Anda bukan hanya ditakdirkan menjadi suami atau isteri tetapi lebih dari itu, anda juga harus menjadi sahabat, kekasih dan belahan jiwa jadi dengan bukan hanya sebagai isteri tapi juga sebagai sahabat, kekasih dan belahan jiwa maka kebersamaan akan terasa indah, baik sesudah dan seperti sebelum menikah.
Mengapa tidak hanya menjadi suami atau isteri tetapi harus menjadi sahabat, kekasih dan belahan jiwa????
Hal ini karena dalam pernikahan akan banyak sekali masalah yang timbul karena kebersamaan ini.
Dengan menjadi SAHABAT, dalam kebersamaan diharapkan orang bisa saling terbuka membicarakan masalah yang dialami secara "blak-blakan" tanpa rasa jangun, prasangka dan saling mempercayai.
Lihatlah kehidupan dalam persahabatan, mereka hidup berjauhan tetapi bisa saling bertemu untuk meneguhkan dalam pembicaran, sharing dan bahkan adu pendapat tetapi tetap saling membangun karena ada kepercayaan bahwa apa yang "perdebatkan" demi kebaikan dan hasil dari "perdebatan" tidak mempengaruhi persahabatan.
Sahabat adalah relasi yang saling membangun, meneguhkan dan bankan menegur agar kebaikan dicapai.
Jika suami isteri bisa hidup sebagai SAHABAT maka pertengkaran pasti akan bsia diselesaikan dengan baik karena dalam persahabatan tidak mencari keuntungan sendiri.
Disamping sebagai sahabat dalam hubungan suami isteri juga harus sebagai KEKASIH.
Kekasih adalah masa sebelum ada ikatan dalam perkawinan atau masa pacaran.
Jika suami isteri hidup sebagai kekasih, maka keinduan selalu ada dan keinginan untuk bertemu selalu "menghantui" bahkan akan teras sepi jika tidak ada relasi diantara berdua.
Kekasih selalu akan nampak baik dan indah karena disana selalu dipenuhi oleh cinta yang membara.
Jika dalam perkawianan "sifat" pacaran sebagai kekasih ada maka kebaikan pasti selalu ada karena setiap dari mereka tetap menjaga untuk selalu rukun dan saling belajar untuk melengkapi satu dengan yang lainya bahkan dalam banyak masalah selalu dibicarakan dalam suasan yang mesra karena takut saling menyakiti.
Maka selalulah memandang isteri atau suami adalah sebagai kekasih hati dan selalu menjadikan mereka sebagai yang paling berharga.
Setelah sebagai sahabat dan kekasih, jadikan suami atau isteri anda sebagai BELAHAN JIWA.
Jika orang memperlakukan isterinya sebagai belahan jiwa maka "ketergantungan" akan selalu ada dalam diri mereka bahwa tanpa suami atau isteri maka akan ada hal yang kurang bahkan hidup menjadi tidak sempurna.
Jadi tanpa keberadaan isteri atau suami hidup seperti burung yang kehilangan sayap hingga tidak bisa bergerak dengan bebas bahkan lama-kelamaan mati.
Belahan jiwa adalah inti peran paling sentral dalam setiap perkawainaan.
Dengan berani menjadikan isteri atau suami sebagai belahan jiwa maka dapat dipastikan kehidupan bersama akan menajadi lebih baik karena mereka tidak akan saling menyakiti tetapi saling menjaga dan menyempurnakan.
Maka selalulah memandang isteri atau suami sebagai belahan jiwa atau dalam bahasa jawa adalah "garwo" atau "sigaraning nyowo".
Suami atau isteri adalah separo dari nyawa/kehidupan mareka yang telah menikah.
Maka jika ada masalah dalam keluarga, ingatlan sakramen pernikahan Anda dimana hati Anda telah dibelah dan separo dari hati Anda dikorbankan kepada Allah dan diganti dengan separo hati pasangan Anda.
Jika peran suami atau siteri telah dilengkapi dengan peran sebagai SAHABAT, KEKASIH dan BELAHAN JIWA, maka perkawianan akan terasa indah dan menyenangkan karena diantara satu pribadi dengan pribadi lainya yang telah disatukan dalam sakramen akan selalu bisa menjadi tumpuan dalam kehidupan mereka.
Selamat membangun keluarga berdasarkan peran sebagai suami atau isteri, sahabat, kekasih dan belahan jiwa.
Saya berdoa untk kebaikan keluarga Anda,
Jika ada masalah selalulah ingat kalau Anda sedang bersama dengan sahabat Anda, kekasih Anda dan bahkan Jiwa Anda sendiri.
Tanpa isteri atau suami hidup akan menjadi sangat berbeda bahkan menjadi sangat menderita.
Salam dalam cinta membangun keluarga sebagai ISTERI atau SUAMI, SAHABAT, KEKASIH dan BELAHAN JIWA.
Sumber : Email
Mengapa tidak hanya menjadi suami atau isteri tetapi harus menjadi sahabat, kekasih dan belahan jiwa????
Hal ini karena dalam pernikahan akan banyak sekali masalah yang timbul karena kebersamaan ini.
Dengan menjadi SAHABAT, dalam kebersamaan diharapkan orang bisa saling terbuka membicarakan masalah yang dialami secara "blak-blakan" tanpa rasa jangun, prasangka dan saling mempercayai.
Lihatlah kehidupan dalam persahabatan, mereka hidup berjauhan tetapi bisa saling bertemu untuk meneguhkan dalam pembicaran, sharing dan bahkan adu pendapat tetapi tetap saling membangun karena ada kepercayaan bahwa apa yang "perdebatkan" demi kebaikan dan hasil dari "perdebatan" tidak mempengaruhi persahabatan.
Sahabat adalah relasi yang saling membangun, meneguhkan dan bankan menegur agar kebaikan dicapai.
Jika suami isteri bisa hidup sebagai SAHABAT maka pertengkaran pasti akan bsia diselesaikan dengan baik karena dalam persahabatan tidak mencari keuntungan sendiri.
Disamping sebagai sahabat dalam hubungan suami isteri juga harus sebagai KEKASIH.
Kekasih adalah masa sebelum ada ikatan dalam perkawinan atau masa pacaran.
Jika suami isteri hidup sebagai kekasih, maka keinduan selalu ada dan keinginan untuk bertemu selalu "menghantui" bahkan akan teras sepi jika tidak ada relasi diantara berdua.
Kekasih selalu akan nampak baik dan indah karena disana selalu dipenuhi oleh cinta yang membara.
Jika dalam perkawianan "sifat" pacaran sebagai kekasih ada maka kebaikan pasti selalu ada karena setiap dari mereka tetap menjaga untuk selalu rukun dan saling belajar untuk melengkapi satu dengan yang lainya bahkan dalam banyak masalah selalu dibicarakan dalam suasan yang mesra karena takut saling menyakiti.
Maka selalulah memandang isteri atau suami adalah sebagai kekasih hati dan selalu menjadikan mereka sebagai yang paling berharga.
Setelah sebagai sahabat dan kekasih, jadikan suami atau isteri anda sebagai BELAHAN JIWA.
Jika orang memperlakukan isterinya sebagai belahan jiwa maka "ketergantungan" akan selalu ada dalam diri mereka bahwa tanpa suami atau isteri maka akan ada hal yang kurang bahkan hidup menjadi tidak sempurna.
Jadi tanpa keberadaan isteri atau suami hidup seperti burung yang kehilangan sayap hingga tidak bisa bergerak dengan bebas bahkan lama-kelamaan mati.
Belahan jiwa adalah inti peran paling sentral dalam setiap perkawainaan.
Dengan berani menjadikan isteri atau suami sebagai belahan jiwa maka dapat dipastikan kehidupan bersama akan menajadi lebih baik karena mereka tidak akan saling menyakiti tetapi saling menjaga dan menyempurnakan.
Maka selalulah memandang isteri atau suami sebagai belahan jiwa atau dalam bahasa jawa adalah "garwo" atau "sigaraning nyowo".
Suami atau isteri adalah separo dari nyawa/kehidupan mareka yang telah menikah.
Maka jika ada masalah dalam keluarga, ingatlan sakramen pernikahan Anda dimana hati Anda telah dibelah dan separo dari hati Anda dikorbankan kepada Allah dan diganti dengan separo hati pasangan Anda.
Jika peran suami atau siteri telah dilengkapi dengan peran sebagai SAHABAT, KEKASIH dan BELAHAN JIWA, maka perkawianan akan terasa indah dan menyenangkan karena diantara satu pribadi dengan pribadi lainya yang telah disatukan dalam sakramen akan selalu bisa menjadi tumpuan dalam kehidupan mereka.
Selamat membangun keluarga berdasarkan peran sebagai suami atau isteri, sahabat, kekasih dan belahan jiwa.
Saya berdoa untk kebaikan keluarga Anda,
Jika ada masalah selalulah ingat kalau Anda sedang bersama dengan sahabat Anda, kekasih Anda dan bahkan Jiwa Anda sendiri.
Tanpa isteri atau suami hidup akan menjadi sangat berbeda bahkan menjadi sangat menderita.
Salam dalam cinta membangun keluarga sebagai ISTERI atau SUAMI, SAHABAT, KEKASIH dan BELAHAN JIWA.
Sumber : Email
Tidak ada komentar:
Posting Komentar