Ayat bacaan: 1 Yohanes 2:15
=====================
"Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu."
Begitu banyak yang ditawarkan dunia ini buat kenyamanan, kemudahan dan kemewahan hidup. Harta, jabatan, status, semua itu dijamin bisa mempermudah hidup buat ukuran dunia. Berbagai iklan menawarkan banyak hal yang secara duniawi bisa membuat anda lebih nyaman. Dunia memang terus berlomba untuk membangun aspek-aspek yang bisa memuaskan keinginan manusia untuk memiliki harta dunia lengkap dengan kenikmatan dan kenyamanannya. Untuk mampu memperoleh itu semua, orang pun akan terus berusaha menimbun harta dan tanpa sadar akan terjerumus menjadi hamba uang. Mereka akan tidak lagi perduli darimana uang itu berasal, bagaimana cara mendapatkannya, karena mereka mendasarkan segala sesuatunya kepada benda-benda mati yang sifatnya duniawi. Jelas,karenanya mereka akan kehilangan kasih mula-mula dan semakin jauh dari Tuhan. Mereka akan lebih tertarik untuk mengamankan aset-asetnya sambil terus mencari jalan untuk memperoleh lebih banyak lagi ketimbang memikirkan hal-hal bersifat surgawi. Begitu pula jabatan. Lihatlah bagaimana orang menghalalkan segala cara untuk bisa memperoleh sebuah kedudukan. Berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk bisa menjadi caleg alias calon legislatif? Berapa yang harus mereka bayar agar bisa menjadi calon bupati, walikota, gubernur dan sebagainya, bahkan kepala desa? Terkadang ambisi untuk mendapat jabatan membuat orang buta, dan mereka pun mengeluarkan biaya yang jauh melebihi kemampuannya. Akibatnya, kemudian kita mendengar berbagai kisah kegagalan yang berakibat buruk. Ada yang mengerahkan massa untuk memaksakan posisinya, bahkan ada pula yang melakukan tindakan bunuh diri akibat terlilit hutang setelah kalah. Dalam alkitab pun ada banyak kisah kejatuhan akibat menghamba pada tuan yang salah, bagaimana seseorang bisa kehilangan kasih mula-mula dan kemudian meninggalkan Tuhan. Salah satu contohnya adalah Demas, salah seorang teman sepelayanan Paulus. " Karena Demas telah mencintai dunia ini dan meninggalkan aku..." (2 Timotius 4:10). Motivasi yang salah, menghambakan harta, pangkat dan jabatan, ini semua bertentangan dengan firman Tuhan, dan tidak akan pernah membawa kebaikan dalam hidup kita.
Ayat bacaan hari ini mengingatkan kita agar jangan mengasihi dunia dan apa-apa didalamnya, seperti harta, manusia, jabatan, status dan lain-lain. Mengapa demikian? Karena jika orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. (1 Yohanes 2:15). Mari kita baca ayat selanjutnya. "Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya." (ay 16-17). Kasih Bapa tidak akan ada didalam orang yang mengasihi dunia. Yesus juga mengingatkan bahwa manusia tidak dapat mengabdi pada dua tuan. "Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon." (Matius 6:24). Mamon adalah dewa uang. Karena kita tidak dapat mengabdi pada dua tuan sekaligus, maka ketika kita lebih memilih untuk mengasihi segala yang ditawarkan dunia, kasih Allah pun hilang dari diri kita. Tuhan sendiri mengecam keras mereka yang meninggalkanNya dan berpaling pada dunia. "Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!" (Yeremia 17:5). Jadi ketika orang mulai merasa memiliki segalanya, dan berkata seperti si kaya dalam "perumpamaan orang kaya yang bodoh" : "Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah!" (Lukas 12:19), berhati-hatilah. Sebab itu tandanya orang tersebut sudah terperosok terlalu jauh meninggalkan Tuhan. Tuhan pun kemudian menjawab si kaya: "Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti?" (ay 20). Uang dan harta tidak bisa dibawa serta ketika manusia meninggalkan dunia, alangkah sia-sianya jika kita hidup semata-mata mengejar kekayaan dan jabatan kemudian meninggalkan kasih mula-mula,berpaling dari Tuhan.
Apapun yang kita miliki di dunia ini sifatnya hanya sementara, dan tidak akan dapat membahagiakan apalagi menyelamatkan kita. "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya." (Matius 6:19-20). Kita melihat bahwa ada banyak orang yang kaya raya, memiliki segalanya tapi tetap tidak bahagia dan terus dicekam kekhawatiran, karena untuk bisa menikmati pun merupakan karunia Tuhan. "Ada suatu kemalangan yang telah kulihat di bawah matahari, yang sangat menekan manusia:orang yang dikaruniai Allah kekayaan, harta benda dan kemuliaan, sehingga ia tak kekurangan suatupun yang diingininya, tetapi orang itu tidak dikaruniai kuasa oleh Allah untuk menikmatinya, melainkan orang lain yang menikmatinya! Inilah kesia-siaan dan penderitaan yang pahit." (Pengkotbah 6:1-2) atau ayat berikut: "Setiap orang yang dikaruniai Allah kekayaan dan harta benda dan kuasa untuk menikmatinya, untuk menerima bahagiannya, dan untuk bersukacita dalam jerih payahnya--juga itupun karunia Allah." (5:19). Semua itu, baik kekayaan maupun kemampuan untuk menikmati semunya berasal dari Tuhan, dimana tanpa mengasihiNya, kita tidak akan bisa memperoleh itu semua lengkap dengan kuasa untuk bisa menikmati, juga untuk beroleh harta surgawi yang kekal. Tuhan tidak melarang kita untuk memiliki makanan, pakaian dan kebutuhan duniawi, tapi ingatlah bahwa yang jauh lebih penting dari itu semua adlah kepemilikan terhadap harta di surga dengan segala kemuliaannya. Harta surgawi yang seharusnya menjadi bagian orang-orang percaya itulah yang bersifat kekal, dan seharusnya menjadi fokus kita. Tuhan sanggup menyediakan segalanya buat kita, karenanya kita tidak perlu bergantung pada kekayaan dan kenikmatan duniawi. Tetapi itu semua hanya ada pada orang yang sungguh-sungguh mengasihiNya. "Tetapi seperti ada tertulis: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." (1 Korintus 2:9). Karena itu, kita jangan sampai kehilangan kasih mula-mula, yang tidak saja menghalangi berkat Tuhan tercurah buat kita, tapi juga membuat kita kehilangan kesempatan untuk memperoleh harta surgawi.
Harta duniawi hanyalah mampu berfungsi sebagai alat tukar yang tidak kekal dan tidak ada perlindungan apalagi keselamatan di dalamnya
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Arsip Blog
-
▼
2008
(1183)
-
▼
November
(138)
- Kehilangan Kasih Mula-Mula (6) : Pergaulan Buruk
- Kehilangan Kasih Mula-Mula (6) : Pergaulan Buruk
- Tuhan tak main Kucing-Kucingan
- Memperbesar Kapasitas
- Empat Obat Mujarab
- Kehilangan Kasih Mula-Mula (5) : Rutinitas
- Kehilangan Kasih Mula-Mula (5) : Rutinitas
- Kehilangan Kasih Mula-Mula (4) : Cinta Dunia
- Kehilangan Kasih Mula-Mula (4) : Cinta Dunia
- Harta Warisan
- 20 Tips For A Good & Happy Life
- Mencapai Kemaksimalan Hidup
- Kehilangan Kasih Mula-Mula (3) : Kepahitan Terhada...
- Kehilangan Kasih Mula-Mula (3) : Kepahitan Terhada...
- Pentingnya Waktu
- Kehilangan Kasih Mula-Mula (2) : Kepahitan Terhada...
- Kehilangan Kasih Mula-Mula (2) : Kepahitan Terhada...
- Kupu-Kupu dan Kaktus
- Biarkan Tuhan Menilaimu
- Tuhan Itu Baik
- Curriculum Vitae Yesus Kristus
- Kehilangan Kasih Mula-Mula (1) : Prolog
- Kehilangan Kasih Mula-Mula (1) : Prolog
- KUNCI PERTAMA BERKAT
- We Are The Body Of Christ
- We Are The Body Of Christ
- Hadiah Seorang Malaikat Kecil
- Kisah sejati seorang KAKA
- Sang Akrobat
- Tuhan dan Pengembara
- GOOGLE, Tuhan dan Kita
- Etika dan Sopan Santun
- Etika dan Sopan Santun
- Bekerja Sungguh-Sungguh Untuk Tuhan
- Bekerja Sungguh-Sungguh Untuk Tuhan
- Terbiasa Dalam Dosa
- Terbiasa Dalam Dosa
- For a Successful Married Life
- Kita Tidak DibiarkanNya Sendirian
- Kita Tidak DibiarkanNya Sendirian
- Kisah Sukses : William Colgate
- Maaf, Saya Tidak Punya Waktu!!
- Kembali Ke Basic
- Salibnya Pendek
- Teguran Allah (2) : Berbahagialah Jika Ditegur
- Teguran Allah (2) : Berbahagialah Jika Ditegur
- Berjalan dengan Keong
- Orang Besar Berpikir Besar
- Teguran Allah (1) : Bileam dan Keledainya
- Teguran Allah (1) : Bileam dan Keledainya
- Undangan
- Memikul Salib
- APAKAH ANDA SUDAH DEWASA?
- Tetap Setia Melayani Tuhan
- Tetap Setia Melayani Tuhan
- Lompatlah !
- Optimis Vs Pesimis
- SAAT DALAM MASALAH
- Kebijaksanaan Penggali Tambang
- KUNCI SURGA DAN KEAJAIBAN 25
- 1 Lawan 600, Menang 1
- 1 Lawan 600, Menang 1
- Jangan mudah menyerah
- Perumpamaan Sebatang Pensil
- Mungkin Ya, Mungkin Tidak
- Mimi: Sang Tikus
- Berdoalah Dengan Sederhana
- Berdoalah Dengan Sederhana
- Pemecah Batu
- Katak Tuli
- Iri Hati (2) : Mencabut Kabel Iman
- Iri Hati (2) : Mencabut Kabel Iman
- Tuhan Turun Tangan
- Memiliki Menikmati Memberkati
- Friends ’till the end,
- Iri Hati (1) : Jangan Sepelekan Perasaan Iri
- Iri Hati (1) : Jangan Sepelekan Perasaan Iri
- Butir Padi Pertanda Kasih
- Kisah Tiga Pohon
- Tempayan Yang Retak
- Depresi Dalam Kegelapan
- Depresi Dalam Kegelapan
- PUSH UP
- Hidupmu Sudah Diatur Oleh Tuhan
- Tuhan Tahu
- Melihat Apa Yang Kita Miliki
- Memaafkan
- Meningkatkan Kapasitas
- Meningkatkan Kapasitas
- Delapan Kado Indah
- Menjaga Nama Baik
- Menjaga Nama Baik
- Kebahagiaan Itu Ada Dimana-mana
- Dalam Tangan Siapa ?
- Bangkit Dari Kegagalan
- A.S.A.P
- HAL KECIL YG MENJENGKELKAN
- Situasi Baru
- Situasi Baru
- CINTA YANG MENGHANGUSKAN
-
▼
November
(138)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar