Ada seorang kakek yang hidup di dalam sebuah hutan. Setiap hari ia berjalan menyusuri hutan untuk mencari ranting-ranting kayu yang jatuh dari pohon, kemudian ia memungut setiap ranting kayu yang dapat ia lihat. Setiap ranting yang ia temukan, akan dimasukkannya ke dalam sebuah keranjang yang ia panggul. Kemudian ranting-ranting kayu itu ia bawa ke rumahnya dan dia gunakan sebagai kayu bakar. Ranting-ranting itu ia masukkan kedalam perapian, dan dari perapian itu ia bisa merasakan kehangatan dan terang yang mengisi seluruh rumahnya.
Dari cerita di atas, kita bisa lihat bahwa ranting-ranting kayu adalah diri kita para manusia yang telah dipungut oleh Yesus; sang kakek. Yesus mau memungut kita semua dari hutan dunia dan membawa kita semua kedalam rumah Kerajaan-Nya. Ia mau memanggul setiap kita yang letih dan lesu dalam keranjang salib-Nya. Kemudian Ia mau mengunakan setiap kita untuk menerangi hutan dunia yang gelap dan membawa hangat kedamaian dalam kerajaan-Nya. Ia membakar hidup kita dengan api pencobaan, Ia mengijinkan api itu berkobar dalam hidup kita agar orang daat melihat nyala terang hidup kita dalam hutan dunia yang gelap ini. Tuhan mengumpulkan kita di dalam gereja perapian agar nyala api kita dapat berkumpul dan menjadi semakin besar dan terang. Sehingga hutan dunia yang gelap dan dingin dapat merasakan cahaya dan kehangatan dari kita.
Meskipun suatu saat nanti api kehidupan kita pasti mati tapi api itu sudah pernah memberikan terang dan kehangatan serta membakar ranting-ranting lain untuk ikut masuk kedalam perapian dan terus mempertahankan nyala api Kristus di dalam dunia ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar