara dan makanan atau minuman, dan marilah kita perhatikan saluran yang vital, yaitu yang ada di dalam leher kita masing-masing. Semua makanan, minuman dan udara masuk ke dalam tubuh melalui saluran dalam leher, jika tidak melalui leher berarti menunjukkan bahwa orang yang bersangkutan sedang menderita sakit. Maka ada orang membunuh orang lain dengan mencekik leher orang yang bersangkutan. Kita semua berkeinginan atau berkehendak untuk mengalahkan atau menundukkan seluruh anggota tubuh kita alias mengarahkannya agar senantiasa dalam keadaan segar dan sehat wal'afiat, maka baiklah kita senantiasa juga berusaha untuk memasukkan makanan, minuman dan udara yang sehat ke dalam tubuh kita melalui leher. Dengan kata lain kami berharap kepada kepada kita semua untuk berpedoman "empat sehat lima sempurna" dalam hal makanan dan minuman serta menyantap makanan dan minuman yang sehat. Semoga tidak berpedoman pada enak dan tidak enak, melainkan sehat dan tidak sehat dalam hal makan dan minum. Sedini mungkin hendaknya anak-anak di dalam keluarga dibiasakan dan dididik dalam hal makan dan minum yang sehat.
"Pernah Engkau berbicara dalam penglihatan kepada orang-orang yang Kaukasihi, kata-Mu: "Telah Kutaruh mahkota di atas kepala seorang pahlawan, telah Kutinggikan seorang pilihan dari antara bangsa itu. Aku telah mendapat Daud, hamba-Ku; Aku telah mengurapinya dengan minyak-Ku yang kudus, maka tangan-Ku tetap dengan dia, bahkan lengan-Ku meneguhkan dia."
(Mzm 89:20-22)
"GONG XI FA CAI"
Ign 23 Januari 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar