Bukakanlah Aku Pintu-Pintu Malam
Bulan purnama dengan cahayanya yang benderang dekat sekali dengan rumah kami pada hari-hari ini. Rasanya tidak salah dalam tradisinya, Gereja menetapkan hari Paskah kurang lebih empat belas hari setelah bulan baru (yang tak nampak di langit) dan pada saat itu bulan nampak penuh (purnama). Saya tak tahu apakah anda di Indonesia melihatnya juga entah beberapa hari sebelum atau sesudah Paskah.
Kubur kosong yang didapati Maria Magdalena, Maria ibu Yakobus dan Salome adalah misteri yang kita terima dengan iman, bukan untuk dipertanyakan buktinya. Toh kubur kosong meski salah satu petunjuk tapi bukan bukti utama yang menjelaskan kebangkitan Kristus. Malaikat itu sendiri mengatakan, “Dia tidak ada di sini, dia telah bangkit. Dia telah mendahului kamu ke Galilea » (Mrk.16 :5). Menerima dengan iman, bukan berarti kita terima begitu saja apa yang dinyatakan pada kita, melainkan mempercayakan diri pada misteri yang mahaluas. Samahalnya ketika kita memandang bulan dan bintang di langit, yang dengan mata telanjang nampak tapi tidak seluruhnya kelihatan. Bahkan jika kita menggunakan teleskop sebesar apapun, alam semesta tetap misteri yang mahaluas dalam lautan bintang tak berhingga. Iman paskah adalah iman yang penuh syukur. Di hadapan kebangkitan, biarlah kita diterangi oleh misteri itu, seperti kita membiarkan diri kita diterangi bulan dan bintang.
“Pergilah dan katakanlah pada para murid dan kepada Petrus, Dia mendahului kamu ke Galilea”. Kembali ke Galilea adalah pesan utama kebangkitan menurut Injil M arkus. Kristus hidup dan sudah kembali ke Galilea. Untuk memahami misteri kebangkitan Kristus, para murid mesti kembali ke tempat di mana Yesus mewartakan Kerajaan Allah dengan menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati, di mana Ia makan dengan orang berdosa dan membuktikan cinta-Nya dengan setia. Kisah kebangkitan dalam Injil Markus sebanarnya adalah puncak dari seluruh kisah Injil dengan 16 bab ini. Pendek kata, Injil Markus adalah Kisah Kebangkitan itu sendiri. Maka pesan kebangkitan jelas, kembali pada hidup Yesus yang aktual dan melanjutkan misi dan hidup Yesus. Jadi Injil markus tidak berakhir dengan kesimpulan, tapi undangan untuk melanjutkan hidup Yesus dengan mewartakan apa yang telah Ia buat.
Markus mengalamatkan pesan ini pada pembacanya di segala zaman, tak terkecuali pada kita sekarang ini. Pesan kebangkitan tidak lain adalah kembali ke Galilea kita, yakni pengalaman di saat dan di mana perkenalan dan iman akan Yesus mengubah hidup kita secara konkret. Pikirkan, temukan dan renungkan peristiwa-peristiwa di tahun ini, di mana anda mendapati diri betul-betul diubah oleh Tuhan. Kalau karena Yesus, anda mengampuni seseorang ; kalau demi Yesus anda merelakan waktumu di hari minggu untuk membantu korban banjir, dan kalau berkat Yesus kamu kamu mengalami dicintai dalam banyak hal, kembalilah, ingatlah dan syukurilah karya baik Tuhan dalam hidupmu. Bukan itu saja, wartakanlah dengan melakukan yang sama. Dengan demikian kamu melanjutkan hidup Yesus, kamu mewartakan Dia hidup. Kita tak perlu pergi jauh-jauh hingga ke Yerusalem untuk membuktikan Dia bangkit. Saya ingat apa yang dikatakan astronom Amerika Serikat, Niel Amstrong, setelah menginjakkan kakinya di bulan, berkata begini: “ « Langkah kaki seorang manusia kecil ini adalah adalah langkah raksasa bagi kemanusiaan. » Paskah mengundang kita untuk bertindak, dengan langkah dan jalan cinta sederhana, memenangkan manusia sebanyak mungkin dari ketakutan, dari kenyataan tidak dicintai, dari balas dendam, dari penyakit, dari ketidakjujuran, dari perang, dari balas dendam dan dari budaya kematian.
Pada bulan April 1848 Victor Hugo menulis syair Vini, Vidi, Vixi (dalam les contemplations, Livre IV,) yang saya yakin dekat sekali pesannya dengan kebangkitan.
Sekarang mataku setengah terbuka
Tak lagi ku mau beranjak pun ketika orang memanggilku
Hidupku penuh takjub
Seperti orang yang bangun sebelum matahari terbit dan tak bisa tidur
Saya tak pantas menjawab orang-orang yang iri hati
Tuhan, bukakanlah aku pintu-pintu malam
Agar aku pergi kepadanya dan menghilang
Saya membaca Hugo saat memandang bulan sambil memikirkan jutaan bintang di sekelilingnya. Anda tahu, sebagaimana bintang yang mati akan meledak dan menjadi SuperNova, menghasilkan lautan bintang dan benda angkasa lainnya, demikianlah misteri Paskah. Berkat kematian dan kebangkitan-Nya, Yesus bagaikan supernova kita, bintang baru yang menghasilkan cahaya tanpa henti bagi kehidupan. Mintalah pada Tuhan pada paskah kali ini, untuk membuka pintu-pintu malam bagi kita, menyaksikan keindahan cintanya dalam pengalaman hidup kita yang mungkin sering luput untuk disyukuri dan minta agar kita juga seperti Dia siap meledakkan hidup kita bagi yang lain, dalam komitmen tak tergantikan mengabdi kehidupan dan melawan budaya kematian di sekeliling kita.
Selamat Pesta Paskah,
Ronald,SX
Bulan purnama dengan cahayanya yang benderang dekat sekali dengan rumah kami pada hari-hari ini. Rasanya tidak salah dalam tradisinya, Gereja menetapkan hari Paskah kurang lebih empat belas hari setelah bulan baru (yang tak nampak di langit) dan pada saat itu bulan nampak penuh (purnama). Saya tak tahu apakah anda di Indonesia melihatnya juga entah beberapa hari sebelum atau sesudah Paskah.
Kubur kosong yang didapati Maria Magdalena, Maria ibu Yakobus dan Salome adalah misteri yang kita terima dengan iman, bukan untuk dipertanyakan buktinya. Toh kubur kosong meski salah satu petunjuk tapi bukan bukti utama yang menjelaskan kebangkitan Kristus. Malaikat itu sendiri mengatakan, “Dia tidak ada di sini, dia telah bangkit. Dia telah mendahului kamu ke Galilea » (Mrk.16 :5). Menerima dengan iman, bukan berarti kita terima begitu saja apa yang dinyatakan pada kita, melainkan mempercayakan diri pada misteri yang mahaluas. Samahalnya ketika kita memandang bulan dan bintang di langit, yang dengan mata telanjang nampak tapi tidak seluruhnya kelihatan. Bahkan jika kita menggunakan teleskop sebesar apapun, alam semesta tetap misteri yang mahaluas dalam lautan bintang tak berhingga. Iman paskah adalah iman yang penuh syukur. Di hadapan kebangkitan, biarlah kita diterangi oleh misteri itu, seperti kita membiarkan diri kita diterangi bulan dan bintang.
“Pergilah dan katakanlah pada para murid dan kepada Petrus, Dia mendahului kamu ke Galilea”. Kembali ke Galilea adalah pesan utama kebangkitan menurut Injil M arkus. Kristus hidup dan sudah kembali ke Galilea. Untuk memahami misteri kebangkitan Kristus, para murid mesti kembali ke tempat di mana Yesus mewartakan Kerajaan Allah dengan menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati, di mana Ia makan dengan orang berdosa dan membuktikan cinta-Nya dengan setia. Kisah kebangkitan dalam Injil Markus sebanarnya adalah puncak dari seluruh kisah Injil dengan 16 bab ini. Pendek kata, Injil Markus adalah Kisah Kebangkitan itu sendiri. Maka pesan kebangkitan jelas, kembali pada hidup Yesus yang aktual dan melanjutkan misi dan hidup Yesus. Jadi Injil markus tidak berakhir dengan kesimpulan, tapi undangan untuk melanjutkan hidup Yesus dengan mewartakan apa yang telah Ia buat.
Markus mengalamatkan pesan ini pada pembacanya di segala zaman, tak terkecuali pada kita sekarang ini. Pesan kebangkitan tidak lain adalah kembali ke Galilea kita, yakni pengalaman di saat dan di mana perkenalan dan iman akan Yesus mengubah hidup kita secara konkret. Pikirkan, temukan dan renungkan peristiwa-peristiwa di tahun ini, di mana anda mendapati diri betul-betul diubah oleh Tuhan. Kalau karena Yesus, anda mengampuni seseorang ; kalau demi Yesus anda merelakan waktumu di hari minggu untuk membantu korban banjir, dan kalau berkat Yesus kamu kamu mengalami dicintai dalam banyak hal, kembalilah, ingatlah dan syukurilah karya baik Tuhan dalam hidupmu. Bukan itu saja, wartakanlah dengan melakukan yang sama. Dengan demikian kamu melanjutkan hidup Yesus, kamu mewartakan Dia hidup. Kita tak perlu pergi jauh-jauh hingga ke Yerusalem untuk membuktikan Dia bangkit. Saya ingat apa yang dikatakan astronom Amerika Serikat, Niel Amstrong, setelah menginjakkan kakinya di bulan, berkata begini: “ « Langkah kaki seorang manusia kecil ini adalah adalah langkah raksasa bagi kemanusiaan. » Paskah mengundang kita untuk bertindak, dengan langkah dan jalan cinta sederhana, memenangkan manusia sebanyak mungkin dari ketakutan, dari kenyataan tidak dicintai, dari balas dendam, dari penyakit, dari ketidakjujuran, dari perang, dari balas dendam dan dari budaya kematian.
Pada bulan April 1848 Victor Hugo menulis syair Vini, Vidi, Vixi (dalam les contemplations, Livre IV,) yang saya yakin dekat sekali pesannya dengan kebangkitan.
Sekarang mataku setengah terbuka
Tak lagi ku mau beranjak pun ketika orang memanggilku
Hidupku penuh takjub
Seperti orang yang bangun sebelum matahari terbit dan tak bisa tidur
Saya tak pantas menjawab orang-orang yang iri hati
Tuhan, bukakanlah aku pintu-pintu malam
Agar aku pergi kepadanya dan menghilang
Saya membaca Hugo saat memandang bulan sambil memikirkan jutaan bintang di sekelilingnya. Anda tahu, sebagaimana bintang yang mati akan meledak dan menjadi SuperNova, menghasilkan lautan bintang dan benda angkasa lainnya, demikianlah misteri Paskah. Berkat kematian dan kebangkitan-Nya, Yesus bagaikan supernova kita, bintang baru yang menghasilkan cahaya tanpa henti bagi kehidupan. Mintalah pada Tuhan pada paskah kali ini, untuk membuka pintu-pintu malam bagi kita, menyaksikan keindahan cintanya dalam pengalaman hidup kita yang mungkin sering luput untuk disyukuri dan minta agar kita juga seperti Dia siap meledakkan hidup kita bagi yang lain, dalam komitmen tak tergantikan mengabdi kehidupan dan melawan budaya kematian di sekeliling kita.
Selamat Pesta Paskah,
Ronald,SX
Tidak ada komentar:
Posting Komentar