"Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa"
(Ibr 2:5-12; Mrk 1:21-28)
"Mereka tiba di Kapernaum. Setelah hari Sabat mulai, Yesus segera masuk ke dalam rumah ibadat dan mengajar. Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat. Pada waktu itu di dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan roh jahat. Orang itu berteriak: "Apa urusan-Mu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah." Tetapi Yesus menghardiknya, kata-Nya: "Diam, keluarlah dari padanya!" Roh jahat itu menggoncang-goncang orang itu, dan sambil menjerit dengan suara nyaring ia keluar dari padanya. Mereka semua takjub, sehingga mereka memperbincangkannya, katanya: "Apa ini? Suatu ajaran baru. Ia berkata-kata dengan kuasa. Roh-roh jahat pun diperintah-Nya dan mereka taat kepada-Nya." Lalu tersebarlah dengan cepat kabar tentang Dia ke segala penjuru di seluruh Galilea" (Mrk 1:21-28), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Yesus adalah Guru yang luar biasa: sabda-sabdaNya atau apa yang disabdakan penuh dan kuat kuasa, sehingga setan-setan pun takluk kepadaNya. Maka kami mengajak anda sekalian yang percaya kepada Yesus Kristus untuk senantiasa berpegang teguh pada sabda-sabda Yesus dalam cara hidup dan cara bertindak dimanapun dan kapanpun. Dengan kata lain marilah kita bacakan dan dengarkan serta renungkan sabda-sabda Tuhan yang tertulis di dalam Kitab Suci, sebagaimana sering kita lambungkan "Tanamkanlah sabdaMu ya Tuhan dalam hati kami". Kiranya kita tidak perlu harus menghafal seluruh isi Kitab Suci, melainkan cukuplah kiranya dapat meresapkan atau mencecap dalam-dalam salah satu sabda Yesus atau apa yang tertulis di dalam Kitab Suci, sebagaimana telah dihayati oleh para santo-santa serta dicoba untuk dihayati oleh para uskup dengan mottonya, misalnya 'In nomine Iesu/ Dalam nama Yesus', yang menjadi motto Mgr.Al.Soegijapranata SJ alm. dan Bapak Kardinal Julius Darmaatmaja SJ. Biarlah kita dihidupi oleh sabda Yesus yang penuh wibawa dan kuat kuasa, sehingga kita juga mampu menghadapi atau mengalahkan aneka godaan setan atau kejahatan yang marak dalam kehidupan bersama pada masa kini. Bersama dan bersatu dengan Tuhan tiada ketakutan dan kita dapat mengalahkan semua kejahatan atau godaan setan. Kita semua yang beriman pada Yesus Kristus dipanggil untuk menjadi 'guru yang baik', yaitu yang menghayati apa yang diajarkan atau katakan; jika kita dengan rendah hati berusaha menghayati apa yang kita katakan, percayalah bahwa cara hidup dan cara bertindak kita akan menjadi bahan perbincangan di antara banyak orang.
· "Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya, atau anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? Namun Engkau telah membuatnya untuk waktu yang singkat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat, segala sesuatu telah Engkau taklukkan di bawah kaki-Nya."(Ibr 2:6b-8a). Manusia dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, asal ia mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan atau 'takluk sepenuhnya kepadaNya', sehingga mau tak mau akan hidup dan bertindak sesuai dengan kehendak atau sabda Tuhan. Sebagai orang beriman atau ciptaan Tuhan kita semua dipanggil untuk saling memuliakan dan menghormati: menjunjung tinggi harkat martabat manusia. Jika kita senantiasa memuliakan dan menghormati orang lain, maka secara otomatis kita juga akan dimuliakan dan dihormati. Marilah kita senantiasa mengatakan dan berusaha menghayati sabda ini, yaitu "Aku akan memberitakan nama-Mu kepada saudara-saudara-Ku, dan memuji-muji Engkau di tengah-tengah jemaat,"(Ibr 2:12). Memberitakan nama Tuhan berarti memberitakan apa yang baik, benar, luhur dan mulia alias menjadi pewarta kabar gembira. Kehadiran dan sepak terjang kita di tengah-tengah saudara-saudari kita menjadi kabar gembira, menggairahkan dan memikat mereka untuk semakin beribadah atau berbakti kepada Tuhan. Tentu saja kita juga harus selalu melakukan apa yang baik, benar, luhur dan mulia dalam cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari dimana pun dan kapanpun. "Manusia diciptakan untuk memuji, menghormati, memuliakan dan mengabdi Tuhan melalui saudara-saudari atau sesamanya dimanapun dan kapanpun". Marilah kita usahakan cara hidup dan cara bertindak kita sebagai pujian dan pemuliaan Tuhan.
"Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat. Engkau membuat dia berkuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kauletakkan di bawah kakinya: kambing domba dan lembu sapi sekalian, juga binatang-binatang di padang; burung-burung di udara dan ikan-ikan di laut, dan apa yang melintasi arus lautan" (Mzm 8:5-9)
Jakarta, 11 Januari 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar