"Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti"
(Yer 3:14-17; Mat 13:18-23)
"Karena itu, dengarlah arti perumpamaan penabur itu. Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan. Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira. Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itu pun segera murtad. Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah. Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat." (Mat 13:18-23), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Kita semua diharapkan menjadi tanah yang baik, yaitu dapat mendengarkan firman atau kehendak Tuhan serta melaksanakannya di dalam hidup sehari-hari. Firman atau kehendak Tuhan antara menjadi nyata dalam aneka ajaran, nasihat, petuah, saran, kritik dst..dari orangtua, guru/pendidik, pastor/pendeta/kyai/biksu, pimpinan atau atasan, dst., maka marilah semuanya itu kita dengarkan, mengerti dan laksanakan. Apapun yang mendatangi kita, entah berupa kata-kata, sentuhan, tindakan dst.. hemat saya merupakan perwujudan kasih atau kehendak Tuhan kepada kita. Memang ada yang enak atau tidak enak, nikmat atau tidak nikmat, namun demikian marilah kita hayati semuanya itu sebagai kata-kata atau tindakan yang diilhamkan oleh Allah, yang "memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran"(2Tim 3:16). Kita semua membutuhkan aneka pengajaran terus menerus yang menuntun kita menuju ke kebenaran atau kesematan sejati. Dalam pelaksanaan atau penghayatan kehendak Tuhan kita sering kurang sunggguh, seenaknya alias bertindak salah, maka selayaknya untuk menerima peringatan, tegoran atau perbaikan. Memang pada masa kini untuk setia pada kehendak dan firman Tuhan harus menghadapi aneka macam tantangan dan ancaman, tetapi percayalah dan imanilah bahwa bersama dan bersatu dengan Tuhan dalam menghadapi aneka tantangan dan ancaman kita pasti mampu mengatasinya, dan dengan demikian dari cara hidup dan cara bertindak kita berbuah aneka keutamaan dan nilai-nilai kehidupan.
· "Kembalilah, hai anak-anak yang murtad, demikianlah firman TUHAN, karena Aku telah menjadi tuan atas kamu! Aku akan mengambil kamu, seorang dari setiap kota dan dua orang dari setiap keluarga, dan akan membawa kamu ke Sion. Aku akan mengangkat bagimu gembala-gembala yang sesuai dengan hati-Ku; mereka akan menggembalakan kamu dengan pengetahuan dan pengertian" (Yer 3:14-15). Firman Tuhan melalui nabi Yeremia bagi umat Allah ini kiranya layak menjadi permenungan atau refleksi kita bersama, lebih bagi kita yang kurang setia kepada kehendak Tuhan serta hidup dan bertindak seenaknya sendiri. Kita diingatkan untuk mendengarkan aneka bentuk penggembalaan dari para gembala kita yang "menggembalakan dengan pengetahuan dan pengertian". Marilah kita sadari dan hayati kebodohan, kelemahan dan kedosaan kita serta kemudian dengan rendah hati mendengarkan aneka pengetahuan dan pengertian yang disampaikan oleh para gembala kita. Yang dimaksudkan dengan gembala disini antara lain orangtua, guru/pendidik, atasan/ pemimpin dalam hidup beragama, berbangsa, bernegara dan bermasyarakat. Kita percayai atau imani bahwa para gembala senantiasa berkehendak baik, berusaha keras dan dengan rendah hati melayani kita semua di dalam Tuhan. Kami ingatkan bahwa semakin kita memiliki banyak pengetahuan dan pengertian sekaligus semakin banyak hal yang kurang kita ketahui dan mengerti, dengan kata lain semakian tambah usia/tua, semakin suci, semakin pandai, semakin kaya, semakin terampil, dst.. hendaknya semakin rendah hati. Marilah kita dekati dan perlakukan saudara-saudari kita yang murtad dengan rendah hati dan dalam kasih, agar mereka kembali ke cara hidup dan panggilan yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Dalam kasih dan kerendahan hati kita pasti mampu mengajak dan menuntun mereka yang murtad untuk bertobat.
"TUHAN telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita.Pulihkanlah keadaan kami, ya TUHAN, seperti memulihkan batang air kering di Tanah Negeb! Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya."
(Mzm 126:3-6)
Jakarta, 23 Juli 2010 . .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar