Mazmur 37 : 8
8. Berhentilah marah dan tinggalkanlah panas hati itu, jangan marah, itu hanya membawa kepada kejahatan
Suatu hari sang guru bertanya kepada murid-muridnya, "Mengapa ketika seseorang sedang dalam keadaan marah, ia akan berbicara dengan suara kuat atau berteriak?"
Seorang murid setelah berpikir cukup lama mengangkat tangan dan menjawab, "Karena saat seperti itu ia telah kehilangan kesabaran, karena itu ia lalu berteriak."
"Tapi..." sang guru balik bertanya, "lawan bicaranya justru berada di sampingnya. Mengapa harus berteriak? Apakah ia tak dapat berbicara secara halus?"
Hampir semua murid memberikan sejumlah alasan yang dikira benar menurut pertimbangan mereka. Namun tak satu pun jawaban yang memuaskan. Sang guru lalu berkata, "Ketika dua orang sedang berada dalam situasi kemarahan, jarak antara ke dua hati mereka menjadi amat jauh walau secara fisik mereka begitu dekat. Karena itu, untuk mencapai jarak yang demikian, mereka harus berteriak. Namun anehnya, semakin keras mereka berteriak, semakin pula mereka menjadi marah dan dengan sendirinya jarak hati yang ada di antara keduanya pun menjadi lebih jauh lagi. Karena itu mereka terpaksa berteriak lebih keras lagi."
Sang guru masih melanjutkan, "Sebaliknya, apa yang terjadi ketika dua orang saling jatuh cinta? Mereka tak hanya tidak berteriak, namun ketika mereka berbicara suara yang keluar dari mulut mereka begitu halus dan kecil. Sehalus apa pun, keduanya bisa mendengarkannya dengan begitu jelas. Mengapa demikian?" Sang guru bertanya sambil memperhatikan para muridnya. Mereka nampak berpikir amat dalam namun tak satupun berani memberikan jawaban. "Karena hati mereka begitu dekat, hati mereka tak berjarak. Pada akhirnya sepatah katapun tak perlu diucapkan. Sebuah pandangan mata saja amatlah cukup membuat mereka memahami apa yang ingin mereka sampaikan."
Sang guru masih melanjutkan, "Ketika Anda sedang dilanda kemarahan, janganlah hatimu menciptakan jarak. Lebih lagi hendaknya kamu tidak mengucapkan kata yang mendatangkan jarak di antara kamu. Mungkin di saat seperti itu, tak mengucapkan kata-kata mungkin merupakan cara yang bijaksana. Karena waktu akan membantu Anda.
Minggu, 30 September 2007
Haruskah hati menciptakan jarak ?
Label:
Kisah-kisah kehidupan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Arsip Blog
-
▼
2007
(249)
-
▼
September
(31)
- Saingan Tuhan itu Bernama Surga dan Neraka
- Haruskah hati menciptakan jarak ?
- Let's Pray
- Daftar Kekurangan
- Lirik Rohani : How great is our God
- Kisah Sukses : Nelson Tansu
- BERSEPEDA BERSAMA YESUS
- Dia tahu yang terbaik
- Allah mempunyai fotomu
- Sebuah Surat dari BAPA
- Mother
- Di Terminal Aku Menunggumu
- Kisah Karpet
- Pesan Sang Ayah
- KURSI BAPAK YANG KOSONG
- Percakapan di depan Salib
- If love need a reason.........
- DOA NYA YANG TERAKHIR
- BERKORBAN ITU INDAH
- Mujizat di Kerajaan Semut
- MENGAPA TUHAN MEMBERIKAN KITA MASALAH ?
- Sepatu Yesus Buatmu
- Syukur atas Adaku !
- MEMIKUL SALIB
- Mari Menjala Manusia di Dunia Virtual Ini
- Encouraging words of our God
- Aku Ingin Kamu Tetap Hidup
- Betapa...
- Sahabat, Silahkan Duduk di Depan
- Mengapa Wanita begitu berarti bagi pria
- Do you know....?
-
▼
September
(31)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar