====================
"Sifat yang diinginkan pada seseorang ialah kesetiaannya; lebih baik orang miskin dari pada seorang pembohong."
Kesetiaan bukanlah hal yang penting lagi di kalangan masyarakat dewasa ini. Padahal sudah sejak ribuan tahun yang lalu kita diingatkan untuk selalu menjaga sikap setia dalam kehidupan kita. Amsal Salomo berkata "Sifat yang diinginkan pada seseorang ialah kesetiaannya; lebih baik orang miskin dari pada seorang pembohong." (Amsal 19:22). Lihatlah betapa kesetiaan sangatlah penting di mata Tuhan. Lebih baik miskin daripada pembohong atau orang-orang yang tidak setia demi mengejar keuntungan sesaat. Semakin tua dunia ini, pesan ini semakin relevan, karena tingkat kesetiaan manusia semakin lama semakin menurun. Sepanjang isi Alkitab Tuhan mengingatkan kita berulang-ulang agar tetap menjaga kesetiaan dalam segala hal. Kita ambil satu contoh mengenai ketidaktaatan raja Saul dalam 1 Samuel 13:1-22. Ketidaksetiaan Saul menghasilkan bencana bagi dirinya. Karena tidak sabar dan ketakutan menghadapi ancaman dari orang Filistin ia "berselingkuh" terhadap Tuhan. Padahal awalnya Saul mengawali segala sesuatu dengan gemilang. Yang terjadi kemudian, Tuhan menolak Saul sebagai raja Israel. "Kata Samuel kepada Saul: "Perbuatanmu itu bodoh. Engkau tidak mengikuti perintah TUHAN, Allahmu, yang diperintahkan-Nya kepadamu; sebab sedianya TUHAN mengokohkan kerajaanmu atas orang Israel untuk selama-lamanya. Tetapi sekarang kerajaanmu tidak akan tetap. TUHAN telah memilih seorang yang berkenan di hati-Nya dan TUHAN telah menunjuk dia menjadi raja atas umat-Nya, karena engkau tidak mengikuti apa yang diperintahkan TUHAN kepadamu." (1 Samuel 13:13-14). Tuhan bahkan menyatakan menyesal telah menjadikan Saul sebagai raja. (15:11). Tidak saja Tuhan menolak dirinya sebagai raja Israel, tapi kita tahu selanjutnya bagaimana nasib Saul berakhir tragis. Akibat ketidaksetiaannya, ia tidak saja sekedar kehilangan mahkota, tapi juga berkat dan penyertaan Tuhan dalam hidupnya.
Paulus menggolongkan kesetiaan sebagai salah satu buah Roh. (Galatia 5:22). Dalam Suratnya kepada Timotius pun Paulus memberi pesan: "Tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu, kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan." (1 Timotius 6:11). Paulus menyadari betul betapa pentingnya kesetiaan dalam kehidupan manusia di mata Tuhan. Ini pesan penting bagi kita apalagi di hari-hari dewasa ini dimana kesetiaan tidak lagi menjadi hal penting bagi berbagai kalangan. Kita harus mampu membangun kesetiaan terhadap pasangan kita, setia dalam bekerja, apalagi terhadap Tuhan. Jangan bicara dulu soal setia kepada Tuhan jika dalam berbagai aspek kehidupan di dunia saja kita gagal menunjukkan komitmen kita terhadap kesetiaan. Betapa pentingnya faktor kesetiaan bagi Tuhan, sehingga kesetiaan ini pun mejadi syarat untuk memperoleh kehidupan yang diberkati. "TUHAN akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan pada hari ini kaulakukan dengan setia, dan apabila engkau tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri dari segala perintah yang kuberikan kepadamu pada hari ini, dengan mengikuti allah lain dan beribadah kepadanya." (Ulangan 28:14). Ketidaksetiaan adalah satu dari beberapa kefasikan dan kelaliman manusia yang sangat dimurka Tuhan. "penuh dengan rupa-rupa kelaliman, kejahatan, keserakahan dan kebusukan, penuh dengan dengki, pembunuhan, perselisihan, tipu muslihat dan kefasikan. Mereka adalah pengumpat, pemfitnah, pembenci Allah, kurang ajar, congkak, sombong, pandai dalam kejahatan, tidak taat kepada orang tua, tidak berakal, tidak setia, tidak penyayang, tidak mengenal belas kasihan." (Roma 1: 29-31). Dan terhadap orang-orang golongan ini, Firman Tuhan berbicara sangat keras. yaitu dihukum mati. (ay 32). Apapun yang kita lakukan hari ini, lakukanlah dengan setia. Sebagai sahabat-sahabat dan murid Kristus, sudah selayaknya kita meneladani pribadi Kristus yang setia sampai akhir. Berlakulah setia dan adil kepada pasangan hidup kita. Milikilah pribadi ideal sebagai sosok yang setia.
Seperti Kristus yang setia hingga akhir demikian pula kita hendaknya setia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar