Minggu, 30 September 2007
Saingan Tuhan itu Bernama Surga dan Neraka
Kisah Injil tentang orang kaya dan Lazarus yang miskin sudah sering kita baca dan kita dengar. Tokoh Lazarus juga mungkin sering anda dengar. Benar, dia adalah saudara Marta dan Maria sahabat dekat Yesus yang tinggal di Betania. Saking sayangnya Yesus pada Lazarus sampai-sampai ketika ia datang ke Betania melayat Lazarus, Dia menangis. Lazarus kita tahu dibangkitkan Yesus.
Tokoh Lazarus yang diceritakan Yesus dalam bacaan Injil hari ini tidak sama dengan Lazarus sahabat Yesus. Lazarus hanya menjadi figuran untuk perumpamaan yang mau disampaikan Yesus. Dalam kisah ini, orang kaya hidup senang dan tak berkekurangan, sementara Lazarus hidup miskin dan kelaparan. Ia selalu duduk di depan pintu rumah orang kaya itu, memungut remah-remah yang jatuh dari meja si kaya supaya rasa laparnya terobati. Singkat cerita kedua-duanya mati. Yang kaya mati menyusul Lazarus. Kehidupan baru yang dialami keduanya sungguh berbeda jauh. Lazarus hidup di surga dan dalam pangkuan Abraham sementara si kaya menderita dalam api hukuman yang bernyala-nyala.
Mendengar cerita ini kita bisa langsung merasa ngeri. Atau kesan yang bisa selalu muncul adalah keyakinan bahwa orang yang kaya itu ditolak Tuhan dan pasti masuk neraka. Sebaliknya yang miskin akan menikmati surga mulia. Apakah memang demikian maksud Yesus? Apakah Yesus memang berbicara tentang realitas bernama surga dan neraka? Ataukah dia mau mengatakan sesuatu yang sama sekali lain?
Surga dan neraka adalah konsep dan keyakinan yang sudah ada dalam Yudaisme dan terus diwarisi turun-temurun. Bahkan kekristenan mewarisi istilah biblis ini sebagai salah satu dari beberapa ajaran/katekismusnya. Surga, paradiso adalah tempat kebahagiaan yang hanya dinikmati oleh mereka yang diselamatkan dan yang hidup saleh. Sementara neraka (inferno)adalah tempat hukuman bagi mereka yang jahat dan berdosa. Satu konsep lain yang ditambahkan dalam kekristenan adalah api penyucian (purgatori). Pada masa lampau istilah-istilah ini begitu ditekankan sehingga akibatnya memudarkan inti atau pesan penting warta Injil.
Yesus adalah orang Yahudi juga. Maka dalam pengajarannya dia tentu memakai istilah dan ungkapan yang sudah akrab di telinga pendengarnya. Surga dan neraka yang disinggung Yesus dalam kisah Injil hari ini diapakai Yesus untuk menyampaikan satu pesan penting. Pesan penting itu disampaikan melalui mulut orang kaya ketika ia berdialog dengan Abraham. Dalam dialog itu kita menemukan bahwa surga dan neraka adalah istilah yang mau mengungkapkan realitas yang benar-benar ada yakni kebahagiaan kekal dan hukuman/kebinasaan. Dua realitas ini tak terseberangi. Si kaya akhirnya meminta supaya Lazarus memberitahu lima saudaranya yang masih hidup untuk merubah hidup mereka supaya tidak mengalami nasib yang sama dengannya. " Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi", itulah jawaban Abraham. Maksudnya, taurat yang dibawa Abraham juga titah-titah para nabi sudah cukup menjadi pedoman bagi mereka untuk selamat.
Akan tetapi, di sini lah puncaknya, yang menarik adalah tanggapan si kaya ini. Ia membantah Abraham. Menurutnya, kesaksian Musa dan para nabi belum sungguh atau cukup menyelamatkan. "Harus ada orang yang datang dari dunia orang mati" dan dia itulah yang bisa menyelamatkan. Inilah kunci kisah ini. Melalui tokoh orang kaya, tokoh antagonis yang tentu saja tidak mengundang simpati banyak orang, Yesus malah mewartakan point ceritanya yakni pernyataan identitas dirinya. Dialah yang "datang dari dunia orang mati" itu untuk menyelamatkan manusia yang berdosa. Dialah yang menjembatani dunia hukuman dan kebahagiaan. Dia sudah hidup, menderita dan bahkan mati sebagai orang hukuman supaya manusia ikut bangkit bersama dia dan hidup hidup bahagia. Jadi Yesus sebenarnya bicara tentang dirinya; bukan tentang surga dan neraka; bukan juga tentang kaya yang miskin - apalagi sampai mengatakan bahwa yang kaya masuk neraka dan yang miskin masuk surga. BUKAN.
Kita tidak mungkin akan mencapai surga dan tetap terus tinggal dalam dunia hukuman kalau kita tidak menyerahkan diri dan percaya pada Dia. Percuma saja Yesus datang menyelamatkan kalau kita sendiri menolak Dia. Yang mesti kita cintai dan kita ikuti adalah Yesus, bukan lainnya, bukan aturan haram dan halal, boleh ini dan tidak boleh itu. Tidak jarang tindakan baik kita sering didorong bukan oleh cinta pada Yesus tapi pada rasa takut. Saya memberi sedekah kepada orang lain bukan karena saya ingin ikut ambil bagian dalam kesulitan / kebutuhannya tapi karena saya takut masuk neraka. Atau saya mesti rajin ikut kegiatan lingkungan dan pergi misa setiap minggunya supaya dapat tempat di surga. Surga dan neraka itu seolah-olah akhirnya menjadi saingan baru bagi Tuhan. Banyak di antara kita yang tidak sedang mengikuti Dia, tapi menjadi pengkut keyakinan tentang surga dan neraka. Semoga kita bertobat!
salam,
ronald,s.x.
Haruskah hati menciptakan jarak ?
Mazmur 37 : 8
8. Berhentilah marah dan tinggalkanlah panas hati itu, jangan marah, itu hanya membawa kepada kejahatan
Suatu hari sang guru bertanya kepada murid-muridnya, "Mengapa ketika seseorang sedang dalam keadaan marah, ia akan berbicara dengan suara kuat atau berteriak?"
Seorang murid setelah berpikir cukup lama mengangkat tangan dan menjawab, "Karena saat seperti itu ia telah kehilangan kesabaran, karena itu ia lalu berteriak."
"Tapi..." sang guru balik bertanya, "lawan bicaranya justru berada di sampingnya. Mengapa harus berteriak? Apakah ia tak dapat berbicara secara halus?"
Hampir semua murid memberikan sejumlah alasan yang dikira benar menurut pertimbangan mereka. Namun tak satu pun jawaban yang memuaskan. Sang guru lalu berkata, "Ketika dua orang sedang berada dalam situasi kemarahan, jarak antara ke dua hati mereka menjadi amat jauh walau secara fisik mereka begitu dekat. Karena itu, untuk mencapai jarak yang demikian, mereka harus berteriak. Namun anehnya, semakin keras mereka berteriak, semakin pula mereka menjadi marah dan dengan sendirinya jarak hati yang ada di antara keduanya pun menjadi lebih jauh lagi. Karena itu mereka terpaksa berteriak lebih keras lagi."
Sang guru masih melanjutkan, "Sebaliknya, apa yang terjadi ketika dua orang saling jatuh cinta? Mereka tak hanya tidak berteriak, namun ketika mereka berbicara suara yang keluar dari mulut mereka begitu halus dan kecil. Sehalus apa pun, keduanya bisa mendengarkannya dengan begitu jelas. Mengapa demikian?" Sang guru bertanya sambil memperhatikan para muridnya. Mereka nampak berpikir amat dalam namun tak satupun berani memberikan jawaban. "Karena hati mereka begitu dekat, hati mereka tak berjarak. Pada akhirnya sepatah katapun tak perlu diucapkan. Sebuah pandangan mata saja amatlah cukup membuat mereka memahami apa yang ingin mereka sampaikan."
Sang guru masih melanjutkan, "Ketika Anda sedang dilanda kemarahan, janganlah hatimu menciptakan jarak. Lebih lagi hendaknya kamu tidak mengucapkan kata yang mendatangkan jarak di antara kamu. Mungkin di saat seperti itu, tak mengucapkan kata-kata mungkin merupakan cara yang bijaksana. Karena waktu akan membantu Anda.
Let's Pray
I pray this in order that ____________may live a life worthy of You Lord and may please You in every way.
That _________ may bear fruit in every good work, growing in the knowledge of You God.
That ____________ would be strengthened with all power according to Your glorious might.
So that ____________ may have great endurance and patience, and joyfully give thanks to You Father, who has qualified ____________ to share in the inheritance of the saints in the kingdom of light.
For You have rescued ___________ from the dominion of darkness and brought ___________ into the kingdom of the Son You love, in whom ___________ have been redeemed and forgiven!
In the mighty name of Jesus I pray, amen!
Sabtu, 29 September 2007
Daftar Kekurangan
Ams. 10:12
Kebencian menimbulkan pertengkaran, tetapi kasih menutupi segala pelanggaran
Seorang pria dan kekasihnya menikah dan acaranya pernikahannya sungguh megah. Semua kawan-kawan dan keluarga mereka hadir menyaksikan dan menikmati hari yang berbahagia tersebut. Suatu acara yang luar biasa mengesankan.
Mempelai wanita begitu anggun dalam gaun putihnya dan pengantin pria dalam tuxedo hitam yang gagah. Setiap pasang mata yang memandang setuju mengatakan bahwa mereka sungguh-sungguh saling mencintai.
Beberapa bulan kemudian, sang istri berkata kepada suaminya, “Sayang, aku baru membaca sebuah artikel di majalah tentang bagaimana memperkuat tali pernikahan” katanya sambil menyodorkan majalah tersebut.
“Masing-masing kita akan mencatat hal-hal yang kurang kita sukai dari pasangan kita.
Kemudian, kita akan membahas bagaimana merubah hal-hal tersebut dan membuat hidup pernikahan kita bersama lebih bahagia…..”
Suaminya setuju dan mereka mulai memikirkan hal-hal dari pasangannya yang tidak mereka sukai dan berjanji tidak akan tersinggung ketika pasangannya mencatat hal-hal yang kurang baik sebab hal tersebut untuk kebaikkan mereka bersama. Malam itu mereka sepakat untuk berpisah kamar dan mencatat apa yang terlintas dalam benak mereka masing-masing.
Besok pagi ketika sarapan, mereka siap mendiskusikannya. “Aku akan mulai duluan ya”, kata sang istri. Ia lalu mengeluarkan daftarnya. Banyak sekali yang ditulisnya, sekitar 3 halaman… Ketika ia mulai membacakan satu persatu hal yang tidak dia sukai dari suaminya, ia memperhatikan bahwa airmata suaminya mulai mengalir…..
“Maaf, apakah aku harus berhenti ?” tanyanya. “Oh tidak, lanjutkan…” jawab suaminya.
Lalu sang istri melanjutkan membacakan semua yang terdaftar, lalu kembali melipat kertasnya dengan manis diatas meja dan berkata dengan bahagia “Sekarang gantian ya, engkau yang membacakan daftarmu”.
Dengan suara perlahan suaminya berkata “Aku tidak mencatat sesuatupun di kertasku. Aku berpikir bahwa engkau sudah sempurna, dan aku tidak ingin merubahmu. Engkau adalah dirimu sendiri. Engkau cantik dan baik bagiku. Tidak satupun dari pribadimu yang kudapatkan kurang…. ”
Sang istri tersentak dan tersentuh oleh pernyataan dan ungkapan cinta serta isi hati suaminya. Bahwa suaminya menerimanya apa adanya… Ia menunduk dan menangis…..
Dalam hidup ini, banyak kali kita merasa dikecewakan, depressi, dan sakit hati. Sesungguhnya tak perlu menghabiskan waktu memikirkan hal-hal tersebut. Hidup ini penuh dengan keindahan, kesukacitaan dan pengharapan.
Mengapa harus menghabiskan waktu memikirkan sisi yang buruk, mengecewakan dan menyakitkan jika kita bisa menemukan banyak hal-hal yang indah di sekeliling kita ? Kita akan menjadi orang yang berbahagia jika kita mampu melihat dan bersyukur untuk hal-hal yang baik dan mencoba melupakan yang buruk.
Jumat, 28 September 2007
Lirik Rohani : How great is our God
The splendor of a King, Clothed in majesty
Let all the earth rejoice, All the earth rejoice
He wraps himself in light, And darkness tries to hide
And trembles at his voice, And trembles at his voice
CHORUS(1):
How great is our God, sing with me
How great is our God, and all will see
How great, How great Is our God
VERSE(2):
Age to age he stands, And time is in His Hands
Beginning and the End, Beginning and the End
The Godhead, Three in one Father, Spirit, Son
The Lion and the Lamb, The Lion and the Lamb
CHORUS(1):
How great is our God, sing with me
How great is our God, all will see
How great, How great Is our God
CHORUS(2)
Name above all names, You are Worthy of all praise
and My heart will sing how great Is our God
(x2)
CHORUS(1):
How great is our God, Sing with me
How great is our God, and all will see
How great, How great Is our God
CHORUS(1):
How great is our God, Sing with me
How great is our God, and all will see
How great, How great Is our God
-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-
Dapatkan Lirik lagu rohani lainnya di
Christian music lyric
Kisah Sukses : Nelson Tansu
Banyak orang di berbagai penjuru dunia yang berusaha menggapai mimpi Amerika. Salah seorang yang berhasil merengkuhnya adalah warga negaraIndonesia. Dia bernama Nelson Tansu. Di AS, dia termasuk ilmuwan mulai naik daun dengan tiga hak paten di tangannya.
RAMADHAN POHAN,
NAMA lengkapnya adalah Prof Nelson Tansu PhD. Setahun lalu, ketika baru berusia 25 tahun, dia diangkat menjadi profesor di Lehigh University, Bethlehem, Pennsylvania 18015, USA. Usia yang tergolong sangat belia dengan statusnya tersebut.
Kini, ketika usianya menginjak 26 tahun, Nelson tercatat sebagai professor termuda di universitas bergengsi wilayah East Coast, Negeri Paman Sam, itu.
Sebagai dosen muda, para mahasiswa dan bimbingannya justru rata-rata sudah berumur. Sebab, dia mengajar tingkat master (S-2), doktor (S-3), bahkan post doctoral.
Prestasi dan reputasi Nelson cukup berkibar di kalangan akademisi AS. Puluhan hasil risetnya dipublikasikan di jurnal-jurnal internasional.
Dia sering diundang menjadi pembicara utama dan penceramah di berbagai seminar. Paling sering terutama menjadi pembicara dalam pertemuan-pertemuan intelektual, konferensi, dan seminar di Washington DC. Selain itu, dia sering datang ke berbagai kota lain di AS. Bahkan, dia sering pergi ke mancanegara seperti Kanada, sejumlah negara di Eropa, dan Asia.
Yang mengagumkan, sudah ada tiga penemuan ilmiahnya yang dipatenkan
di AS, yakni bidang semiconductor nanostructure optoelectronics devices dan high power semiconductor lasers. Di tengah kesibukannya melakukan riset-riset lainnya, dua buku Nelson sedang dalam proses penerbitan. Bukan main!!
Kedua buku tersebut merupakan buku teks (buku wajib pegangan, Red) bagi mahasiswa S-1 di Negeri Paman Sam.
Karena itu, Indonesia layak bangga atas prestasi anak bangsa di negeri rantau tersebut. Lajang kelahiran Medan, 20 Oktober 1977, itu sampai sekarang masih memegang paspor hijau berlambang garuda. Kendati belum satu dekade di AS, prestasinya sudah segudang. Ke mana pun dirinya pergi, setiap ditanya orang, Nelson selalu mengenalkan diri sebagai orang Indonesia. Sikap Nelson itu sangat membanggakan di tengah banyak tokoh kita yang malu mengakui Indonesia sebagai tanah kelahirannya.
"Saya sangat cinta tanah kelahiran saya. Dan, saya selalu ingin melakukan yang terbaik untuk Indonesia," katanya, serius.
Di Negeri Paman Sam, kecintaan Nelson terhadap negerinya yang dicap sebagai terkorup di Asia tersebut dikonkretkan dengan memperlihatkan ketekunan serta prestasi kerjanya sebagai anak bangsa. Saat berbicara soal Indonesia, mimic pemuda itu terlihat sungguh-sungguh dan jauh dari basa-basi.
"Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar dan merupakan bangsa yang
mampu bersaing dengan bangsa-bangsa besar lainnya. Tentu saja jika bangsa kita terus bekerja keras," kata Nelson menjawab koran ini.
Dia adalah anak kedua di antara tiga bersaudara buah pasangan Iskandar Tansu dan Lily Auw yang berdomisili di Medan, Sumatera Utara. Kedua orang tua Nelson adalah pebisnis percetakan di Medan. Mereka adalah lulusan universitas di Jerman. Abang Nelson, Tony Tansu, adalah master dari Ohio, AS. Begitu juga adiknya, Inge Tansu, adalah lulusan Ohio State University (OSU). Tampak jelas bahwa Nelson memang berasal dari lingkungan keluarga berpendidikan.
Posisi resmi Nelson di
Sebagai cendekiawan muda, dia menjalani kehidupannya dengan tiada hari tanpa membaca, menulis, serta melakukan riset. Tentunya, dia juga menyiapkan materi serta bahan kuliah bagi para mahasiswanya. Kesibukannya tersebut, jika meminjam istilah di Amerika, bertumpu pada tiga hal. Yakni, learning, teaching, and researching. Boleh jadi, tak ada waktu sedikit pun yang dilalui Nelson dengan santai. Di
Anak muda itu memang enak diajak mengobrol. Idealismenya berkobar-kobar dan penuh semangat. Layaknya profesor Amerika, sosok Nelson sangat bersahaja dan bahkan suka merendah. Busana kesehariannya juga tak aneh-aneh, yakni mengenakan kemeja berkerah dan pantalon.
Sekilas, dia terkesan pendiam. Pengetahuan dan bobotnya sering tersembunyi di balik penampilannya yang seperti tak suka bicara. Tapi, ketika dia mengajar atau berbicara di konferensi para intelektual, jati diri akademisi Nelson tampak. Lingkungan akademisi, riset, dan kampus memang menjadi dunianya. Dia selalu peduli pada kepentingan serta dahaga pengetahuan para mahasiswanya di kampus.
Ada yang menarik di sini. Karena tampangnya yang sangat belia, tak sedikit insan kampus yang menganggapnya sebagai mahasiswa S-1 atau program master. Dia dikira sebagai mahasiswa umumnya. Namun, bagi yang mengenalnya, terutama kalangan universitas atau jurusannya mengajar, begitu bertemu dirinya, mereka selalu menyapanya hormat: Prof Tansu.
"Di semester Fall 2003, saya mengajar kelas untuk tingkat PhD tentang physics and applications of photonics crystals. Di semester Spring 2004, sekarang, saya mengajar kelas untuk mahasiswa senior dan master tentang semiconductor device physics. Begitulah," ungkap Nelson menjawab soal kegiatan mengajarnya. September hingga Desember atau semester Fall 2004, jadwal mengajar Nelson sudah menanti lagi. Selama semester itu, dia akan mengajar kelas untuk tingkat PhD tentang applied quantum mechanics for semiconductor nanotechnology.
"Selain mengajar kelas-kelas di universitas, saya membimbing beberapa mahasiswa PhD dan post-doctoral research fellow di
Nelson termasuk individu yang sukses menggapai mimpi Amerika (American dream). Banyak imigran dan perantau yang mengadu nasib di negeri itu dengan segala persaingannya yang superketat. Di Negeri Paman Sam tersebut,ada cerita sukses seperti aktor yang kini menjadi Gubernur California Arnold Schwarzenegger yang sebenarnya adalah imigran asal Austria. Kemudian, dalam Kabinet George Walker Bush sekarang juga ada imigrannya, yakni Menteri Tenaga Kerja Elaine L. Chao. Imigran asal Taipei tersebut merupakan wanita pertama Asian-American yang menjadi menteri selama sejarah AS.
Negara Superpower tersebut juga sangat baik menempa bakat serta intelektual Nelson. Lulusan SMA Sutomo 1 Medan itu tiba di AS pada Juli 1995. Di
Dari seluruh perjalanan hidup dan karirnya, Nelson mengaku bahwa semua suksesnya itu tak lepas dari dukungan keluarganya. Saat ditanya mengenai siapa yang paling berpengaruh, dia cepat menyebut kedua orang tuanya dan kakeknya. "Mereka menanamkan mengenai pentingnya pendidikan sejak saya masih kecil sekali," ujarnya.
Ada kisah menarik di situ. Ketika masih sekolah dasar, kedua orang tuanya sering membanding-bandingkan Nelson dengan beberapa sepupunya yang sudah doktor. Perbandingan tersebut sebenarnya kurang pas. Sebab, para sepupu Nelson itu jauh di atas usianya.
"Jadi, terima kasih buat kedua orang tua saya. Saya memang orang yang suka dengan banyak tantangan. Kita jadi terpacu, gitu," ungkapnya.
Nelson mengaku, mendiang kakeknya dulu juga ikut memicu semangat serta disiplin belajarnya. "Almarhum kakek saya itu orang yang sangat baik, namun agak keras. Tetapi, karena kerasnya, saya malah menjadi lebih tekun dan berusaha sesempurna mungkin mencapai standar tertinggi dalam melakukan sesuatu," jelasnya.
Sisihkan 300 Doktor AS, tapi Tetap Rendah Hati Nelson Tansu menjadi fisikawan ternama di Amerika. Tapi, hanya sedikit yang tahu bahwa profesor belia itu berasal dari
PM Turki Tansu Ciller. Benarkah?
NAMA Nelson Tansu memang cukup unik. Sekilas, sama sekali nama itu tidak mengindikasikan identitas etnis, ras, atau asal negeri tertentu. Karena itu, di Negeri Paman Sam, banyak yang keliru membaca, mengetahui, atau berkenalan dengan profesor belia tersebut.
Malah ada yang menduga bahwa dia adalah orang Turki. Dugaan itu muncul jika dikaitkan dengan hubungan famili Tansu Ciller, mantan perdana menteri (PM) Turki. Beberapa netters malah tidak segan-segan mencantumkan nama dan kiprah Nelson ke dalam website Turki. Seolah-olah mereka yakin betul bahwa fisikawan belia yang mulai berkibar di lingkaran akademisi AS itu memang berasal dari negerinya Kemal Ataturk.
Seakan-akan Nelson memang orang sana dan pernah mengajar di Negeri Sakura itu.
Dilihat dari nama, wajar jika kekeliruan itu terjadi. Begitu juga wajah Nelson yang seperti orang Jepang. Lebih-lebih di Amerika banyak professor yang keturunan atau berasal dari Asia Timur dan jarang-jarang memang asal
"Biasanya saya langsung mengoreksi. Saya jelaskan ke mereka bahwa saya asli
Tansu sendiri sesungguhnya bukan marga kalangan Tionghoa. Memang, nenek moyang Nelson dulu Hokkien, dan marganya adalah Tan. Tapi, ketika
lahir, Nelson sudah diberi nama belakang "Tansu", sebagaimana ayahnya, Iskandar Tansu.
"Saya suka dengan nama Tansu, kok,"kata Nelson dengan nada bangga.
Nelson adalah pemuda mandiri. Semangatnya tinggi, tekun, visioner, dan selalu mematok standar tertinggi dalam kiprah riset dan dunia akademisinya. Orang tua Nelson hanya membiayai hingga tingkat S-1. Selebihnya? Berkat keringat dan prestasi Nelson sendiri. Kuliah tingkat doktor hingga segala keperluan kuliah dan kehidupannya ditanggung lewat beasiswa universitas.
"Beasiswa yang saya peroleh sudah lebih dari cukup untuk membiayai semua kuliah dan kebutuhan di universitas," katanya.
Orang seperti Nelson dengan prestasi akademik tertinggi memang tak sulit memenangi berbagai beasiswa. Jika dihitung-hitung, lusinan penghargaan dan anugerah beasiswa yang pernah dia raih selama ini di AS.
Menjadi profesor di Negeri Paman Sam memang sudah menjadi cita-cita dia sejak lama. Walau demikian, posisi assistant professor (profesor muda, Red) tak pernah terbayangkannya bisa diraih pada usia 25 tahun. Coba bandingkan dengan lingkungan keluarga atau masyarakat di Indonesia, umumnya apa yang didapat pemuda 25 tahun?
Bahkan, di AS yang negeri supermaju pun reputasi Nelson bukan fenomena umum. Bayangkan, pada usia semuda itu, dia menyandang status guru besar. Sehari-hari dia mengajar program master, doktor, dan bahkan post doctoral. Yang prestisius bagi seorang ilmuwan, ada tiga riset Nelson yang dipatenkan di AS. Kemudian, dua buku teksnya untuk mahasiswa S-1 dalam proses penerbitan.
Tapi, bukan Nelson Tansu namanya jika tidak santun dan merendah. Cita-citanya mulia sekali. Dia akan tetap melakukan riset-riset yang hasilnya bermanfaat buat kemanusian dan dunia. Sebagai profesor di AS, dia seperti meniti jalan suci mewujudkan idealisme tersebut.
Ketika mendengar pengakuan cita-cita sejatinya, siapa pun pasti akan terperanjat. Cukup fenomenal. "Sejak SD kelas 3 atau kelas 4 di Medan, saya selalu ingin menjadi profesor di universitas di Amerika Serikat. Ini benar-benar saya cita-citakan sejak kecil," ujarnya dengan mimic serius.
Tapi, orang bakal mahfum jika melihat sejarah hidupnya. Ketika usia SD, Nelson kecil gemar membaca biografi para ilmuwan-fisikawan AS dan Eropa. Selain Albert Einstein yang menjadi pujaannya, nama-nama besar seperti Werner Heisenberg, Richard Feynman, dan Murray Gell-Mann ternyata Sudah diakrabi Nelson cilik.
"Mereka hebat. Dari bacaan tersebut, saya benar-benar terkejut, tergugah dengan prestasi para fisikawan luar biasa itu.
Nelson jadi profesor muda di
"Seleksinya ketat sekali, sedangkan posisi yang diperebutkan hanya satu," ujarnya.
Lelaki penggemar buah-buahan dan masakan
beruntung karena dirinya yang terpilih. Menurut Nelson, dari segi gaji dan materi, menjadi profesor di kampus top seperti yang dia alami sekarang sudah cukup lumayan. Berapa sih lumayannya?
"Sangat bersainglah. Gaji profesor di universitas private terkemuka di Amerika Serikat adalah sangat kompetitif dibandingkan dengan gaji industri. Jadi, cukup baguslah, he?he?he?," katanya, menyelipkan senyum.
Riwayat hidup dan reputasinya memang wow. Nelson sempat menjadi incaran dan malah "rebutan" kalangan universitas AS dan mancanegara.
Tawaran-tawaran menggiurkan itu datang dari AS, Kanada, Jerman, dan
"Saya memilih ini karena Lehigh memberikan dana research yang sangat signifikan untuk bidang saya, semiconductor nanostructure optoelectronic devices. Lehigh juga memiliki leaderships yang sangat kuat dan ambisinya tinggi menaikkan reputasinya dengan memiliki para profesor paling berpotensi dan ternama untuk melakukan riset berkelas dunia,"papar pengagum John Bardeen, fisikawan pemenang Nobel, itu.
Perusahaan-perusahaan industri Amerika juga menaruh minat dan mengiming-imingi Nelson dengan gaji dan fasilitas menggiurkan. Itu pun dia tampik.
"Bukan apa-apa. Saya memang tidak tertarik untuk masuk ke industri. Seperti saya bilang tadi, profesor sudah cita-cita saya. Lagi pula, kompensasi finansial yang diberikan Lehigh memang sudah bagus banget dan saya happy,"tuturnya.
Nelson tinggal di sebuah apartemen yang tak jauh dari kampusnya mengajar. Dia tinggal sendiri. Karena itu, semua urusan rumah dan segala keperluannya dilakukan sendiri.
Ditanya soal pacar, Nelson tersipu-sipu dan mengaku belum punya. Padahal, secara fisik, dengan tinggi 173 cm, berat 67 kg, dan wajah yang cakep khas Asia, Nelson mestinya gampang menggaet (atau malah digaet) cewek Amerika.
Banyak kriteria kah?
"Ha?ha?ha…. Pertama, saya ini nggak ganteng ya. Tapi, begini, mungkin karena memang belum ketemu yang cocok dan jodoh saja. Saya sih, kalau bisa, ya dengan orang Indonesia-lah. Saya sih nggak melihat orang berdasarkan kriteria macem-macem. Yang penting orangnya baik, pintar, bermoral, pengertian, dan mendukung," paparnya panjang lebar, geli karena topic pembicaraan menyimpang dari dunia fisikanya ke soal wanita.
Nelson hampir tiap tahun pulang ke
BERSEPEDA BERSAMA YESUS
sepeda tandem, dan aku tahu bahwa Yesus duduk di belakang, membantu aku mengayuh pedal sepeda.
Aku tidak tahu sejak kapan Yesus mengajakku bertukar tempat, tetapi sejak itu hidupku jadi berubah. Saat aku pegang kendali, aku tahu jalannya. Terasa membosankan, tetapi lebih dapat diprediksi ...biasanya, hal itu tak berlangsung lama. Tetapi, saat Yesus kembali pegang kendali, Ia tahu jalan yang panjang dan menyenangkan. Ia membawaku mendaki gunung, juga melewati batu-batu karang yang terjal dengan kecepatan yang menegangkan. Saat-saat seperti itu, aku hanya bisa menggantungkan diriku sepenuhnya pada-Nya! Terkadang rasanya seperti sesuatu yang 'gila', tetapi Ia berkata, "Ayo, kayuh terus pedalnya!"
Aku takut, khawatir dan bertanya, "Aku mau dibawa ke mana?" Yesus tertawa dan tak menjawab, dan aku mulai belajar percaya. Aku melupakan kehidupan yang membosankan dan memasuki suatu petualangan baru yang mencengangkan. Dan ketika aku berkata, "Aku takut!" Yesus menurunkan kecepatan, mengayuh santai sambil menggenggam tanganku.
Ia membawaku kepada orang-orang yang menyediakan hadiah-hadiah yang aku perlukan ... orang-orang itu membantu menyembuhkan aku, mereka menerimaku dan memberiku sukacita. Mereka membekaliku dengan hal-hal yang aku perlukan untuk melanjutkan perjalanan ... perjalananku bersama Tuhanku. Lalu, kami pun kembali mengayuh sepeda kami.
Kemudian, Yesus berkata, "Berikan hadiah-hadiah itu kepada orang-orang yang membutuhkannya; jika tidak, hadiah-hadiah itu akan menjadi beban bagi kita." Maka, aku pun melakukannya. Aku membagi-bagikan hadiah-hadiah itu kepada orang-orang yang kami jumpai, sesuai kebutuhan mereka. Aku belajar bahwa ternyata memberi adalah sesuatu yang membahagiakan.
Pada mulanya, aku tidak ingin mempercayakan hidupku sepenuhnya kepadaNya. Aku takut Ia menjadikan hidupku berantakan; tetapi Yesus tahu rahasia mengayuh sepeda. Ia tahu bagaimana menikung di tikungan tajam, Ia tahu bagaimana melompati batu karang yang tinggi, Ia tahu bagaimana terbang untuk mempercepat melewati tempat-tempat yang menakutkan.
Aku belajar untuk diam sementara terus mengayuh ... menikmati pemandangan dan semilir angin sepoi-sepoi yang menerpa wajahku selama perjalanan bersama Sahabatku yang setia: Yesus Kristus.
Dan ketika aku tidak tahu apa lagi yang harus aku lakukan, Yesus akan tersenyum dan berkata ... "Mengayuhlah terus, Aku bersamamu."
~ Chuck Ebbs / Thoughts for the day
Kamis, 27 September 2007
Dia tahu yang terbaik
Kita selalu ingin matahari bersinar tapi Dia tahu bahwa hujan harus turun.
Kita menyukai suara tawa dan sorak keceriaan, tapi hati kita akan hilang kelembutannya jika kita tidak pernah menitikan air mata
Tuhan sering menguji kita dengan penderitaan dan kepedihan. Dia menguji kita bukan untuk menghukum kita melainkan untuk menolong kita menghadapi hari esok…
Karena pohon yang sedang tumbuh akan menjadi kuat apabila tahan terhadap terpaan badai, dan sayatan tajam sebuah pahat akan mebuat marmer jadi lebih indah dan berbentuk…
Tuhan tidak pernah menyakiti kita tanpa tujuan dan Dia tidak pernah menyia-yiakan kita karena setiap kehilangan yang Dia ijinkan selalu diikuti dengan berkat..
Dan ketika kita hitung berkat yang melimpah yang Tuhan berikan tidak ada alasan bagi kita untuk menggerutu dan meratap. Karena Tuhan mengasihi umat-Nya dan bagi-Nya tidak ada sesuatu yang tersembunyi..
Maka Dia tidak memberikan kesenangan bila kebutuhan jiwa kita yang terdalam adalah penderitaan..
Jadi apabila kita berada dalam kesulitan dan apabila segala sesuatu berjalan tidak lancar adalah Tuhan yang bekerja pada diri kita untuk membuat roh kita menjadi kuat.
Rabu, 26 September 2007
Allah mempunyai fotomu
Temannya ini meihat ada sebuah potret gadis kecil yang cantik dan lucu dengan figura indah di atas meja kecil di samping tempat tidur sang artis. Lalu dia bertanya,"Foto siapa ini?"
Mendengar pertanyaan itu, si artis bangkit semangatnya dan menjawab dengan antusias, " Itu putriku. Dia adalah mutiara hidupku. Satu-satunya yang terindah yang aku miliki."
"Apakah kamu akan menolongnya jika dia mendapat kesulitan atau apakah kamu memaafkannya apabila dia melakukan kesalahan. Apakah kamu masih menyayanginya?", tanya sang teman.
"Tentu saja," jawab sang artis. "Aku akan melakukan apapun demi dia. Mengapa kamu bertanya seperti ini?"
"Saya ingin kamu tahu bahwa Allah juga punya foto dirimu di atas mejanya."
Sang artis tersentak. Sudah lama ia tidak mendengar kata Allah dan bahkan tidak pernah mengucapkannya.
Saudara, mengapa kita sering menghakimi diri kita sendiri dengan tuduhan-tuduhan yang kejam, dengan pikiran-pikiran yang jelek? Kalau kita saja mengahkimi diri sendiri seperti itu, bagaimana dengan orang lain? Apakah kita lupa, bahwa kita ini milik kepunyaan Allah? Apakah kita lupa pengorbanan Tuhan Yesus di kayu salib adalah untuk membuktikan kepada kita bahwa kita ini berharga dan mulia. Kita sangat sangat dikasihi-Nya. Seburuk apapun kesalahan dan pelanggaran kita, Allah mau mengampuninya. Kasih-Nya menutupi semuanya. Kasih-Nya tulus, yang dibuktikanNya dengan datang sebagai Bayi kecil, kemudian Dia mencurahkan darah-Nya untuk menebus kita dan menguduskan kita sekali untuk selamanya. Dia bukan hanya mempunyai foto diri kita, tapi juga keseluruhan hidup kita. Kita harus bersyukur karena kita terpahat ditanganNya.
Selasa, 25 September 2007
Sebuah Surat dari BAPA
Saat kau bangun dipagi hari, Aku memandangmu dan berharap engkau akan berbicara kepada-Ku, walaupun hanya sepatah kata, meminta pendapat-Ku atau bersyukur kepada-Ku atas sesuatu hal indah yang terjadi di dalam hidupmu kemarin, tetapi aku melihat engkau begitu sibuk mempersiapkan diri untuk pergi bekerja.
Aku kembali menanti..... ..
Saat engkau sedang bersiap, Aku tahu akan ada sedikit waktu bagimu untuk berhenti dan menyapa-Ku, tetapi engkau terlalu sibuk. Di satu tempat, engkau duduk di sebuah kursi selama lima belas menit tanpa melakukan apapun.
Kemudian Aku melihat engkau menggerakkan kakimu. Aku berpikir engkau ingin berbicara kepada-Ku, tetapi engkau berlari ke telepon dan menelepon seorang teman untuk mendengarkan gosip terbaru. Aku melihatmu ketika engkau pergi bekerja dan Aku menanti dengan sabar sepanjang hari. Dengan semua kegiatanmu, Aku berpikir engkau terlalu sibuk untuk mengucapkan sesuatu kepada-Ku. Sebelum makan siang Aku melihatmu
memandang kesekeliling, mungkin engkau merasa malu untuk berbicara kepada-Ku, itulah sebabnya mengapa engkau tidak menundukkan kepalamu. Engkau memandang tiga atau empat meja sekitarmu dan melihat beberapa temanmu berbicara kepada-Ku dengan lembut sebelum mereka makan, tetapi engkau
tidak melakukannya.
Tidak apa-apa..... ....
Masih ada waktu yang tersisa, dan Aku berharap engkau akan berbicara kepada-Ku, meskipun saaat engkau pulang ke rumah kelihatannya seakan-akan banyak hal yang harus kau kerjakan. Setelah beberapa hal tersebut selesai engkau kerjakan, engkau menyalakan televisi, Aku tidak tahu apakah kau suka menonton televisi atau tidak, hanya saja engkau selalu ke sana dan menghabiskan banyak waktu setiap hari di depannya, tanpa memikirkan apapun hanya menikmati acara yang ditampilkan.
Kembali Aku menanti dengan sabar saat engkau menonton TV dan menikmati makananmu tetapi kembali kau tidak berbicara kepada-Ku. Saat tidur Kupikir kau merasa terlalu lelah. Setelah mengucapkan selamat malam kepada keluargamu, kau melompat ke tempat tidur dan tertidur tak lama kemudian. Tidak apa-apa karena mungkin engkau tidak menyadari bahwa Aku selalu hadir untukmu. Aku telah bersabar lebih lama dari yang
kau sadari. Aku bahkan ingin mengajarkanmu bagaimana bersabar terhadap orang lain. Aku sangat mengasihimu, setiap hari Aku menantikan sepatah kata, doa atau pikiran atau syukur dari hatimu. Baiklah... engkau bangun kembali dan kembali. Aku akan menanti dengan penuh kasih bahwa hari ini kau akan memberi-Ku sedikit waktu. Semoga harimu menyenangkan.
Bapamu di Sorga,
Senin, 24 September 2007
Mother
Ongkos upah membantu ibu:
1) Membantu pergi ke warung: Rp20.000
2) Menjaga adik: Rp20.000
3) Membuang sampah: Rp5.000
4) Membereskan tempat tidur: Rp10.000
5) Menyiram bunga: Rp15.000
6) Menyapu halaman: Rp15.000
Jumlah: Rp 85.000
Selesai membaca, si ibu tersenyum memandang si anak yang raut mukanyaberbinar-binar. Si ibu mengambil pena dan menulis sesuatu di belakang kertas yang sama:
1) Ongkos mengandungmu selama 9 bulan:GRATIS
2) OngKos berjaga malam karena menjagamu: GRATIS
3) OngKos air mata yang menetes karenamu: GRATIS
4) Ongkos khawatir krn memikirkan keadaanmu: GRATIS
5) OngKos menyediakan makan minum, pakaian dan keperluanmu: GRATIS
Jumlah Keseluruhan Nilai Kasihku:GRATIS.
Air mata si anak berlinang setelah membaca. Si anak menatap wajah ibu, memeluknya dan berkata, "Saya SayangIbu". Kemudian si anak mengambil pena dan menulis sesuatu di depan surat yang ditulisnya:"Telah Dibayar"Jika kamu menyayangi ibumu.
Kamis, 20 September 2007
Di Terminal Aku Menunggumu
Calo dan porter kalau dipikir-pikir, cukup penting perannya, sering membantu walau lebih banyak yang menipu, menyesatkan dan memeras. Benar bahwa mereka membantu kelancaran kita untuk berangkat atau tiba di tempat tujuan, tapi seringkali ketidaknyamanan selalu dirasakan.
Selama tiga jam saya menunggu kedatangan adik saya dari Gresik di terminal Giwangan - Yogyakarta. Dan selama itu pula saya memperhatikan semua aktivitas para porter dan calo setiap kali beberapa bus dalam dan luar kota tiba dan menurunkan penumpang atau setiap kali ada orang yang mau berangkat ke luar kota.
Tapi ada yang sama antara saya dan para calo dan porter itu: kami sama-sama menunggu kedatangan penumpang. Yang ditunggui pasti penting baik bagi saya maupun mereka. Bedanya, mereka ingin mendapatkan uang. Sementara saya atau anda menunggu sahabat dan kenalan kita karena mereka merupakan bagian penting dari hubungan dan hidup kita. Karena bagian penting ini, cemas dan kuatir selalu menghinggap jika yang ditunggu-tunggu tidak datang-datang juga; atau mungkin tersesat. Saya cukup kuatir setelah menyadari telah lewat dua jam saya menunggu adik saya. Hujan mulai turun gerimis. Itu hujan pertama setelah lebih tiga bulan aku di yogyakarta. Saya buang perasaan itu jauh-jauh dengan berdoa kecil seraya merenungkan inspirasi kecil saat melihat lalu lalang para calo dan porter di terminal ini. Saya mengingat dan merasakan belas kasih Tuhan. Tuhan itu selain selalu mencari yang hilang, tapi juga menunggu. Anda tentu ingat kisah anak yang hilang dalam bacaan Injil minggu ini; kisah yang seperti membingkai permenungan kita selama satu pekan ini. Kisah itu lebih tepat diberi judul Allah yang Berbelaskasih atau Allah yang menunggu kepulangan dan pertobatan manusia Allah yang sama pula yang menyambut dan menyongsong kita saat kita mengakhiri peziarahan di dunia dalam kematian.
Seringkali mata hati dan budi kita kurang terang menemukan dan mengalami kehadiran Allah yang berbelaskasih itu. Dia menunggu kita, dia berada di antara begitu banyak cara pandang dan keyakinan yang ada di sekitar kita, khususnya keyakinan akan Allah penghukum, keyakinan bahwa rasa bersalah yang berlebihan (skrupel) bisa menyelesaikan seluruh masalah kita, keputusasaan, prinsip balas dendam, dan sebagainya. Keyakinan itu bagaikan calo dan porter yang menuntun kita ke tempat yang salah.
Allah sekali lagi, mencari dan menunggu kita. Dia membiarkan anda sekalian yang menemukan Dia, di 'terminal'. "Terminal" adalah keseharian kita; yang menuntut anda dan saya memutuskan untuk atau percaya pada Dia atau percaya pada keyakinan-keyakinan lain yang membanjiri kita melalui banyak hal. Percaya pada Dia berarti hidup seperti Dia. Mari kita mengembangkan kepekaan hati untuk selalu menyambut, menerima dan mengampuni tanpa batas saudara/saudari kita yang bersalah terhadap kita.
Salam,
ronald
Rabu, 19 September 2007
Kisah Karpet
Ada seorang ibu rumah tangga yang memiliki 4 anak laki-laki.
Urusan belanja, cucian, makan, kebersihan & kerapihan rumah dapat ditanganinya dengan baik.
Rumah tampak selalu rapih, bersih & teratur dan suami serta anak-anaknya sangat menghargai pengabdiannya itu.
Cuma ada satu masalah, ibu yang pembersih ini sangat tidak suka kalau karpet di rumahnya kotor. Ia bisa meledak dan marah berkepanjangan hanya gara-gara melihat jejak sepatu di atas karpet, dan suasana tidak enak akan berlangsung seharian. Padahal, dengan 4 anak laki-laki di rumah, hal ini mudah sekali terjadi terjadi dan menyiksanya.
Atas saran keluarganya, ia pergi menemui seorang psikolog bernama Virginia Satir, dan menceritakan masalahnya.
Setelah mendengarkan cerita sang ibu dengan penuh perhatian, Virginia Satir tersenyum & berkata kepada sang ibu:
"Ibu harap tutup mata ibu dan bayangkan apa yang akan saya katakan" Ibu itu kemudian menutup matanya.
"Bayangkan rumah ibu yang rapih dan karpet ibu yang bersih mengembang, tak ternoda, tanpa kotoran, tanpa jejak sepatu, bagaimana perasaan ibu?" Sambil tetap menutup mata, senyum ibu itu merekah, mukanya yang murung berubah cerah. Ia tampak senang dengan bayangan yang dilihatnya.
Virginia Satir melanjutkan; "Itu artinya tidak ada seorangpun di rumah ibu. Tak ada suami, tak ada anak-anak, tak terdengar gurau canda dan tawa ceria mereka.
Rumah ibu sepi dan kosong tanpa orang-orang yang ibu kasihi".
Seketika muka ibu itu berubah keruh, senyumnya langsung menghilang, napasnya mengandung isak.
Perasaannya terguncang. Pikirannya langsung cemas membayangkan apa yang tengah terjadi pada suami dan anak-anaknya.
"Sekarang lihat kembali karpet itu, ibu melihat jejak sepatu & kotoran di sana, artinya suami dan anak-anak ibu ada di rumah, orang-orang yang ibu cintai ada bersama ibu dan kehadiran mereka menghangatkan hati ibu".
Ibu itu mulai tersenyum kembali, ia merasa nyaman dengan visualisasi tsb.
"Sekarang bukalah mata ibu" Ibu itu membuka matanya
"Bagaimana, apakah karpet kotor masih menjadi masalah buat ibu?"
Ibu itu tersenyum dan menggelengkan kepalanya.
"Aku tahu maksud anda" ujar sang ibu, "Jika kita melihat dengan sudut yang tepat, maka hal yang tampak negatif dapat dilihat secara positif".
Sejak saat itu, sang ibu tak pernah lagi mengeluh soal karpetnya yang kotor, karena setiap melihat jejak sepatu disana, ia tahu, keluarga yg dikasihinya ada di rumah.
Kisah di atas adalah kisah nyata. Virginia Satir adalah seorang psikolog terkenal yang mengilhami Richard Binder & John Adler untuk menciptakan NLP (Neurolinguistic Programming). Dan teknik yang dipakainya di atas disebut Reframing, yaitu bagaimana kita 'membingkai ulang' sudut pandang kita sehingga sesuatu yang tadinya negatif dapat menjadi positif, salah satu caranya dengan mengubah sudut pandangnya.
Terlampir beberapa contoh pengubahan sudut pandang :
Saya BERSYUKUR;
1. Untuk istri yang mengatakan malam ini kita hanya makan mie instan, karena itu artinya ia bersamaku bukan dengan orang lain
2. Untuk suami yang hanya duduk malas di sofa menonton TV, karena itu artinya ia berada di rumah dan bukan di bar, kafe, atau di tempat mesum.
3. Untuk anak-anak yang ribut mengeluh tentang banyak hal, karena itu artinya mereka di rumah dan tidak jadi anak jalanan
4. Untuk Tagihan Pajak yang cukup besar, karena itu artinya saya bekerja dan digaji tinggi
5. Untuk sampah dan kotoran bekas pesta yang harus saya bersihkan, karena itu artinya keluarga kami dikelilingi banyak teman
6. Untuk pakaian yang mulai kesempitan, karena itu artinya saya cukup makan
7. Untuk rasa lelah, capai dan penat di penghujung hari, karena itu artinya saya masih mampu bekerja keras
8. Untuk semua kritik yang saya dengar tentang pemerintah, karena itu artinya masih ada kebebasan berpendapat
9. Untuk bunyi alarm keras jam 5 pagi yg membangunkan saya, karena itu artinya saya masih bisa terbangun, masih hidup
10. Untuk dst...
Selasa, 18 September 2007
Pesan Sang Ayah
Dahulu kala ada 2 orang kakak beradik. Ketika ayahnya meninggal sebelumnya berpesan dua hal: pertama jangan menagih hutang kepada orang yang berhutang kepadamu, dan kedua, jika mereka pergi dari rumah ke toko jangan sampai mukanya terkena sinar matahari.
Waktu berjalan terus. Dan kenyataan terjadi, bahwa beberapa tahun setelah ayahnya meninggal anak yang sulung bertambah kaya sedang yang bungsu menjadi semakin miskin.
Ibunya yang masih hidup menanyakan hal itu kepada mereka.Jawab anak yang bungsu : Inilah karena saya mengikuti pesan ayah. Ayah berpesan bahwa saya tidak boleh menagih hutang kepada orang yang berhutang kepadaku, dan sebagai akibatnya modalku susut karena orang yang berhutang kepadaku tidak membayar sementara aku tidak boleh menagih. Juga ayah berpesan supaya kalau saya pergi atau pulang dari rumah ke toko dan sebaliknya tidak boleh terkena sinar matahari. Akibatnya saya harus naik becak atau andong. Sebetulnya dengan jalan kaki saja cukup, tetapi karena pesan ayah demikian maka akibatnya pengeluaranku bertambah banyak.
Kepada anak yang sulung yang bertambah kaya, ibupun bertanya hal yang sama.Jawab anak sulung : Ini semua adalah karena saya mentaati pesan ayah. Karena ayah berpesan supaya saya tidak menagih kepada orang yang berhutang kepada saya, maka saya tidak menghutangkan sehingga dengan demikian modal tidak susut. Juga ayah berpesan agar supaya jika saya berangkat ke toko atau pulang dari toko tidak boleh terkena sinar matahari, maka saya berangkat ke toko sebelum matahari terbit dan pulang sesudah matahari terbenam. Akibatnya toko saya buka sebelum toko lain buka, dan tutup jauh sesudah toko yang lain tutup. Sehingga karena kebiasaan itu, orang menjadi tahu dan tokoku menjadi laris ,karena mempunyai jam kerja lebih lama.
Bagaimana dengan anda?
Kisah diatas menunjukkan bagaimana sebuah kalimat di tanggapi dengan presepsi yang berbeda jika kita melihat dengan positif attitude maka segala kesulitan sebenarnya adalah sebuah perjalanan membuat kita sukses tetapi kita bisa juga terhanyut dengan adanya kesulitan karena rutinitas kita ..pilihan ada di tangan anda.
"Berusaha melakukan hal biasa yang dikerjakan dengan cara yang luar biasa."
Senin, 17 September 2007
KURSI BAPAK YANG KOSONG
Si pendeta tadi berpikir tentu orang itu sudah diberitahukan akan kunjungannya kerumah itu.
Saya pikir tentu anda sedang menunggu kedatangan saya, dia berkata. 'Tidak, siapakah anda?' tanya bapak itu. Pendeta tadi memberitahukan namanya kemudian melanjutkan, "Saya melihat kursi yang kosong itu, jadi saya sangka anda sudah tahu bawa saya akan datang berkunjung." "Oh, ya, mengenai kursi itu,"kata orang yang kelihatan sakit payah tak dapat berdiri dari ranjangnya itu. "Bolehkah anda tolong menutup pintu itu?"
Merasa sedikit keheranan, pendeta itu menutup pintu kamar itu. "Saya tidak pernah menceritakan hal ini kepada siapa pun, kepada anak perempuanku pun tak pernah," kata si orang itu. "Tetapi sepanjang umur hidup saya, saya tidak pernah tahu bagaimana caranya berdoa. Di gereja saya selalu mendengar pendeta berkhotbah tentang berdoa, tapi itu hanya lalu saja begitu melampaui kepala saya." Saya berhenti berusaha berdoa sama sekali," orang tua itu melanjutkan, "sehingga pada suatu hari kira-kira empat tahun yang lalu, seorang sahabat baikku berkata kepadaku, "Johnny, doa itu adalah suatu hal yang sederhana yaitu anda mengadakan percakapan dengan Yesus. Inilah anjuran saya. Anda duduklah disatu kursi, kemudian di depan anda letakkan satu kursi yang kosong, kemudian dalam iman anda lihatlah Yesus sedang duduk dikursi itu. Ini bukan satu pikiran yang aneh, karena Dia berjanji, 'Aku akan beserta dengan kamu selamanya.' "Kemudian anda bercakap dengan dia seperti caranya anda berbicara dengan saya sekarang." Jadi saya coba itu dan saya sangat menyukainya sehingga saya telah melakukan itu selama dua jam setiap hari. Saya sangat berhati-hati dalam soal ini. Kalau anak perempuan saya melihat saya berbicara kepada kursi yang kosong, pasti dia akan jadi senewen atau gegawang dan akan mengirim saya ke rumah sakit jiwa."
Si pendeta sangat terharu mendengar cerita itu dan menganjurkan supaya meneruskan pengalaman ini. Kemudian dia berdoa dengan orang itu dan setelah itu mengurapinya dengan minyak dan kembali ke gerejanya. Dua malam kemudian anak perempuan itu menelpon pendeta tadi dan menyampaikan bahwa bapaknya sudah meninggal pada sore hari itu.
"Apakah dia meninggal dengan tenang?" dia bertanya. "Ya, pada waktu saya akan meninggalkan pada jam dua sore, dia memanggil saya kesamping tempat tidurnya, mengatakan bahwa dia mencintai saya dan kemudian mencium pipi saya. Waktu saya kembali dari toko sejam kemudian, saya dapati bahwa dia sudah meninggal. Tapi ada sesuatu yang aneh dalam kematiannya itu. Kelihatannya, sebelum bapak meninggal, dia telah mengangkat kepalanya lalu membaringkan itu diatas kursi di samping ranjangnya. Menurut Anda apa yang telah terjadi?" Si pendeta menyeka linangan air matanya dan berkata, "Betapa aku harapkan kalau kita semua bisa meninggal dengan cara demikian."
01. Aku minta air dari Tuhan, dan Ia berikan aku sebuah samudera.
02. Aku minta kembang dari Tuhan, dan Ia berikan aku sebuah taman.
03. Aku minta teman dari Tuhan, dan Ia berikan ENGKAU kepadaku.
Sumber : UNKNOWN
Minggu, 16 September 2007
Percakapan di depan Salib
Kenapa pula tidak kau biarkan Petrus melanjutkan saja aksinya setelah memotong telinga Maltus? Tentu kau ingat bagaimana 5000 orang laki-laki - yang kau beri makan - tapi sebenarnya datang untuk memaksamu melakukan pemberontakan. Bukankah berjuang bersama orang-orang itu adalah pilihan yang lebih menguntungkan dari pada memecahkan roti dan membagi-bagikannya kepada mereka?
Tuhan Yesus aku tahu kamu hanya diam saja saat ini. Diam mu adalah jawabanmu. Matimu dengan cara demikian ini mengatakan banyak hal padaku. Aku jadinya tidak kuatir, apakah aku sedang bicara denganmu atau sedang bicara dengan diriku sendiri. Engkau sungguh-sungguh berbicara padaku dengan cara yang sama sekali lain, memandangku dalam diam-mu itu.
Pada palang hina itu, aku mengerti bahwa Engkau memilih memakukan tangan-tanganmu yang perkasa, meski engkau sebenarnya juga punya pilihan untuk mencengkeram prajurit-prajurit yang buas itu. Apalagi tanganmu selalu penuh kuasa. Bukankah dari tangan yang sama telah lahir kuasa penyembuhan bagi banyak orang?
Keinginanmu untuk lari kau pakukan bersama kaki-kaki kokoh yang terpaku.
Aku tahu perasaanmu saat itu: sakit, perih, pedih. Bukan hanya oleh luka-luka itu atau bukan karena hampir semua yang kau miliki dijarah; juga bukan hanya karena martabatmu diinjak-injak, tapi bahwa kua ditinggakan oleh sahabat-sahabatmu, dikhianati oleh orang-orang dekatmu. Aku tak heran jika kau merintih: " Ya Allah, mengapa Engkau tinggalkan Aku?" Itu puncak kesepian dan kesendirianmu, mewaliki derita, perih, pedih dan kesepian-kesepian kami.
Tapi kesepianmu lain dengan kesepian kami, deritamu lain dari derita kami. Kami tak tahan sepi, apalagi sendiri, hadap-hadapan dengan diri kami. Apalagi jika ada masalah dalam kerjaan atau relasi kami. Kami selalu ingin lari sejauh-jauhnya dari masalah kami, entah dengan handphone, dengan minuman dan hiburan-hiburan lainnya. Kami tidak rela dikhinianati, ditinggalkan dan ditolak. Uang, dan macam-macam sogokan lain rela kami pertaruhkan asal kami tidak lenyap dalam persaingan kerja, tidak dikucilkan dalam pergaulan.
Sepi dan sendirimu kau sempurnakan dengan iman yang teguh pada kasih Sang Bapa yang menunggu dan menyambutmu dengan pelukan kasihmu. "Ke dalam tanganmu kuserahkan hidupku". Dengan tangan yang terbuka dan terbentang bebas itu kau menyatakan penyerahan dirimu. Dengan kata-kata itu aku membayangkan Sang Bapa yang Berbelaskasih, yang kau ceritakan dalam perumpamaan anak yang hilang. Tanganmu yang terbentang itu melahirkan bayangkan akan tangan-tangan Bapa yang juga selalu akan menyambut kami, orang berdosa ini. Aku tahu kau tidak berdosa sedikitpun, tapi kau yang pertama membuka jalan bagi kami untuk percaya akan kasih sang Bapa yang tanpa syarat.
Tuhan aku hanya minta agar aku hidup sepertimu, dalam keadaan apa saja, selalu dengan tangan terbuka dan hati yang lapang menerima rencana Allah dalam diriku; menerima dan memahami laku dan sikap setiap orang dan tentu saja menghadapi kesulitan-kesulitan dalam tugas atau pekerjaanku. Semoga dengan senyum, tutur kata, kerja tangan, dan semua yang kukerjakan aku menjadi perpanjangan tanganmu untuk merangkul sebanyak mungkin orang bagimu. Tuhan tidak ada jawaban yang lebih indah dari salib suci nan mulia dan Engkau yang bergantung padanya.
Pada pesta Salib Suci
Ronald,s.x.
If love need a reason.........
Man : I can 't tell the reason.. but I really like you..
Lady : You can't even tell me the reason... how can you say you like me? How can you say you love me?
Man : I really don't know the reason, but I can prove that I love you.
Lady :Proof? No! I want you to tell me the reason. My friend's boyfriend can tell her why he loves her but not you!
Man : Ok..ok!!! Erm...
because you are beautiful,
because your voice is sweet,
because you are caring,
because you are loving,
because you are thoughtful,
because of your smile,
because of your every
movements.
The lady felt very satisfied with the answer. Unfortunately, a few days later, the Lady met with an accident and became comma. The guy then placed a letter by her side, and here is the content:
Darling,
Because of your sweet voice that I love you...
Now can you talk? No! Therefore I cannot love you.
Because of your care and concern that I like you..
Now that you cannot show them, therefore I cannot love you.
Because of your smile, because of your every movements that I love you..
Now can you smile? Now can you move? No, therefore I cannot love you...
If love needs a reason, like now,
there is no reason for me to love you anymore.
Does love need a reason? NO! Therefore, I still love you...
And love doesn't need a reason.
"Sometimes the best and the most beautiful things in the world cannot be seen, cannot be touched, but can be felt in the heart."
DOA NYA YANG TERAKHIR
Dengan penuh keengganan, Alkitab itu diserahkannya karena itu adalah benda yang paling berharga yang dimilikinya. Dan dengan tawa mengejek, si komandan melemparkan firman Allah itu ke lantai dekat kakinya. Ia melotot kepada kelompok kecil itu sambil berkata, "Kami akan melepaskan kalian jika kalian mau meludahi buku yang berisi kebohongan ini. Siapa pun yang tidak mau meludahi buku itu, akan ditembak." Orang-orang itu tidak memiliki pilihan lain kecuali menuruti apa yang menjadi perintah komandan.
Seorang tentara mengacungkan pistol kepada salah seorang dari kelompok itu, "Kamu duluan." Pria itu perlahan berdiri dan berlutut di samping Alkitab itu, dengan berdoa "Bapa, tolong ampuni aku," ia meludah dan berjalan ke pintu. Tentara mundur dan memperbolehkannya keluar. Tentara itu kemudian menyuruh seorang wanita, sambil berurai air mata, ia nyaris tidak sanggup melakukan apa yang diperintahkan kepadanya. Ia meludah hanya sedikit, tetapi itu sudah cukup dan ia pun diizinkan pergi.
Dengan tenang, seorang gadis muda maju. Dan dengan penuh kasih pada Tuhannya, ia berlutut lalu mengangkat Alkitab itu. Disekanya ludah-ludah itu dengan gaunnya, sambil berdoa, "Ampunilah apa yang telah mereka lakukan kepada firman-Mu ya Tuhan." Dan seketika itu pula tentara komunis itu memuntahkan peluru menembus kepala gadis itu.
Buku: Jesus Freaks
Judul Kisah / Kesaksian: Doanya yang Terakhir
Penulis: DC Talk dan Voice Of Martyr
Penerbit: Cipta Olah Pustaka
Halaman: 54 -- 55
Jumat, 14 September 2007
BERKORBAN ITU INDAH
"Apa kabar daun hijau!!!" katanya. Tersentak daun hijau menoleh ke arah suara yang datang.
"Oo, kamu ulat. Badanmu kelihatan kecil dan kurus, mengapa?" tanya daun hijau.
"Aku hampir tidak mendapatkan dedaunan untuk makananku. Bisakah engkau membantuku sobat?" kata ulat kecil.
"Tentu ... tentu ... mendekatlah ke mari."
Daun hijau berpikir, jika aku memberikan sedikit dari tubuhku ini untuk makanan si ulat, aku akan tetap hijau, hanya saja aku akan kelihatan belobang-lobang, tapi tak apalah.
Perlahan-lahan ulat menggerakkan tubuhnya menuju daun hijau. Setelah makan dengan kenyang, ulat berterima kasih kepada daun hijau yang telah merelakan bagian tubuhnya menjadi makanan si ulat. Ketika ulat mengucapkan terima kasih kepada sahabat yang penuh kasih dan pengorbanan itu, ada rasa puas di dalam diri daun hijau. Sekalipun tubuhnya kini berlobang di sana sini, namun ia bahagia bisa melakukan bagi ulat kecil yang lapar.
Tidak lama berselang ketika musim panas datang, daun hijau menjadi kering dan berubah warna. Akhirnya ia jatuh ke tanah, disapu orang dan dibakar.
Apa yang terlalu berarti di dalam hidup kita sehingga kita enggan berkorban sedikit saja bagi sesama? Toh akhirnya semua yang ada akan binasa. Daun hijau yang baik mewakili orang-orang yang masih mempunyai "hati" bagi sesamanya. Yang tidak menutup mata ketika melihat sesamanya dalam kesulitan. Yang tidak membelakangi dan seolah-olah tidak mendengar ketika sesamanya berteriak minta tolong. Ia rela melakukan sesuatu untuk kepentingan orang lain dan sejenak mengabaikan kepentingan diri sendiri. Merelakan kesenangan dan kepentingan diri sendiri bagi sesama memang tidak mudah, tetapi indah.
Ketika berkorban, diri kita sendiri menjadi seperti daun yang berlobang, namun itu sebenarnya tidak mempengaruhi hidup kita. Kita akan tetap hijau, Allah akan tetap memberkati dan memelihara kita.
Bagi "daun hijau", berkorban merupakan satu hal yang mengesankan dan terasa indah serta memuaskan. Dia bahagia melihat sesamanya bisa tersenyum karena pengorbanan yang ia lakukan. Ia juga melakukannya karena menyadari bahwa ia tidak akan selamanya tinggal sebagai daun hijau. Suatu hari ia akan kering dan jatuh.
Demikianlah hidup kita, hidup ini hanya sementara kemudian kita akan mati. Itu sebabnya isilah hidup ini dengan perbuatan-perbuatan baik: kasih, pengorbanan, pengertian, kesetiaan, kesabaran dan kerendahan hati.
Jadikanlah berkorban itu sebagai sesuatu yang menyenangkan dan membawa sukacita tersendiri bagi anda. Dalam banyak hal kita bisa berkorban.
Mendahulukan kepentingan sesama, melakukan sesuatu bagi mereka, memberikan apa yang kita punyai dan masih banyak lagi pengorbanan yang bisa dilakukan. Jangan lupa bahwa kita pernah menerima pengorbanan yang tiada taranya dari Yesus hingga kita bisa diselamatkan seperti sekarang ini.
Mujizat di Kerajaan Semut
Selasa, 11 September 2007
MENGAPA TUHAN MEMBERIKAN KITA MASALAH ?
bertindak bodoh dan membenci masalah-masalah mereka daripada menghadapi dan merenungkan kebaikan apa yang bisa mereka dapat dari masalah-masalah tersebut. Ada lima cara Tuhan menggunakan masalah-masalah dalam kehidupan kita untuk menjadi sesuatu
kebaikan bagi kita:
1. Tuhan menggunakan masalah untuk MENGARAHKAN kita. Kadang-kadang Tuhan harus menyalakan api di bawah kita untuk membuat kita tetap bergerak. Sering kali masalah yang kita hadapi akan mengarahkan kita ke arah yang baru dan memberikan kita motivasi untuk berubah. Ada kalanya masalah menjadi cara yang Tuhan pakai untuk menarik perhatian kita.
2. Tuhan menggunakan masalah untuk MENGUJI kita. Manusia bagaikan teh celup... jika anda ingin tahu apa yang ada di dalamnya, celupkan saja ke dalam air panas! Tuhan kadang ingin menguji kesetiaan kita melalui masalah-masalah yang kita hadapi.
"Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan." (Yakobus 1:2-3).
3. Tuhan menggunakan masalah untuk MENGOREKSI kita. Ada pelajaran-pelajaran yang hanya dapat kita pelajari melalui penderitaan dan kegagalan. Mungkin waktu kita masih kecil orang tua kita mengajar kita untuk tidak boleh menyentuh kompor yang panas. Tetapi mungkin kita baru benar-benar belajar justru setelah tangan kita terbakar. Kadang-kadang kita baru bisa menghargai sesuatu... kesehatan, teman, hubungan..., saat kita sudah kehilangan.
"Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu." (Mazmur 119:71).
4. Tuhan menggunakan masalah untuk MELINDUNGI kita. Suatu masalah bisa menjadi berkat jika masalah tersebut menghindarkan kita dari bahaya. Tahun lalu ada seorang Kristen yang diberhentikan dari pekerjaannya karena ia menolak untuk melakukan sesuatu yang tidak etis bagi bossnya. Ia menjadi mengganggur, tetapi justru dari masalah itulah ia terhindar dari ditangkap dan dimasukan ke dalam penjara, karena setahun kemudian tindakan boss itu
terbongkar.
"Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan..." (Kejadian 50:20).
5. Tuhan menggunakan masalah untuk MENYEMPURNAKAN kita. Jika kita menanggapi masalah dengan cara dan pandangan yang benar, masalah tersebut bisa membentuk kita. Tuhan lebih memperhatikan karakter kita daripada kenyamanan kita. Hanya hubungan kita
dengan Tuhan yang akan kita bawa sampai kekal. " ... Kita malah bermegah dalam
kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita." (Roma 5:3-4)
Arsip Blog
-
▼
2007
(249)
-
▼
September
(31)
- Saingan Tuhan itu Bernama Surga dan Neraka
- Haruskah hati menciptakan jarak ?
- Let's Pray
- Daftar Kekurangan
- Lirik Rohani : How great is our God
- Kisah Sukses : Nelson Tansu
- BERSEPEDA BERSAMA YESUS
- Dia tahu yang terbaik
- Allah mempunyai fotomu
- Sebuah Surat dari BAPA
- Mother
- Di Terminal Aku Menunggumu
- Kisah Karpet
- Pesan Sang Ayah
- KURSI BAPAK YANG KOSONG
- Percakapan di depan Salib
- If love need a reason.........
- DOA NYA YANG TERAKHIR
- BERKORBAN ITU INDAH
- Mujizat di Kerajaan Semut
- MENGAPA TUHAN MEMBERIKAN KITA MASALAH ?
- Sepatu Yesus Buatmu
- Syukur atas Adaku !
- MEMIKUL SALIB
- Mari Menjala Manusia di Dunia Virtual Ini
- Encouraging words of our God
- Aku Ingin Kamu Tetap Hidup
- Betapa...
- Sahabat, Silahkan Duduk di Depan
- Mengapa Wanita begitu berarti bagi pria
- Do you know....?
-
▼
September
(31)