Judul: Perjalanan hidupSastra Yunani mengenal yang namanya tragedi dan komedi. Tragedi artinya, perjalanan hidup seseorang yang sedang merosot sampai ke titik nadir. Komedi sebaliknya, perjalanan seseorang yang menanjak sampai ke puncak. Berbarengan dengan kisah hidup Saul yang merosot terus dalam berbagai aspek kehidupannya, Daud dikisahkan sedang menanjak oleh anugerah Tuhan menuju posisi puncak, yaitu menjadi raja atas Israel.
Saul telah terobsesi untuk membunuh Daud. Namun karena teguran Yonatan, putranya, Saul urung membunuh Daud. Bahkan sikapnya itu dikuatkan dengan suatu sumpah yang berat (6). Ternyata sumpahnya hanya bertahan di bibir. Saat Daud kembali menang perang, kedengkian Saul terhadap Daud menggelora kembali. Seperti perikop yang lalu, untuk menyingkirkan Daud, Saul menggunakan berbagai cara. Cara yang satu tidak berhasil (9-10), cara lain digunakan (11-17; 20-24). Hidup Saul semakin merosot. Perhatiannya sekarang bukan pada bagaimana memerintah bangsanya, tetapi bagaimana membinasakan Daud. Di satu sisi, jelas kekalapan Saul merupakan akibat dari ketidaktundukannya pada kehendak Tuhan, dan sekaligus penghukuman Tuhan atas kedegilan hatinya. Namun di sisi lain, Saul sendiri menolak bertobat dari dosanya.
Bagi Daud, perjalanan menuju puncak sepertinya masih harus melewati jalan yang landai. Berulang kali dalam pasal ini, dan masih akan terjadi di pasal-pasal berikut, ia harus melarikan diri dari rencana keji Saul untuk menyingkirkannya. Syukur kepada Tuhan, dalam salah satu pelariannya ia dapat berjumpa dengan Samuel. Samuel secara jabatan sebagai nabi sudah emeritus, tetapi hatinya tetap penuh kasih dan peduli. Penyertaan Samuel pada Daud pasti menguatkan Daud yang sedang galau.
Mungkin saat ini, dalam perjalanan hidup kita, kita merasa galau seperti Daud. Ada sosok "Saul" yang membayangi kita. Ingat, kita tidak sendirian. Tuhan siap menyediakan "Samuel" untuk mendampingi dan menguatkan kita. Percaya dan tetap bersandar kepada-Nya.
Diskusi renungan ini di Facebook:https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/
Sumber : www.sabda.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar