Salah satu dari Kumpulan Khotbah Ps. Levi Supit
Setiap prang tua pasti mengharapkan anak-anaknya untuk bertumbuh menjadi seorang yang pintar, berhasil, sukses, bahagia dan seterusnya. Tetapi yang tidak kalah penting adalah harapan orang tua agar anaknya memiliki karakter yang baik. Tanpanya, apalah artinya keberhasilan, kekayaan dan nama besar.
Untuk membentuk karakter yang baik orang tua memerlukan 2 nilai penting yaitu kasih dan disiplin. Keduanya harus diberikan secara seimbang. Selama ini berlangsung orang tua akan berinteraksi dengan anak-anak mereka dimana hal-hal kecil adalah hal-hal yang besar bagi anak-anak.
Semakin muda usia anak-anak kita, maka semakin penting hal-hal yang kecil tersebut kita ajarkan bagi mereka. Memang dibutuhkan banyak pengorbanan, namun jika kita berhasil membangun karakter yang baik dalam hidup mereka, maka mereka akan menghormati kita lalu dengan mudah mereka akan menghormati Tuhan dan sesama.
Parenting Styles
Tiga gaya orang tua dalam mendidik anak-anaknya. Pertama, gaya yang berpusat pada orang tua. Gaya membesarkan anak-anak dimana orang tua menjadi fokus utamanya. Biasanya terjadi pada orang tua yang menginginkan anak-anaknya menjadi 'sempurna'. Mereka menginginkan anaknya menjadi seperti keinginan mereka, bukan yang Tuhan inginkan. Keinginan orang tua mungkin tercapai, tetapi kemungkinan tidak dengan hati nurani sang anak.
Anak diam-diam kecewa dan kepahitan karena tidak ada kesempatan untuk terbuka menyampaikan keinginannya. Dengan kata lain, tidak ada tawar-menawar di dalam orang tua membesarkan anak menurut keinginan hati orang tua-nya.
Kedua, gaya yang berpusat pada anak. Sebuah gaya membesarkan anak dimana anak adalah segala-galanya.
Sering kali karena kesibukan orang tua diluar rumah, maka orang tua menggantikan kasih sayang yang hilang atau menutupi kesalahannya dengan memberi materi atau kemudahan dalam memberikan ijin bagi anak-anaknya. Anak menjadi terbiasa memimpin dan mengambil keputusan yang seharusnya menjadi tanggung jawab orang tua. AKhirnya sang anak menjadi sangat manja, sulit untuk mandiri dan sulit untuk mengerti perubahan.
Dengan sikap suka memanjakan, anak tumbuh dengan sikap tidak menghargai barang, bahkan lama-kelamaan sang anak kehilangan rasa hormat terhadap orang tua. Dengan kata lain, anak suka mengatur atau menguasai orang tuanya.
Ketiga, gaya yang berpusat pada pembentukan karakter. Sebuah gaya membesarkan anak, dimana membangun karakter menjadi hal yang sangat penting.
Orang tua berfokus pada hasil akhir dari si anak. Orang tua menyadari pentingnya peran kasih dalam mebesarkan anak karena mereka bersandar kepada kasih Allah dan firmanNya.
Tetapi orang tua juga sadar bahwa dalam kasih ada kedisiplinan. Kasih dan disiplin tidak dapat dipisahkan. Orang tua berani untuk mendisiplinkan anak bukan untuk menghukum atau menakuti tetapi untuk membangun karakter yang baik dalam hidup anak-anaknya.
Discipline
Disiplin menjadi hal penting yang tidak terlepas dari kasih karena ketika anak-anak taat mendengarkan perkataan dan peraturan sejak kecil, maka ia akan mudah taat dan disiplin kepada perintah-perintah Allah. Apakah disiplin itu?
Pertama, disiplin adalah pencegahan dini akan problem di masa mendatang, bukan sekedar saat ini. Anak yang diajar hidup mandiri sejak kecil, akan lebih siap menghadapi permasalahan diwaktu ia besar. Kedua, disiplin berarti mengajar, memberi petunjuk dan melatih. Disiplin berbeda dengan menghukum. Melatih berarti menunjukan kesalahan, memberi pengertian dan mengajar anak untuk memperbaiki kesalahan. Ketiga, displin berarti mengubah kelakukan yang tidak diinginkan kepada kelakukan yang baik. Keempat, disiplin adalah mengajarkan anak untuk melakukan yang baik bukan yang nyaman.
Lewat pendisiplinan, maka anak diajarkan untuk berpikir dahulu sebelum bertindak sehingga akan menolong mereka bertumbuh menjadi orang yang luar biasa.
Pada akhirnya, banyak cara, pendapat dan pengetahuan dalam mendisiplinkan anak. Namun tidak ada satu pun yang melebihi kehebatan dari hikmat surgawi. Orang tua sendirilah yang dapat mengenal anak-anaknya dan menentukan cara terbaik untuk mendidik mereka. Ada anak yang membutuhkan belaian untuk maju, tetapi ada juga yang butuh cambukan untuk berhasil.
Yang terpenting bagi orang tua adalah menyadari bahwa setiap anak adalah titipan Tuhan yang harus dipelihara dengan penuh tanggung jawab, bukan malah di telantarkan atau di eksploitasi berlebihan.
Selalu libatkan Tuhan dalam mendisiplinkan anak Anda. Satu hal lain yang tidak kalah penting adalah orang tua harus menjadi contoh yang baik bagi sang anak, dimulai dari menghormati dan menghargai terlebih dahulu pasangan hidup kita sehingga anak juga menghjormati dan mengasihi kita.
Diambil dari warta jemaat Mawar sharon dari materi seminar orang tua yang dibawahkan oleh Ps. Levi Supit
Setiap prang tua pasti mengharapkan anak-anaknya untuk bertumbuh menjadi seorang yang pintar, berhasil, sukses, bahagia dan seterusnya. Tetapi yang tidak kalah penting adalah harapan orang tua agar anaknya memiliki karakter yang baik. Tanpanya, apalah artinya keberhasilan, kekayaan dan nama besar.
Untuk membentuk karakter yang baik orang tua memerlukan 2 nilai penting yaitu kasih dan disiplin. Keduanya harus diberikan secara seimbang. Selama ini berlangsung orang tua akan berinteraksi dengan anak-anak mereka dimana hal-hal kecil adalah hal-hal yang besar bagi anak-anak.
Semakin muda usia anak-anak kita, maka semakin penting hal-hal yang kecil tersebut kita ajarkan bagi mereka. Memang dibutuhkan banyak pengorbanan, namun jika kita berhasil membangun karakter yang baik dalam hidup mereka, maka mereka akan menghormati kita lalu dengan mudah mereka akan menghormati Tuhan dan sesama.
Parenting Styles
Tiga gaya orang tua dalam mendidik anak-anaknya. Pertama, gaya yang berpusat pada orang tua. Gaya membesarkan anak-anak dimana orang tua menjadi fokus utamanya. Biasanya terjadi pada orang tua yang menginginkan anak-anaknya menjadi 'sempurna'. Mereka menginginkan anaknya menjadi seperti keinginan mereka, bukan yang Tuhan inginkan. Keinginan orang tua mungkin tercapai, tetapi kemungkinan tidak dengan hati nurani sang anak.
Anak diam-diam kecewa dan kepahitan karena tidak ada kesempatan untuk terbuka menyampaikan keinginannya. Dengan kata lain, tidak ada tawar-menawar di dalam orang tua membesarkan anak menurut keinginan hati orang tua-nya.
Kedua, gaya yang berpusat pada anak. Sebuah gaya membesarkan anak dimana anak adalah segala-galanya.
Sering kali karena kesibukan orang tua diluar rumah, maka orang tua menggantikan kasih sayang yang hilang atau menutupi kesalahannya dengan memberi materi atau kemudahan dalam memberikan ijin bagi anak-anaknya. Anak menjadi terbiasa memimpin dan mengambil keputusan yang seharusnya menjadi tanggung jawab orang tua. AKhirnya sang anak menjadi sangat manja, sulit untuk mandiri dan sulit untuk mengerti perubahan.
Dengan sikap suka memanjakan, anak tumbuh dengan sikap tidak menghargai barang, bahkan lama-kelamaan sang anak kehilangan rasa hormat terhadap orang tua. Dengan kata lain, anak suka mengatur atau menguasai orang tuanya.
Ketiga, gaya yang berpusat pada pembentukan karakter. Sebuah gaya membesarkan anak, dimana membangun karakter menjadi hal yang sangat penting.
Orang tua berfokus pada hasil akhir dari si anak. Orang tua menyadari pentingnya peran kasih dalam mebesarkan anak karena mereka bersandar kepada kasih Allah dan firmanNya.
Tetapi orang tua juga sadar bahwa dalam kasih ada kedisiplinan. Kasih dan disiplin tidak dapat dipisahkan. Orang tua berani untuk mendisiplinkan anak bukan untuk menghukum atau menakuti tetapi untuk membangun karakter yang baik dalam hidup anak-anaknya.
Discipline
Disiplin menjadi hal penting yang tidak terlepas dari kasih karena ketika anak-anak taat mendengarkan perkataan dan peraturan sejak kecil, maka ia akan mudah taat dan disiplin kepada perintah-perintah Allah. Apakah disiplin itu?
Pertama, disiplin adalah pencegahan dini akan problem di masa mendatang, bukan sekedar saat ini. Anak yang diajar hidup mandiri sejak kecil, akan lebih siap menghadapi permasalahan diwaktu ia besar. Kedua, disiplin berarti mengajar, memberi petunjuk dan melatih. Disiplin berbeda dengan menghukum. Melatih berarti menunjukan kesalahan, memberi pengertian dan mengajar anak untuk memperbaiki kesalahan. Ketiga, displin berarti mengubah kelakukan yang tidak diinginkan kepada kelakukan yang baik. Keempat, disiplin adalah mengajarkan anak untuk melakukan yang baik bukan yang nyaman.
Lewat pendisiplinan, maka anak diajarkan untuk berpikir dahulu sebelum bertindak sehingga akan menolong mereka bertumbuh menjadi orang yang luar biasa.
Pada akhirnya, banyak cara, pendapat dan pengetahuan dalam mendisiplinkan anak. Namun tidak ada satu pun yang melebihi kehebatan dari hikmat surgawi. Orang tua sendirilah yang dapat mengenal anak-anaknya dan menentukan cara terbaik untuk mendidik mereka. Ada anak yang membutuhkan belaian untuk maju, tetapi ada juga yang butuh cambukan untuk berhasil.
Yang terpenting bagi orang tua adalah menyadari bahwa setiap anak adalah titipan Tuhan yang harus dipelihara dengan penuh tanggung jawab, bukan malah di telantarkan atau di eksploitasi berlebihan.
Selalu libatkan Tuhan dalam mendisiplinkan anak Anda. Satu hal lain yang tidak kalah penting adalah orang tua harus menjadi contoh yang baik bagi sang anak, dimulai dari menghormati dan menghargai terlebih dahulu pasangan hidup kita sehingga anak juga menghjormati dan mengasihi kita.
Diambil dari warta jemaat Mawar sharon dari materi seminar orang tua yang dibawahkan oleh Ps. Levi Supit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar