Amsal 18:24
“Ada juga sahabat yang lebih karib dari pada seorang saudara.”
Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 28; Kolose 1; 2 Tawarikh 12-13
Biasanya di setiap sekolah kedokteran, para mahasiswa telah dilatih untuk menolong pasien agar tetap hidup, sementara itu mereka diberi sedikit instruksi untuk membantu pasien menghadapi kematian. Namun, hal ini kemudian berubah dengan ditambahnya mata kuliah tentang pendampingan orang yang mendekati ajal. Kini para dokter diajarkan bahwa apabila mereka telah mengerahkan seluruh kemampuan medis tetapi tidak menghasilkan kesembuhan, mereka harus memanfaatkan kesempatan untuk mendampingi pasien yang sekarat dengan penuh belas kasih dan menjadi sahabat baginya.
Kematian mungkin dapat menjadi hal yang menakutkan bagi sebagian besar kita dan membuat kita merasa canggung menghadapi seorang pasien yang sudah sekarat. Namun, kesempatan terbesar kita untuk menolong seseorang dalam nama Yesus dapat datang selama hari-hari terakhirnya di dunia ini.
Alkitab berbicara tentang persahabatan yang tidak memiliki batasan. Orang bijak berkata, “Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu” (Amsal 17:17). Dan “ada juga sahabat yang lebih karib daripada seorang saudara” (Amsal 18:24). Yesus berkata, “Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya” (Yohanes 15:13).
Tuhan Yesus yang kita sembah adalah Tabib Yang Agung sekaligus Sahabat kita. Dia berjanji tidak akan meninggalkan ataupun mengabaikan kita (Ibrani 13:5). Untuk itu Dia pun meminta kita untuk mendampingi sahabat dan keluarga kita di dalam namaNya, saat mereka hampir di penghujung perjalanan mereka di dunia. Inilah yang akan dilakukan seorang sahabat sejati.
Seorang sahabat sejati akan setia sampai akhir.
“Ada juga sahabat yang lebih karib dari pada seorang saudara.”
Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 28; Kolose 1; 2 Tawarikh 12-13
Biasanya di setiap sekolah kedokteran, para mahasiswa telah dilatih untuk menolong pasien agar tetap hidup, sementara itu mereka diberi sedikit instruksi untuk membantu pasien menghadapi kematian. Namun, hal ini kemudian berubah dengan ditambahnya mata kuliah tentang pendampingan orang yang mendekati ajal. Kini para dokter diajarkan bahwa apabila mereka telah mengerahkan seluruh kemampuan medis tetapi tidak menghasilkan kesembuhan, mereka harus memanfaatkan kesempatan untuk mendampingi pasien yang sekarat dengan penuh belas kasih dan menjadi sahabat baginya.
Kematian mungkin dapat menjadi hal yang menakutkan bagi sebagian besar kita dan membuat kita merasa canggung menghadapi seorang pasien yang sudah sekarat. Namun, kesempatan terbesar kita untuk menolong seseorang dalam nama Yesus dapat datang selama hari-hari terakhirnya di dunia ini.
Alkitab berbicara tentang persahabatan yang tidak memiliki batasan. Orang bijak berkata, “Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu” (Amsal 17:17). Dan “ada juga sahabat yang lebih karib daripada seorang saudara” (Amsal 18:24). Yesus berkata, “Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya” (Yohanes 15:13).
Tuhan Yesus yang kita sembah adalah Tabib Yang Agung sekaligus Sahabat kita. Dia berjanji tidak akan meninggalkan ataupun mengabaikan kita (Ibrani 13:5). Untuk itu Dia pun meminta kita untuk mendampingi sahabat dan keluarga kita di dalam namaNya, saat mereka hampir di penghujung perjalanan mereka di dunia. Inilah yang akan dilakukan seorang sahabat sejati.
Seorang sahabat sejati akan setia sampai akhir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar