Ayat bacaan: Pengktobah 7:9
=======================
"Janganlah lekas-lekas marah dalam hati, karena amarah menetap dalam dada orang bodoh."
Pernahkah anda mengalami komputer yang semakin lama menjadi semakin berat dan lambat? Biasanya masalah ada pada processor yang menjadi panas atau dikenal dengan istilah overheat. Processor yang panas akan mengakibatkan kinerja komputer menjadi menurun, proses berjalan lambat dan berat untuk dipakai, bahkan pada suatu ketika komputer pun akan sering mati sendiri. Ada beberapa cara untuk mengatasinya. Yang pertama, kita harus memastikan bahwa kipas tidak tertutup debu tebal dan masih berputar dengan normal. Atau bisa juga dengan menambahkan kipas pada dudukan laptop yang banyak dijual di toko-toko komputer apabila anda menggunakan laptop, netbook dan sebagainya. Satu kesimpulan yang bisa kita petik dari sini adalah, hawa panas itu akan mengakibatkan turunnya kinerja komputer dan bisa membuat kerusakan pada suatu ketika, dan solusinya adalah dengan mendinginkan kembali processor sebagai pusat untuk mengontrol dan memproses kerja sebuah komputer.
Panasnya processor yang mengakibatkan komputer kita menjadi berat merupakan analogi yang sangat tepat untuk menggambarkan bagaimana panasnya amarah atau emosi dalam diri kita. Ada banyak orang yang tidak menyadari akibat yang bisa ditimbulkan oleh kebiasaan membiarkan amarah menguasai diri kita. Sebagian menganggap bahwa sikap emosional bisa memberi rasa aman bagi mereka, ada yang berpikir bahwa mereka bisa terlihat hebat dan berkuasa dengan sering marah, ada pula yang membiarkan saja diri mereka gampang tersulut emosi meski atas hal yang sebenarnya sepele saja. Api kemarahan biasanya tidak langsung menyala dengan besar. Seringkali aramah mulai dari setitik api kecil saja. Namun jika tidak kita padamkan dengan segera, api itu akan bertambah besar dan pada suatu ketika kita tidak lagi bisa memadamkannya. Disaat seperti itulah berbagai dosa mengintip dan iblis pun siap menerkam kita hingga tidak berkutik lagi. Penyesalan di kemudian hari bisa jadi sudah menjadi terlambat jika kita terlanjur melakukan sesuatu yang bodoh karena tidak bisa berpikir jernih akibat dikuasai emosi. Berbagai penyakit pun bisa menyerang kita dimana beberapa diantaranya berpotensi mengakhiri hidup kita. Selain itu, coba bayangkan jika anda hidup dengan kemarahan, sakit hati, dendam, kesal atau kebencian kepada banyak orang, tidakkah itu akan membuat diri anda seolah ditumpuki beban yang semakin lama semakin berat? Seperti halnya processor yang panas, hati yang terus menerus panas oleh kobaran amarah pun akan membuat diri kita menjadi semakin berat dan lambat dalam melangkah. Dan salah-salah, kita pun bisa menemui ajal karenanya.
Firman Tuhan mengatakan: "Janganlah lekas-lekas marah dalam hati, karena amarah menetap dalam dada orang bodoh." (Pengkotbah 7:9). Lihatlah Alkitab berkata hanya orang bodohlah yang membiarkan hidupnya terus dikuasai amarah. Orang yang bijak akan tahu resiko-resiko dari kemarahan, mulai dari yang sederhana hingga yang fatal. Kita bersinggungan dengan begitu banyak orang setiap hari, dan kita memang tidak bisa menghindari pertemuan dengan orang-orang yang sulit, provokatif atau sengaja membuat ulah, tetapi itu bukanlah alasan untuk membiarkan diri kita terus menerus dikuasai amarah. Kita bisa terus memastikan hati dan kepala kita tetap dingin sehingga biar bagaimanapun kita ditekan, kita bisa meresponnya dengan tenang karena hati dan otak kita tetap sejuk. Firman Tuhan mengatakan "janganlah lekas-lekas marah dalam hati." Janganlah mudah terpancing emosi. Jangan sedikit-sedikit sudah marah. Itu bunyi Firman Tuhan yang saya ambil sebagai ayat bacaan hari ini. Kalimat ini menunjukkan satu hal, bahwa marah itu adalah pilihan, dan bukan keharusan, bukan pula keterpaksaan. Artinya, marah atau tidak itu tergantung dari keputusan kita. Memastikan hati tetap dingin akan membuat emosi tidak bisa bertumbuh dalam hati kita, dan itu akan mencegah kita dari melakukan perbuatan-perbuatan bodoh yang pada suatu saat akan kita sesali.
Terus mendendam, menyimpan kemarahan, membiarkan rasa sakit hati bercokol dalam diri kita dan lain-lain bukanlah sesuatu yang dianjurkan dalam Alkitab. Sebaliknya, kita justru diminta untuk memberi pengampunan seluas-luasnya kepada siapapun. Lihatlah ketika Petrus mendatangi Yesus untuk menanyakan seberapa banyak ia bisa mengampuni, "Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali." (Matius 18:22). Ini artinya kita diminta untuk bisa memberi pengampunan tanpa batas, seperti halnya Tuhan mengampuni kita. Ada keterkaitan antara mengampuni dan diampuni, seperti apa yang dikatakan Yesus: "..ampunilah dan kamu akan diampuni." (Lukas 6:37). Atau lihatlah ayat berikut: "Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu." (Tetapi jika kamu tidak mengampuni, maka Bapamu yang di sorga juga tidak akan mengampuni kesalahan-kesalahanmu.)" (Markus 11:25-26). Mengampuni itu pun merupakan pilihan, walaupun memang tidak pernah segampang mengucapkannya. Tapi perhatikanlah bahwa membiarkan sakit hati, kebencian dan kemarahan untuk berkuasa atas kita akan membuat kita terus ditambahi beban berat di atas punggung kita, hingga pada suatu ketika kita tidak akan bisa lagi berdiri dan hanya akan terjatuh terhimpit beban-beban berat. Sebaliknya mengampuni itu sama dengan melepaskan beban. Apakah ada yang bisa tetap merasa enteng ketika sedang benci atau marah kepada seseorang? tentu tidak. Rasa enteng akan terasa jika kita mulai sungguh-sungguh melepaskan pengampunan dan tidak terjebak pada kemarahan.
Yakobus mengingatkan: "Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah." (Yakobus 1:19). Ini ada alasannya, yaitu: "sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah." (ay 20). Kita harus ingat pula bahwa apa yang kita tabur itu akan kita tuai. (Galatia 6:7). "Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu." (ay 8). Jika kita terus menabur kebaikan dalam Roh, meski dalam situasi atau kondisi apapun yang kita hadapi, maka kita pun akan menghasilkan tuaian yang baik atasnya. Tidaklah gampang untuk mengampuni atau menahan amarah jika kita terus ditekan. Tetapi ingatlah bahwa marah atau tidak adalah pilihan dan bukan keterpaksaan. Tuhan mengingatkan kita agar tidak cepat marah, dan apabila marah pun jangan membiarkan marah itu menetap di dalam diri kita. Itu akan membuat hati kita tetap sejuk dan karenanya kita pun bisa jauh lebih enteng dalam menjalani hidup.
Kemarahan akan memperlambat dan memperberat hidup kita bahkan bisa menggagalkan
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Arsip Blog
-
▼
2011
(1879)
-
▼
April
(176)
- Pemeliharaan Allah
- Hidup oleh Iman
- Hidup oleh Iman
- Sumber pujian
- Menciptakan Peluang
- Di Puncak Gunung
- Di Puncak Gunung
- 30 April - Kis 4:13-21; Mrk 16:9-15
- 30 April - Kis 4:13-21; Mrk 16:9-15
- Allah mengatur segala sesuatu
- 29 April - Kis 4:1-12; Yoh 21:1-14
- 29 April - Kis 4:1-12; Yoh 21:1-14
- 28 April - Kis 3:11-26; Luk 24:35-48
- 28 April - Kis 3:11-26; Luk 24:35-48
- Membubung dalam Kemenangan
- Mempertahankan Kejujuran
- Mempertahankan Kejujuran
- Kebesaran Allah
- Kata Tepat Dalam Waktu Yang Tepat
- Berbakti kepada Orang Tua
- Berbakti kepada Orang Tua
- Kasih Allah yang besar.
- Didapati Setia
- 27 April - Kis 3:1-10; Luk 24:13-35
- 27 April - Kis 3:1-10; Luk 24:13-35
- 26 April - Kis 2:36-41; Yoh 20:11-18
- 25 April - Kis 2:14.22-32; Mat 28:8-15
- 25 April - Kis 2:14.22-32; Mat 28:8-15
- 26 April - Kis 2:36-41; Yoh 20:11-18
- Sempurna dalam Kelemahan
- Sempurna dalam Kelemahan
- Semua akan binasa tetapi Engkau tetap ada.
- Roh Menghakimi
- Kekerasan Terhadap Anak
- Kekerasan Terhadap Anak
- Doa seorang sengsara.
- Kehendak Diri yang Keras
- Tidak Berbuah
- Tidak Berbuah
- Hari Raya Paska - Kebangkitan Tuhan - Kis 10:34a.3...
- Hari Raya Paska - Kebangkitan Tuhan - Kis 10:34a.3...
- Hidup dengan benar.
- Bai Fang Li : Sebuah Kasih Luar Biasa
- Bai Fang Li : Sebuah Kasih Luar Biasa
- Allah sang Pahlawan.
- Malam Paskah - Kej 1:1-2:2; Kel 14:15-15:1; Yes 55...
- Malam Paskah - Kej 1:1-2:2; Kel 14:15-15:1; Yes 55...
- 22 April - Jumat Agung: Yes 52:13- 53:12; Ibr 4:14...
- 22 April - Jumat Agung: Yes 52:13- 53:12; Ibr 4:14...
- Sumber Kekuatan
- Sumber Kekuatan
- Tuhan Selalu Punya Cara
- Penyerahan diri pada dosa berarti terpisah dari Al...
- Pesan Paskah
- Sesama Manusia
- Sesama Manusia
- Kesalehan yang palsu berarti kemunafikan
- 21 April - Kamis Putih: Kel 12:1-8.11-14; 1Kor 11:...
- 21 April - Kamis Putih: Kel 12:1-8.11-14; 1Kor 11:...
- I Shall Not Lack
- I Shall Not Lack
- Penyembahan berhala = penyakit rohani.
- Kisah Sebuah Benih
- Ketika Allah Diam
- Sulit Dihubungi
- Sulit Dihubungi
- Pemimpin-pemimpin yang mencari untung
- 20 April - Yes 50:4-9a; Mat 26:14-25
- 20 April - Yes 50:4-9a; Mat 26:14-25
- 19 April - Yes 49:1-6; Yoh 13:21-33.36-38
- 19 April - Yes 49:1-6; Yoh 13:21-33.36-38
- Ketika Api Padam
- Processor Overheat
- Processor Overheat
- Rumah doa bagi segala bangsa
- Inilah Waktu Penggenapan Janji-Nya
- Fear of Flying
- Fear of Flying
- Rancangan yang luar biasa
- 18 April - Yes 42: 1-7; Yoh 12: 1-11
- 18 April - Yes 42: 1-7; Yoh 12: 1-11
- Berulang-ulang
- Berulang-ulang
- 17 April - Hari Minggu Palma - Yes 50:4-7; Fil 2:6...
- 17 April - Hari Minggu Palma - Yes 50:4-7; Fil 2:6...
- Pemeliharaan yang pasti
- Masuklah ke Kanaan Anda Sekarang !
- Berkat Kasih Karunia
- Berkat Kasih Karunia
- 16 April - Yeh 37:21-28; Yoh 11:45-56
- 16 April - Yeh 37:21-28; Yoh 11:45-56
- Hamba yang menderita
- Berpikir Sambil Berdoa
- Berjalan dalam Bimbingan Tuhan
- Berjalan dalam Bimbingan Tuhan
- Kemerdekaan tanpa bayar
- 14 April - Kej 17:3-9; Yoh 8:51-59
- 14 April - Kej 17:3-9; Yoh 8:51-59
- Tuhan Dapat Dipercaya
- Tuhan Dapat Dipercaya
-
▼
April
(176)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar