Ini kisah si kecil Tessa, anak lima tahun yang pada hari minggu bersama papa dan mamanya ke Gereja St. Paskalis Cempaka Putih. Selagi kedua orangtuanya khusuk berdoa, dia mendekati patung kanak-kanak Yesus yang digendong St. Fransiskus Asisi. Inilah kata-kata yang keluar dari mulutnya.
" Tuhan Yesus, ini Tessa. Dan itu papa dan mamaku. Mereka lagi berdoa. Kau tahu kan kalau sekarang Tessa sudah TK B di Sanur. Papa dan mama membelikan aku boneka barbie yang mahal waktu kami jalan-jalan ke Taman Anggrek. Boneka Barbie itu jadi teman mainku,juga jadi teman bicaraku waktu kulihat papa dan mama bertengkar dan membanting apa saja yang ada di depan mereka. Boneka itu juga jadi teman tidurku meski mama menggaji si embok dari Pasuruan. Mereka membelikan apa saja padaku walaupun aku tidak pernah minta. Aku punya hp untuk nge-sms- mama jika om sopir belum juga datang menjemputku di sekolahan. Kamarku nyaman, penuh dengan bunga dan mainan. Mungkin mama dan papa membelikan semuanya itu untukku agar aku tak nangis waktu ditinggal mama dan papa ketika ada dinas ke luar kota atau ketika papa tak pulang-pulang karena harus meladeni customernya. Aku tahu mereka sayang banget padaku.
Tuhan kau tahu boneka barbie ini meski cantik dan lucu tapi sebenarnya gak bisa bicara. Aneh, dia tetap senyum waktu aku sedih. Mestinya dia juga sedih dong kalau aku sedih.
Maka aku datang padamu, aku mau bicara sendiri denganmu. Aku ingin minta satu hal yang tidak pernah ingin aku minta dari papa dan mama. Dan aku hanya ingin minta itu darimu. Tuhan, aku minta karet,
Untuk mengikat tangan papa yang kalau lagi tak sabaran dan marah cepat sekali melayang menampar muka mama; yang terus menari di atas handphone nya waktu kami lagi makan dan minum teh bersama.
Tuhan, tessa minta karet untuk ikat juga tangan mama yang kadang-kadang meladeni amarah papa dengan memecahkan piring.
Tessa minta karet untuk mengikat tangan mama yang terlalu sering menghabiskan duit untuk membeli yang tidak perlu dan tidak terlalu kami butuhkan.
Tuhan, Tessa minta karet untuk mengikat semua buku-buku, rekening, surat-surat di atas mejanya supaya rapi dan membuat mama tidak lupa berdoa.
Tessa minta karet untuk ikat kaki papa dan mama agar tidak pergi terlalu lama meninggalkan Tessa sendiri.
Tuhan, terserah warna apa saja karet itu,yang penting karet itu bisa Tessa pakai untuk mengikat mereka berdua dengan cinta, cinta yang mereka perlihatkan sendiri kepadaku. Tuhan, ikatlah juga tangan mereka dengan tanganku pada salibmu agar mereka sungguh saling mencintai, mengampuni sebagaimana engkau telah mengampuni kami semua.
Tuhan, maaf, lihatlah, orang-orang di Gereja ini melihat dan memelototi saya. Suara saya tadi rupanya menggangu mereka yang lagi misa. Mudah-mudahan mereka, juga romo paroki tidak mengusir saya seperti yang pernah dibuat para murid dulu.
Ronald,s.x.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar