Judul: Menyikapi kehendak AllahKemenangan Daud atas Goliat, membuat Daud diterima dalam keluarga Saul. Lebih daripada sekadar penghibur Saul dengan kecapi, walaupun hal itu tetap dilakukan Daud (10). Kini Daud dipercaya memimpin pasukan perang Saul (5). Di satu sisi, hal ini merupakan kehormatan bagi Daud. Bahkan Yonatan, putra mahkota Saul, menerimanya sebagai sahabat karib. Akan tetapi di sisi lain, ternyata ancaman secara tidak terduga justru muncul dari sang raja.
Masuknya Daud dalam pasukan elit Saul sebenarnya merupakan skenario Tuhan. Daud, yang diurapi sedang dipersiapkan agar pada waktu-Nya meneruskan kepemimpinan Saul yang sudah Tuhan tolak. Kemenangan Daud atas Goliat dan dalam peperangan-peperangan berikutnya, merupakan peneguhan terhadap pilihan Tuhan atasnya. Hal itu terungkap dari ucapan rakyat yang tanpa mereka sadari telah mengelu-elukan pahlawan mereka, "Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa" (7).
Mendengar hal itu, Saul merasa tersindir. Kelihatan Saul sama sekali telah melupakan atau tidak peduli sedikit pun pada hukuman Tuhan yang diberikan kepadanya melalui Samuel atas ketidaksetiaannya pada masa lampau (1Sam 15:28-29). Saul tetap merasa sebagai raja yang sah. Maka tidak heran bagi Saul, Daud merupakan ancaman untuk takhtanya. Dengan segala cara Saul berupaya menyingkirkan Daud. Cara kasar tidak berhasil (10-11), cara tipu muslihat pun dipakai (17-26). Ternyata cara tersebut tidak berhasil juga (27)! Sebenarnya, bagi Saul kegagalan ini seharusnya merupakan peringatan Tuhan akan penolakan-Nya (28). Sayang sekali sikap Saul malah terus memusuhi Daud (29).
Posisi Daud memang serba salah. Namun, itu merupakan proses persiapan dan pematangannya untuk kelak menjadi raja yang lebih baik. Posisi Saul pun juga serba salah. Namun ini terjadi karena Saul tidak mau tunduk pada kehendak Allah!
Belajar tunduk pada kehendak Allah merupakan kunci untuk memiliki hati yang sejahtera! Oleh karena itu, kenali kehendak-Nya lewat firman-Nya, dan terimalah dengan hati yang terbuka.
Diskusi renungan ini di Facebook:https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/
Sumber : www.sabda.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar