"Adalah lebih berguna bagi kamu jika Aku pergi".
(Kis 16:22-34; Yoh 16:5-11)
"Sekarang Aku pergi kepada Dia yang telah mengutus Aku, dan tiada seorang pun di antara kamu yang bertanya kepada-Ku: Ke mana Engkau pergi? Tetapi karena Aku mengatakan hal itu kepadamu, sebab itu hatimu berdukacita.Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku; akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi; akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum" (Yoh 16:5-11), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Selama kurang lebih tiga tahun Yesus bersama dengan para murid/rasul, dimana Yesus mendidik dan membina mereka dengan teladan hidup maupun aneka macam ajaran."Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.", demikian sabdaNya kepada para murid sebelum Ia naik ke sorga. Sabda Yesus ini kiranya baik menjadi permenungan atau refleksi kita. Yesus harus meninggalkan para murid dan memberi tugas kepada para murid untuk melanjutkan karyaNya dngan bantuan Roh Kudus, Roh Penghibur. Apa yang dilakukan oleh Yesus selayaknya menjadi teladan bagi para pemimpin atau orangtua dalam apa yang disebut dengan 'regenerasi'. Para pemimpin atau orangtua hendaknya mendidik dan membina anggota-anggota atau anak-anaknya sedemikian rupa sehingga mereka siap sedia untuk mengambil alih atau meneruskan fungsi, tugas pengutusan yang saat ini diemban oleh sang pemimpin atau orangtua. Untuk itu hendaknya alokasi anggaran belanja atau beaya pembinaan atau pendidikan bagi para anggota dan anak sungguh diutamakan. Hendaknya berpedoman pada 'human invesment' daripada 'material investment'. Generasi penerus hendaknya lebih unggul daripada generasi pendahulu: lebih pandai/cerdas, lebih terampil, lebih berbudi pekerti luhur/baik, dst.. Jika generasi penerus kurang dari generasi pendahulu berarti generasi pendahulu tidak memperhatikan pendidikan atau pembinaan generasi penerus. Sebaliknya kepada generasi penerus (anggota atau anak-anak) kami harapkan bersikap mental belajar serta siap sedia untuk dibina dan dididik; hendaknya giat, rajin dan tekun dalam belajar.
· "Jangan celakakan dirimu, sebab kami semuanya masih ada di sini!"(Kis 16:38), demikian kata Paulus kepada penjaga penjara, yang akan bunuh diri karena melihat pintu-pintu penjara terbuka. Doa dan nyanyian pujian kepada Tuhan yang dilakukan oleh Paulus dan Silas berbuahkan mujizat: tiba-tiba terjadi gempa bumi sehingga pintu-pintu penjara terbuka lebar. Orang benar dan baik memang senantiasa berada dalam perlindungan dan kuasa Tuhan. Apa yang dilakukan oleh Paulus dan Silas ini selayaknya menjadi acuan atau pedoman cara hidup dan cara bertindak kita sebagai orang beriman atau beragama. Mungkin kita sedang mengalami atau menghadapi tekanan, ancaman atau terror dari orang-orang yang kurang beriman atau kurang bermoral, entah hal itu terjadi di dalam masyarakat pada umumnya maupun di tempat kerja. Jika mengalami hal yang demikian itu kami harapkan anda berdoa dan memuji Tuhan. Berdoa berarti mengarahkan atau mempersembahkan hati, budi, jiwa dan tubuh sepenuhnya kepada Tuhan seraya dengan rendah hati mohon rahmat sesuai apa yang kita butuhkan demi keselamatan jiwa kita sendiri maupun jiwa orang lain. Doa yang demikian pasti akan dikabulkan oleh Tuhan. Dan jika doa dikabulkan alias kita terlepas atau terbebaskan dari ancaman, terror atau tekanan, hendaknya meneladan Paulus, yaitu mengampuni mereka yang menekan, menteror maupun mengancam. Apa yang dikatakan oleh Paulus kepada penjaga penjara kiranya dapat kita lakukan juga kepada saudara-saudari kita yang putus asa atau ingin bunuh diri karena berbagai alasan atau kegagalan/ketidak-berhasilan. "Jangan celakakan dirimu, sebab kami masih ada disini dan siap membantumu sepenuh hati", demikianlah kata-kata penghiburan yang selayaknya kita sampaikan kepada mereka yang putus asa, frustrasi atau ingin bunuh diri. Marilah kita menjadi penghibur-penghibur bagi mereka yang sedih, susah, menderita dan putus asa.
"Aku hendak bersyukur kepada-Mu dengan segenap hatiku, di hadapan para allah aku akan bermazmur bagi-Mu. Aku hendak sujud ke arah bait-Mu yang kudus dan memuji nama-Mu, oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu; sebab Kaubuat nama-Mu dan janji-Mu melebihi segala sesuatu. Pada hari aku berseru, Engkau pun menjawab aku, Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku."
(Mzm 138:1-3)
Jakarta, 11 Mei 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar