Ayat bacaan: Yunus 1:5
====================
"Awak kapal menjadi takut, masing-masing berteriak-teriak kepada allahnya, dan mereka membuang ke dalam laut segala muatan kapal itu untuk meringankannya. Tetapi Yunus telah turun ke dalam ruang kapal yang paling bawah dan berbaring di situ, lalu tertidur dengan nyenyak."
Dosa tampaknya tidak lagi menyeramkan bagi banyak orang. Ada begitu banyak orang hari-hari ini yang terlalu terpaku pada kebutuhan duniawi, sehingga merasa tidak punya masalah jika harus mendapatkan harta dari cara yang tidak benar sekalipun. Menggelapkan uang, mark-up, korupsi, penipuan, penyalah-gunaan jabatan/wewenang dan sebagainya, menjadi sesuatu yang sangat biasa di mana-mana. Jika sudah bisa menutupi kejahatan mereka dari mata aparat, menghilangkan barang bukti atau menyuap aparat yang dianggap "berbahaya" bagi keselamatan mereka, mereka pun bisa dengan tenang hidup dari segala kemewahan yang tidak sah itu. Bahkan mereka berani tampil di depan publik, penuh senyum dan gaya berlebihan. Padahal pengadilan Tuhan, jauh lebih berat ketimbang pengadilan yang ada di dunia ini. Katakanlah di dunia hukumannya 20 tahun jika terbukti korupsi. Di tahta Tuhan nanti, ketika hari penghakiman tiba, dosa itu bisa mendatangkan maut yang kekal sifatnya. Sangat mengerikan. Dan kita tidak akan bisa menyuap Tuhan, meski seluruh uang yang ada di dunia ini adalah milik kita.
Melakukan dosa adalah kekejian bagi Tuhan. Dalam Amsal kita baca seperti ini: "karena orang yang sesat adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi dengan orang jujur Ia bergaul erat." (Amsal 3:32). Melakukan dosa dan menyadari bahwa itu adalah salah, namun tidak bertobat, itu saja sudah berat. Apalagi jika kita malah menikmati hidup dalam dosa. Itu lebih mengerikan lagi. Saya ingin mengajak teman-teman untuk membaca kisah Yunus. Pada suatu kali, Yunus diberi tugas oleh Tuhan untuk mempertobatkan penduduk Niniwe, sebuah kota besar dan makmur. Apakah Yunus menurut? Tidak. Dia malah memilih untuk melanggar kehendak Tuhan, dengan jalan melarikan diri dengan kapal ke tempat lain dengan harapan agar ia jauh dari hadapan Tuhan. (Yunus 1:3). Maka Tuhan pun mendatangkan angin ribut yang mengakibatkan badai besar. (ay 4).Penumpang kapal pun menjadi panik ketakutan dan menyembah allah mereka masing-masing. "Awak kapal menjadi takut, masing-masing berteriak-teriak kepada allahnya, dan mereka membuang ke dalam laut segala muatan kapal itu untuk meringankannya." (ay 5a). Perhatikan kata "allahnya", dalam huruf kecil, berarti para awak kapal itu bukanlah orang percaya.
Ketika keadaan sedang genting, apa yang dilakukan Yunus, sang penyebab bencana itu? Alkitab mencatat ia malah sedang tidur dengan nyenyak. "Tetapi Yunus telah turun ke dalam ruang kapal yang paling bawah dan berbaring di situ, lalu tertidur dengan nyenyak." (ay 5b). Keterlaluan. Sudah melanggar perintah Tuhan, sudah menghadapi kemarahan Tuhan akibat pelanggaran itu, tapi masih juga bisa tidur nyenyak! Kita tahu kisah selanjutnya. Yunus diketahui menjadi penyebab dari badai besar itu yang setiap saat siap untuk menenggelamkan kapal. Yunus pun menyadari hal itu, dan meminta agar dirinya dicampakkan saja ke laut. (ay 12). Namun lihatlah hal yang luar biasa yang dicatat di ayat berikutnya. "Lalu berdayunglah orang-orang itu dengan sekuat tenaga untuk membawa kapal itu kembali ke darat, tetapi mereka tidak sanggup, sebab laut semakin bergelora menyerang mereka." (ay 13). Ternyata, para awak kapal masih berusaha untuk menyelamatkan kapal tanpa harus membuang Yunus ke laut. Mereka, yang bukan orang percaya saja mau memikirkan nyawa 1 orang, sementara Yunus tidak mau memikirkan keselamatan dari seisi kota besar, dan memilih untuk mementingkan dirinya sendiri saja. Lalu kita tahu, Yunus akhirnya ditelan ikan besar, dan berada di dalam perut ikan itu selama 3 hari 3 malam. Saya yakin itu bukanlah tempat yang menyenangkan untuk ditinggali selama 3 hari 3 malam. Bau, lembab dan menjijikkan, saya yakin dirasakan Yunus pada saat itu. Dan ia pun akhirnya bertobat dan memilih untuk menjalankan perintah Tuhan. Hasilnya? Seluruh kota Niniwe, termasuk raja bahkan ternak-ternak bertobat dan melakukan puasa serta mengenakan kain kabung. Satu orang Yunus bisa dipakai Tuhan untuk menyelamatkan seisi kota. Luar biasa.
Berhati-hatilah terhadap dosa, jangan sampai terlena di dalamnya. Kita harus menjaga diri kita agar tidak memberi toleransi atau berkompromi dengan dosa, walau sekecil apapun. Dosa yang kecil, mampu membuat kita lama-lama terbiasa hidup berselubung dosa, hidup nyaman bersama dosa, bahkan bisa tidur nyenyak bersamanya! Jika kita tidak bisa mengendalikan keinginan-keinginan kita sendiri, kita akan terseret masuk ke dalam dosa, dan pada saatnya dosa akan melahirkan maut. "Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya.Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut."(Yakobus 1:14-15). Lihatlah apa yang terjadi pada Yunus, yang harus mengalami hidup dalam perut ikan selama 3 hari 3 malam terlebih dahulu baru bertobat. Marilah berbalik dengan cepat jika kita berbuat dosa, sehingga kita tidak perlu "dilemparkan ke dalam perut ikan" agar mau bertobat. Dosa adalah pelanggaran hukum Allah yang akan selalu menjadi penghalang hubungan kita dengan Tuhan. Ketika kita mendapat teguran dari Roh Kudus ketika melakukan kesalahan, jangan keraskan hati, dan berbaliklah segera, agar kita tidak perlu mengalami sesuatu yang menyakitkan terlebih dahulu untuk bisa bertobat.
Cegah dosa sejak dini sebelum kita terbiasa untuk hidup nyaman bersama dosa
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Arsip Blog
-
▼
2009
(1366)
-
▼
April
(97)
- Bahasa Kasih
- Bahasa Kasih
- Masihkah Perlu Gengsi dalam Hidup?
- Mengingini Milik Orang Lain
- Mengingini Milik Orang Lain
- Hari-hari baik
- Hidup Nyaman Dalam Dosa
- Hidup Nyaman Dalam Dosa
- Sesal Kemudian Tak Berguna
- Sesal Kemudian Tak Berguna
- Always have a Dream
- Makan Malam Berkesan
- Sentuhlah Aku
- Saved By An Angel
- Saved By An Angel
- Tetap Berkecukupan
- Hidup Ini Singkat
- Hidup Ini Singkat
- Jangan Merasa Kesal
- Shiny, Happy People
- Shiny, Happy People
- POSITIVE MIND SET
- Jangan Bimbang
- Jangan Bimbang
- You and God
- 1 Jam tanpa dosa
- Harakiri
- Harakiri
- No Mountain Is Too High To Reach
- Kembali ke jalan Tuhan
- Melihat Sisi Menarik
- Melihat Sisi Menarik
- Dilambatkan
- Mau atau Tidak
- Mau atau Tidak
- TUHAN BEKERJA DI ATAS KELEMAHAN KITA
- Apa arti hidup saya?
- KEGELAPAN DI ANTARA BINTANG-BINTANG
- Penipu
- Penipu
- Jangan Fokus Pada Resiko
- Jangan Fokus Pada Resiko
- Let God Guide You
- Mempergunakan Talenta
- Mempergunakan Talenta
- Why Don't We Pray
- Tahta Untuk Sang Putri
- Hidup Baik di Tengah Masyarakat
- Hidup Baik di Tengah Masyarakat
- Indah Pada Waktunya
- Indah Pada Waktunya
- MENJAGA LIDAH
- HANYA SEBUAH KELING
- The World's Greatest Dad
- The World's Greatest Dad
- Aku Bertanya Kepada Tuhan
- Orang Samaria Yang Murah Hati
- Orang Samaria Yang Murah Hati
- Kebangkitan Yesus
- Kebangkitan Yesus
- Persahabatan
- Yesus Buka Jalan
- Yesus Buka Jalan
- Bukakanlah Aku Pintu-Pintu Malam - Supernova Kita
- Ruwet Tapi Indah
- Sudah Selesai
- Sudah Selesai
- Bunga Berduri Yang Indah
- Cara Daniel Menghadapi Masalah
- Cara Daniel Menghadapi Masalah
- Seperti Anjing Yang Menggigit Tulang
- Perpisahan yang Elegik?
- Menghadapi Tuduhan
- Menghadapi Tuduhan
- Sebuah Koin Penyok
- Meneladani Kesabaran Cha
- Meneladani Kesabaran Cha
- ANDAI BISA MEMILIH
- Sst..Saya Sedang Ujian
- Sst..Saya Sedang Ujian
- WANITA PENDARAHAN 12 TAHUN
- Tuhan Telah Mati dan Kitalah Penontonnya
- Diberkati Untuk Memberkati
- Diberkati Untuk Memberkati
- Cinta Kasih di Hati
- Rumah Tua
- Bagi Allah segala sesuatu mungkin
- Tuhan Pelihara Kita
- Tuhan Pelihara Kita
- Why...?
- Why...?
- 40 Do and Don't
- Sikap Hati Ayub
- Sikap Hati Ayub
- Sikap Hati Yusuf
- Sikap Hati Yusuf
- Kisah si Anne yang menyentuh
-
▼
April
(97)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar