Ayat bacaan: 2 Tawarikh 12:12a
==============================
"Oleh sebab raja merendahkan diri, surutlah murka TUHAN dari padanya, sehingga ia tidak dimusnahkan-Nya sama sekali."
Istilah OKB atau Orang Kaya Baru sering disematkan kepada seseorang yang tiba-tiba berubah sikap dan tingkah lakunya di mata masyarakat. Ketika dulu mereka ramah, kini mereka menjadi angkuh. Jangankan menyapa, melihat saja tidak mau. Dagu terangkat ke atas, omongan menjadi tinggi dan cenderung merendahkan orang lain. Ini sesuatu yang mungkin sering kita lihat langsung di tengah-tengah kita. Harta dan kekuasaan memang bisa membuat perubahan instan dalam hidup seseorang. Adalah baik jika itu semua membuat seseorang malah menjadi semakin rendah hati dan semakin rajin membantu sesama, tapi yang sering terjadi malah sebaliknya. Kesombongan timbul, bertambah pelit dan tidak lagi peduli terhadap orang lain. Hal seperti ini bukan hanya terjadi bagi orang-orang dunia, di kalangan orang percaya pun kita bisa menjumpai hal ini. Betapa ironisnya, ketika kita berdoa meminta pertolongan Tuhan di kala kita hidup berkekurangan, lalu Tuhan menurunkan berkatNya, kita bukannya bersyukur dan memuliakanNya dengan menjadi saluran berkat bagi orang lain, tapi kita malah tergoda untuk bersikap sombong. Saat dalam keadaan pas-pasan manusia rajin beribadah dan berdoa, tetapi ketika dipulihkan secepat itu pula manusia berubah dan menggantikan prioritasnya dengan harta. Tuhan tidak lagi ada di posisi teratas dalam hidupnya. Seorang teman saya pernah sambil tertawa berkata "Lebih baik begini saja.. soalnya kalau saya menjadi kaya saya takut berubah menjadi sombong." Haruskah kekayaan, jabatan, status, kekuasaan dan sebagainya membuat kita berubah menjadi sombong? Seharusnya tidak. Tapi kita memang melihat banyak kasus dalam Alkitab mengenai perubahan sikap seseorang ketika mereka tengah mengalami kesuksesan. Salah satunya adalah raja Rehabeam, anak Salomo, seorang raja Yehuda.
Dalam kitab 2 Tawarikh dikatakan demikian: "Rehabeam beserta seluruh Israel meninggalkan hukum TUHAN, ketika kerajaannya menjadi kokoh dan kekuasaannya menjadi teguh." (2 Tawarikh 12:1). Rehabeam lupa diri ketika berada di puncak kejayaannya. Dia tidak merasa butuh Tuhan dan mengira bahwa semua itu adalah hasil usahanya sendiri. Dia terlena dalam kebanggaan berlebihan dengan apa yang ia miliki. Kekayaannya dan negerinya, juga kekuatan pasukannya. Ini adalah sesuatu yang sangat salah di mata Tuhan, karena firmanNya berkata "Celakalah orang-orang yang pergi ke Mesir minta pertolongan, yang mengandalkan kuda-kuda, yang percaya kepada keretanya yang begitu banyak, dan kepada pasukan berkuda yang begitu besar jumlahnya, tetapi tidak memandang kepada Yang Mahakudus, Allah Israel, dan tidak mencari TUHAN." (Yesaya 31:1). Maka apa yang terjadi adalah datangnya serangan dari Mesir dan aliansinya yaitu orang Libia, Suki dan Etiopia yang dipimpin oleh raja Sisak. Serangan ini segera memporakporandakan Yehuda. Nabi Semaya pun kemudian datang untuk menyampaikan teguran Tuhan kepada Rehabeam. "Nabi Semaya datang kepada Rehabeam dan pemimpin-pemimpin Yehuda yang berkumpul di Yerusalem berhubung dengan ancaman Sisak, dan berkata kepada mereka: "Beginilah firman TUHAN: Kamu telah meninggalkan Aku, oleh sebab itu Akupun meninggalkan kamu juga dalam kuasa Sisak." (2 Tawarikh 12:5). Untunglah Rehabeam lekas sadar bahwa tanpa campur tangan Tuhan ia tidaklah ada apa-apanya. Lalu ia segera datang merendahkan dirinya dan bertobat. Melihat kesungguhan hati Rehabeam tersebut, Tuhan yang penuh belas kasih pun segera mengurungkan niatnya untuk menghukum Rehabeam dan rakyatnya. "Oleh sebab raja merendahkan diri, surutlah murka TUHAN dari padanya, sehingga ia tidak dimusnahkan-Nya sama sekali. Lagipula masih terdapat hal-hal yang baik di Yehuda." (ay 12).
Kesombongan tidaklah pernah mendapat tempat di mata Tuhan. "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati." (Yakobus 4:6). Jauh sebelumnya, ayah Rehabeam sendiri yaitu Salomo mengatakan "Setiap orang yang tinggi hati adalah kekejian bagi TUHAN; sungguh, ia tidak akan luput dari hukuman." (Amsal 16:5), juga "Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan." (ay 8). Sangat disayangkan justru sang anak sendiri yang kemudian melanggar hikmat dari ayahnya dan mengalami sendiri bagaimana hukuman Tuhan jatuh atas diri dan bangsanya. Untunglah kita punya Tuhan yang panjang sabar dan penuh kasih yang akan segera mengampuni kita begitu kita datang kepadaNya membawa pertobatan sungguh-sungguh kita. Janganlah lupa bahwa kita hanyalah berasal dari debu (Mazmur 103:14), tidak ada apapun yang bisa kita banggakan, karena semua yang kita miliki berasal dari Tuhan (Ulangan 8:14-18). Mari kita periksa diri kita hari ini, apakah bentuk-bentuk kesombongan, keangkuhan, kepongahan, sikap tinggi hati dan sebagainya masih ada dalam diri kita? Apakah kita masih menempatkan Tuhan sebagai prioritas utama atau tidak? Jika masih ada, bereskanlah segera. Datanglah merendahkan diri dan bertobat dengan sungguh-sungguh, sebelum kehancuran menerpa diri kita.
Hiduplah dengan sikap rendah hati, tetaplah tinggikan Tuhan di atas segalanya
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Arsip Blog
-
▼
2010
(1807)
-
▼
Mei
(131)
- 1 Juni - 2Ptr 3:12-15a.17-18; Mrk 12:13-17
- 1 Juni - 2Ptr 3:12-15a.17-18; Mrk 12:13-17
- Berapa Perkataan Per Hari?
- Berapa Perkataan Per Hari?
- 31 Mei - Rm 12:9-16b; Luk 1:39-56
- 31 Mei - Rm 12:9-16b; Luk 1:39-56
- Panggung Sandiwara
- Panggung Sandiwara
- OKB = Orang Kaya Baru
- OKB = Orang Kaya Baru
- 30 Mei - Hari Raya TRITUNGGAL MAHAKUDUS
- 30 Mei - Hari Raya TRITUNGGAL MAHAKUDUS
- Just ask!
- PEKA TERHADAP ORANG LAIN
- Bertanggungjawab Sepenuhnya
- Bertanggungjawab Sepenuhnya
- Museum Pribadi
- Museum Pribadi
- Ketaatan Total
- Kesetiaan Musa dan Ketidaksetiaan Israel
- Kesetiaan Musa dan Ketidaksetiaan Israel
- Telur dan Balon
- Lepas dari Penjajahan
- Lepas dari Penjajahan
- TAK PERLU PERUBAHAN
- Meminta Maaf
- Meminta Maaf
- Aku Tidak Mengerti?
- Menyerah (4) : Melangkah
- Menyerah (4) : Melangkah
- God never says, "You did what!?"
- Menyerah (3) : Makanlah
- Menyerah (3) : Makanlah
- 20 Mei - Kis 22:30; 23:6-11; Yoh 17:20-26
- 20 Mei - Kis 22:30; 23:6-11; Yoh 17:20-26
- Menyerah (2) : Bangkitlah
- Menyerah (2) : Bangkitlah
- Pohon Yang Tumbang Oleh Makian
- Menyerah (1)
- Menyerah (1)
- Waktu Digendong Ayahku
- Taat Meski Tanpa Tali
- Taat Meski Tanpa Tali
- Kesetiaan Membawa Anda Pada Promosinya Tuhan
- 19 Mei - Kis 20:28-38; Yoh 17:11b-19
- 19 Mei - Kis 20:28-38; Yoh 17:11b-19
- Mengalahkan Raksasa
- Mengalahkan Raksasa
- Awan-awan Kehidupan
- 18 Mei - Kis 20:17-27; Yoh 17:1-11a
- 18 Mei - Kis 20:17-27; Yoh 17:1-11a
- Jangan Tunda Lagi
- Jangan Tunda Lagi
- Mengalahkan Kekuatiran Dengan Iman
- Sekeras Intan
- Sekeras Intan
- 17 Mei - Kis 19:1-8; Yoh 16:29-33
- 17 Mei - Kis 19:1-8; Yoh 16:29-33
- Jangan Panik, Tetaplah Tenang
- Jangan Panik, Tetaplah Tenang
- Minggu Paskah VII / Hari Komunikasi Sedunia : Kis ...
- Minggu Paskah VII / Hari Komunikasi Sedunia : Kis ...
- 15 Mei - Kis 18:23-28; Yoh 16:23b-28
- 15 Mei - Kis 18:23-28; Yoh 16:23b-28
- Saling Memahami, Saling Pengertian
- Saling Memahami, Saling Pengertian
- Memilih untuk percaya Hanya Kepada Tuhan Yesus
- Bayanganku Di Cermin
- Jiwa Kehausan
- Jiwa Kehausan
- 14 Mei - Kis 1:15-17.20-26; Yoh 15:9-17
- 14 Mei - Kis 1:15-17.20-26; Yoh 15:9-17
- Memberi Yang Terbaik
- Memberi Yang Terbaik
- Kisah Wilma Rudolph
- Konser Termegah
- Konser Termegah
- 12 Mei - Kis 17:15.22-18:1; Yoh 16:12-15
- 12 Mei - Kis 17:15.22-18:1; Yoh 16:12-15
- Elang dan Lebah
- Elang dan Lebah
- Filosofi Dasar Dalam hidup
- 11 Mei - Kis 16:22-34; Yoh 16:5-11
- 11 Mei - Kis 16:22-34; Yoh 16:5-11
- 10 Mei - Kis 16:11-15; Yoh 15:26-16:4a
- 10 Mei - Kis 16:11-15; Yoh 15:26-16:4a
- Every Man For Himself
- Every Man For Himself
- PASTI BERES
- Sahabat Orang Berdosa
- Sahabat Orang Berdosa
- Janganlah Bimbang
- 9 Mei - Kis 15:1-2.22-29; Why 21:10-14.22-23; Yoh ...
- 9 Mei - Kis 15:1-2.22-29; Why 21:10-14.22-23; Yoh ...
- 8 Mei -Kis 16:1-10; Yoh 15:18-21
- 8 Mei -Kis 16:1-10; Yoh 15:18-21
- Lost and Found
- Lost and Found
- Tidak ada yang sia-sia
- Belajar Dari Semut
-
▼
Mei
(131)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar