Lukas 6:31
“Dan Sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka.”
Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 9; Yohanes 19; I Raja-raja 3-4
Di sebuah seminar wiraniaga, seorang pendeta mengeluhkan usahanya yang selalu gagal. Ia mengaku pusing dengan keadaan tersebut dan tidak tahu harus berbuat apa lagi. Selepas sang pendeta mengeluarkan unek-uneknya, pembicara seminar itu pun akhirnya memberikan tanggapan. Namun, kali ini ia merespon dengan cara yang tidak biasa, yaitu dengan menceritakan mengenai hobinya:
“Saya mempunyai hobi bermain catur. Setiap kali saya kalah dalam permainan, saya akan berdiri di belakang lawan serta melihat papan catur dari sisinya. Kemudian saya mulai menemukan langkah bodoh yang saya buat dan mengakibatkan kekalahan. Hal itu karena saya ingin melihat dari sudut pandangnya. Tantangan bagi wiraniaga adalah melihat dunia dari sudut pandang calon pembeli.”
Dalam kehidupan ini ada begitu banyak permasalahan yang terjadi hanya karena tidak mau memahami orang lain. Berbagai kasus dapat kita saksikan setiap hari: keluarga yang tidak harmonis, perpecahan dalam rumah tangga, usaha yang gagal, persahabatan yang retak, bahkan yang paling ekstrim sampai terjadi pertumpahan darah. Jika kita tidak egois, hubungan komunikasi dengan orang lain pasti berjalan dengan baik. Ketika hubungan komunikasi sudah baik, apa yang ingin kita sampaikan kepada orang lain akan lebih mudah diterima.
Yesus memberikan contoh bagaimana menjalin komunikasi dengan memahami kebutuhan orang lain. Dalam Lukas 6:31, Yesus memberikan kunci untuk mengatasi sikap egois kita yang cenderung muncul. Jika kita mencoba melihat segala sesuatu dari perspektif orang lain, maka kita akan tahu bagaimana harus bersikap benar dan tepat.
Dalam berbagai hal yang kita lakukan, mengabarkan kebenaran tentang Yesus pun, hal ini akan sangat menjadi salah satu kunci yang penting. Mengatasi sikap egois kita sendiri akan menjadi kunci keberhasilan kita dalam hubungan pribadi, keluarga, dan kerja. Marilah kita kalahkan sikap egois dengan menganggap orang lain lebih utama. Bahkan, sesekali cobalah memandang sesuatu dari sudut pandang orang lain.
Keegoisan tidak akan pernah membawa kita pada keadaan dan situasi yang lebih baik.
“Dan Sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka.”
Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 9; Yohanes 19; I Raja-raja 3-4
Di sebuah seminar wiraniaga, seorang pendeta mengeluhkan usahanya yang selalu gagal. Ia mengaku pusing dengan keadaan tersebut dan tidak tahu harus berbuat apa lagi. Selepas sang pendeta mengeluarkan unek-uneknya, pembicara seminar itu pun akhirnya memberikan tanggapan. Namun, kali ini ia merespon dengan cara yang tidak biasa, yaitu dengan menceritakan mengenai hobinya:
“Saya mempunyai hobi bermain catur. Setiap kali saya kalah dalam permainan, saya akan berdiri di belakang lawan serta melihat papan catur dari sisinya. Kemudian saya mulai menemukan langkah bodoh yang saya buat dan mengakibatkan kekalahan. Hal itu karena saya ingin melihat dari sudut pandangnya. Tantangan bagi wiraniaga adalah melihat dunia dari sudut pandang calon pembeli.”
Dalam kehidupan ini ada begitu banyak permasalahan yang terjadi hanya karena tidak mau memahami orang lain. Berbagai kasus dapat kita saksikan setiap hari: keluarga yang tidak harmonis, perpecahan dalam rumah tangga, usaha yang gagal, persahabatan yang retak, bahkan yang paling ekstrim sampai terjadi pertumpahan darah. Jika kita tidak egois, hubungan komunikasi dengan orang lain pasti berjalan dengan baik. Ketika hubungan komunikasi sudah baik, apa yang ingin kita sampaikan kepada orang lain akan lebih mudah diterima.
Yesus memberikan contoh bagaimana menjalin komunikasi dengan memahami kebutuhan orang lain. Dalam Lukas 6:31, Yesus memberikan kunci untuk mengatasi sikap egois kita yang cenderung muncul. Jika kita mencoba melihat segala sesuatu dari perspektif orang lain, maka kita akan tahu bagaimana harus bersikap benar dan tepat.
Dalam berbagai hal yang kita lakukan, mengabarkan kebenaran tentang Yesus pun, hal ini akan sangat menjadi salah satu kunci yang penting. Mengatasi sikap egois kita sendiri akan menjadi kunci keberhasilan kita dalam hubungan pribadi, keluarga, dan kerja. Marilah kita kalahkan sikap egois dengan menganggap orang lain lebih utama. Bahkan, sesekali cobalah memandang sesuatu dari sudut pandang orang lain.
Keegoisan tidak akan pernah membawa kita pada keadaan dan situasi yang lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar