Selasa, 11 November 2014
2:12 Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir,
2:13 karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.
2:14 Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan,
2:15 supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia,
2:16 sambil berpegang pada firman kehidupan, agar aku dapat bermegah pada hari Kristus, bahwa aku tidak percuma berlomba dan tidak percuma bersusah-susah.
2:17 Tetapi sekalipun darahku dicurahkan pada korban dan ibadah imanmu, aku bersukacita dan aku bersukacita dengan kamu sekalian.
2:18 Dan kamu juga harus bersukacita demikian dan bersukacitalah dengan aku.
Sehingga kamu bercahaya . . . seperti bintang-bintang di dunia, sambil berpegang pada firman kehidupan. —Filipi 2:15-16
Sebelum meletusnya Perang Saudara Amerika Serikat (1861-1865), para budak pelarian dapat menemukan kebebasan mereka dengan cara menelusuri “jalur kereta bawah tanah”, suatu istilah yang digunakan untuk menyebut rute-rute rahasia yang terbentang dari wilayah Selatan ke Utara serta kaum penentang perbudakan yang menolong mereka di sepanjang perjalanan. Para budak itu biasanya bepergian pada malam hari hingga berkilo-kilometer, dan mereka bertahan pada jalur tersebut dengan mengikuti cahaya yang terpancar dari “The Drinking Gourd”. Itulah nama sandi untuk suatu rasi bintang yang dikenal sebagai The Big Dipper, yang dapat menuntun kita kepada Bintang Utara. Sejumlah kalangan percaya bahwa para pelarian itu juga menggunakan petunjuk yang telah disandikan dalam lirik lagu Follow the Drinking Gourd (Ikuti The Drinking Gourd) supaya mereka tidak tersesat dalam perjalanan.
Para penentang perbudakan dan rasi bintang “The Drinking Gourd” sama-sama berfungsi sebagai titik terang yang membawa para budak tersebut menuju kebebasan. Rasul Paulus berkata bahwa orang percaya hendaknya bercahaya “seperti bintang-bintang di dunia” guna menunjukkan jalan bagi mereka yang sedang mencari kebenaran, penebusan, dan kebebasan rohani dari Allah (Flp. 2:15).
Kita tinggal di tengah kegelapan dunia yang sangat butuh untuk melihat terang Yesus Kristus. Kita dipanggil untuk memancarkan cahaya kebenaran Allah agar orang lain dapat diarahkan kepada satu Pribadi yang menebus manusia dan menjadi jalan menuju kebebasan dan kehidupan sejati. Kita menuntun mereka kepada Yesus yang merupakan jalan, kebenaran, dan hidup (Yoh. 14:6). —HDF
Ya Tuhanku, terima kasih Engkau telah menebusku dan memberikan
hidup baru bagiku. Beriku belas kasihan bagi mereka yang jiwanya
masih terhilang dalam kegelapan. Pakailah aku untuk menjadi terang
yang mengarahkan orang lain kepada-Mu, Sang Terang Dunia.
Terangi duniamu dengan memancarkan terang Yesus.
Artikel ini termasuk dalam kategori Santapan Rohani, SaTe Kamu
from WarungSateKaMu.org
via IFTTT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar