Rabu, 03 Februari 2010

Menghadapi Penolakan

Ayat bacaan: Lukas 13:33
=====================
"Tetapi hari ini dan besok dan lusa Aku harus meneruskan perjalanan-Ku, sebab tidaklah semestinya seorang nabi dibunuh kalau tidak di Yerusalem."

menghadapi penolakanAda seorang teman yang sudah berulang kali melamar pekerjaan tapi terus gagal. "Capai rasanya ditolak melulu", katanya getir. Mungkin banyak pula di antara teman-teman yang mengalami hal yang sama. Tidak hanya dalam melamar kerja, tapi dalam berbagai hal lainpun kita bisa berhadapan dengan penolakan. Misalnya dalam mendekati seseorang yang disukai, dalam lingkungan pertemanan, atau bahkan di keluarga. Bagi pengamen dan pengemis, masalah penolakan mungkin sudah menjadi hal yang biasa. Betapa seringnya mereka mendapatkan tangan yang menolak, atau bahkan tidak diacuhkan. Sales door to door atau sales yang menawarkan produknya di mal-mal pun pasti sering mengalami hal yang sama. Ada seorang yang saya kenal saat ini menjabat sebagai direktur sebuah perusahaan besar, tapi karirnya justru dimulai sebagai tukang bersih-bersih atau cleaning service. Dari pekerjaan itu ia kemudian menjadi salesman, mengetuk pintu dari rumah ke rumah dan terus mendapat penolakan. Tapi ia terus bekerja dengan gigih dan hari ini setelah ia sukses mencapai posisi tinggi, ia bersyukur bahwa berbagai penolakan yang ia alami dulu ternyata justru membentuk dirinya menjadi pribadi yang tangguh.

Kenalkah anda dengan nama Sylvester Stallone? Nama ini tentu tidak asing lagi bagi kita. Sosok pemeran John Rambo dan Rocky Balboa yang fenomenal ini merupakan sebuah nama yang akan sangat tepat jika kita lihat sebagai contoh mengenai penolakan. Ia terlahir dengan keterbatasan-keterbatasan fisik yang membuatnya mengalami banyak penolakan sepanjang hidupnya. Jika kita perhatikan, ia terdengar lucu ketika berbicara, dan posisi bibirnya pun tidak seperti orang pada umumnya ketika bicara. Berbagai keterbatasan itu membuatnya kerap ditolak ketika melamar untuk sebuah peran. Tapi ia tidak menyerah. Ketika ia membuat script film Rocky yang terkenal itu, ia pergi ke berbagai perusahaan film untuk menawarkan hasil karyanya. Tapi ia selalu mengalami penolakan. Mengapa? Karena ia tidak mau menjual script Rocky jika bukan ia sendiri yang memerankannya. Melihat dirinya yang banyak kekurangan apalagi tidak terkenal, maka produser-produser pun seperti janjian menolak dirinya. Setelah terus berjuang tanpa patah semangat, akhirnya ada produser yang tertarik, dan ia pun diijinkan untuk memerankan tokoh ciptaanya ini. Film Rocky mencapai sukses besar, meraih piala Oscar, fenomenal dan sangat dikenal orang hingga hari ini. Jika saja Stallone tipe orang yang gampang menyerah, kita tidak akan mengenal nama dan tokoh-tokoh yang diperankannya seperti Rocky atau Rambo.

Siapapun yang hidup di dunia ini pasti pernah merasakan bagaimana tidak enaknya mengalami penolakan. Ketika Tuhan Yesus datang ke dunia Dia pun pernah merasakannya. Bukan hanya satu dua kali tapi sering. Lihat saja ketika ada yang berniat menjatuhkan Yesus dari atas tebing (Lukas 4:29), mendapat ancaman akan dibunuh oleh Herodes jika masih bersikeras memasuki Yerusalem (13:31). Dalam kesempatan lain kita tahu pula bahwa Yesus pernah menghadapi persekongkolan orang Farisi yang merasa gerah menghadapi sepak terjang Yesus. Mereka berusaha mencobai (Matius 16:1) bahkan mencoba membunuhNya. (3:6). Orang-orang yang berseru "Hosana! Hosana!" (Markus 11:7-10) adalah orang-orang yang sama mengucapkan "salibkan Dia! salibkan Dia!" (15:12-14). Jika kita mengalami hal ini mungkin kita akan merasa kecil hati, merasa kecewa dan sakit hati, dendam atau kehilangan pegangan. Tapi tidak bagi Yesus. Yesus terus melakukan pelayanan dengan semangat pantang mundur. Mengapa bisa seperti itu? Karena Yesus tahu tujuanNya turun ke dunia. Dia turun bukan untuk mencari pengakuan atau penghormatan dari manusia, melainkan untuk menyelesaikan kehendak Bapa yang mengutusNya."Tetapi hari ini dan besok dan lusa Aku harus meneruskan perjalanan-Ku, sebab tidaklah semestinya seorang nabi dibunuh kalau tidak di Yerusalem." (Lukas 13:33). Itu fokus Yesus sesuai dengan tugas yang diembanNya seperti yang dikehendaki Bapa. Oleh karena itulah Yesus tidak surut walau mendapat berbagai penolakan bahkan ancaman pembunuhan sekalipun, karena fokusnya jelas, melakukan kehendak Bapa dan bukan tergantung dari respon manusia.

Berbagai penolakan pernah kita alami dan akan terus terjadi. Jagalah agar berbagai penolakan jangan sampai membuat kita patah semangat dan hancur berantakan dalam kegagalan. Justru penolakan-penolakan itu seharusnya mampu menjadi stimulus atau penyemangat, dan pembelajaran bagi kita agar kita bisa tumbuh lebih kuat dalam berjuang mencapai tujuan. Jika orang yang saya gambarkan di awal renungan ini cepat menyerah, ia tidak akan bisa sukses seperti sekarang. Jika Stallone gampang putus asa dan merasa hancur melihat keterbatasannya, ia tidak akan bisa menjadi tenar seperti sekarang. Jika Yesus menyerah saat mendapat tekanan-tekanan berat, hari ini kita tidak akan mengalami hidup dalam jaminan keselamatan dan bisa merasakan hadirat Tuhan yang begitu indah. Penolakan akan selalu terjadi kapan saja, tapi jangan pernah menyerah. Tetaplah bersukacita dalam keadaan apapun, sebab sukacita sejati bukan berasal dari manusia atau keadaan di dunia, melainkan berasal dari Tuhan. "Ya, karena Dia hati kita bersukacita, sebab kepada nama-Nya yang kudus kita percaya." (Mazmur 33:21). Sukacita sejati yang berasal dari Tuhan sesungguhnya jauh berada di atas segala permasalahan, penolakan dan orang-orang yang mengecewakan kita. Fokuslah kepada rencana Tuhan bagi hidup anda, dan pakailah pengalaman tertolak itu sebagai batu loncatan untuk sebuah kesuksesan.

Ditolak boleh saja, tapi jangan biarkan sukacita kita hilang karenanya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog

Kumpulan Khotbah Stephen Tong

Khotbah Kristen Pendeta Bigman Sirait

Ayat Alkitab Setiap Hari