Kamis, 16 April 2015
22:1 Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu.
22:2 Di tengah-tengah jalan kota itu, yaitu di seberang-menyeberang sungai itu, ada pohon-pohon kehidupan yang berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan sekali; dan daun pohon-pohon itu dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa.
22:3 Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya,
22:4 dan mereka akan melihat wajah-Nya, dan nama-Nya akan tertulis di dahi mereka.
22:5 Dan malam tidak akan ada lagi di sana, dan mereka tidak memerlukan cahaya lampu dan cahaya matahari, sebab Tuhan Allah akan menerangi mereka, dan mereka akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan. —2 Korintus 12:4
Teman saya, Gus, meninggal dunia beberapa bulan yang lalu. Gus adalah sesama pemancing ikan trout. Pada akhir pekan ia biasa berada di atas perahu kecilnya untuk memancing ikan di danau terdekat. Suatu hari saya menerima sepucuk surat dari Heidi, putrinya. Heidi menceritakan bahwa ia terus membicarakan tentang surga bersama cucu-cucunya sejak Gus berpulang ke rumah Bapa. Cucu lelaki Heidi yang berusia 6 tahun juga senang memancing dan ia mencoba untuk memberikan gambaran tentang surga dan apa yang sedang dilakukan Gus, kakek buyutnya di sana: “Surga pasti sangat indah,” ia membayangkan, “dan Yesus sedang menunjukkan tempat pemancingan terbaik dengan ikan yang paling banyak pada Kakek Gus.”
Ketika Paulus menceritakan penglihatan akan surga yang diberikan Allah kepadanya, ia tidak dapat melukiskannya dengan kata-kata. Paulus berkata, “Ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia” (2Kor. 12:4). Realitas surga tidak akan dapat terlukiskan oleh kata-kata—mungkin karena manusia memang tidak sanggup memahaminya.
Meskipun kita mungkin terhibur dengan mengetahui sedikit banyak tentang seluk-beluk surga, bukan pengetahuan itu yang memberi kita keyakinan, melainkan pengenalan akan Allah sendiri. Karena saya mengenal Allah dan mengetahui kebaikan-Nya yang besar, saya dapat meninggalkan dunia ini dan segala isinya dengan keyakinan teguh bahwa surga itu indah dan Yesus akan membawa saya ke “tempat pemancingan terbaik”—karena memang Allah sungguh amat baik! —David Roper
Marilah memohon dan berdoa hari demi hari agar Allah semakin menyatakan diri-Nya kepada jiwa kita, menajamkan indera kita, memberi kita penglihatan dan pendengaran, cita rasa tentang kekekalan yang akan datang. —John Henry Newman
Tidak ada sesuatu pun di bumi ini yang sebanding dengan keberadaan bersama Kristus di surga.
Bacaan Alkitab Setahun: 1 Samuel 30-31; Lukas 13:23-35
Photo credit: scott1346 / Foter / CC BY
Artikel ini termasuk dalam kategori Santapan Rohani, SaTe Kamu
from WarungSaTeKaMu.org
via IFTTT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar