Judul: Melihat kemuliaan YesusMengapa kisah pemuliaan Yesus ini ditempatkan segera sesudah pengumuman penderitaan Yesus yang pertama? Para murid sudah menyatakan iman mereka bahwa Yesus adalah Mesias. Namun, mereka dibingungkan oleh pernyataan Yesus sendiri bahwa Mesias harus menderita bahkan mati sebelum dibangkitkan. Apalagi, sebagai murid Yesus harus bersedia mengikut Dia, turut dalam penderitaan memikul salib.
Peristiwa ini penting bagi para murid untuk meyakini bahwa memang Yesuslah Mesias yang dinubuatkan oleh PL. Pertama, kehadiran Musa dan Elia yang bercakap-cakap dengan Yesus menyatakan bahwa Yesus benar-benar Mesias yang dinubuatkan oleh PL. Musa mewakili Taurat dan Elia mewakili nabi-nabi. Ini pertama kalinya Yesus menampakkan kemuliaan-Nya dengan cara seperti ini. Kata yang diterjemahkan "berubah rupa" (2) berasal dari kata metamorfosis, perubahan luar yang berasal dari dalam. Berarti pada dasarnya Yesus adalah Allah. Sejak inkarnasi, Yesus merendahkan diri-Nya taat pada kehendak dan rencana Bapa untuk menyelamatkan manusia lewat kematian-Nya.
Kedua, pernyataan dari surga (5). Pernyataan Bapa yang berkenan pada karya Kristus adalah yang kedua kalinya. Pertama, saat Yesus dibaptis oleh Yohanes Pembaptis (3:17). Kedua, Allah Bapa menegaskan ulang misi Yesus, melalui penderitaan-Nya untuk penyelamatan manusia. Ketiga, paling tidak bagi sebagian murid, perkataan Yesus di Mat 16:28 tergenapi. Yohanes, Yakobus, dan Petruslah yang menyaksikan sekilas Anak Manusia dimuliakan sebagai Raja. Keempat, menjawab pertanyaan para murid mengenai Elia yang akan datang, Yesus justru mengaitkannya dengan kedatangan Yohanes Pembaptis sebagai pendahulu Mesias.
Yesus adalah Mesias yang menyelamatkan manusia berdosa. Karya-Nya ini sangat dihargai oleh Allah Bapa dan sempurna menyelamatkan manusia berdosa. Oleh karena itu, Dia pantas menerima kemuliaan sebagai Allah. Mari beri kemuliaan dan hormat hanya kepada Yesus!
Diskusi renungan ini di Facebook:http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2013/02/16/
Sumber : www.sabda.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar