Jumat, 31 Desember 2010
Berbalik Arah
=============
"Hai bani Sion, bersorak-soraklah dan bersukacitalah karena TUHAN, Allahmu! Sebab telah diberikan-Nya kepadamu hujan pada awal musim dengan adilnya, dan diturunkan-Nya kepadamu hujan, hujan pada awal dan hujan pada akhir musim seperti dahulu."
Jika anda tinggal di kota kecil, mungkin anda tidak akan repot ketika salah jalan. Anda cukup memutar balik kendaraan anda sesegera mungkin dan dalam waktu singkat anda akan kembali ke jalur yang benar. Tetapi coba bayangkan jika anda salah jalan di kota besar seperti Jakarta dan kota-kota besar lainnya dengan alur yang rumit. Bisa jadi anda harus menghabiskan waktu lebih dari setengah jam untuk memutar balik hanya karena anda salah jalan sedikit saja. Dalam kehidupan kita tidak bisa dipungkiri bahwa ada kalanya kita mengambil langkah-langkah yang salah. Sama seperti ketika anda salah jalan dalam berkendara, ada begitu banyak percabangan dalam perjalanan kehidupan kita, dan jika kita salah mengambil jalan maka kita pun bisa tersesat, sehingga gagal mencapai tujuan kita. Semakin lama kita salah jalan, maka semakin repot pula kita untuk kembali ke jalur yang benar. Itulah sebabnya kita harus segera berbalik begitu menyadari bahwa kita mengambil arah yang salah secepat mungkin, sebelum semuanya menjadi semakin berat.
Kitab Yoel berbicara mengenai bagaimana mengerikannya hukuman Tuhan yang dijatuhkan kepada bangsa Yehuda yang secara nasional sudah menyimpang dari ajaranNya. Disana kita melihat adanya serbuan belalang yang merusak pertanian serta perekonomian mereka dengan sangat mengerikan membawa kehancuran bagi bangsa itu sebagai akibat dari penyimpangan mereka. (Yoel 1:4-12). Maka Yoel pun menyerukan pertobatan menyeluruh dan sungguh-sungguh secara nasional pula. Lalu bagaimana janji yang diberikan Tuhan kepada bangsa yang mau benar-benar bertobat, berbalik dari jalan-jalannya yang salah? Janji yang diberikan Tuhan lewat yoel ini sangatlah indah seperti yang disebutkan dengan rinci pada pasal 2.
Meski menyimpang sejauh apapun, Tuhan tetap menyambut anak-anakNya yang berbalik kembali kepadaNya dengan segera dan dengan penuh sukacita, seperti apa yang dicontohkan Yesus dalam perumpamaan anak yang hilang. Dalam kitab Yoel pun gambaran Allah yang sama bisa kita lihat pula. Mari kita lihat janji Tuhan kepada umatNya yang bertobat. "Hai bani Sion, bersorak-soraklah dan bersukacitalah karena TUHAN, Allahmu! Sebab telah diberikan-Nya kepadamu hujan pada awal musim dengan adilnya, dan diturunkan-Nya kepadamu hujan, hujan pada awal dan hujan pada akhir musim seperti dahulu. Tempat-tempat pengirikan menjadi penuh dengan gandum, dan tempat pemerasan kelimpahan anggur dan minyak." (Yoel 2:23-24). Ini seruan Allah yang menjanjikan hujan awal, masa menanam atau investasi, hingga hujan akhir, masa menuai yang sama berkelimpahan. Pemulihan setelah kehancuran akibat penyimpangan-penyimpangan yang telah kita perbuat pun Dia janjikan pula. "Aku akan memulihkan kepadamu tahun-tahun yang hasilnya dimakan habis oleh belalang pindahan, belalang pelompat, belalang pelahap dan belalang pengerip, tentara-Ku yang besar yang Kukirim ke antara kamu." (ay 25). Dari sana, "maka kamu akan makan banyak-banyak dan menjadi kenyang, dan kamu akan memuji-muji nama TUHAN, Allahmu, yang telah memperlakukan kamu dengan ajaib; dan umat-Ku tidak akan menjadi malu lagi untuk selama-lamanya. Kamu akan mengetahui bahwa Aku ini ada di antara orang Israel, dan bahwa Aku ini, TUHAN, adalah Allahmu dan tidak ada yang lain; dan umat-Ku tidak akan menjadi malu lagi untuk selama-lamanya." (ay 26-27). Semua ini hadir sebagai janji Tuhan kepada orang yang mau berbalik dari jalannya yang keliru dan melakukan pertobatan sungguh-sungguh. Tidak hanya itu, pencurahan Roh Kudus yang memberkati secara rohani pun juga Tuhan janjikan, seperti ayat-ayat pada perikop selanjutnya dalam Yoel 2:28-32.
Dalam Yeremia kita bisa pula melihat salah satu hasil dari pertobatan yang berkenan di hadapan Tuhan. "Kata mereka: Bertobatlah masing-masing kamu dari tingkah langkahmu yang jahat dan dari perbuatan-perbuatanmu yang jahat; maka kamu akan tetap diam di tanah yang diberikan TUHAN kepadamu dan kepada nenek moyangmu, dari selama-lamanya sampai selama-lamanya." (Yeremia 25:5). Dengan bertobat, kita akan bisa tetap diam di tanah yang diberikan Tuhan. Tanah seperti apa? Tanah yang berlimpah susu dan madunya seperti yang berulang-ulang disebutkan dalam kitab Keluaran, Bilangan, Ulangan dan beberapa kitab lainnya. Sebuah tanah yang penuh dengan hujan awal dan hujan akhir. Sebuah tanah dimana segala sesuatu dipulihkan berkelimpahan. Inilah tempat yang seharusnya kita peroleh sebagai pemberian Allah. Dengan bertobat secara sungguh-sungguh, maka kita pun bisa kembali mendiaminya, tidak peduli sejauh manapun kita sudah tersesat dan menyimpang dari tanah yang Dia janjikan itu.
Perhatikanlah. Tuhan begitu mengasihi kita, kita begitu berharga dan mulia di mataNya, sehingga segala yang baik telah Dia sediakan kepada kita dengan segala kelimpahan di dalamnya. Kalaupun kita menyimpang, sebuah pertobatan sungguh-sungguh akan mengantarkan kita kembali menempati posisi seperti yang Dia inginkan. Tuhan selalu begitu rindu agar tidak satupun anakNya terhilang dan terlepas dari peluang mendapatkan segala yang baik ini. Seruan bertobat pun berulang-ulang kita dapati bahkan sampai kitab Wahyu. Memasuki tahun baru 2011, mari kita perbaharui ketaatan dan kesetiaan kita. Jika ada hal-hal di antara yang kita lakukan ternyata masih menyimpang, marilah kita segera berbalik dan kembali kepadanya. Mari songsong tahun yang baru dengan semangat baru, dengan komitmen baru, sehingga berkat-berkat berkelimpahan Tuhan bisa menjangkau kita semua di tahun ini. Selamat tahun baru, Tuhan Yesus memberkati.
Pertobatan adalah awal dari pemulihan dan meraih kembali janji-janji Tuhan
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
Berbalik Arah
=============
"Hai bani Sion, bersorak-soraklah dan bersukacitalah karena TUHAN, Allahmu! Sebab telah diberikan-Nya kepadamu hujan pada awal musim dengan adilnya, dan diturunkan-Nya kepadamu hujan, hujan pada awal dan hujan pada akhir musim seperti dahulu."
Jika anda tinggal di kota kecil, mungkin anda tidak akan repot ketika salah jalan. Anda cukup memutar balik kendaraan anda sesegera mungkin dan dalam waktu singkat anda akan kembali ke jalur yang benar. Tetapi coba bayangkan jika anda salah jalan di kota besar seperti Jakarta dan kota-kota besar lainnya dengan alur yang rumit. Bisa jadi anda harus menghabiskan waktu lebih dari setengah jam untuk memutar balik hanya karena anda salah jalan sedikit saja. Dalam kehidupan kita tidak bisa dipungkiri bahwa ada kalanya kita mengambil langkah-langkah yang salah. Sama seperti ketika anda salah jalan dalam berkendara, ada begitu banyak percabangan dalam perjalanan kehidupan kita, dan jika kita salah mengambil jalan maka kita pun bisa tersesat, sehingga gagal mencapai tujuan kita. Semakin lama kita salah jalan, maka semakin repot pula kita untuk kembali ke jalur yang benar. Itulah sebabnya kita harus segera berbalik begitu menyadari bahwa kita mengambil arah yang salah secepat mungkin, sebelum semuanya menjadi semakin berat.
Kitab Yoel berbicara mengenai bagaimana mengerikannya hukuman Tuhan yang dijatuhkan kepada bangsa Yehuda yang secara nasional sudah menyimpang dari ajaranNya. Disana kita melihat adanya serbuan belalang yang merusak pertanian serta perekonomian mereka dengan sangat mengerikan membawa kehancuran bagi bangsa itu sebagai akibat dari penyimpangan mereka. (Yoel 1:4-12). Maka Yoel pun menyerukan pertobatan menyeluruh dan sungguh-sungguh secara nasional pula. Lalu bagaimana janji yang diberikan Tuhan kepada bangsa yang mau benar-benar bertobat, berbalik dari jalan-jalannya yang salah? Janji yang diberikan Tuhan lewat yoel ini sangatlah indah seperti yang disebutkan dengan rinci pada pasal 2.
Meski menyimpang sejauh apapun, Tuhan tetap menyambut anak-anakNya yang berbalik kembali kepadaNya dengan segera dan dengan penuh sukacita, seperti apa yang dicontohkan Yesus dalam perumpamaan anak yang hilang. Dalam kitab Yoel pun gambaran Allah yang sama bisa kita lihat pula. Mari kita lihat janji Tuhan kepada umatNya yang bertobat. "Hai bani Sion, bersorak-soraklah dan bersukacitalah karena TUHAN, Allahmu! Sebab telah diberikan-Nya kepadamu hujan pada awal musim dengan adilnya, dan diturunkan-Nya kepadamu hujan, hujan pada awal dan hujan pada akhir musim seperti dahulu. Tempat-tempat pengirikan menjadi penuh dengan gandum, dan tempat pemerasan kelimpahan anggur dan minyak." (Yoel 2:23-24). Ini seruan Allah yang menjanjikan hujan awal, masa menanam atau investasi, hingga hujan akhir, masa menuai yang sama berkelimpahan. Pemulihan setelah kehancuran akibat penyimpangan-penyimpangan yang telah kita perbuat pun Dia janjikan pula. "Aku akan memulihkan kepadamu tahun-tahun yang hasilnya dimakan habis oleh belalang pindahan, belalang pelompat, belalang pelahap dan belalang pengerip, tentara-Ku yang besar yang Kukirim ke antara kamu." (ay 25). Dari sana, "maka kamu akan makan banyak-banyak dan menjadi kenyang, dan kamu akan memuji-muji nama TUHAN, Allahmu, yang telah memperlakukan kamu dengan ajaib; dan umat-Ku tidak akan menjadi malu lagi untuk selama-lamanya. Kamu akan mengetahui bahwa Aku ini ada di antara orang Israel, dan bahwa Aku ini, TUHAN, adalah Allahmu dan tidak ada yang lain; dan umat-Ku tidak akan menjadi malu lagi untuk selama-lamanya." (ay 26-27). Semua ini hadir sebagai janji Tuhan kepada orang yang mau berbalik dari jalannya yang keliru dan melakukan pertobatan sungguh-sungguh. Tidak hanya itu, pencurahan Roh Kudus yang memberkati secara rohani pun juga Tuhan janjikan, seperti ayat-ayat pada perikop selanjutnya dalam Yoel 2:28-32.
Dalam Yeremia kita bisa pula melihat salah satu hasil dari pertobatan yang berkenan di hadapan Tuhan. "Kata mereka: Bertobatlah masing-masing kamu dari tingkah langkahmu yang jahat dan dari perbuatan-perbuatanmu yang jahat; maka kamu akan tetap diam di tanah yang diberikan TUHAN kepadamu dan kepada nenek moyangmu, dari selama-lamanya sampai selama-lamanya." (Yeremia 25:5). Dengan bertobat, kita akan bisa tetap diam di tanah yang diberikan Tuhan. Tanah seperti apa? Tanah yang berlimpah susu dan madunya seperti yang berulang-ulang disebutkan dalam kitab Keluaran, Bilangan, Ulangan dan beberapa kitab lainnya. Sebuah tanah yang penuh dengan hujan awal dan hujan akhir. Sebuah tanah dimana segala sesuatu dipulihkan berkelimpahan. Inilah tempat yang seharusnya kita peroleh sebagai pemberian Allah. Dengan bertobat secara sungguh-sungguh, maka kita pun bisa kembali mendiaminya, tidak peduli sejauh manapun kita sudah tersesat dan menyimpang dari tanah yang Dia janjikan itu.
Perhatikanlah. Tuhan begitu mengasihi kita, kita begitu berharga dan mulia di mataNya, sehingga segala yang baik telah Dia sediakan kepada kita dengan segala kelimpahan di dalamnya. Kalaupun kita menyimpang, sebuah pertobatan sungguh-sungguh akan mengantarkan kita kembali menempati posisi seperti yang Dia inginkan. Tuhan selalu begitu rindu agar tidak satupun anakNya terhilang dan terlepas dari peluang mendapatkan segala yang baik ini. Seruan bertobat pun berulang-ulang kita dapati bahkan sampai kitab Wahyu. Memasuki tahun baru 2011, mari kita perbaharui ketaatan dan kesetiaan kita. Jika ada hal-hal di antara yang kita lakukan ternyata masih menyimpang, marilah kita segera berbalik dan kembali kepadanya. Mari songsong tahun yang baru dengan semangat baru, dengan komitmen baru, sehingga berkat-berkat berkelimpahan Tuhan bisa menjangkau kita semua di tahun ini. Selamat tahun baru, Tuhan Yesus memberkati.
Pertobatan adalah awal dari pemulihan dan meraih kembali janji-janji Tuhan
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
Selaras Dengan Allah
"Engkaulah persembunyian bagiku, terhadap kesesakan Engkau menjaga aku, Engkau mengelilingi aku, sehingga aku luput dan bersorak."
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 1; Matius 1; Kejadian 1-2
Di suatu negara di Barat hiduplah seorang gembala yang memiliki sebuah biola. Karena ia bukanlah seorang pemusik maka setiap kali memainkannya, nada-nada itu terasa sumbang terdengar. Ia tidak tahu bagaimana cara menyelaraskan nadanya sampai pada akhirnya ia pun menuliskan sebuah surat ke salah satu stasiun radio. Di dalam isi suratnya, ia meminta orang radio untuk tersebut untuk memperdengarkan kunci nada "A" pada hari dan jam yang telah ditentukan.
Pengelola radio ini merasa begitu tersentuh dengan kata-kata yang ditulis oleh sang gembala dan memutuskan untuk mewujudkan harapan orang tersebut. Pada hari yang ditetapkan, diperdengarkanlah kunci nada dasar "A" lewat siaran radio. Dan benar setelah diputar, gembala itu bisa menyelaraskan dawai biolanya. Rumah yang ia diami bersama keluarga pun akhirnya dapat dipenuhi dengan musik yang riang gembira.
Ketika kita hidup terpisah dari Allah, kehidupan kita menjadi sumbang; tidak selaras dengan sesama dan juga Allah. Namun, jika kita hidup dengan-Nya maka kita pun akan mendapati diri kita dilingkupi oleh musik-Nya yang indah.
Di awal tahun yang baru ini, minta Allah menyelaraskan kehidupan Anda setiap hari dengan firman-Nya, sehingga Anda dapat membawa keharmonisan dan sukacita bagi mereka yang ada di sekitar Anda.
Ketika langkah kita sudah seirama dengan kehendak Allah maka lingkungan sekitar kita pun akan mengikuti irama tersebut.
Renungan terkait
* Firman Tuhan yang hidup
* Tuhan sumber berkat
* Semua karena Tuhan
* Berani hidup
* Jangan hidup menyendiri
Kamis, 30 Desember 2010
1 Jan - HR SP MARIA BUNDA ALLAH: Bil 6: 22-27; Gal 4:4-7; Luk 2:16-21
" Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya."
HR SP MARIA BUNDA ALLAH: Bil 6: 22-27; Gal 4:4-7; Luk 2:16-21
Pertama-tama kami ucapkan 'SELAMAT TAHUN BARU 2011', semoga segala sesuatu juga menjadi baru. Hari ini sarat dengan pesta atau kenangan, antara lain Tahun Baru, Hari Perdamaian Sedunia, Pesta Nama Serikat Yesus, dst.. Dalam Warta Gembira juga dikisahkan perihal pemberian nama Yesus kepada Sang Penyelamat Dunia, yang baru saja datang atau lahir. Nama yang diberikan kepada Penyelamat Dunia telah disampaikan oleh malaikat kepada Bunda Maria dalam warta gembira bahwa Maria akan mengandung karena Roh Kudus. Maka baiklah mengawali tahun baru ini kami mengajak kita semua untuk mawas diri juga perihal nama yang dikenakan kepada kita masing-masing; kami percaya nama yang kita kenakan pada diri kita masing-masing memiliki arti, makna atau tujuan yang baik dan mulia. Nama yang dikenakan kepada kita masing-masing kiranya juga merupakan buah 'perdamaian bersama' artinya hasil curhat bersama dari mereka yang memberi nama pada kita. Dengan kata lain kami berharap kita semua memperbaharui diri kita masing-masing sesuai dengan dambaan, cita-cita atau harapan yang tercetus atau diikhrarkan ketika nama diberikan kepada kita masing-masing.
"Ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya" (Luk 2:21)
Memperbaharui berarti berubah: kiranya sejak kita dilahirkan dari rahim ibu kita masing-masing sampai kini kita terus mengalami perubahan, entah secara phisik, sosial, emosional, rational maupun spiritual. Pertanyaannya ialah apakah kita berubah menjadi semakin baik atau buruk, dan tentu saja masing-masing dari kita berharap untuk berubah semakin baik, semakin dikasihi oleh Tuhan dan sesama manusia. Masing-masing dari kita sejak masih berada di dalam kandungan atau rahim ibu kiranya nama sudah direncanakan untuk diberikan kepada kita oleh orangtua atau bapak-ibu kita masing-masing, maka baiklah dalam rangka mawas diri kita bertanya kepada orangtua atau bapak-ibu kita masing-masing: apakah yang menjadi dambaan atau cita-cita mereka bagi kita.
Sebagai contoh perihal pemberian nama Yesus antara lain dikatakan bahwa " Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan."(Luk 1:32-33), Yesus juga disebut 'Emmanuel' yang berarti Allah menyertai kita. Dengan kata lain kehadiran atau kedatangan Yesus merupakan perwujudan penyertaan Allah pada seluruh ciptaanNya di dunia ini, terutama manusia, untuk merajai dan menguasai ciptaanNya agar selamat dan senantiasa dalam keadaan damai sejahtera.
Nama-nama yang diberikan kepada kita kiranya juga memiliki dambaan atau cita-cita agar kita tumbuh berkembang menjadi pribadi yang damai sejahtera dan selamat serta dengan demikian dapat berpartisipasi dalam menyelamatkan atau mensejahterakan orang lain melalui cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari dimanapun dan kapanpun. "There is no peace without justice, there is no justice without forgiveness" ='Tiada perdamaian tanpa keadilan, tiada keadilan tanpa kasih pengampunan" , demikian pesan Perdamaian Paus Yohanes Paulus II memasuki Millennium Ketiga. Hemat saya pesan tersebut masih up to date pada masa kini untuk kita hayati dan sebarluaskan. Keadilan dasar atau sejati hemat saya adalah hormat terhadap harkat martabat manusia atau menunjungi tinggi harkat martabat manusia. Buah keadilan sejati antara lain keselamatan jiwa manusia. Maka baiklah memasuki tahun 2011 ini kita galakkan atau tingkatkan gerakan untuk memperjuangkan dan membela keadilan. Kami berharap mereka yang berfungsi sebagai penegak keadilan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara seperti hakim, jaksa dan polisi untuk memberi teladan dalam perjuangan dan penegakan keadilan. Hendaknya keadilan ini sedini mungkin dibiasakan didalam diri anak-anak di dalam keluarga dan kemudian diperkembangkan serta diperdalam di sekolah-sekolah atau karya pendidikan formal.
"Kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah" (Gal 4:7)
Kita semua adalah anak-anak Allah alias saudara atau sahabat satu sama lain. Baiklah dengan rendah hati kami mengajak rekan-rekan anggota Serikat Yesus, yang telah menyatakan diri untuk menjadi sahabat-sahabat Yesus. Sebagaimana Yesus datang sebagai pembawa damai sejahtera, maka hendaknya sebagai sahabat-sahabat Yesus dimanapun dan kapanpun senantiasa membawa damai sejahtera. Maka baiklah kita renungkan doa dari St.Fransiskus Assisi ini (ingat bahwa Ignatius Loyola belajar cukup banyak perihal semangat St.Fransiskus Assisi):
"Tuhan, jadikanlah aku pembawa damai. Bila terjadi kebencian, jadikanlah aku pembawa cintakasih. Bila terjadi penghinaan, jadikanlah aku pembawa pengampunan. Bila terjadi perselisihan, jadikanlah aku pembawa kerukunan. Bila terjadi kebimbangan, jadikanlah aku pembawa kepastian. Bila terjadi kesesatan, jadikanlah aku pembawa kebenaran. Bila terjadi kecemasan, jadikanlah aku pembawa harapan. Bila terjadi kesedihan, jadikanlah aku pembawa kegembiraan. Bila terjadi kegelapan, jadikanlah aku pembawa terang" (PS no 221).
Marilah kita sebagai ahli-ahli waris atau 'anak-anak Allah' membangun, memperdalam dan menyebar-luaskan perdamaian. Masing-masing dari kita dapat memilih salah satu dari doa St.Fransiskus Assisi tersebut, yang sesuai dengan lingkungan hidup kita masing-masing Kepada saudara-saudari kita kiranya kita juga dapat menyampaikan pesan, sebagaimana disampaikan oleh Harun kepada anak-anaknya,yaitu : "TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau; TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia; TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera." (Bil 6:24-27). Maka hendaknya kita juga jangan takut dan gentar untuk menyebar-luaskan damai sejahtera, meskipun untuk itu harus menghadapi aneka tantangan, hambatan, masalah atau penderitaan. Bersama dan bersatu dengan Tuhan kita akan mampu mengatasi aneka tantangan, hambatan, masalah atau penderitaan serta menjadikannya sebagai wahana pendewasaan kepribadian atau iman kita.
Kami berharap siapapun yang berpengaruh dalam kehidupan bersama dapat menjadi teladan dalam rangka menghayati dan menyebar-luaskan perdamaian. Hendaknya aneka perbedaan yang ada di antara kita, entah beda SARA, pengalaman, pangkat, fungsi dan kedudukan menjadi sarana untuk saling memperkaya dan memperkuat dalam menghayati dan menyebarluaskan perdamaian. Secara khusus juga kami mengajak para orangtua atau bapak-ibu untuk sungguh menghayati janji perkawinan yaitu saling mengasihi baik dalam untung dan malang, sehat maupun sakit sampai mati, agar perdamaian sejati terjadi dalam hidup berkeluarga. Pengalaman hidup damai sejati didalam keluarga akan menjadi kekuatan atau modal untuk membangun dan memperdalam di dalam kehidupan bersama yang lebih luas, entah di masyarakat maupun tempat kerja/tugas.
"Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita, kiranya Ia menyinari kita dengan wajah-Nya, supaya jalan-Mu dikenal di bumi, dan keselamatan-Mu di antara segala bangsa. Kiranya suku-suku bangsa bersukacita dan bersorak-sorai, sebab Engkau memerintah bangsa-bangsa dengan adil, dan menuntun suku-suku bangsa di atas bumi. Kiranya bangsa-bangsa bersyukur kepada-Mu, ya Allah, kiranya bangsa-bangsa semuanya bersyukur kepada-Mu" (Mzm 67:2-3.5-6).
Jakarta, 1 Januari 2011
1 Jan - HR SP MARIA BUNDA ALLAH: Bil 6: 22-27; Gal 4:4-7; Luk 2:16-21
" Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya."
HR SP MARIA BUNDA ALLAH: Bil 6: 22-27; Gal 4:4-7; Luk 2:16-21
Pertama-tama kami ucapkan 'SELAMAT TAHUN BARU 2011', semoga segala sesuatu juga menjadi baru. Hari ini sarat dengan pesta atau kenangan, antara lain Tahun Baru, Hari Perdamaian Sedunia, Pesta Nama Serikat Yesus, dst.. Dalam Warta Gembira juga dikisahkan perihal pemberian nama Yesus kepada Sang Penyelamat Dunia, yang baru saja datang atau lahir. Nama yang diberikan kepada Penyelamat Dunia telah disampaikan oleh malaikat kepada Bunda Maria dalam warta gembira bahwa Maria akan mengandung karena Roh Kudus. Maka baiklah mengawali tahun baru ini kami mengajak kita semua untuk mawas diri juga perihal nama yang dikenakan kepada kita masing-masing; kami percaya nama yang kita kenakan pada diri kita masing-masing memiliki arti, makna atau tujuan yang baik dan mulia. Nama yang dikenakan kepada kita masing-masing kiranya juga merupakan buah 'perdamaian bersama' artinya hasil curhat bersama dari mereka yang memberi nama pada kita. Dengan kata lain kami berharap kita semua memperbaharui diri kita masing-masing sesuai dengan dambaan, cita-cita atau harapan yang tercetus atau diikhrarkan ketika nama diberikan kepada kita masing-masing.
"Ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya" (Luk 2:21)
Memperbaharui berarti berubah: kiranya sejak kita dilahirkan dari rahim ibu kita masing-masing sampai kini kita terus mengalami perubahan, entah secara phisik, sosial, emosional, rational maupun spiritual. Pertanyaannya ialah apakah kita berubah menjadi semakin baik atau buruk, dan tentu saja masing-masing dari kita berharap untuk berubah semakin baik, semakin dikasihi oleh Tuhan dan sesama manusia. Masing-masing dari kita sejak masih berada di dalam kandungan atau rahim ibu kiranya nama sudah direncanakan untuk diberikan kepada kita oleh orangtua atau bapak-ibu kita masing-masing, maka baiklah dalam rangka mawas diri kita bertanya kepada orangtua atau bapak-ibu kita masing-masing: apakah yang menjadi dambaan atau cita-cita mereka bagi kita.
Sebagai contoh perihal pemberian nama Yesus antara lain dikatakan bahwa " Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan."(Luk 1:32-33), Yesus juga disebut 'Emmanuel' yang berarti Allah menyertai kita. Dengan kata lain kehadiran atau kedatangan Yesus merupakan perwujudan penyertaan Allah pada seluruh ciptaanNya di dunia ini, terutama manusia, untuk merajai dan menguasai ciptaanNya agar selamat dan senantiasa dalam keadaan damai sejahtera.
Nama-nama yang diberikan kepada kita kiranya juga memiliki dambaan atau cita-cita agar kita tumbuh berkembang menjadi pribadi yang damai sejahtera dan selamat serta dengan demikian dapat berpartisipasi dalam menyelamatkan atau mensejahterakan orang lain melalui cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari dimanapun dan kapanpun. "There is no peace without justice, there is no justice without forgiveness" ='Tiada perdamaian tanpa keadilan, tiada keadilan tanpa kasih pengampunan" , demikian pesan Perdamaian Paus Yohanes Paulus II memasuki Millennium Ketiga. Hemat saya pesan tersebut masih up to date pada masa kini untuk kita hayati dan sebarluaskan. Keadilan dasar atau sejati hemat saya adalah hormat terhadap harkat martabat manusia atau menunjungi tinggi harkat martabat manusia. Buah keadilan sejati antara lain keselamatan jiwa manusia. Maka baiklah memasuki tahun 2011 ini kita galakkan atau tingkatkan gerakan untuk memperjuangkan dan membela keadilan. Kami berharap mereka yang berfungsi sebagai penegak keadilan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara seperti hakim, jaksa dan polisi untuk memberi teladan dalam perjuangan dan penegakan keadilan. Hendaknya keadilan ini sedini mungkin dibiasakan didalam diri anak-anak di dalam keluarga dan kemudian diperkembangkan serta diperdalam di sekolah-sekolah atau karya pendidikan formal.
"Kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah" (Gal 4:7)
Kita semua adalah anak-anak Allah alias saudara atau sahabat satu sama lain. Baiklah dengan rendah hati kami mengajak rekan-rekan anggota Serikat Yesus, yang telah menyatakan diri untuk menjadi sahabat-sahabat Yesus. Sebagaimana Yesus datang sebagai pembawa damai sejahtera, maka hendaknya sebagai sahabat-sahabat Yesus dimanapun dan kapanpun senantiasa membawa damai sejahtera. Maka baiklah kita renungkan doa dari St.Fransiskus Assisi ini (ingat bahwa Ignatius Loyola belajar cukup banyak perihal semangat St.Fransiskus Assisi):
"Tuhan, jadikanlah aku pembawa damai. Bila terjadi kebencian, jadikanlah aku pembawa cintakasih. Bila terjadi penghinaan, jadikanlah aku pembawa pengampunan. Bila terjadi perselisihan, jadikanlah aku pembawa kerukunan. Bila terjadi kebimbangan, jadikanlah aku pembawa kepastian. Bila terjadi kesesatan, jadikanlah aku pembawa kebenaran. Bila terjadi kecemasan, jadikanlah aku pembawa harapan. Bila terjadi kesedihan, jadikanlah aku pembawa kegembiraan. Bila terjadi kegelapan, jadikanlah aku pembawa terang" (PS no 221).
Marilah kita sebagai ahli-ahli waris atau 'anak-anak Allah' membangun, memperdalam dan menyebar-luaskan perdamaian. Masing-masing dari kita dapat memilih salah satu dari doa St.Fransiskus Assisi tersebut, yang sesuai dengan lingkungan hidup kita masing-masing Kepada saudara-saudari kita kiranya kita juga dapat menyampaikan pesan, sebagaimana disampaikan oleh Harun kepada anak-anaknya,yaitu : "TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau; TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia; TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera." (Bil 6:24-27). Maka hendaknya kita juga jangan takut dan gentar untuk menyebar-luaskan damai sejahtera, meskipun untuk itu harus menghadapi aneka tantangan, hambatan, masalah atau penderitaan. Bersama dan bersatu dengan Tuhan kita akan mampu mengatasi aneka tantangan, hambatan, masalah atau penderitaan serta menjadikannya sebagai wahana pendewasaan kepribadian atau iman kita.
Kami berharap siapapun yang berpengaruh dalam kehidupan bersama dapat menjadi teladan dalam rangka menghayati dan menyebar-luaskan perdamaian. Hendaknya aneka perbedaan yang ada di antara kita, entah beda SARA, pengalaman, pangkat, fungsi dan kedudukan menjadi sarana untuk saling memperkaya dan memperkuat dalam menghayati dan menyebarluaskan perdamaian. Secara khusus juga kami mengajak para orangtua atau bapak-ibu untuk sungguh menghayati janji perkawinan yaitu saling mengasihi baik dalam untung dan malang, sehat maupun sakit sampai mati, agar perdamaian sejati terjadi dalam hidup berkeluarga. Pengalaman hidup damai sejati didalam keluarga akan menjadi kekuatan atau modal untuk membangun dan memperdalam di dalam kehidupan bersama yang lebih luas, entah di masyarakat maupun tempat kerja/tugas.
"Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita, kiranya Ia menyinari kita dengan wajah-Nya, supaya jalan-Mu dikenal di bumi, dan keselamatan-Mu di antara segala bangsa. Kiranya suku-suku bangsa bersukacita dan bersorak-sorai, sebab Engkau memerintah bangsa-bangsa dengan adil, dan menuntun suku-suku bangsa di atas bumi. Kiranya bangsa-bangsa bersyukur kepada-Mu, ya Allah, kiranya bangsa-bangsa semuanya bersyukur kepada-Mu" (Mzm 67:2-3.5-6).
Jakarta, 1 Januari 2011
Resolusi Diri
"Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana."
Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 92; Mazmur 114
Memasuki tahun yang baru ini, ada satu pertanyaan yang hampir akan ditanyakan oleh orang-orang kepada kita, "resolusi apa yang sudah dibuat untuk dilakukan di tahun depan?" Bagi orang-orang yang memiliki prinsip hidup let it flow akan kesulitan menjawabnya karena mereka tidak merancangkan dengan detail apa yang akan mereka kerjakan bagi hidup mereka ke depannya. Namun, bagi yang terencana sudah memikirkan jawaban atas pertanyaan itu karena mereka sudah mengetahui apa yang menjadi target yang harus diraih ke depannya.
Allah dalam Kemahakuasaan-Nya mengetahui setiap detail kehidupan kita karena Dia telah merancangkan hal itu sebelum manusia dijadikan. Dia sudah menggoreskan tinta perjalanan hidup kita dengan sungguh indah. Walaupun begitu, Allah tidak menginginkan kita hanya diam dan tidak berbuat apa-apa alias pasrah. Allah ingin Anda membuat perencanaan-perencanaan bagi hidup Anda.
Mungkin di tahun yang akan terlewati ini banyak target yang belum tercapai, namun janganlah menjadi putus asa dan ragu. Tetaplah melakukan resolusi. Mintalah bimbingan Allah untuk memberi pengertian akan hal-hal yang perlu Anda perbaiki ke depannya dan juga target-target kehidupan apa yang akan di raih dalam satu tahun mendatang. Percayalah, Dia tidak akan diam ketika Anda menanyakan hal itu. Dia justru akan memberitahukan jalan-jalanNya kepada Anda.
Mari gunakan kesempatan ini untuk mengetahui isi hati Allah bagi masing-masing kita di tahun mendatang. Biarlah doa Daud menjadi doa kita juga di hari ini, "Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana."
Merenung sejenak akan apa yang telah kita lewati dan memikirkan hal apa yang akan dilakukan di tahun mendatang adalah langkah bijak membuka lembaran hidup yang baru.
Renungan terkait
* Resolusi tahun baru
* Kesabaran dalam doa
* Ada di tangan Tuhan
* My child
* Makan malam berkesan
Bertobat
=================
"Adakanlah puasa yang kudus, maklumkanlah perkumpulan raya; kumpulkanlah para tua-tua dan seluruh penduduk negeri ke rumah TUHAN, Allahmu, dan berteriaklah kepada TUHAN."
Ada banyak penyebab datangnya banyak permasalahan dalam hidup kita. Salah satu penyebabnya tentu karena kita menjauh dari Tuhan, melanggar perintah-perintahNya, menjauh dariNya dengan melakukan segala sesuatu yang cemar dan tercela. Akibatnya masalah pun datang silih berganti. Mulai dari sakit, kesulitan keuangan, usaha atau karir yang merosot drastis, kehidupan keluarga yang menjadi tidak lagi harmonis, kegagalan studi dan lain-lain. Tidak jarang pula masalah-masalah ini datang serentak, membuat kita semakin lama semakin hancur. Ironisnya, ada banyak orang yang justru mengambil langkah yang semakin salah dalam menghadapi ini. Daripada bertobat dan kembali kepada Tuhan, pilihan yang diambil justru mencari jawaban lewat okultisme. Akibatnya malah semakin runyam. Menjelang tahun baru 2011 yang akan datang sebentar lagi, seruan untuk berbalik dengan pertobatan dan membenahi diri kita secara total terasa kuat dalam hati saya. Oleh karena itu saya percaya ini pesan Tuhan bagi kita semua untuk memasuki tahun 2011. Saya akan fokus kepada kitab Yoel hingga beberapa hari ke depan.
Nabi Yoel diutus Tuhan untuk menunjukkan keprihatinanNya terhadap kelakuan yang dilakukan oleh bangsa Israel. Pada saat itu perbuatan mereka sudah begitu menyakitkan hati Tuhan. Alih-alih menghargai segala pertolongan Tuhan selama ini kepada mereka, mereka justru lebih memilih untuk menyembah berhala , hidup cemar dan tercela dalam berbagai sisi. Pada saat itu kehancuran sudah didepan mata, bahkan sudah mereka alami. Mulai dari Yoel pasal 1 kita sudah bisa menyaksikan apa yang terjadi kepada mereka pada saat itu. "Apa yang ditinggalkan belalang pengerip telah dimakan belalang pindahan, apa yang ditinggalkan belalang pindahan telah dimakan belalang pelompat, dan apa yang ditinggalkan belalang pelompat telah dimakan belalang pelahap." (Yoel 1:4). Lihatlah mereka mengalami rentetan kehancuran yang semakin parah, dari satu masalah ke masalah lain. Sepanjang pasal 1 hingga ke sebagian pasal 2 kita bisa melihat detail dari kehancuran bangsa Israel pada waktu itu, dan itu semua karena cara hidup dan keputusan mereka yang salah. "Pohon anggur sudah kering dan pohon ara sudah merana; pohon delima, juga pohon korma dan pohon apel, segala pohon di padang sudah mengering. Sungguh, kegirangan melayu dari antara anak-anak manusia." (ay 12). Tapi Tuhan ternyata memiliki belas kasih yang luar biasa besar terhadap mereka. Tuhan murka, tetapi Dia memutuskan untuk memberi kesempatan lagi, mengingatkan mereka untuk bertobat melalui Yoel.Jika kita lihat dalam kitab Yeremia, Tuhan sudah berkata seperti ini tentang bangsa Israel. "Sebutkanlah mereka perak yang ditolak, sebab TUHAN telah menolak mereka!" (Yeremia 6:30). Sudah begitu kerasnya perkataan Tuhan diberikan kepada mereka, tetapi mereka tidak juga kunjung mengerti untuk bertobat.
Yoel pun menyerukan dengan tegas agar bangsa ini melakukan pertobatan nasional. "Lilitkanlah kain kabung dan mengeluhlah, hai para imam; merataplah, hai para pelayan mezbah; masuklah, bermalamlah dengan memakai kain kabung, hai para pelayan Allahku, sebab sudah ditahan dari rumah Allahmu, korban sajian dan korban curahan. Adakanlah puasa yang kudus, maklumkanlah perkumpulan raya; kumpulkanlah para tua-tua dan seluruh penduduk negeri ke rumah TUHAN, Allahmu, dan berteriaklah kepada TUHAN." (Yoel 1:13-14). ini seruan yang seharusnya ditanggapi dengan segera untuk menghindari kemusnahan yang semakin parah yang akan mengarah kepada kebinasaan kekal.
Setiap pelanggaran terhadap firman Tuhan selalu membawa konsekuensi. Oleh karena itu kita harus berhati-hati dalam melakukan atau memutuskan sesuatu dalam kehidupan kita. Tuhan menyerukan "Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya." (Galatia 6:7). Begitu menyadari bahwa kita melakukan kesalahan, sudah seharusnya kita sesegera mungkin untuk berbalik melakukan pertobatan sebelum keadaan semakin hancur. Seruan Yoel meskipun ditujukan untuk bangsa Israel pada waktu itu, tetapi masih sangat relevan untuk kita cermati, mengingat di jaman sekarangpun perbuatan-perbuatan yang menyakiti hati Tuhan masih terus terjadi dilakukan oleh ciptaanNya, termasuk dari anak-anakNya sendiri.
Tahun 2011 sebentar lagi akan hadir. Alangkah baiknya kita mempersiapkan hati kita dan membereskan semua masalah agar kita bisa memasuki tahun yang baru dengan kekudusan yang berkenan bagi Tuhan. Berkat-berkat Tuhan siap dicurahkan di tahun yang akan datang, itu pasti. Untuk itulah kita harus mempersiapkan diri kita agar semua itu tidak terhalang untuk sampai kepada kita.
Kembalilah segera kepada Tuhan sebelum terlambat
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
Bertobat
=================
"Adakanlah puasa yang kudus, maklumkanlah perkumpulan raya; kumpulkanlah para tua-tua dan seluruh penduduk negeri ke rumah TUHAN, Allahmu, dan berteriaklah kepada TUHAN."
Ada banyak penyebab datangnya banyak permasalahan dalam hidup kita. Salah satu penyebabnya tentu karena kita menjauh dari Tuhan, melanggar perintah-perintahNya, menjauh dariNya dengan melakukan segala sesuatu yang cemar dan tercela. Akibatnya masalah pun datang silih berganti. Mulai dari sakit, kesulitan keuangan, usaha atau karir yang merosot drastis, kehidupan keluarga yang menjadi tidak lagi harmonis, kegagalan studi dan lain-lain. Tidak jarang pula masalah-masalah ini datang serentak, membuat kita semakin lama semakin hancur. Ironisnya, ada banyak orang yang justru mengambil langkah yang semakin salah dalam menghadapi ini. Daripada bertobat dan kembali kepada Tuhan, pilihan yang diambil justru mencari jawaban lewat okultisme. Akibatnya malah semakin runyam. Menjelang tahun baru 2011 yang akan datang sebentar lagi, seruan untuk berbalik dengan pertobatan dan membenahi diri kita secara total terasa kuat dalam hati saya. Oleh karena itu saya percaya ini pesan Tuhan bagi kita semua untuk memasuki tahun 2011. Saya akan fokus kepada kitab Yoel hingga beberapa hari ke depan.
Nabi Yoel diutus Tuhan untuk menunjukkan keprihatinanNya terhadap kelakuan yang dilakukan oleh bangsa Israel. Pada saat itu perbuatan mereka sudah begitu menyakitkan hati Tuhan. Alih-alih menghargai segala pertolongan Tuhan selama ini kepada mereka, mereka justru lebih memilih untuk menyembah berhala , hidup cemar dan tercela dalam berbagai sisi. Pada saat itu kehancuran sudah didepan mata, bahkan sudah mereka alami. Mulai dari Yoel pasal 1 kita sudah bisa menyaksikan apa yang terjadi kepada mereka pada saat itu. "Apa yang ditinggalkan belalang pengerip telah dimakan belalang pindahan, apa yang ditinggalkan belalang pindahan telah dimakan belalang pelompat, dan apa yang ditinggalkan belalang pelompat telah dimakan belalang pelahap." (Yoel 1:4). Lihatlah mereka mengalami rentetan kehancuran yang semakin parah, dari satu masalah ke masalah lain. Sepanjang pasal 1 hingga ke sebagian pasal 2 kita bisa melihat detail dari kehancuran bangsa Israel pada waktu itu, dan itu semua karena cara hidup dan keputusan mereka yang salah. "Pohon anggur sudah kering dan pohon ara sudah merana; pohon delima, juga pohon korma dan pohon apel, segala pohon di padang sudah mengering. Sungguh, kegirangan melayu dari antara anak-anak manusia." (ay 12). Tapi Tuhan ternyata memiliki belas kasih yang luar biasa besar terhadap mereka. Tuhan murka, tetapi Dia memutuskan untuk memberi kesempatan lagi, mengingatkan mereka untuk bertobat melalui Yoel.Jika kita lihat dalam kitab Yeremia, Tuhan sudah berkata seperti ini tentang bangsa Israel. "Sebutkanlah mereka perak yang ditolak, sebab TUHAN telah menolak mereka!" (Yeremia 6:30). Sudah begitu kerasnya perkataan Tuhan diberikan kepada mereka, tetapi mereka tidak juga kunjung mengerti untuk bertobat.
Yoel pun menyerukan dengan tegas agar bangsa ini melakukan pertobatan nasional. "Lilitkanlah kain kabung dan mengeluhlah, hai para imam; merataplah, hai para pelayan mezbah; masuklah, bermalamlah dengan memakai kain kabung, hai para pelayan Allahku, sebab sudah ditahan dari rumah Allahmu, korban sajian dan korban curahan. Adakanlah puasa yang kudus, maklumkanlah perkumpulan raya; kumpulkanlah para tua-tua dan seluruh penduduk negeri ke rumah TUHAN, Allahmu, dan berteriaklah kepada TUHAN." (Yoel 1:13-14). ini seruan yang seharusnya ditanggapi dengan segera untuk menghindari kemusnahan yang semakin parah yang akan mengarah kepada kebinasaan kekal.
Setiap pelanggaran terhadap firman Tuhan selalu membawa konsekuensi. Oleh karena itu kita harus berhati-hati dalam melakukan atau memutuskan sesuatu dalam kehidupan kita. Tuhan menyerukan "Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya." (Galatia 6:7). Begitu menyadari bahwa kita melakukan kesalahan, sudah seharusnya kita sesegera mungkin untuk berbalik melakukan pertobatan sebelum keadaan semakin hancur. Seruan Yoel meskipun ditujukan untuk bangsa Israel pada waktu itu, tetapi masih sangat relevan untuk kita cermati, mengingat di jaman sekarangpun perbuatan-perbuatan yang menyakiti hati Tuhan masih terus terjadi dilakukan oleh ciptaanNya, termasuk dari anak-anakNya sendiri.
Tahun 2011 sebentar lagi akan hadir. Alangkah baiknya kita mempersiapkan hati kita dan membereskan semua masalah agar kita bisa memasuki tahun yang baru dengan kekudusan yang berkenan bagi Tuhan. Berkat-berkat Tuhan siap dicurahkan di tahun yang akan datang, itu pasti. Untuk itulah kita harus mempersiapkan diri kita agar semua itu tidak terhalang untuk sampai kepada kita.
Kembalilah segera kepada Tuhan sebelum terlambat
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
31 des - 1Yoh 2:18-21; Yoh 1:1-18
"Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan olehNya"
(1Yoh 2:18-21; Yoh 1:1-18)
"Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya. Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes; ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya. Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu. Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia. Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;" (Yoh 1:1-12), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Hidup membumi atau mendunia itulah kesibukan kita sehari-hari atau panggilan hidup kita. Sang Penyelamat Dunia, Allah yang menjadi manusia, telah datang ke tengah-tengah kita, dengan mengambil rupa manusia seperti kita kecuali dalam hal dosa. Memang hanya orang yang sungguh beriman berani dan mampu mengimani bahwa bayi yang lahir di Betlekem itu adalah Penyelamat Dunia, datang untuk menyelamatkan seluruh dunia seisinya. Kita yang beriman kepadaNya diipanggil untuk meneladanNya, maka marilah dengan rendah hati kita melepaskan kebesaran-kebesaran kita untuk menjadi sama dengan sesama manusia, lebih-lebih dengan mereka yang miskin dan berkekurangan.Kita harus berpartisipasi dalam seluk-beluk atau hal ikhwal duniawi, maka hendaknya juga tidak malu untuk mengerjakan hal-hal sederhana seperti menyapu, mencuci piring, membersihkan lantai/WC, dst… Mengapa? Karena ketika kita terbiasa untuk mengerjakan hal-hal yang sederhana tersebut kiranya kita tak akan malu lagi untuk sungguh hidup membumi atau mendunia dan kita tahu akan aneka macam kebutuhan pokok sehari-hari setiap manusia. Untuk itu memang kita juga harus hidup sederhana untuk memberi kesaksian akan iman kita kepada Sang Penyelamat Dunia yang lahir atau datang dalam kemiskinan atau kesederhanaan luar biasa. Sore/malam ini kita semua merayakan pergantian tahun, dari tahun 2010 ke 2011, maka kami harapkan merayakan secara sederhana saja, tidak berfoya-foya. Semoga dengan pergantian tahun kita juga berani berubah terus menerus agar semakin layak menjadi 'anak-anak Allah', orang-orang yang selalu melaksanakan kehendak Allah di dalam hidup sehari-hari.
· "Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu yang terakhir" (1Yoh 2:18). "Antikristus" berarti orang yang tidak beriman kepada Yesus Kristus dan sering mengganggu atau mengacau hidup orang yang beriman kepada Yesus Kristus, antara lain orang atau kelompok yang fanatik, yang mempersulit pembangunan tempat ibadat. Aneh dan nyata: izin untuk mendirikan ruko, losmen atau hotel begitu mudah, padahal bangunan tersebut sering disalah-gunakan untuk makziat atau pelacuran, sedangkan membangun tempat ibadat dipersulit. Maka baiklah kita tidak terkejut jika untuk membangun tempat ibadat atau beribadat sering harus menghadapi aneka tantangan, mengingat dan memeperhatikan kedatangan atau kelahiran Penyelamat Dunia pun menghadapi tantangan dari saudara-saudari- Nya di Betlekem; mereka menolak dan tidak bersedia memberi penginapan kepada Maria yang akan melahirkan Penyelamat Dunia. Kedatangan Penyelamat Dunia mengarah ke akhir hidupNya di puncak kayu salib artinya kelahiranNya telah mengalami penderitaan. Dengan kata lain hendaknya tidak marah atau menggerutu ketika kita menghadapi aneka tantangan dan masalah dalam rangka merayakan atau mewujudkan iman kita kepada Sang Penyelamat Dunia, Yesus Kristus. Memang untuk memperjuangkan dan menghayati kebenaran sejati tak akan terlepas dari aneka tantangan, masalah dan hambatan, namun demikian percayalah bahwa kebenaran pasti akan menang atas dusta dan kebohongan, kesederhanaan akan menang atas keserakahan. Semoga aneka tantangan, masalah dan hambatan menjadi wahana atau jalan bagi kita semua untuk semakin memperdalam dan meneguhkan iman kita.
"Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak-sorak, biarlah gemuruh laut serta isinya, biarlah beria-ria padang dan segala yang di atasnya, maka segala pohon di hutan bersorak-sorai di hadapan TUHAN, sebab Ia datang, sebab Ia datang untuk menghakimi bumi. Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan, dan bangsa-bangsa dengan kesetiaan-Nya " (Mzm 96:11-13)
Jakarta, 31 Desember 2010
31 des - 1Yoh 2:18-21; Yoh 1:1-18
"Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan olehNya"
(1Yoh 2:18-21; Yoh 1:1-18)
"Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya. Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes; ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya. Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu. Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia. Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;" (Yoh 1:1-12), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Hidup membumi atau mendunia itulah kesibukan kita sehari-hari atau panggilan hidup kita. Sang Penyelamat Dunia, Allah yang menjadi manusia, telah datang ke tengah-tengah kita, dengan mengambil rupa manusia seperti kita kecuali dalam hal dosa. Memang hanya orang yang sungguh beriman berani dan mampu mengimani bahwa bayi yang lahir di Betlekem itu adalah Penyelamat Dunia, datang untuk menyelamatkan seluruh dunia seisinya. Kita yang beriman kepadaNya diipanggil untuk meneladanNya, maka marilah dengan rendah hati kita melepaskan kebesaran-kebesaran kita untuk menjadi sama dengan sesama manusia, lebih-lebih dengan mereka yang miskin dan berkekurangan.Kita harus berpartisipasi dalam seluk-beluk atau hal ikhwal duniawi, maka hendaknya juga tidak malu untuk mengerjakan hal-hal sederhana seperti menyapu, mencuci piring, membersihkan lantai/WC, dst… Mengapa? Karena ketika kita terbiasa untuk mengerjakan hal-hal yang sederhana tersebut kiranya kita tak akan malu lagi untuk sungguh hidup membumi atau mendunia dan kita tahu akan aneka macam kebutuhan pokok sehari-hari setiap manusia. Untuk itu memang kita juga harus hidup sederhana untuk memberi kesaksian akan iman kita kepada Sang Penyelamat Dunia yang lahir atau datang dalam kemiskinan atau kesederhanaan luar biasa. Sore/malam ini kita semua merayakan pergantian tahun, dari tahun 2010 ke 2011, maka kami harapkan merayakan secara sederhana saja, tidak berfoya-foya. Semoga dengan pergantian tahun kita juga berani berubah terus menerus agar semakin layak menjadi 'anak-anak Allah', orang-orang yang selalu melaksanakan kehendak Allah di dalam hidup sehari-hari.
· "Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu yang terakhir" (1Yoh 2:18). "Antikristus" berarti orang yang tidak beriman kepada Yesus Kristus dan sering mengganggu atau mengacau hidup orang yang beriman kepada Yesus Kristus, antara lain orang atau kelompok yang fanatik, yang mempersulit pembangunan tempat ibadat. Aneh dan nyata: izin untuk mendirikan ruko, losmen atau hotel begitu mudah, padahal bangunan tersebut sering disalah-gunakan untuk makziat atau pelacuran, sedangkan membangun tempat ibadat dipersulit. Maka baiklah kita tidak terkejut jika untuk membangun tempat ibadat atau beribadat sering harus menghadapi aneka tantangan, mengingat dan memeperhatikan kedatangan atau kelahiran Penyelamat Dunia pun menghadapi tantangan dari saudara-saudari- Nya di Betlekem; mereka menolak dan tidak bersedia memberi penginapan kepada Maria yang akan melahirkan Penyelamat Dunia. Kedatangan Penyelamat Dunia mengarah ke akhir hidupNya di puncak kayu salib artinya kelahiranNya telah mengalami penderitaan. Dengan kata lain hendaknya tidak marah atau menggerutu ketika kita menghadapi aneka tantangan dan masalah dalam rangka merayakan atau mewujudkan iman kita kepada Sang Penyelamat Dunia, Yesus Kristus. Memang untuk memperjuangkan dan menghayati kebenaran sejati tak akan terlepas dari aneka tantangan, masalah dan hambatan, namun demikian percayalah bahwa kebenaran pasti akan menang atas dusta dan kebohongan, kesederhanaan akan menang atas keserakahan. Semoga aneka tantangan, masalah dan hambatan menjadi wahana atau jalan bagi kita semua untuk semakin memperdalam dan meneguhkan iman kita.
"Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak-sorak, biarlah gemuruh laut serta isinya, biarlah beria-ria padang dan segala yang di atasnya, maka segala pohon di hutan bersorak-sorai di hadapan TUHAN, sebab Ia datang, sebab Ia datang untuk menghakimi bumi. Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan, dan bangsa-bangsa dengan kesetiaan-Nya " (Mzm 96:11-13)
Jakarta, 31 Desember 2010
Rabu, 29 Desember 2010
Yesus Yang Terutama
"Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu."
Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 91; Filipi 4; Mazmur 111, 113
Ini adalah sebuah kisah yang nyata dimana ada seorang seorang pria bernama Kurt Warner. Nama ini mungkin terasa asing bagi Anda, namun coba tanyakan kepada masyarakat Amerika Serikat. Tidak ada satu pun yang tidak mengetahui siapakah dirinya.
Kurt merupakan olahragawan AS. Ia adalah pemain Football yang aktif sampai saat ini. Berbagai penghargaan telah ia raih dari cabang olahraga favorit masyarakat negara berjulukan "Pam Sam" tersebut. Di tahun 2008 ketika ia membawa timnya, Arizona Cardinals sebagai juara liga Football AS (NFL), di tahun yang sama itu pula Kurt menerima penghargaan Walter Payton NFL Man of the Year Award.
Dalam sebuah wawancaranya dengan sebuah media Kristiani Amerika Serikat, pria berbadan tegap ini membuka rahasia mengenai kesuksesan yang ia raih. Ia katakan bahwa apa yang ia dapatkan selama ini adalah karena ia menempatkan Tuhan sebagai tempat paling pertama di dalam hidupnya. Setiap hari, ia bersama dengan istri dan anak-anaknya mengambil saat teduh dan mempraktikkan apa yang telah mereka baca pada hari itu. Hal itu terus dilakukan oleh Kurt dan keluarga sampai hari ini.
Kita pun bisa mengalami apa yang diterima Kurt dan keluarga. Namun, kuncinya adalah kita harus menjadikan Tuhan sebagai yang paling utama dalam kehidupan kita. Kesuksesan dan kebahagiaan adalah bonus ketika kita setia dan jujur membangun hubungan dengan-Nya.
Ketika Kristus ditempatkan ke posisi semestinya dalam hidup kita maka segala anugerah dan berkat yang Dia curahkan menjadi milik kita.
Renungan terkait
* Kasih yang menyatukan
* Pernikahan bukan perternakan
* Perenungan untuk orang sombong
* First think first
* Makan malam berkesan
Sumber Kekuatan dan Keselamatan
====================
"TUHAN adalah kekuatan umat-Nya dan benteng keselamatan bagi orang yang diurapi-Nya!"
Adakah keselamatan seratus persen di dunia ini? Rasanya tidak ada. Kita bisa saja mengasuransikan segalanya, memasang barikade berlapis-lapis di sekeliling rumah, menyewa banyak penjaga, namun tetap saja kita akhirnya akan sadar bahwa semua itu tidaklah sanggup menjamin keselamatan atau keamanan kita sepenuhnya. Kita bisa saja menjaga kondisi tubuh sebaik mungkin, tetapi yang namanya sakit kapan saja tetap bisa menimpa kita. Kita hanya bisa mengurangi kemungkinan, tetapi tidak ada satupun yang bisa ditawarkan dunia untuk menjamin keselamatan, keamanan, kesehatan, kekuatan dan sebagainya secara pasti. Seberapa besarpun kita berusaha, namun pada akhirnya kita akan sampai pada kesimpulan bahwa hanya Tuhanlah yang sanggup menyediakan semua itu.
Daud sudah sampai pada kesimpulan seperti itu sejak dahulu kala. Berulang kali kita mendapati kesimpulan dari hasil perenungan Daud lewat tulisan-tulisannya yang dengan pasti menyatakan bahwa keselamatan dan kekuatan yang sebenarnya hanyalah berasal dari Tuhan. Salah satunya berbunyi "TUHAN adalah kekuatan umat-Nya dan benteng keselamatan bagi orang yang diurapi-Nya!" (Mazmur 28:8). Hanya Tuhan sumber kekuatan dan benteng keselamatan bagi umatNya, orang-orang yang diurapiNya. Kita tahu bahwa apa yang dialami Daud sungguh berliku-liku. Ada banyak situasi yang pasti sangat merisaukan dirinya. Berada dalam kejaran Saul, lalu kelak lari dari makar yang dilakukan anak kandungnya sendiri, Absalom dan lain-lain. Sebelum ia menjadi raja pun hidupnya tidaklah mudah. Ia harus berhadapan dengan cakar singa dan beruang yang hendak memangsa ternak yang ia gembalakan. Kemudian ia pun harus menghadapi raksasa Goliat yang bersenjata lengkap. Tetapi semua itu tidaklah membuatnya surut. Dalam hal menghadapi cakar singa dan beruang serta Goliat, Daud dengan tegas berkata "Baik singa maupun beruang telah dihajar oleh hambamu ini. Dan orang Filistin yang tidak bersunat itu, ia akan sama seperti salah satu dari pada binatang itu, karena ia telah mencemooh barisan dari pada Allah yang hidup." (1 Samuel 17:36). Daud punya pengalaman segudang mengenai yang namanya situasi sulit atau berbahaya, dan ia punya bukti konkrit mengenai bagaimana dahsyatnya kuasa Tuhan bagi umatNya.
Perjalanan bangsa Israel keluar dari perbudakan Mesir menuju tanah Kanaan pun merupakan sebuah bukti nyata akan betapa luar biasanya penyertaan Tuhan itu. Pergantian nama Hosea yang artinya "keselamatan" menjadi Yosua yang berarti "Tuhan adalah keselamatan" atau "Tuhan menyelamatkan" oleh Musa (Bilangan 13:16) menunjukkan penegasan secara langsung dari Tuhan akan hal ini. Dan lihatlah bagaimana Yosua kemudian sukses menjadi penerus Musa untuk membawa bangsa Israel masuk ke dalam tanah yang dijanjikan Tuhan. Yosua memang menjadi pemimpin pada saat itu, tetapi sesungguhnya penyertaan Tuhanlah yang membawa keselamatan bagi mereka. Tuhan sendirilah yang sebenarnya merupakan Sosok yang memimpin bangsa Israel menuju Kanaan. Saya percaya Daud mengetahui persis seluruh catatan sejarah mengenai bukti nyata keselamatan dan kekuatan dari Tuhan yang mampu membawa bangsa Israel, dan berbagai pengalaman pribadinya pun sesuai akan hal itu. Tidaklah mengherankan jika Daud bisa berkata "Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku" (Mazmur 62:2). Dan penegasan kuat pun kita temukan dalam Mazmur. "Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti." (46:2).
Jika Tuhan merupakan sumber kekuatan dan benteng keselamatan yang paling terjamin, dan semua itu sudah terbukti, mengapa kita harus terus berusaha mencari alternatif-alternatif keselamatan dari segala yang ditawarkan oleh dunia? Tidakkah kita menyadari bahwa sesungguhnya kuasa Tuhan berada di atas segalanya, dan bagi Dia tidak ada satupun hal yang mustahil? Lihatlah apa kata Tuhan seperti yang terdapat dalam kitab Yeremia. "Sesungguhnya, Akulah TUHAN, Allah segala makhluk; adakah sesuatu apapun yang mustahil untuk-Ku?" (Yeremia 32:27). Ingatlah akan hal ini menjelang memasuki tahun baru yang akan hadir sebentar lagi. Kita tidak tahu pasti apa yang bakal terjadi, mungkin hidup bisa menjadi semakin sulit, namun tidak ada alasan bagi kita untuk khawatir akan hal itu. Percayakan semuanya ke dalam tangan Tuhan yang berkuasa di atas segalanya, dan masukilah tahun yang baru dengan penuh sukacita, damai sejahtera dan ketenangan.
Put your trust fully in God
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
Sumber Kekuatan dan Keselamatan
====================
"TUHAN adalah kekuatan umat-Nya dan benteng keselamatan bagi orang yang diurapi-Nya!"
Adakah keselamatan seratus persen di dunia ini? Rasanya tidak ada. Kita bisa saja mengasuransikan segalanya, memasang barikade berlapis-lapis di sekeliling rumah, menyewa banyak penjaga, namun tetap saja kita akhirnya akan sadar bahwa semua itu tidaklah sanggup menjamin keselamatan atau keamanan kita sepenuhnya. Kita bisa saja menjaga kondisi tubuh sebaik mungkin, tetapi yang namanya sakit kapan saja tetap bisa menimpa kita. Kita hanya bisa mengurangi kemungkinan, tetapi tidak ada satupun yang bisa ditawarkan dunia untuk menjamin keselamatan, keamanan, kesehatan, kekuatan dan sebagainya secara pasti. Seberapa besarpun kita berusaha, namun pada akhirnya kita akan sampai pada kesimpulan bahwa hanya Tuhanlah yang sanggup menyediakan semua itu.
Daud sudah sampai pada kesimpulan seperti itu sejak dahulu kala. Berulang kali kita mendapati kesimpulan dari hasil perenungan Daud lewat tulisan-tulisannya yang dengan pasti menyatakan bahwa keselamatan dan kekuatan yang sebenarnya hanyalah berasal dari Tuhan. Salah satunya berbunyi "TUHAN adalah kekuatan umat-Nya dan benteng keselamatan bagi orang yang diurapi-Nya!" (Mazmur 28:8). Hanya Tuhan sumber kekuatan dan benteng keselamatan bagi umatNya, orang-orang yang diurapiNya. Kita tahu bahwa apa yang dialami Daud sungguh berliku-liku. Ada banyak situasi yang pasti sangat merisaukan dirinya. Berada dalam kejaran Saul, lalu kelak lari dari makar yang dilakukan anak kandungnya sendiri, Absalom dan lain-lain. Sebelum ia menjadi raja pun hidupnya tidaklah mudah. Ia harus berhadapan dengan cakar singa dan beruang yang hendak memangsa ternak yang ia gembalakan. Kemudian ia pun harus menghadapi raksasa Goliat yang bersenjata lengkap. Tetapi semua itu tidaklah membuatnya surut. Dalam hal menghadapi cakar singa dan beruang serta Goliat, Daud dengan tegas berkata "Baik singa maupun beruang telah dihajar oleh hambamu ini. Dan orang Filistin yang tidak bersunat itu, ia akan sama seperti salah satu dari pada binatang itu, karena ia telah mencemooh barisan dari pada Allah yang hidup." (1 Samuel 17:36). Daud punya pengalaman segudang mengenai yang namanya situasi sulit atau berbahaya, dan ia punya bukti konkrit mengenai bagaimana dahsyatnya kuasa Tuhan bagi umatNya.
Perjalanan bangsa Israel keluar dari perbudakan Mesir menuju tanah Kanaan pun merupakan sebuah bukti nyata akan betapa luar biasanya penyertaan Tuhan itu. Pergantian nama Hosea yang artinya "keselamatan" menjadi Yosua yang berarti "Tuhan adalah keselamatan" atau "Tuhan menyelamatkan" oleh Musa (Bilangan 13:16) menunjukkan penegasan secara langsung dari Tuhan akan hal ini. Dan lihatlah bagaimana Yosua kemudian sukses menjadi penerus Musa untuk membawa bangsa Israel masuk ke dalam tanah yang dijanjikan Tuhan. Yosua memang menjadi pemimpin pada saat itu, tetapi sesungguhnya penyertaan Tuhanlah yang membawa keselamatan bagi mereka. Tuhan sendirilah yang sebenarnya merupakan Sosok yang memimpin bangsa Israel menuju Kanaan. Saya percaya Daud mengetahui persis seluruh catatan sejarah mengenai bukti nyata keselamatan dan kekuatan dari Tuhan yang mampu membawa bangsa Israel, dan berbagai pengalaman pribadinya pun sesuai akan hal itu. Tidaklah mengherankan jika Daud bisa berkata "Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku" (Mazmur 62:2). Dan penegasan kuat pun kita temukan dalam Mazmur. "Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti." (46:2).
Jika Tuhan merupakan sumber kekuatan dan benteng keselamatan yang paling terjamin, dan semua itu sudah terbukti, mengapa kita harus terus berusaha mencari alternatif-alternatif keselamatan dari segala yang ditawarkan oleh dunia? Tidakkah kita menyadari bahwa sesungguhnya kuasa Tuhan berada di atas segalanya, dan bagi Dia tidak ada satupun hal yang mustahil? Lihatlah apa kata Tuhan seperti yang terdapat dalam kitab Yeremia. "Sesungguhnya, Akulah TUHAN, Allah segala makhluk; adakah sesuatu apapun yang mustahil untuk-Ku?" (Yeremia 32:27). Ingatlah akan hal ini menjelang memasuki tahun baru yang akan hadir sebentar lagi. Kita tidak tahu pasti apa yang bakal terjadi, mungkin hidup bisa menjadi semakin sulit, namun tidak ada alasan bagi kita untuk khawatir akan hal itu. Percayakan semuanya ke dalam tangan Tuhan yang berkuasa di atas segalanya, dan masukilah tahun yang baru dengan penuh sukacita, damai sejahtera dan ketenangan.
Put your trust fully in God
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
30 des -1Yoh 2:12-17; Luk 2:36-40
"Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat"
(1Yoh 2:12-17; Luk 2:36-40)
"Lagipula di situ ada Hana, seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah kawin ia hidup tujuh tahun lamanya bersama suaminya, dan sekarang ia janda dan berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa. Dan pada ketika itu juga datanglah ia ke situ dan mengucap syukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem. Dan setelah selesai semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah mereka ke kota kediamannya, yaitu kota Nazaret di Galilea. Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya" (Luk 2:36-40), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Pendidikan anak hemat saya merupakan sesuatu yang penting dan utama, lebih daripada kegiatan atau usaha-usaha lainnya. Marilah kita didik anak-anak kita agar dapat tumbuh berkembang seperti Yesus, yaitu "bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat dan kasih karunia Allah ada padaNya". Pertama-tama hendaknya sejak dalam kandungan sampai usia balita anak diberi gizi yang memadai, karena masa-masa tersebut sangat menentukan masa depan pertumbuhan dan perkembangan pribadi anak. Hendaknya anak disusui oleh ibunya secara memadai, dan menurut ahli gizi konon alangkah baiknya jika anak dapat menerima ASI paling tidak selama satu tahun. Untuk itu perlu diperhatikan gizi ibu atau calon ibu agar dapat menghasilkan ASI yang memadai bagi anaknya. Dalam proses pendidikan atau pendampingan selain agar anak sehat wal'afiat dan segar bugar secara phisik, hendaknya diusahakan agar anak semakin penuh hikmat dan kasih karunia Allah ada padanya, dengan kata lain agar anak semakin berbudi pekerti luhur, semakin dikasihi oleh Allah dan sesamanya. Dengan kata lain hendaknya dalam mendidik atau mendampingi anak-anak dengan tujuan agar anak-anak tumbuh berkembang menjadi pribadi yang baik atau cerdas secara spiritual daripada pandai atau cerdas secara intelektual. Teladan konkret dari orangtua atau bapak-ibu dalam hidup dan bertindak baik dalam hidup sehari-hari mutlak dibutuhkan, karena keteladanan merupakan cara pertama dan utama dalam pendidikan atau pembinaan. Kami berharap juga kelak ada anak-anak yang tergerak atau terpanggil untuk menjadi imam, bruder atau suster (kalau beragama katolik) atau menjadi pribadi yang sosial, senantiasa peka terhadap kebutuhan orang lain, terutama mereka yang miskin dan berkekurangan.
· "Semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya." (1Yoh 2:16-17). Apa yang dikatakan oleh Yohanes ini tidak berarti kita tidak boleh mendunia, melainkan hendaknya jangan bersikap mental materialistis selama hidup di dunia ini. Hendaknya semakin kaya akan harta benda atau uang juga semakin beriman, semakin dikasihi oleh Tuhan dan sesamanya. Kehendak Tuhan perihal harta benda atau uang adalah sebagai sarana untuk memuji, memuliakan, menghormati dan mengabdi Tuhan dalam hidup sehari-hari melalui sesama manusia, maka jika harta benda atau uang mengganggu tujuan tersebut hendaknya dibuang atau dimusnahkan. Yohanes juga mengingatkan kita perihal indera penglihatan atau mata, tentu saja bagi yang tidak buta. Cara hidup dan cara bertindak kita pada umumnya memang dimulai dengan penglihatan atau apa yang kita lihat. Melihat -> merasakan -> berpikir -> bersikap -> bertindak inilah kurang lebih kronologis cara bertindak. Dari melihat sampai bertindak bagi orang yang jelas kepribadian atau jati dirinya hanya butuh waktu hitungan detik, artinya begitu melihat langsung bertindak. Sedangkan bagi orang yang tidak jelas kepribadiannya, tidak putih dan tidak hitam alias abu-abu, pada umumnya dari melihat sampai bertindak butuh waktu lama, karena harus merasa-rasakan dan berpikir. Kehendak Tuhan bagi kita semua adalah begitu melihat langsung bertindak, tentu saja tindakan yang menyelamatkan atau membahagiakan terutama keselamatan jiwa manusia. Kita semua mendambakan untuk hidup selamanya mulia di sorga bersama Tuhan setelah dipanggil Tuhan atau meninggal dunia, maka baiklah kita senantiasa setiap hari bersama dan bersatu dengan Tuhan alias berusaha untuk hidup baik, suci, tak bernoda atau tercela.
"Kepada TUHAN, hai suku-suku bangsa, kepada TUHAN sajalah kemuliaan dan kekuatan! Berilah kepada TUHAN kemuliaan nama-Nya, bawalah persembahan dan masuklah ke pelataran-Nya! Sujudlah menyembah kepada TUHAN dengan berhiaskan kekudusan, gemetarlah di hadapan-Nya, hai segenap bumi!"
(Mzm 96:7-9)
Jakarta, 30 Desember 2010
30 des -1Yoh 2:12-17; Luk 2:36-40
"Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat"
(1Yoh 2:12-17; Luk 2:36-40)
"Lagipula di situ ada Hana, seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah kawin ia hidup tujuh tahun lamanya bersama suaminya, dan sekarang ia janda dan berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa. Dan pada ketika itu juga datanglah ia ke situ dan mengucap syukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem. Dan setelah selesai semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah mereka ke kota kediamannya, yaitu kota Nazaret di Galilea. Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya" (Luk 2:36-40), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Pendidikan anak hemat saya merupakan sesuatu yang penting dan utama, lebih daripada kegiatan atau usaha-usaha lainnya. Marilah kita didik anak-anak kita agar dapat tumbuh berkembang seperti Yesus, yaitu "bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat dan kasih karunia Allah ada padaNya". Pertama-tama hendaknya sejak dalam kandungan sampai usia balita anak diberi gizi yang memadai, karena masa-masa tersebut sangat menentukan masa depan pertumbuhan dan perkembangan pribadi anak. Hendaknya anak disusui oleh ibunya secara memadai, dan menurut ahli gizi konon alangkah baiknya jika anak dapat menerima ASI paling tidak selama satu tahun. Untuk itu perlu diperhatikan gizi ibu atau calon ibu agar dapat menghasilkan ASI yang memadai bagi anaknya. Dalam proses pendidikan atau pendampingan selain agar anak sehat wal'afiat dan segar bugar secara phisik, hendaknya diusahakan agar anak semakin penuh hikmat dan kasih karunia Allah ada padanya, dengan kata lain agar anak semakin berbudi pekerti luhur, semakin dikasihi oleh Allah dan sesamanya. Dengan kata lain hendaknya dalam mendidik atau mendampingi anak-anak dengan tujuan agar anak-anak tumbuh berkembang menjadi pribadi yang baik atau cerdas secara spiritual daripada pandai atau cerdas secara intelektual. Teladan konkret dari orangtua atau bapak-ibu dalam hidup dan bertindak baik dalam hidup sehari-hari mutlak dibutuhkan, karena keteladanan merupakan cara pertama dan utama dalam pendidikan atau pembinaan. Kami berharap juga kelak ada anak-anak yang tergerak atau terpanggil untuk menjadi imam, bruder atau suster (kalau beragama katolik) atau menjadi pribadi yang sosial, senantiasa peka terhadap kebutuhan orang lain, terutama mereka yang miskin dan berkekurangan.
· "Semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya." (1Yoh 2:16-17). Apa yang dikatakan oleh Yohanes ini tidak berarti kita tidak boleh mendunia, melainkan hendaknya jangan bersikap mental materialistis selama hidup di dunia ini. Hendaknya semakin kaya akan harta benda atau uang juga semakin beriman, semakin dikasihi oleh Tuhan dan sesamanya. Kehendak Tuhan perihal harta benda atau uang adalah sebagai sarana untuk memuji, memuliakan, menghormati dan mengabdi Tuhan dalam hidup sehari-hari melalui sesama manusia, maka jika harta benda atau uang mengganggu tujuan tersebut hendaknya dibuang atau dimusnahkan. Yohanes juga mengingatkan kita perihal indera penglihatan atau mata, tentu saja bagi yang tidak buta. Cara hidup dan cara bertindak kita pada umumnya memang dimulai dengan penglihatan atau apa yang kita lihat. Melihat -> merasakan -> berpikir -> bersikap -> bertindak inilah kurang lebih kronologis cara bertindak. Dari melihat sampai bertindak bagi orang yang jelas kepribadian atau jati dirinya hanya butuh waktu hitungan detik, artinya begitu melihat langsung bertindak. Sedangkan bagi orang yang tidak jelas kepribadiannya, tidak putih dan tidak hitam alias abu-abu, pada umumnya dari melihat sampai bertindak butuh waktu lama, karena harus merasa-rasakan dan berpikir. Kehendak Tuhan bagi kita semua adalah begitu melihat langsung bertindak, tentu saja tindakan yang menyelamatkan atau membahagiakan terutama keselamatan jiwa manusia. Kita semua mendambakan untuk hidup selamanya mulia di sorga bersama Tuhan setelah dipanggil Tuhan atau meninggal dunia, maka baiklah kita senantiasa setiap hari bersama dan bersatu dengan Tuhan alias berusaha untuk hidup baik, suci, tak bernoda atau tercela.
"Kepada TUHAN, hai suku-suku bangsa, kepada TUHAN sajalah kemuliaan dan kekuatan! Berilah kepada TUHAN kemuliaan nama-Nya, bawalah persembahan dan masuklah ke pelataran-Nya! Sujudlah menyembah kepada TUHAN dengan berhiaskan kekudusan, gemetarlah di hadapan-Nya, hai segenap bumi!"
(Mzm 96:7-9)
Jakarta, 30 Desember 2010
Selasa, 28 Desember 2010
Terang Kristus
=====================
"Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup."
Hari Natal baru saja kita lewati beberapa hari yang lalu. Bagi sebagian orang yang bekerja kesibukan sudah mulai lagi menyita waktu menjelang tahun baru. Ada juga yang masih berlibur hingga memasuki tahun 2011 yang sebentar lagi akan tiba. Apakah anda masih berlibur atau sudah kembali aktif bekerja, ada sebuah pertanyaan yang rasanya penting untuk kita pikirkan, masihkah anda merasakan terang Kristus? Adalah penting bagi kita untuk memeriksa diri kita sendiri, apakah terangNya masih menyinari kita atau kita sudah kembali berada dalam kegelapan hanya beberapa saat setelah kita memperingati hari kelahiranNya ke dunia.
Bayangkanlah apa yang terjadi di Betlehem dua ribu tahun lebih yang lalu ketika Yesus lahir di dalam palungan. Itu adalah sebuah malam yang sangat bersejarah dan sangat penting artinya bagi kehidupan manusia sampai kapanpun. Malam segala malam, malam yang paling besar dan paling berarti dalam sejarah. Itu adalah sebuah malam yang membawa terang. Kelahiran Kristus ke dunia akan mengalahkan kegelapan sampai kapanpun, sebuah malam dimana siapapun yang duduk dalam kegelapan akan melihat sebuah cahaya terang yang sempurna. Sebuah malam dimana Allah memberikan AnakNya turun ke dunia sebagai "Terang Dunia."
Kita semua tahu bagaimana kegelapan dari dunia ini bisa menyelubungi kita dan membuat kita takluk di dalamnya. Semakin lama semakin terperosok ke dalam dan semuanya akan semakin gelap. Tapi ingatlah bahwa kedatangan Kristus ke muka bumi ini sebagai Terang Dunia yang mampu membawa kita keluar dari kegelapan itu untuk senantiasa berjalan dalam cahaya terangNya. "Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup." (Yohanes 8:12). Gelap tidak akan mampu berbuat apa-apa jika ada setitik saja cahaya terang menerobosnya. Begitu juga kehidupan kita. Tidak ada satu kegelapanpun yang mampu menguasai kita jika kita memiliki Kristus, Sang Terang Dunia dalam dalam diri kita.
Dalam suratnya Petrus mengingatkan kepada kita, para orang percaya bahwa sesungguhnya merupakan bangsa yang terpilih, imamat yang rajani (the royal priesthood), dan kita semuanya sebenarnya sudah dipanggil keluar dari kegelapan untuk masuk ke dalam terangnya yang ajaib. Ayat itu berbunyi demikian: "Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib." (1 Petrus 2:9). Seperti itulah hakekatnya diri kita. Seharusnya tidak ada gelap yang bisa menaungi kita, tetapi kita seringkali tidak menyadari bahwa terang Kristus itu ada pada kita. Sama seperti kita memasukkan lampu ke dalam sebuah kotak dan menutupnya, maka sinar terang itu tidak akan pernah bisa berfungsi menggantikan kegelapan.
Yesus juga berkata "Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan tinggal di dalam kegelapan." (Yohanes 12:46). Kita harus menyadari dan mensyukuri hal itu. Kita punya Tuhan yang luar biasa yang selalu siap untuk menarik kita keluar dari kegelapan untuk masuk ke dalam terangNya yang ajaib. Sebuah terang yang kapan saja bisa menyingkirkan gelap jika saja kita mengizinkan hal itu terjadi. Di saat seperti itulah kita akan bisa berkata seperti Daud, "Jika aku berkata: "Biarlah kegelapan saja melingkupi aku, dan terang sekelilingku menjadi malam," maka kegelapanpun tidak menggelapkan bagi-Mu, dan malam menjadi terang seperti siang; kegelapan sama seperti terang." (Mazmur 139:12).
Baru beberapa hari yang lalu kita memperingati datangnya Kristus ke dunia ini membawa terangNya yang ajaib. Terang itu siap terus menyinari kita, memindahkan kita dari kegelapan untuk berjalan dalam terang Tuhan. Sadarilah hal ini dan berhentilah untuk membiarkan kita terus terperangkap dalam gelap. Kiranya terang Kristus selalu bersinar dalam hidup teman-teman sekalian.
Terang Kristus
=====================
"Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup."
Hari Natal baru saja kita lewati beberapa hari yang lalu. Bagi sebagian orang yang bekerja kesibukan sudah mulai lagi menyita waktu menjelang tahun baru. Ada juga yang masih berlibur hingga memasuki tahun 2011 yang sebentar lagi akan tiba. Apakah anda masih berlibur atau sudah kembali aktif bekerja, ada sebuah pertanyaan yang rasanya penting untuk kita pikirkan, masihkah anda merasakan terang Kristus? Adalah penting bagi kita untuk memeriksa diri kita sendiri, apakah terangNya masih menyinari kita atau kita sudah kembali berada dalam kegelapan hanya beberapa saat setelah kita memperingati hari kelahiranNya ke dunia.
Bayangkanlah apa yang terjadi di Betlehem dua ribu tahun lebih yang lalu ketika Yesus lahir di dalam palungan. Itu adalah sebuah malam yang sangat bersejarah dan sangat penting artinya bagi kehidupan manusia sampai kapanpun. Malam segala malam, malam yang paling besar dan paling berarti dalam sejarah. Itu adalah sebuah malam yang membawa terang. Kelahiran Kristus ke dunia akan mengalahkan kegelapan sampai kapanpun, sebuah malam dimana siapapun yang duduk dalam kegelapan akan melihat sebuah cahaya terang yang sempurna. Sebuah malam dimana Allah memberikan AnakNya turun ke dunia sebagai "Terang Dunia."
Kita semua tahu bagaimana kegelapan dari dunia ini bisa menyelubungi kita dan membuat kita takluk di dalamnya. Semakin lama semakin terperosok ke dalam dan semuanya akan semakin gelap. Tapi ingatlah bahwa kedatangan Kristus ke muka bumi ini sebagai Terang Dunia yang mampu membawa kita keluar dari kegelapan itu untuk senantiasa berjalan dalam cahaya terangNya. "Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup." (Yohanes 8:12). Gelap tidak akan mampu berbuat apa-apa jika ada setitik saja cahaya terang menerobosnya. Begitu juga kehidupan kita. Tidak ada satu kegelapanpun yang mampu menguasai kita jika kita memiliki Kristus, Sang Terang Dunia dalam dalam diri kita.
Dalam suratnya Petrus mengingatkan kepada kita, para orang percaya bahwa sesungguhnya merupakan bangsa yang terpilih, imamat yang rajani (the royal priesthood), dan kita semuanya sebenarnya sudah dipanggil keluar dari kegelapan untuk masuk ke dalam terangnya yang ajaib. Ayat itu berbunyi demikian: "Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib." (1 Petrus 2:9). Seperti itulah hakekatnya diri kita. Seharusnya tidak ada gelap yang bisa menaungi kita, tetapi kita seringkali tidak menyadari bahwa terang Kristus itu ada pada kita. Sama seperti kita memasukkan lampu ke dalam sebuah kotak dan menutupnya, maka sinar terang itu tidak akan pernah bisa berfungsi menggantikan kegelapan.
Yesus juga berkata "Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan tinggal di dalam kegelapan." (Yohanes 12:46). Kita harus menyadari dan mensyukuri hal itu. Kita punya Tuhan yang luar biasa yang selalu siap untuk menarik kita keluar dari kegelapan untuk masuk ke dalam terangNya yang ajaib. Sebuah terang yang kapan saja bisa menyingkirkan gelap jika saja kita mengizinkan hal itu terjadi. Di saat seperti itulah kita akan bisa berkata seperti Daud, "Jika aku berkata: "Biarlah kegelapan saja melingkupi aku, dan terang sekelilingku menjadi malam," maka kegelapanpun tidak menggelapkan bagi-Mu, dan malam menjadi terang seperti siang; kegelapan sama seperti terang." (Mazmur 139:12).
Baru beberapa hari yang lalu kita memperingati datangnya Kristus ke dunia ini membawa terangNya yang ajaib. Terang itu siap terus menyinari kita, memindahkan kita dari kegelapan untuk berjalan dalam terang Tuhan. Sadarilah hal ini dan berhentilah untuk membiarkan kita terus terperangkap dalam gelap. Kiranya terang Kristus selalu bersinar dalam hidup teman-teman sekalian.
Arsip Blog
-
▼
2010
(1807)
-
▼
Desember
(153)
- Berbalik Arah
- Berbalik Arah
- Selaras Dengan Allah
- 1 Jan - HR SP MARIA BUNDA ALLAH: Bil 6: 22-27; Gal...
- 1 Jan - HR SP MARIA BUNDA ALLAH: Bil 6: 22-27; Gal...
- Resolusi Diri
- Bertobat
- Bertobat
- 31 des - 1Yoh 2:18-21; Yoh 1:1-18
- 31 des - 1Yoh 2:18-21; Yoh 1:1-18
- Yesus Yang Terutama
- Sumber Kekuatan dan Keselamatan
- Sumber Kekuatan dan Keselamatan
- 30 des -1Yoh 2:12-17; Luk 2:36-40
- 30 des -1Yoh 2:12-17; Luk 2:36-40
- Terang Kristus
- Terang Kristus
- Pengucapan Syukur Sejati
- 29des - 1Yoh 2:3-11; Luk 2:22-35
- 29des - 1Yoh 2:3-11; Luk 2:22-35
- 28des - 1Yoh 1:5-2:2; Mat 2:13-18
- 28des - 1Yoh 1:5-2:2; Mat 2:13-18
- No Room for Jesus?
- No Room for Jesus?
- Kehidupan yang Tentram
- Jangan Termenung
- Milik Yesus
- Milik Yesus
- 27 des - 1Yoh 1:1-4; Yoh 20:2-8
- 27 des - 1Yoh 1:1-4; Yoh 20:2-8
- Menunggu Dengan Antusias
- The Power of Love
- The Power of Love
- Natal, Waktunya Mengalami Kesembuhan
- Keluarga Kudus - Sir 3:2-6.12-14; Kol 3:12-21; Mat...
- Keluarga Kudus - Sir 3:2-6.12-14; Kol 3:12-21; Mat...
- Seperti Majalah
- Seperti Majalah
- Perempuan dan keranjang roti
- Hari Raya Natal - Yes 9:1-6; Tit 2:11-14; Luk 2: 1-20
- Hari Raya Natal - Yes 9:1-6; Tit 2:11-14; Luk 2: 1-20
- Tuhan Itu Begitu Dekat Dengan Anda
- Memandang Dari Sisi Positif
- Memandang Dari Sisi Positif
- 24des - 2Sam 7:1-5.8b-12.16; Luk 1:67-79
- 24des - 2Sam 7:1-5.8b-12.16; Luk 1:67-79
- Menantikan Yesus
- Menantikan Yesus
- 23 des - Mal 3:1-4; 4:5-6; Luk 1:57-66
- 23 des - Mal 3:1-4; 4:5-6; Luk 1:57-66
- Ketika Bercermin
- Ketika Bercermin
- Hadirat-Nya Atau Hadiah-Nya
- 22 Des - 1Sam 1:24-28; Luk 1:46-56
- 22 Des - 1Sam 1:24-28; Luk 1:46-56
- 21 - Des - Kid 2:8-14; Luk 1:39-45
- 21 - Des - Kid 2:8-14; Luk 1:39-45
- Saling Mendoakan
- Saling Mendoakan
- Palungan Yang Hilang
- Sulit Tidur?
- Sulit Tidur?
- 20 Des - Yes 7:10-14; Luk 1:26-38)
- 20 Des - Yes 7:10-14; Luk 1:26-38)
- Untuk Itulah Aku Lahir
- Damai Sejahtera
- Damai Sejahtera
- Ganjaran Kerendahan Hati
- Minggu Adven IV - Yes 7:10-14; Rm 1:1-7; Mat 1:18-24
- Minggu Adven IV - Yes 7:10-14; Rm 1:1-7; Mat 1:18-24
- Pentingnya Pondasi Yang Kuat
- Pentingnya Pondasi Yang Kuat
- TUJUAN TUHAN MEMBERKATI KITA
- 18 Des - Yer 23:5-8; Mat 1:18-24)
- 18 Des - Yer 23:5-8; Mat 1:18-24)
- DALAM SEGALA PERKARA TUHAN BEKERJA
- Hadiah Terbesar dan Terindah
- Hadiah Terbesar dan Terindah
- 17 Des - Kej 49:2.8-10; Mat 1:1-17
- 17 Des - Kej 49:2.8-10; Mat 1:1-17
- Ketidakadilan di Tempat Keadilan
- Ketidakadilan di Tempat Keadilan
- Semua Karena Tuhan
- 16 Des - Yes 54:1-10; Luk 7:24-30
- 16 Des - Yes 54:1-10; Luk 7:24-30
- 15 Des - Yes 45:6b-8.18.21b-25; Luk 7:19-23
- 15 Des - Yes 45:6b-8.18.21b-25; Luk 7:19-23
- Bertumbuh Menjadi Serupa Dengan Kristus
- Menyampaikan Berita Perdamaian
- Menyampaikan Berita Perdamaian
- Pengantar Surat
- Pengantar Surat
- Koleksi Yang Bernilai Kekal
- 14 Des - Zef 3:1-2.9-13; Mat 21:28-32
- 14 Des - Zef 3:1-2.9-13; Mat 21:28-32
- 13 Des - Bil 24:2-7.15-17a; Mat 21:23-27
- 13 Des - Bil 24:2-7.15-17a; Mat 21:23-27
- Ketaatan Maria
- Ketaatan Maria
- Takabur
-
▼
Desember
(153)