Ayat bacaan: Markus 4:38
===================
"Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: "Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?"
Bagi banyak rumah tangga, kebutuhan akan sebuah lampu emergency adalah sangat penting. Masalah pemadaman aliran listrik, baik dengan pemberitahuan maupun tiba-tiba bukan lagi hal baru. Karena itu, ada banyak rumah memperlengkapi rumahnya dengan lampu emergency yang akan otomatis menyala ketika listrik tiba-tiba padam. Dengan demikian penghuni rumah tidak perlu meraba-raba mencari korek api dan lilin lagi seandainya listrik padam di malam hari. Kenapa saya berbicara tentang lampu emergency? Karena malam ini saya diingatkan akan banyak diantara kita yang memperlakukan Tuhan hanya sebagai lampu emergency semata.
Ketika kita sedang tidak dalam masalah, ketika hidup tenang-tenang saja, kita lupa untuk melibatkan Tuhan dalam hidup kita. Jangankan melibatkan, mengingat Tuhan saja lupa. Kita hanya tenggelam, larut menikmati segalanya dan lupa bahwa segalanya berasal dari Tuhan. Seharusnya kita tidak lupa diri, namun banyak diantara kita yang melupakan saat-saat teduh, saat bersama Tuhan ketika kita tidak sedang dalam himpitan masalah. Ketika masalah datang, ketika kita mulai khawatir, barulah kita mulai mencari Tuhan untuk meminta pertolongan. Jika ini yang terjadi, itulah tanda bahwa Tuhan hanya berfungsi sebagai sebuah lampu emergency dalam hidup kita. Kontak ke Tuhan baru "menyala" ketika badai masalah tiba.
Injil Markus 4: 35-41 mengisahkan tentang Angin Ribut Diredakan. Pada suatu petang, sehabis melayani, Yesus mengajak murid-muridNya untuk pergi ke seberang danau. Tidak satupun diantara murid Yesus yang menolak. Mereka semuanya patuh dan bergegas menaiki perahu. Dalam perjalanan, terjadi badai yang sangat dahsyat, air mulai masuk memenuhi perahu. Sontak para murid Yesus ketakutan. Dimana Yesus saat itu? Yesus ternyata sedang tidur di buritan alias di belakang kapal. Murid-murid Yesus yang dilanda kepanikan segera membangunkanNya dan berkata: "Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?" (ay 38). Dan kita tahu apa yang terjadi setelahnya. Yesus bangun, menghardik angin badai dan menenangkan danau. Seketika angin pun reda dan danau menjadi sangat tenang. (ay 39).
Kita lihat murid-murid Yesus. Mereka adalah orang-orang yang selalu menyertai Yesus dalam pelayananNya. Mereka tahu Firman. Mereka sudah pelayanan. Mereka juga taat. Saya yakin mereka pada saat itu dalam keadaan letih setelah melayani terus menerus. Tapi ketika Yesus mengajak mereka menyeberang, mereka patuh dan ikut tanpa membantah. Artinya, mereka adalah orang-orang taat. Tapi lihatlah bahwa badai tetap bisa menghantam orang-orang pengikut Yesus yang taat sekalipun. Dan kemudian lihatlah, bahwa orang-orang taat yang sudah melayani sekalipun ternyata masih bisa memiliki iman yang kurang teguh, akibatnya mengalami ketakutan. Padahal mereka sedang bersama Yesus pada saat itu. Apa yang mampu dilakukan Yesus? Dia sanggup meredakan badai yang membuat danau bergejolak dalam seketika. Dan selanjutnya Yesus menegur murid-muridNya. (ay 40).
Menjadi pengikut Yesus tidak berarti kita akan 100% hidup tanpa masalah. Sudah pelayanan, selalu taat, mengerti Firman sekalipun tidak menjamin hidup akan benar-benar tanpa badai persoalan. Ada kalanya kita akan berhadapan dengan "angin ribut" dalam kehidupan kita. Ada kalanya "air" mulai memasuki "kapal" kehidupan kita yang siap menenggelamkannya. Tapi ingatlah bahwa kita tidak perlu khawatir apabila kita tetap berjalan bersama Yesus. Jangan sampai kita yang mengaku percaya pada Yesus ternyata tidak melibatkanNya dalam kehidupan kita sehari-hari, sampai-sampai Tuhan hanya ditempatkan "di buritan" hingga tertidur sendirian. Tidak akan ada badai yang mampu menjungkirbalikkan apabila kita selalu melibatkan Yesus dalam hidup kita. Itu kunci utama agar kita bisa terus berjalan dengan jiwa penuh damai meskipun sedang berada ditengah-tengah amukan badai kehidupan. Dengan berjalan bersama Yesus dalam hidup baik dalam keadaan tenang maupun dalam angin ribut, kita bisa menyerakita tidak perlu takut karena kita bisa menyerahkan kekhawatiran kita kepadaNya seperti yang dikatakan Petrus. "Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu." (1 Petrus 5:7). Jangan jadikan Tuhan sebatas lampu emergency, yang hanya menyala ketika dibutuhkan, namun jadikanlah Tuhan sebagai partner dalam menempuh perjalanan hidup. Libatkan Tuhan dalam segala aspek kehidupan anda.
Tuhan lebih dari sekedar lampu emergency! Libatkan Tuhan dalam hidup anda
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Arsip Blog
-
▼
2009
(1366)
-
▼
Februari
(93)
- Motivasi Yang Benar Dalam Bekerja
- Motivasi Yang Benar Dalam Bekerja
- Hadiah Terindah
- Hilang Fokus Dalam Beribadah
- Hilang Fokus Dalam Beribadah
- Kasih Karunia
- Kasih Karunia
- Makna Sebuah Belas Kasih
- Makna Sebuah Belas Kasih
- Dari Sisi Positif
- Dari Sisi Positif
- Kunang-kunang dan permata pengampunan
- Sempurna Dalam Kelemahan
- Sempurna Dalam Kelemahan
- Tuhan Pernah Berbisik
- Berharga di Mata Bapa
- A lovely letter from a small girl to God
- Buku Harian Ayah
- 6 Pertanyan yang patut kita renungkan
- Jangan Sia-siakan Potensimu
- PENCURI IMPIAN
- Kok Gitu?
- Humor : FIRMAN TUHAN
- How Much Enough Is Enough?
- How Much Enough Is Enough?
- Days Are Numbered
- Days Are Numbered
- Kebersamaan Dalam Kasih Yang Menguatkan
- Kebersamaan Dalam Kasih Yang Menguatkan
- Aku Tak Bisa Memegang Kartu Lagi
- Anggur Yang Asam
- Anggur Yang Asam
- Pengembara
- Pengembara
- Aku Menciptakan Engkau
- It's Your Call
- It's Your Call
- Berpikiran Negatif Nggak Menguntungkan
- Menjadi Orang yang Rendah Hati
- Tinggalkan Masa Lalu
- Tinggalkan Masa Lalu
- Jangan Menunda Pekerjaan
- Jangan Menunda Pekerjaan
- Toko Grosir Surga
- Diubah Allah
- Cinta Seorang Bisu
- Katakan Cinta Hari Ini
- Katakan Cinta Hari Ini
- Kasih Valentine vs Kasih Tuhan
- Belajar mengoreksi diri dan iklas menerima apa yan...
- Valentine's Day: A Day Of Love
- Valentine's Day: A Day Of Love
- Ungkapan Kasih Nyata
- Ungkapan Kasih Nyata
- Semua Terjadi Karena Suatu Alasan
- Buah Ketaatan
- Buah Ketaatan
- Every Sin Is A Serious Sin
- Every Sin Is A Serious Sin
- Pohon Tua
- Seberapa Besar Pengampunan Yang Telah Saya Terima?
- Seberapa Besar Pengampunan Yang Telah Saya Terima?
- Ten Things God Cannot Do!
- Mengapa Ayam Menyebrang Jalan?
- Digendong oleh Sahabat
- KOTAK KOREK API
- Tertawa, Senyum, dll
- Attillo: Mengejar Cinta sampai ke Neraka
- Menempatkan Pelita Dengan Benar
- Menempatkan Pelita Dengan Benar
- Mencobai Allah
- Seorang Atheis dan Seekor Beruang
- Restored!
- Restored!
- Memandang Muka
- Memandang Muka
- Air Hidup
- Kuasa Roh Kudus
- Kuasa Roh Kudus
- Jangan Hanya Melihat Dengan Mata
- Menjadi Sahabat Allah (2)
- Menjadi Sahabat Allah (2)
- Lima Menit Saja
- Keterbatasan Kita
- Humor : BERDIRI
- Menjadi Sahabat Allah (1)
- Menjadi Sahabat Allah (1)
- Hujan
- Lampu Emergency
- Lampu Emergency
- Tentara Yang Buta
- Lagu Merdu
- Lagu Merdu
-
▼
Februari
(93)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar