Judul: Sukar masuk Kerajaan Allah?Apa itu kaya? Menurut kamus, kaya itu "mempunyai banyak harta". Kalau dulu kekayaan ditandai dengan jumlah hewan ternak dan perhiasan emas yang dimiliki, kini orang lebih mengapresiasi saldo rekening pribadi yang jumlahnya sembilan digit ke atas dan berbagai gadget tercanggih. Mungkinkah orang seperti itu masuk ke dalam Kerajaan Allah (atau, dalam istilah khas Matius, "Kerajaan Sorga)?
Nas ini menegaskan satu hal penting: orang kaya hanya bisa "masuk Kerajaan Allah" melalui cara dan kehendak Allah yang berotoritas, dan bukan caranya sendiri. Ia takkan bisa bergabung ke dalam komunitas umat Allah yang diselamatkan dan dipanggil untuk menyatakan kehendak-Nya di bumi, jika cara masuk itu dipikirkan oleh dirinya sendiri, dan ia menolak cara yang dikehendaki Allah.
Interaksi antara Yesus dengan seorang muda di ayat 16-22 menggarisbawahi hal ini. Orang muda itu memang taat karena telah menuruti kesepuluh firman Allah (20). Namun ketika panggilan Yesus datang kepadanya secara pribadi di ayat 21, ia justru mundur dan "pergi ... dengan sedih, sebab banyak hartanya" (22). Ketika Allah menghendaki dia menjual hartanya dan mengikut Yesus, suatu panggilan khusus yang belum tentu diterima pengikut Yesus lainnya (bdk. Yusuf dari Arimatea; Mat 27:57), ia justru menolak. Pengajaran Yesus di bagian berikutnya menggarisbawahi hal ini. Orang kaya memang "sukar sekali" untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga, tetapi bukan tidak mungkin. Mengapa? Karena "bagi Allah segala sesuatu mungkin" (26). Yaitu dengan cara Allah sendiri, yang diwujudnyatakan melalui kuasa penebusan Kristus dan pembaruan Roh Kudus. Bahkan, yang penting di dalam Kerajaan Allah bukan lagi soal kaya atau miskin, tetapi soal mengikut Kristus dan mengorbankan apa pun yang mesti dkorbankan demi mengikut Dia (27-30).
Nas ini menantang kita untuk menjawab: apa panggilan Allah kepada kita yang mesti kita taati? Sebagai murid Kristus, kita tak hanya dipanggil untuk percaya, tetapi juga taat kepada-Nya. Jika Allah menghendaki kita mengorbankan bahkan harta, kita mesti siap untuk taat.
Diskusi renungan ini di Facebook:http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2013/02/25/
Sumber : www.sabda.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar