Jumat, 31 Agustus 2012

Minggu Biasa XXII

Mg Biasa XXII/Mg Kitab Suci Nasional: Ul 4:1-2.6-8; Yak 1:17-18.21b-22.27;Mrk 7:1-8.14-15.21-23
"Kamu semua, dengarlah kepada-Ku dan camkanlah".

Kitab Suci berisi tulisan-tulisan yang ditulis dalam ilham Allah, dan pertama-tama serta terutama untuk dibacakan, didengarkan dan dicamkan alias dicecap dalam-dalam, sehingga menjiwai cara hidup dan cara bertindak bagi orang yang mendengarkan dan mencecap dalam-dalam. Para pendahulu kita telah mencoba merenungkan dan mencecap dalam-dalam  apa yang tertulis di dalam Kitab Suci, serta kemudian meneruskannya kepada orang lain  ke dalam aneka bentuk tulisan reflektif, yang sungguh bermakna. Untuk itu kiranya kita berterima kasih kepada para pendahulu, dan sebagai ucapan syukur secara konkret, marilah apa yang mereka sharingkan ke dalam bentuk tulisan atau buku kita baca, renungkan dan cecap dalam-dalam, karena sebagaimana disabdakan oleh Yesus "Apa pun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya." (Mrk 7:15). Yang berasal dari luar diri kita ada aneka macam dan bentuk, entah itu berupa kata-kata, makanan maupun minuman dst.... Kita dengarkan dan cecap atau camkan dalam-dalam apa yang disabdakan oleh Yesus di atas.

"Kamu semua, dengarlah kepada-Ku dan camkanlah. Apa pun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya." (Mrk 7:14-15).

Kita semua dapat tumbuh-berkembang sebagaimana adanya pada saat ini hemat saya merupakan buah pengolahan dan pencecapan apa yang kita terima dari luar diri kita, entah itu berasal dari manusia, binatang, tanaman maupun situasi dan kondisi lingkungan hidup kita, yang dapat berbentuk tindakan maupun kata-kata. Dari lingkungan hidup yang segar, bersih dan sejuk kita dapat menghirup udara sehat dan segar yang sungguh membuat tubuh kita sehat dan segar, demikian pula aneka tanaman dan binatang yang tumbuh berkembang secara organis menjadi komsumsi kita sehari-hari juga, tentu saja setelah diolah secara memadai. Kami percaya kita sungguh telah menikmati dan mencecap dalam-dalam hal-hal tersebut di atas serta kemudian tergerak terus-menerus untuk mengulanginya.
Tentu saja tidak hanya hal-hal yang dapat membuat tubuh kita sehat dan segar secara fisik saja yang kita butuhkan, melainkan kita juga membutuhkan kesehatan dan kebugaran sosial, emosional, intelektual maupun spiritual. Maka hendaknya juga tidak melupakan atau mengesampingkan apa saja yang dapat membuat diri kita sungguh sehat dan bugar tidak hanya secara fisik saja. Mungkin yang baik kita perhatikan pada masa kini adalah yang terkait dengan masalah spiritual, mengingat dan memperhatikan kwalitas hidup bersama masa kini.  Maka untuk membina, memperkuat dan memperdalam kwalitas hidup spiritual kita, marilah pertama-tama kita baca, renungkan dan cecap dalam-dalam sabda Tuhan sebagaimana tertulis di dalam Kitab Suci.

Mungkin kita lebih dahulu dengan rendah hati mengakui dosa dan kelemahan kita, karena apa yang telah kita 'keluarkan dari diri kita', yang pada umumnya tidak baik, sebagaimana disabdakan oleh Yesus: "Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya, sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang." (Mrk 7:21-23). Setelah mengakui dosa dan kelemahan, tentu saja kemudian melakukan apa yang sebaliknya, sehingga dari diri atau hati kita keluar apa-apa yang menyelamatkan dan membahagiakan, terutama kebahagiaan atau keselamatan jiwa manusia. Yang menyelamatkan dan membaha-giakan adalah segala pikiran baik, benar, mulia dan berbudipekerti luhur yang timbul dari hati yang suci, yang membaktikan diri seutuhnya kepada Tuhan. Sabda atau firman Tuhan hendaknya menjadi sanntapan hidup sehari-hari, dan semoga di Hari Minggu Kitab Suci Nasional hari ini kita semua semakin diingatkan, digerakkan dan digiatkan dalam pendalaman dan pembacaan Sabda Tuhan sebagaimana tertulis di dalam Kitab Suci. Kami ingatkan bahwa sabda Tuhan pertama-tama dan terutama untuk dibacakan dan didengarkan, maka bagi mereka yang bertugas membacakan hendaknya sungguh membacakan dengan baik, sehingga dapat didengarkan, dan mereka yang mendengarkan sungguh mendengarkan dengan baik sampai hati merasa 'ditusuk', sebagaimana sering digambarkan 'hati yang tertusuk oleh panah' sebagaimana simbol cintakasih. Tentu saja hati kita tertusuk oleh sabda-sabda atau firman Tuhan, karena apa yang tetulis di dalam Kitab Suci ditulis dalam ilham Allah dan "segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran" (2Tim 3:16).

"Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran. Atas kehendak-Nya sendiri Ia telah menjadikan kita oleh firman kebenaran, supaya kita pada tingkat yang tertentu menjadi anak sulung di antara semua ciptaan-Nya." (Yak 1:17-18)

Segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah memang baik adanya, dan jika ada yang tidak baik berarti datang dari manusia, yang suka bertindak hanya mengikuti kehendak dan kemauan sendiri. Aneka bencana alam maupun musibah (kebakaran, kecelakaan lalu lintas dst..) hemat saya merupakan buah keserakahan dan kejahatan manusia. Maka baiklah pertama-tama kita bersyukur dan berterima kasih atas segala sesuatu yang baik yang telah kita nikmati dan miliki, misalnya kecantikan atau ketampanan, kesehatan dan kebugaran fisik, sahabat dan kenalan, aneka makanan dan minuman, dst..

Tentu  saja kita semua dipanggil untuk merawat dan mengelola semua ciptaan Allah tetap baik adanya, antara lain lingkungan hidup. Maka dengan ini kami mengajak anda sekalian untuk menjaga dan mengelola lingkungan hidup sebaik mungkin sesuai dengan kehendak Allah, mengingat dan memperhatikan pemanasan global yang sedang berlangsung saat ini hemat saya merupakan kelalaian dan keteledoran manusia yang menguras isi bumi maupun membabati hutan/ tanaman seenaknya. Hendaknya lahan-lahan kritis segera diselamatkan dengan ditanami aneka jenis tanaman yang dapat membuat lingkungan hidup enak untuk didiami, menarik dan mempesona untuk didatangi. Hendaknya keluarga-keluarga memperhatikan gerakan menjaga dan mengelola lingkungan tempat tinggalnya, dan mendidik anak-anak untuk peka terhadap perawatan dan pelestarian lingkungan hidup. Sekolah-sekolah hendaknya juga memperhatikan masalah lingkungan hidup, tidak hanya secara teoritis saja, melainkan secara praksis.

Salah satu ancaman konkret perusakan lingkungan hidup masa kini adalah aneka produk plastic, yang semakin marak di pasaran. Maka kami harapkan kita semua tidak dengan mudah menggunakan produk-produk plastic, entah sebagai sampul atau tas dst…, karena kita semua tahu sampah plastic yang berserakan di sana-sini telah merusak lingkungan hidup. Marilah kita seminim mungkin menggunakan plastic, dan kalau perlu sama sekali tidak menggunakannya, serta jika perlu kita adanya gerakan melawan penggunaan plastic seenaknya, antara lain tidak mengkonsumsi aneka minuman dalam kemasan plastic. Perawatan dan pelestarian lingkungan hidup masa kini hemat saya merupakan opsi yang harus dikerjakan oleh siapapun yang mendambakan kesejahteraan hidup bersama. Hendaknya juga diusahakan penghematan penggunaan kertas, karena pemborosan kertas berarti berpartisipasi perusakan hutan atau lingkungan hidup.

"TUHAN, siapa yang boleh menumpang dalam kemah-Mu? Siapa yang boleh diam di gunung-Mu yang kudus? Yaitu dia yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil dan yang mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya, yang tidak menyebarkan fitnah dengan lidahnya, yang tidak berbuat jahat terhadap temannya dan yang tidak menimpakan cela kepada tetangganya;yang memandang hina orang yang tersingkir, tetapi memuliakan orang yang takut akan TUHAN; yang berpegang pada sumpah, walaupun rugi;yang tidak meminjamkan uangnya dengan makan riba dan tidak menerima suap melawan orang yang tak bersalah. Siapa yang berlaku demikian, tidak akan goyah selama-lamanya."
 (Mzm 15)
Ign 2 September 2012

1sept


"Setiap orang yang mempunyai kepadanya akan diberi sehingga ia berkelimpahan"
(1Kor 1:26-31; Mat 25:14-30)
"Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka. Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat. Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu lalu beroleh laba lima talenta. Hamba yang menerima dua talenta itu pun berbuat demikian juga dan berlaba dua talenta. Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali lobang di dalam tanah lalu menyembunyikan uang tuannya. .....Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi."(Mat 25:14-18.29-30), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·  Sebagai manusia yang diciptakan oleh Tuhan kita memiliki tugas sebagaimana juga ditugaskan oleh manusia pertama, yaitu: 'bekerja untuk menguasai bumi seisinya yang diciptakan Tuhan demi keselamatan jiwa kita maupun saudara-saudari kita'. Masing-masing dari kita juga dianugerahi  aneka keterampilan dan kecakapan atau bakat yang berbeda satu sama lain, dan diharapkan kita memperkembangkan dan memperdalamnya dalam dan melalui hidup sehari-hari. Kita kita mendambakan hidup berbahagia dan selamat baik di dunia maupun di akhirat nanti, setelah dipanggil Tuhan, hendaknya kita tidak menyia-nyiakan anugerah Tuhan tersebut atau hidup bermalas-malasan. Ingat dan sadari bahwa bermalas-malasan dalam hidup dapat menjadi 'tempat subur bagi setan' atau dalam bahasa Jawa disebut 'bantaling setan', sehingga orang yang bermalasan-malasan akan cenderung untuk melakukan aneka kejahatan, hal-hal tak bermoral dan tak berbudi pekerti luhur, yang mencelakakan dirinya sendiri maupun orang lain, terutama jiwanya. Anugerah apapun yang kita terima dari Tuhan, hendaknya diperkembangkan dan diperdalam serta kemudian disumbangkan dalam kehidupan bersama, karena dengan demikian anugerah tersebut akan berlipat ganda. Sebagai contoh: uang disimpan dalam almari besi atau 'dibawah bantal' tak akan bertambah atau bahkan semakin berkurang nilainya, maka jika uang hendaknya 'berjalan-jalan terus' alias difungsikan untuk mendukung tugas panggilan dari Tuhan: bekerja. Demikian juga otak atau pikiran semakin digunakan akan semakin diperkaya dan berkembang, dst..
·  "Jangan ada seorang manusia pun yang memegahkan diri di hadapan Allah. Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita.Karena itu seperti ada tertulis: "Barangsiapa yang bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan." (1Kor 1:29-31). Bermegah di dalam Tuhan berarti senantiasa setia dan giat melaksanakan kehendak dan perintah Tuhan dalam situasi dan kondisi apapun dan dimanapun. Dengan kata lain marilah kita setia dan giat menghayati panggilan maupun kharisma atau visi yang terkait dengan panggilan kita masing-masing, meskipun untuk itu kita harus menghadapi aneka masalah, tantangan dan hambatan. Sebagai orang yang telah dibaptis, yang menandai nama kita dengan nama santo atau santa, marilah kita kenangkan santo atau santa pelindung kita masing-masing, karena santo atau santa pelindung kita kiranya telah teruji dan sukses dalam bermegah di dalam Tuhan. Hendaknya kita jangan bermegah atau bangga hanya karena kita kaya akan pengetahuan maupun harta benda atau uang, karena dengan demikian kita akan tergerak untuk berbakti kepada 'berhala modern' tersebut serta kemudian melupakan atau meninggalkan Tuhan yang telah menciptakan dan mengasihi kita tanpa batas. Kita yang beriman kepada Yesus Kristus dipanggil untuk meneladan cara hidup dan cara bertindak Yesus, sebagaimana diwartakan di dalam Injil, maka marilah kita perdalam dan perkembangkan pengenalan kita akan Yesus Kristus agar kita dengan demikian lebih mudah dan tepat meneladan cara hidup dan cara bertindakNya. Tak kenal juga tak akan sayang, demikian kata sebuah pepatah, sebaliknya dengan mengenal kita akan tergerak untuk menyayangi atau mengasihi. "Witing tresno jalaran soko kulino" = cintakasih lahir dari kebiasaan, demikian kata sebuah peribahasa Jawa.
"Aku mau menyanyikan syukur kepada-Mu dalam jemaah yang besar, di tengah-tengah rakyat yang banyak aku mau memuji-muji Engkau. Janganlah sekali-kali bersukacita atas aku orang-orang yang memusuhi aku tanpa sebab, atau mengedip-ngedipkan mata orang-orang yang membenci aku tanpa alasan. Karena mereka tidak membicarakan damai, dan terhadap orang-orang yang rukun di negeri mereka merancangkan penipuan, mereka membuka mulutnya lebar-lebar terhadap aku dan berkata: "Syukur, syukur, mata kami telah melihatnya!"
(Mzm 35:18-21)
Ign 1 September 2012

Mengembangkan Talenta Yang Tuhan Titipkan

Matius 25:14-30


"Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka. Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat. Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu lalu beroleh laba lima talenta.
Hamba yang menerima dua talenta itupun berbuat demikian juga dan berlaba dua talenta. Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali lobang di dalam tanah lalu menyembunyikan uang tuannya. Lama sesudah itu pulanglah tuan hamba-hamba itu lalu mengadakan perhitungan dengan mereka. Hamba yang menerima lima talenta itu datang dan ia membawa laba lima talenta, katanya: Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba lima talenta. Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta itu, katanya: Tuan, dua talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba dua talenta. Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam. Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan! Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam? Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya. Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu. Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi."

RENUNGAN :

# Setiap orang di karuniai talenta yang unik dan istimewa. 

Setiap pribadi adalah unik. Unik artinya istimewa dengan segala keberbedaannya. Keberbedaan tersebut juga terletak pada karunia dan talenta yang Tuhan titipkan pada kita.  Setiap orang telah di anugerahi talenta masing-masing, namun barangkali kita tidak menyadarinya. Kita perlu senantiasa berdoa, meneliti diri dan meminta pertolongan Tuhan agar kita bisa mengerti, apa sebetulnya talenta yang Tuhan berikan ke kita. Sehingga kita dapat mengembangkan talenta yang telah Tuhan anugerahkan, sehingga kita dapat menjadi berkat bagi banyak orang.

# Talenta setiap orang itu berbeda satu dengan lainnya


Talenta setiap orang itu berbeda, berarti kita tidak perlu menjadi sombong diri, karena sebetulnya talenta itu hanya titipan Tuhan.  Talenta yang banyak berarti tanggung jawab banyak dan besar, tetapi yang diberi sedikit, juga akan dituntut sedikit. Jadi, kita tidak perlu merasa minder. Karena talenta itu diberikan menurut kesanggupannya. Walaupun talenta kita sedikit, Tuhan pernah bersabda, kalau saya setia dalam perkara yang kecil, Tuhan akan memberkati saya dan memberikan saya tanggung jawab yg lebih besar.

#Talenta yang dikembangkan itu pasti akan menghasilkan buah


Apakah 5 menjadi 10, apakah 2 menjadi 4, apakah kalau memiliki 1 kemudian menjadi satu. Karena itu bukan berdasarkan apakah kita pintar atau bodoh, kita mampu atau tidak mampu? Ini adalah persoalan Roh Kudus yang menolong kita. Bukankah Paulus bilang,"Allah yang mengerjakan di dalam Aku baik itu kerinduan maupun kemampuan." Dalam pelayanan dan pekerjaan kita sehari-hari, kita mulai praktekan dan lakukan dengan setia.

# Talenta kita harus kita pertanggung jawabkan pada Tuhan

Jadi, setiap dari kita yang memiliki talenta, kita tidak bisa menjadi sombong. Janganlah semena-mena dan ingin memamerkan kemampuan dan harga diri kita di depan orang lain, atau untuk dipakai hanya untuk kepentingan-kepentingan dunia. Itu adalah sangat berbahaya. Apapun yang Tuhan percayakan kepada saya, saya harus pertanggungjawabkan. Kita bisa saja bilang,"Ini kan uang, uang saya ; ini kan pangkat, pangkat saya ; ini kan yg semua saya raih adalah milik saya."

Tetapi, tahukah kita bahwa suatu saat nanti, kita harus mempertanggungjawabkan segalanya kepada Tuhan. Tuhan akan berkata suatu saat nanti,"Aku telah mempercayakan harta yang berlimpah-limpah kepadamu, tetapi Aku taruh orang miskin di depan rumahmu, tetapi engkau mengusirnya, engkau tidak pernah memperdulikannya, Aku menuntut pertanggungjawaban dari padamu." Jadi, setiap talenta yang telah kita terima, harus dengan rendah hati berkata kepada Tuhan,"Tuhan, ini hidupku, pakai aku untuk menyenangkan hatimu dan menjadi berkat bagi orang lain."

# Tidak mengembangkan sebuah talenta adalah sebuah kejahatan

Tidak mengembangkan sebuah talenta, bukanlah sebuah kelalaian, bahkan bukan hanya sebuah kebodohan, tetapi merupakan sebuah kejahatan. Maka dikatakan pada ayat yg ke-26 Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, bahkan dikatakan pada ayat yang ke-30: Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi."

Berarti kita bisa lihat di sini, berarti ada hukuman. Biarlah dengan talenta yg kita miliki, kita dengan kerendahan hati dan suka cita, berkatalah kepada Tuhan,"Aku mau menjadi berkat senantiasa. Talenta yang berbeda satu sama lain, tetapi biarlah kita tetap bergandengan tangan dan bilang,"Tuhan, untuk pekerjaan Tuhan, kita harus selalu bersatu, untuk menyatakan kemuliaan Tuhan.

Renungan Harian Air Hidup: RANCANGAN TUHAN BAGI KITA (1)

Renungan Harian Air Hidup
Saduran dari buku Renungan Harian Air Hidup // via fulltextrssfeed.com
RANCANGAN TUHAN BAGI KITA (1)
Aug 31st 2012, 18:00

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 1 September 2012 -

Baca:  Kejadian 1:1-13

"Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka."  Kejadian 1:27

Alkitab menegaskan bahwa kita diciptakan serupa dan segambar dengan Allah:  "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." (Kejadian 1:26).  Ini menunjukkan kejadian kita ajaib dan dahsyat.  Bukan secara kebetulan kita diciptakan, melainkan dalam rencana Allah, sehingga Ia pun memiliki rancangan dalam kehidupan kita.

     Apa rancangan Tuhan atas kita?  1.  Kita dirancang Tuhan untuk diberkati.  "Allah memberkati mereka," (Kejadian 1:28a).  Memang, akibat dosa dan pelanggaran manusia pertama, berkat itu menjadi terhalang.  Tapi kedatangan Tuhan Yesus ke bumi adalah untuk mengembalikan apa yang telah dirampas oleh Iblis.  Dikatakan, "Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan." (Yohanes 10:10b).  Melalui penebusan Kristus di atas kayu salib kita diperdamaikan dengan Allah.  Kita yang percaya kepada Tuhan Yesus diangkat sebagai anak-anak Allah (baca Galatia 3:26).  Sebagai anak-anak Allah berarti kita juga "...adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah," (Roma 8:17).

     Mungkin saat ini kita belum mengalami penggenapan janji Tuhan atau belum diberkati, jangan putus asa dan kecewa.  Bangun terus persekutuan yang karib dengan Tuhan dan tetaplah hidup dalam ketaatan, "Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia." (1 Korintus 15:58b).  2.  Kita dirancang Tuhan untuk memiliki keturunan atau beranak cucu (produktif).  Dikatakan, "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi..." (Kejadian 1:28).  Bukan hanya keturunan ilahai yang kita hasilkan, tapi Tuhan juga menghendaki supaya kehidupan kita menghasilkan buah.  Tuhan berkata, "Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah." (Yohanes 15:2).

Karena itu "...hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan." (Matius 3:8): ada buah-buah Roh, buah jiwa dan buah pelayanan.

Related Posts :

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions

RSS Santapan Harian: Sabtu, 1 September 2012 - Belajar merendahkan diri (Filipi 2:1-11)

RSS Santapan Harian
Daftar Edisi RSS Santapan Harian // via fulltextrssfeed.com
Sabtu, 1 September 2012 - Belajar merendahkan diri (Filipi 2:1-11)
Aug 31st 2012, 17:31

Judul: Belajar merendahkan diri Setiap kita merupakan bagian dari komunitas yang memiliki identitas tertentu, entah itu keluarga, gereja, atau masyarakat. Kekuatan komunitas orang percaya terletak pada kesatuan hati, pikiran, kasih, jiwa, dan tujuan di antara para anggotanya (2). Jika kesatuan itu tidak dimiliki, maka kesatuan orang percaya berada dalam bahaya.

Paulus melihat adanya ancaman internal yang berpotensi mengoyak kesatuan jemaat Filipi, yaitu sikap yang mementingkan diri sendiri sehingga menganggap orang lain tidak penting. Sikap ini merupakan wujud kesombongan karena menganggap diri lebih baik dan lebih hebat daripada orang lain. Sikap sombong ini dapat menghancurkan hubungan antar pribadi dan berpotensi menghambat kemajuan dalam komunitas orang percaya.

Orang dengan sikap seperti ini senang mendapatkan pujian bagi dirinya sendiri (3). Ia menganggap dirinya yang paling hebat dan menginginkan orang lain pun menganggap dia demikian. Orang seperti ini biasanya sulit untuk bekerja sama dengan orang lain. Bagi orang tersebut keutuhan komunitas bukanlah prioritasnya.

Menanggapi ancaman tersebut, Paulus mengajak segenap jemaat Filipi untuk menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat di dalam Kristus Yesus (5). Yesus sendiri rela melepaskan identitas dengan segala hak-Nya walaupun Ia adalah Allah. Ia rela mengosongkan diri-Nya supaya orang berdosa dapat diselamatkan. Ia mengabaikan kemuliaan diri-Nya dengan membiarkan diri dihina, direndahkan, disiksa, bahkan dibunuh. Perhatikanlah bagaimana Yesus telah merendahkan diri-Nya.

Merendahkan diri memang bukan perkara mudah, sebab itu kita perlu melatih diri untuk bersikap demikian dalam relasi kita dengan sesama, khususnya di antara orang percaya. Itu bisa ditunjukkan dengan kesediaan mengalah saat berbeda pendapat untuk hal-hal yang tidak prinsipiel. Dalam kehidupan berjemaat pun kiranya kita belajar untuk tidak menonjolkan diri sendiri saja, tetapi juga memberi kesempatan kepada orang lain untuk maju.

Diskusi renungan ini di Facebook: http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2012/09/01/

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions

renungan harian online: Pohon yang Sehat

renungan harian online
renungan harian online bagi yang haus akan Tuhan
Pohon yang Sehat
Aug 31st 2012, 15:00

Ayat bacaan: Lukas 13:8-9
=====================
"Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!"

Apabila anda sering menanam pohon, anda tentu tahu bahwa untuk membuat pohon itu berbuah lebat itu tidak semudah yang dipikirkan. "Dibilang sulit-sulit banget tidak, tapi gampang juga tidak.." kata seorang teman pada suatu kali. Kita akan berpikir bahwa pupuk dibutuhkan agar pohon bisa berbuah lebat, tapi sesungguhnya ada banyak hal lain yang tidak kalah penting untuk diperhatikan. Misalnya? Kita harus rajin membersihkan pohon-pohon dari benalu, ilalang atau tanaman liar yang tumbuh disekitarnya. Parasit dan benalu ini akan membuat buah menjadi sedikit, tidak segar atau bahkan gagal berbuah karena zat-zat yang dibutuhkan ranting untuk menghasilkan buah habis diserap oleh benalu-benalu itu. Maka segala benalu dan parasit yang menempel pun harus segera dipotong dan dibuang sesegera mungkin.Kemudian kita juga harus memperhatikan betul kondisi dahan-dahannya, karena pohon akan sulit menghasilkan buah secara produktif apabila ada terlalu banyak tunas yang tumbuh pada setiap dahan. Maka ia memilah-milah tunas yang tumbuh disana. Apabila tunas itu ternyata tidak produktif, tunas itu harus segera Daun-daunnya pun harus rajin-rajin dipangkas agar rantingnya bisa berbuah dengan baik. Perhatikan pula kutu atau hama tanaman yang seringkali menempel di posisi-posisi tak terlihat, seperti di balik daun misalnya. Tanpa melakukan berbagai usaha ini, niscaya pohon itu akan tumbuh sia-sia tanpa buah dan lama kelamaan akan mati.

Alkitab dalam beberapa kesempatan mempergunakan pohon atau tanaman ini sebagai analogi untuk menunjukkan pertumbuhan rohani kita. Yesus memberi perumpamaan Tuhan sebagai tukang kebun dan kita sebagai pohon-pohon yang ada dalam kebun itu. Secara tegas Yesus mengatakan seperti ini: "Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik. Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api." (Matius 7:18-19). Lihatlah bahwa peringatan ini sangat serius. Pohon yang tidak berbuah, atau yang buahnya jelek sajapun, pada akhirnya akan ditebang dan dibakar. Hal ini bisa membawa kita masuk ke dalam sebuah perenungan, apakah kita sudah menjadi pohon yang sehat? Sudahkah kita menghasilkan buah yang baik? Jika belum, seperti halnya pohon-pohon nyata, kita harus melalui proses pemotongan tunas-tunas yang tidak produktif, pembersihan benalu dan parasit yang menempel dalam hidup kita. Dan namanya prose pembersihan, itu bisa menyakitkan atau setidaknya terasa tidak nyaman. Tapi proses ini harus kita lalui, agar pada akhirnya kita bisa menjadi pohon yang tumbuh subur dengan menghasilkan buah lebat dan ranum.

Ada sebuah perumpamaan singkat lainnya yang menarik berasal dari Yesus. "Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: "Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya. Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma! Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya,mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!" (Lukas 13:6-9). Perumpamaan ini menggambarkan Tuhan sebagai pemilik kebun, mendapati ada umatNya yang tidak berbuah dalam jangka waktu lama. Perhatikan ada jangka waktu tertentu yang diberikan Tuhan yang membuka kesempatan bagi kita untuk berubah. Namun ketika kesempatan itu disia-siakan, pohon yang tidak berguna itu pada akhirnya akan ditebang. Pohon Ara itu hidup percuma dan hanya menghabiskan zat-zat nutrisi yang dibutuhkan tanaman anggur dalam kebun. Namun secara luar biasa, Yesus yang diumpamakan sebagai pengurus kebun meminta kesempatan sekali lagi. "aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia berbuah." (ay 8-9a). Sang "Pengurus kebun" akan mengerjakan segala sesuatu bagi pohon agar bisa berbuah dan tidak harus ditebang dan berakhir di bara api. Hidup kita yang begitu rusak oleh benalu dan tunas-tunas dosa seringkali tidak lagi dapat diperbaiki sendiri, sehingga kita membutuhkan uluran tangan Yesus untuk "mencangkul tanah dan memberi pupuk" agar  bisa selamat.

Tuhan Yesus telah datang untuk menyelamatkan kita. Dalam prosesnya, terkadang ada bagian-bagian yang tidak efektif dari diri kita harus dicangkul atau dipotong dan itu bukanlah hal yang menyenangkan. Proses itu terkadang bisa membuat kita menderita. Tapi itu sungguh diperlukan agar kita selamat dari ditebang dan dilempar kedalam api. Yesus pun berseru: "Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku." (Yohanes 15:4). Agar kita bisa bertumbuh dan berbuah dengan baik, kita harus tetap tinggal di dalam Kristus, dan Kristus di dalam kita, baik dalam kehidupan sehari-hari, keluarga maupun pekerjaan, hendaklah Tuhan selalu ikut serta bersama kita. Ketika ada proses-proses pemotongan tunas yang tidak produktif atau pembersihan benalu, laluilah itu dengan suka cita, karena proses itu sungguh diperlukan untuk menjadikan kita pohon yang berbuah lebat. Sebatang pohon dikenal dari buahnya. Pohon yang baik akan berbuah baik, begitu pula sebaliknya. "Jikalau suatu pohon kamu katakan baik, maka baik pula buahnya; jikalau suatu pohon kamu katakan tidak baik, maka tidak baik pula buahnya. Sebab dari buahnya pohon itu dikenal." (Matius 12:33). Ada banyak ranting, tunas dan benalu dalam hidup kita yang harus dipotong agar kita berbuah lebat. Apakah itu kesombongan, harta, kebiasaan buruk, status, adat dan sebagainya, jika itu menghambat kita untuk berbuah, ijinkan Tuhan untuk memotongnya. Kita juga harus memperhatikan betul penyegaran roh dan jiwa kita lewat Firman Tuhan, dan rajin-rajin memupuk kedisplinan kita untuk terus taat dan berjalan dalam koridorNya. Hanya dengan demikianlah kita bisa menjadi pohon yang tumbuh subur menghasilkan buah yang banyak.

Agar bisa berbuah lebat, pohon harus dipupuk, dirawat, disegarkan dan dibersihkan

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions

Pohon yang Sehat

Ayat bacaan: Lukas 13:8-9
=====================
"Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!"

Apabila anda sering menanam pohon, anda tentu tahu bahwa untuk membuat pohon itu berbuah lebat itu tidak semudah yang dipikirkan. "Dibilang sulit-sulit banget tidak, tapi gampang juga tidak.." kata seorang teman pada suatu kali. Kita akan berpikir bahwa pupuk dibutuhkan agar pohon bisa berbuah lebat, tapi sesungguhnya ada banyak hal lain yang tidak kalah penting untuk diperhatikan. Misalnya? Kita harus rajin membersihkan pohon-pohon dari benalu, ilalang atau tanaman liar yang tumbuh disekitarnya. Parasit dan benalu ini akan membuat buah menjadi sedikit, tidak segar atau bahkan gagal berbuah karena zat-zat yang dibutuhkan ranting untuk menghasilkan buah habis diserap oleh benalu-benalu itu. Maka segala benalu dan parasit yang menempel pun harus segera dipotong dan dibuang sesegera mungkin.Kemudian kita juga harus memperhatikan betul kondisi dahan-dahannya, karena pohon akan sulit menghasilkan buah secara produktif apabila ada terlalu banyak tunas yang tumbuh pada setiap dahan. Maka ia memilah-milah tunas yang tumbuh disana. Apabila tunas itu ternyata tidak produktif, tunas itu harus segera Daun-daunnya pun harus rajin-rajin dipangkas agar rantingnya bisa berbuah dengan baik. Perhatikan pula kutu atau hama tanaman yang seringkali menempel di posisi-posisi tak terlihat, seperti di balik daun misalnya. Tanpa melakukan berbagai usaha ini, niscaya pohon itu akan tumbuh sia-sia tanpa buah dan lama kelamaan akan mati.

Alkitab dalam beberapa kesempatan mempergunakan pohon atau tanaman ini sebagai analogi untuk menunjukkan pertumbuhan rohani kita. Yesus memberi perumpamaan Tuhan sebagai tukang kebun dan kita sebagai pohon-pohon yang ada dalam kebun itu. Secara tegas Yesus mengatakan seperti ini: "Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik. Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api." (Matius 7:18-19). Lihatlah bahwa peringatan ini sangat serius. Pohon yang tidak berbuah, atau yang buahnya jelek sajapun, pada akhirnya akan ditebang dan dibakar. Hal ini bisa membawa kita masuk ke dalam sebuah perenungan, apakah kita sudah menjadi pohon yang sehat? Sudahkah kita menghasilkan buah yang baik? Jika belum, seperti halnya pohon-pohon nyata, kita harus melalui proses pemotongan tunas-tunas yang tidak produktif, pembersihan benalu dan parasit yang menempel dalam hidup kita. Dan namanya prose pembersihan, itu bisa menyakitkan atau setidaknya terasa tidak nyaman. Tapi proses ini harus kita lalui, agar pada akhirnya kita bisa menjadi pohon yang tumbuh subur dengan menghasilkan buah lebat dan ranum.

Ada sebuah perumpamaan singkat lainnya yang menarik berasal dari Yesus. "Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: "Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya. Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma! Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya,mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!" (Lukas 13:6-9). Perumpamaan ini menggambarkan Tuhan sebagai pemilik kebun, mendapati ada umatNya yang tidak berbuah dalam jangka waktu lama. Perhatikan ada jangka waktu tertentu yang diberikan Tuhan yang membuka kesempatan bagi kita untuk berubah. Namun ketika kesempatan itu disia-siakan, pohon yang tidak berguna itu pada akhirnya akan ditebang. Pohon Ara itu hidup percuma dan hanya menghabiskan zat-zat nutrisi yang dibutuhkan tanaman anggur dalam kebun. Namun secara luar biasa, Yesus yang diumpamakan sebagai pengurus kebun meminta kesempatan sekali lagi. "aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia berbuah." (ay 8-9a). Sang "Pengurus kebun" akan mengerjakan segala sesuatu bagi pohon agar bisa berbuah dan tidak harus ditebang dan berakhir di bara api. Hidup kita yang begitu rusak oleh benalu dan tunas-tunas dosa seringkali tidak lagi dapat diperbaiki sendiri, sehingga kita membutuhkan uluran tangan Yesus untuk "mencangkul tanah dan memberi pupuk" agar  bisa selamat.

Tuhan Yesus telah datang untuk menyelamatkan kita. Dalam prosesnya, terkadang ada bagian-bagian yang tidak efektif dari diri kita harus dicangkul atau dipotong dan itu bukanlah hal yang menyenangkan. Proses itu terkadang bisa membuat kita menderita. Tapi itu sungguh diperlukan agar kita selamat dari ditebang dan dilempar kedalam api. Yesus pun berseru: "Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku." (Yohanes 15:4). Agar kita bisa bertumbuh dan berbuah dengan baik, kita harus tetap tinggal di dalam Kristus, dan Kristus di dalam kita, baik dalam kehidupan sehari-hari, keluarga maupun pekerjaan, hendaklah Tuhan selalu ikut serta bersama kita. Ketika ada proses-proses pemotongan tunas yang tidak produktif atau pembersihan benalu, laluilah itu dengan suka cita, karena proses itu sungguh diperlukan untuk menjadikan kita pohon yang berbuah lebat. Sebatang pohon dikenal dari buahnya. Pohon yang baik akan berbuah baik, begitu pula sebaliknya. "Jikalau suatu pohon kamu katakan baik, maka baik pula buahnya; jikalau suatu pohon kamu katakan tidak baik, maka tidak baik pula buahnya. Sebab dari buahnya pohon itu dikenal." (Matius 12:33). Ada banyak ranting, tunas dan benalu dalam hidup kita yang harus dipotong agar kita berbuah lebat. Apakah itu kesombongan, harta, kebiasaan buruk, status, adat dan sebagainya, jika itu menghambat kita untuk berbuah, ijinkan Tuhan untuk memotongnya. Kita juga harus memperhatikan betul penyegaran roh dan jiwa kita lewat Firman Tuhan, dan rajin-rajin memupuk kedisplinan kita untuk terus taat dan berjalan dalam koridorNya. Hanya dengan demikianlah kita bisa menjadi pohon yang tumbuh subur menghasilkan buah yang banyak.

Agar bisa berbuah lebat, pohon harus dipupuk, dirawat, disegarkan dan dibersihkan

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

Kamis, 30 Agustus 2012

Renungan Harian Kita: Mencari Yang Aman

Renungan Harian Kita
Renungan harian online kristen dan katolik, santapan harian, bahan saat teduh, Kumpulan khotbah hamba Tuhan, Mujizat Tuhan, Mujizat kesembuhan, Kata-kata bijak, kata-kata penghiburan, kata-kata motivasi, lirik dan chord lagu rohani, kisah cinta dan sahabat sejati, humor, kisah nyata dan kesaksian kristen, dan kisah-kisah kehidupan yang mengharukan dan menguatkan Iman rohani kita. Anda bisa berbagi cerita dengan mengirim cerita Anda ke renunganhariankita@yahoo.com // via fulltextrssfeed.com
Mencari Yang Aman
Aug 31st 2012, 06:04

II Timotius 1:7
"Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban."

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 47; Titus 1; Yesaya 47-48

Pendiri dan pimpinan sebuah perusahaan penerbangan yang sukses di Amerika Serikat suatu hari mengungkapkan filsafat bisnisnya kepada wartawan yang mewawancarainya, "Saya suka melakukan hal-hal yang menakutkan. Tanpa ketakutan, tidak ada keberanian." Itulah yang menyebabkan ia selalu mencari kemungkinan-kemungkinan untuk dapat memperluas jangkauan penerbangan, bukannya berpuas diri dengan kekayaan yang telah dicapai oleh perusahaan penerbangannya. Ia menempuh banyak resiko setiap kali ia memulai pelayanan ke kota-kota yang baru. Namun, ia tidak pernah patah semangat.

Keberanian bukan berarti tidak ada ketakutan, melainkan adanya kemauan untuk bertindak bahkan ketika kita merasa takut akan apa yang mungkin terjadi bila kita melakukannya. Ketika Paulus menulis surat kepada rekannya, Timotius, ia mendorong Timotius untuk berani bertindak demi Kristus, walaupun keberanian Paulus sendiri telah membawanya ke penjara (Baca II Timotius 1:7-8).

Ada banyak orang yang telah mencapai kesuksesan saat ini lebih "mencari yang aman" saja. Mereka tidak mau mengambil resiko lagi untuk memulai sesuatu yang baru karena mereka takut mengalami kegagalan, dan hal yang tidak sedikit pula dilakukan oleh orang-orang percaya. Orang-orang Kristiani banyak yang sudah merasa aman dengan Yesus, dan tidak berani memperkenalkan Yesus  kepada orang-orang lain yang belum mengenal-Nya, karena mereka takut ditolak, takut dibenci. Tetapi, sesungguhnya "mencari yang aman" tidak sepantasnya menjadi pilihan para pengikut Kristus. Orang-orang percaya senantiasa dipanggil untuk mengidentifikasi diri secara terang-terangan dengan Yesus dan dengan mereka yang menderita karena kesetiaan kepada Kristus. Kekuatan untuk melakukan hal itu datangnya dari Roh Kudus yang diam kita.

Marilah menjadi orang-orang yang berani dan menghadapi segala sesuatu yang menakutkan pada hari ini, termasuk memperkenalkan Yesus kepada orang-orang yang belum mengenal-Nya.

Menjadi pengikut Kristus berarti siap untuk mau keluar dari zona aman hidup Anda

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions

Mencari Yang Aman

II Timotius 1:7
"Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban."

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 47; Titus 1; Yesaya 47-48

Pendiri dan pimpinan sebuah perusahaan penerbangan yang sukses di Amerika Serikat suatu hari mengungkapkan filsafat bisnisnya kepada wartawan yang mewawancarainya, "Saya suka melakukan hal-hal yang menakutkan. Tanpa ketakutan, tidak ada keberanian." Itulah yang menyebabkan ia selalu mencari kemungkinan-kemungkinan untuk dapat memperluas jangkauan penerbangan, bukannya berpuas diri dengan kekayaan yang telah dicapai oleh perusahaan penerbangannya. Ia menempuh banyak resiko setiap kali ia memulai pelayanan ke kota-kota yang baru. Namun, ia tidak pernah patah semangat.

Keberanian bukan berarti tidak ada ketakutan, melainkan adanya kemauan untuk bertindak bahkan ketika kita merasa takut akan apa yang mungkin terjadi bila kita melakukannya. Ketika Paulus menulis surat kepada rekannya, Timotius, ia mendorong Timotius untuk berani bertindak demi Kristus, walaupun keberanian Paulus sendiri telah membawanya ke penjara (Baca II Timotius 1:7-8).

Ada banyak orang yang telah mencapai kesuksesan saat ini lebih "mencari yang aman" saja. Mereka tidak mau mengambil resiko lagi untuk memulai sesuatu yang baru karena mereka takut mengalami kegagalan, dan hal yang tidak sedikit pula dilakukan oleh orang-orang percaya. Orang-orang Kristiani banyak yang sudah merasa aman dengan Yesus, dan tidak berani memperkenalkan Yesus  kepada orang-orang lain yang belum mengenal-Nya, karena mereka takut ditolak, takut dibenci. Tetapi, sesungguhnya "mencari yang aman" tidak sepantasnya menjadi pilihan para pengikut Kristus. Orang-orang percaya senantiasa dipanggil untuk mengidentifikasi diri secara terang-terangan dengan Yesus dan dengan mereka yang menderita karena kesetiaan kepada Kristus. Kekuatan untuk melakukan hal itu datangnya dari Roh Kudus yang diam kita.

Marilah menjadi orang-orang yang berani dan menghadapi segala sesuatu yang menakutkan pada hari ini, termasuk memperkenalkan Yesus kepada orang-orang yang belum mengenal-Nya.

Menjadi pengikut Kristus berarti siap untuk mau keluar dari zona aman hidup Anda

Gadis-gadis yang bodoh dan gadis-gadis yang bijaksana

Mat. 25:1-13

"Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki. Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana. Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak, sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka.
Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur.  Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia! Gadis-gadis itupun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka. Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam.  Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ. Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup.  Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata: Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu! Tetapi ia menjawab: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu. Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya."


Renungan:

Keteledoran dan kecerobohan, dua penyakit manusia yang dapat mengarah kepada perbuatan yang menggagalkan. Orang yang teledor artinya orang yang lalai, kurang teliti dan konsentrasi untuk melakukan suatu pekerjaan. Sedangkan kecerobohan adalah hal yang menyertai orang yang teledor, (Jawa= grusa-grusu), maunya serba cepat, kurang perhatian akibatnya hasilnya tidak memuaskan.

Itulah dua penyakit berbahaya dalam hidup manusia. Mungkin saja dua hal itu ada di dalam diri mereka yang didalam kisah Injil hari ini dikatakan gadis-gadis bodoh yang membawa pelita tetapi tidak membawa minyak karena teledor dan ceroboh tidak bijaksana biasa jadi karena mengatur diri tidak baik sehingga akibatnya fatal. Dalam kehidupan kita demikian juga. Segala sesuatu yang dikerjakan dengan terburu-buru tanpa ada waktu hening dan tenang pasti tidak berhasil dengan baik. Belajar dari gadis-gadis yang bodoh atau tidak bijaksana itu marilah bekerja dengan tenang.

(Renungan Harian Mutiara Iman 2012, Yayasan Pustaka Nusatama,Yogyakarta)

Renungan Harian Air Hidup: TIDAK TAWAR HATI: Berjalan Dalam Iman!

Renungan Harian Air Hidup
Saduran dari buku Renungan Harian Air Hidup // via fulltextrssfeed.com
TIDAK TAWAR HATI: Berjalan Dalam Iman!
Aug 30th 2012, 18:00

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 31 Agustus 2012 -

Baca:  Amsal 24:1-34

"Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu."  Amsal 24:10

Tiada terasa hari-hari dalam bulan Agustus ini telah kita lewati.  Hari ini hari terakhir di bulan ini, apakah yang Saudara rasakan?  Masihkah kita memiliki hati yang tawar?  Setiap orang pasti pernah mengalami apa yang disebut dengan tawar hati, terlebih-lebih ketika mereka sedang diperhadapkan pada pergumulan yang berat.  Tawar hati menunjuk pada suatu kondisi hati yang dilanda kekecewaan mendalam karena beratnya beban yang harus ditanggung oleh seseorang.  Tawar hati inilah yang mengakibatkan seseorang menjadi lemah, kehilangan semangat dan putus asa.  Ayat nas menyatakan bahwa jika kita tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatan kita.

     Ketika mendapat mandat untuk memimpin bangsa Israel menggantikan Musa, Tuhan mengingatkan Yosua,  "Janganlah kecut dan tawar hati, sebab Tuhan, Allahmu, menyertai engkau, ke manapun engkau pergi."  (Yosua 1:9b).  Jika Yosua terus tawar hati, niscaya dia tidak akan mampu membawa bangsa Israel merebut tanah Kanaan.  Akhirnya Yosua terus berjalan dengan iman memimpin bangsa Israel, dikuatkan dengan janji Tuhan bahwa  "Setiap tempat yang akan diinjak oleh telapak kakimu Kuberikan kepada kamu, seperti yang telah Kujanjikan kepada Musa."  (Yosua 1:3).  Berjalan dengan iman bukanlah suatu tindakan yang nekat tanpa dasar, tapi tindakan yang disertai dengan keyakinan akan firman Tuhan, mempercayakan diri kepadaNya, dan taat kepadaNya.  Berjalan dalam iman berarti  "...tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal."  (2 Korintus 4:18).  Dalam Ibrani 11:1 dikatakan,  "Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat."

     Saudaraku yang terkasih, percaya pada pemeliharaan Tuhan adalah hal yang mutlak bagi setiap orang percaya.  Yakinlah bahwa Tuhan tidak pernah memberikan pencobaan melampaui batas kekuatan kita.  Pada saat yang tepat Dia pasti akan menolong dan memberikan jalan ke luar yang terbaik.  Karena itu jangan lupa untuk selalu bersyukur dalam segala keadaan dan mengamini setiap janji Tuhan dalam hidup kita.

Sambutlah hari esok dengan iman dan jangan tawar hati lagi!

Related Posts :

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions

RSS Santapan Harian: Jumat, 31 Agustus 2012 - Karunia untuk percaya dan menderita (Filipi 1:27-30)

RSS Santapan Harian
Daftar Edisi RSS Santapan Harian // via fulltextrssfeed.com
Jumat, 31 Agustus 2012 - Karunia untuk percaya dan menderita (Filipi 1:27-30)
Aug 30th 2012, 17:28

Judul: Karunia untuk percaya dan menderita Di tengah zaman yang penuh kesulitan dan pergolakan, pengikut Kristus diharapkan dapat menjadi teladan bagi kehidupan orang lain yang belum percaya. Seperti apakah hidup Kristen yang harus kita jalani agar dapat menjadi teladan bagi dunia?

Situasi yang dihadapi oleh jemaat di Filipi tidaklah mudah. Pemimpin rohani yang mereka hormati dan kasihi sedang di penjara (13). Segenap jemaat tidak saja cemas dengan keadaan Paulus, tetapi juga dengan keadaan mereka sendiri. Untuk ketakutan semacam itu, Paulus mengingatkan jemaat untuk tetap hidup berpadanan dengan Injil Kristus (27). Jemaat tidak perlu takut terhadap pihak lain yang menekan. Di dalam tekanan yang seberat apa pun, tugas orang Kristen adalah hidup sesuai dengan Injil Kristus. Nasihat Paulus ini bertolak belakang dengan kebiasaan yang berlaku di dunia. Di dalam tekanan dan ketakutan, kita sering tergoda untuk berkompromi dan mengorbankan iman serta identitas kita sebagai orang Kristen. Paulus dengan tegas menyatakan bahwa komitmen hidup kepada Injil Kristus tidak seharusnya dipengaruhi oleh situasi sulit yang sedang dihadapi.

Untuk menjawab kekuatiran jemaat Filipi itu, Paulus menjelaskan bahwa karunia Kristus bagi orang Kristen bukan saja membuka jalan bagi kita untuk percaya kepada Kristus, tetapi juga menderita karena Kristus (29). Paulus mengindikasikan bahwa kedua karunia tersebut bagaikan dua muka dari satu keping uang yang sama. Iman kepada Kristus bukanlah iman yang teoretis, tetapi iman yang taat mengikuti setiap jalan yang dilalui Kristus. Kita mungkin merasa tidak mampu, tetapi karunia percaya dan karunia menderita telah dianugerahkan satu paket bagi kita, seperti yang disaksikan oleh Paulus di dalam hidupnya sendiri (30).

Ingatlah bahwa hidup Kristen adalah hidup yang sepenuhnya berpadanan pada Injil Kristus, dan hidup yang sepenuhnya bergantung pada karunia Yesus Kristus. Biarlah melalui kehidupan semacam ini, kita dapat menjadi teladan bagi orang lain di tengah-tengah dunia ini.

Diskusi renungan ini di Facebook: http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2012/08/31/

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions

31 agt


"Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana."

(1Kor 1:17-25; Mat 25:1-15)

 "Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki. Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana. Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak, sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka. Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur. Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia! Gadis-gadis itu pun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka. Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam. Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ. Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup. Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata: Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu! Tetapi ia menjawab: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu. Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya." "Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka.Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat." (Mat 25:1-15), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Bodoh dan bijaksana dalam hal hidup beriman atau beragama hemat saya lebih erat kaitannya dengan hati daripada otak, dengan kata lain bijaksana merupakan cirikhas hidup orang baik, berbudi pekerti luhur atau bermoral. Kita semua kiranya mendambakan diri tumbuh berkembang menjadi pribadi yang bijaksana, maka marilah kita perhatikan pembinaan atau pendampingan hati, jiwa dan akal budi kita. Memang kesehatan dan kebugaran fisik juga penting, karena ketika tubuh kita sehat dan bugar kiranya kita akan mendapat kemudahan untuk mengembangkan dan memperdalam hati, jiwa dan akal budi. Maka marilah pertama-tama kita berusaha menjaga kesehatan dan kebugaran fisik kita, yang memang di dalamnya secara inklusif kita juga memperhatikan jiwa, hati dan akal budi kita. Tumbuh-berkembang menjadi bijaksana juga erat kaitannya dengan 'talenta' yang dianugerahkan Tuhan kepada kita, entah itu berupa kesehatan, keterampilan, kebugaran, kecerdasan dst.., maka jika kita mendambakan diri kita tumbuh berkembang menjadi pribadi yang bijaksana hendaknya mengembangkan dan memperdalam talenta yang telah dianugerahkan oleh Tuhan kepada kita. Segala macam dan bentuk talenta ketika dikembangkan serta disumbangkan kepada orang lain tidak akan berkurang, melainkan akan bertambah dan semakin mendalam dan handal. Usaha untuk bijaksana juga perlu disertai dengan doa atau kehidupan rohani yang baik dan memadai, maka hendaknya jangan melupakan hidup doa atau hidup rohani sehari-hari.

·   "Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat, tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan, tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah." (1Kor 1:22-24). Orang-orang Yahudi lebih menekankan adat-istiadat dan orang-orang Yunani lebih menekankan logika atau pikiran, yang pada hemat saya keduanya sungguh sangat terbatas untuk memahami kebijaksanaan dan kekuatan serta rahmat atau hikmat Allah. Kekuatan dan hikmat Allah bagi orang yang beriman pada Yesus Kristus adalah 'Salib'. Ingatlah dan sadari bahwa kita sering membuat tanda salib, tanda salib kita buat dalam mengawali dan mengakhiri doa atau pekerjaan, dengan harapan kita akan melakukan segala sesuatu dengan semangat Yang Tersalib, yaitu dengan membaktikan diri seutuhnya pada apa yang ditugaskan atau diwajibkan bagi kita sebagai umat beriman atau beragama. Maka marilah kita bekerjasama, saling membantu dalam membaktikan diri dalam tugas, pekerjaan dan tugas pengutusan. Untuk itu jelas tak akan terlepas dari aneka penderitaan dan perjuangan, sebagai konsewensi dari kesetiaan dan ketaatan pada tugas, pekerjaan dan tugas pengutusan. Marilah kita tinggalkan adat-istiadat yang tidak sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan zaman maupun cara berpikir yang tidak sesuai dengan kehendak dan perintah Tuhan. Jauhkan juga cara berpikir yang hanya mengikuti selera atau keinginan pribadi.

" (Berbantahlah, TUHAN, melawan orang yang berbantah dengan aku, berperanglah melawan orang yang berperang melawan aku! Peganglah perisai dan utar-utar, bangunlah menolong aku, Biarlah mendapat malu dan kena noda, orang-orang yang ingin mencabut nyawaku; biarlah mundur dan tersipu-sipu orang-orang yang merancang kecelakaanku! Biarlah mereka seperti sekam dibawa angin, didorong Malaikat TUHAN"

 (Mzm 35:1-2.4-5)

Ign 31 Agustus 2012


Kriteria Pemuridan

Ayat bacaan: 2 Timotius 2:2
======================
"Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain."

Proses kaderisasi atau pemuridan merupakan hal yang sangat penting untuk sebuah proses yang berkesinambungan. Manusia memiliki batas usia dan juga tenaga, sehingga tidaklah mungkin apabila kita berharap siapapun dari kita bisa bertahan hidup dan mengerjakan segala sesuatu sendirian selamanya. Banyak orang yang sadar akan pentingnya kaderisasi, tetapi hanya sedikit yang mendasarkannya pada kriteria yang tepat. Kita bisa melihat partai-partai di Indonesia yang kebanyakan berisi orang-orang yang tidak tepat. Mereka lebih cenderung memilih berdasarkan popularitas yang hanya ditujukan untuk menjaring massa sebanyak-banyaknya. Soal kualitas? Itu tidak penting. Tidaklah heran apabila kita melihat kondisi politik yang carut marut di negara ini.

Lantas bagaimana kriteria yang seharusnya dimiliki oleh seorang penerus ini? Lalu jika kita ingin menjadi sosoknya, kualifikasi seperti apa yang harus ada pada kita? Paulus pernah menyampaikan hal ini kepada Timotius. Paulus meminta agar segala sesuatu yang telah dipelajari dan diperoleh Timotius dari Paulus bisa dipercayakan lagi kepada orang-orang dengan kualifikasi tertentu. Pemuridan (discipleship)  penting agar pelayanan mewartakan kabar gembira dan menyelamatkan jiwa-jiwa bisa semakin meluas dan tidak berhenti hanya pada Timotius dan teman-teman sepelayanannya. Paulus menyebutkan dua kriteria penting dalam suratnya mengenai hal ini. "Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain."(2 Timotius 2:2). Dari ayat ini kita bisa melihat dua kriteria penting untuk dimiliki, yaitu: (1) orang-orang yang dapat dipercayai, dan (2) cakap mengajar orang lain. Ada dua faktor utama yang layak mendapat sebuah tanggung jawab. Bukan hanya kemampuan, seperti cakap mengajar, tapi juga karakter, salah satunya yaitu: bisa dipercaya. Lihatlah bahwa punya segudang talenta, bakat dan gelar berderet-deret tidak serta merta menjadi tolak ukur utama untuk layak mendapatkan sebuah tanggung jawab. Soal popularitas pun bukanlah hal yang utama. Dalam ayat ini tersirat sebuah pesan penting, agar kita tetap mengembangkan kapasitas kita baik dari pelipat gandaan talenta, penggunaan talenta itu demi kemuliaan Tuhan, dan jangan lupa pengembangan karakter yang sesuai dengan firman Tuhan.

Dalam perumpamaan tentang talenta di injil Matius 25:14-30, kita melihat bagaimana Tuhan mempercayakan tanggung jawab sesuai kapasitas kita masing-masing. Ada yang diberi lima, ada yang dua, dan ada yang satu. "...masing-masing menurut kesanggupannya" (ay 15). Ayat 15 berbicara mengenai kapasitas yang kita miliki, menurut kesanggupan kita, sejauh mana Tuhan bisa mempercayai kita untuk menerima tanggungjawab dariNya. Tuhan tidak akan mau memberi tanggungjawab besar dan banyak berkat pada orang dengan kapasitas kecil, karena "wadahnya" tidak akan sanggup menampungnya. Lalu dalam Markus 2:22 kita membaca mengenai kantong anggur baru. Di masa Yesus ada di dunia, anggur disimpan dalam kantong-kantong kulit. Ketika anggur mengalami fermentasi secara kontinu, kantong pun akan meregang dan mengeras. Apabila anggur baru dituang ke dalam kantong anggur lama, fermentasi yang terjadi pada anggur baru itu akan semakin meregangkan kantong lama tadi, dan kantong lama itu pun bisa koyak. Anggur pun akan terbuang sia-sia. Anggur-anggur baru itu akan membawa berbagai berkat, anugrah dan talenta yang siap untuk dicurahkan Tuhan atas kita, dan jelas untuk itu kita harus punya kantong anggur yang baru. Jika kita masih saja memakai "kantong" hidup kita yang lama, semua itu bisa menjadi sia-sia. Inilah pentingnya untuk mempersiapkan diri kita untuk selalu mengembangkan kapasitas kita semaksimal mungkin, baik dari segi kemampuan maupun karakter, agar semua anggur yang tercurah tidak terbuang sia-sia. Dan dengan demikian, kita pun akan beroleh kesempatan untuk dipercaya sebagai murid-murid yang aktif menjadi terang dan garam hari ini dimanapun kita ditempatkan.

Sudahkah anda memaksimalkan segala potensi yang ada dalam diri anda yang sudah diberikan Tuhan? Sudahkah anda memiliki karakter yang berkenan di hadapan Tuhan, seperti misalnya bisa dipercaya, jujur, rajin dan berintegritas? Jika anda merasa masih kurang dalam mengembangkan kapasitas anda, bertekadlah hari ini juga untuk mau bertumbuh baik dalam kemampuan dan karakter anda. Semakin anda mendekati pribadi Kristus, semakin banyak pula tanggung jawab besar yang dipercayakan Tuhan atas diri anda. Terkadang kesempatan besar tidak datang dua kali. Terus mengembangkan kemampuan dan mau belajar untuk terus memperbaiki karakter-karakter kita yang masih buruk haruslah mendapatkan perhatian serius dari diri kita masing-masing. Hendaklah kita semua selalu siap sedia dan tekun mengembangkan talenta-talenta kemampuan dan karakter kita sehingga ketika kesempatan yang lebih besar besar yang berasal dari Tuhan tercurah atas kita, semua itu tidak menjadi sia-sia dan bisa kita maksimalkan untuk memuliakan Tuhan.

Persiapkan diri anda untuk menerima tanggung jawab yang lebih besar lagi dengan terus mengasah kemampuan dan karakter

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

renungan harian online: Kriteria Pemuridan

renungan harian online
renungan harian online bagi yang haus akan Tuhan
Kriteria Pemuridan
Aug 30th 2012, 15:00

Ayat bacaan: 2 Timotius 2:2
======================
"Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain."

Proses kaderisasi atau pemuridan merupakan hal yang sangat penting untuk sebuah proses yang berkesinambungan. Manusia memiliki batas usia dan juga tenaga, sehingga tidaklah mungkin apabila kita berharap siapapun dari kita bisa bertahan hidup dan mengerjakan segala sesuatu sendirian selamanya. Banyak orang yang sadar akan pentingnya kaderisasi, tetapi hanya sedikit yang mendasarkannya pada kriteria yang tepat. Kita bisa melihat partai-partai di Indonesia yang kebanyakan berisi orang-orang yang tidak tepat. Mereka lebih cenderung memilih berdasarkan popularitas yang hanya ditujukan untuk menjaring massa sebanyak-banyaknya. Soal kualitas? Itu tidak penting. Tidaklah heran apabila kita melihat kondisi politik yang carut marut di negara ini.

Lantas bagaimana kriteria yang seharusnya dimiliki oleh seorang penerus ini? Lalu jika kita ingin menjadi sosoknya, kualifikasi seperti apa yang harus ada pada kita? Paulus pernah menyampaikan hal ini kepada Timotius. Paulus meminta agar segala sesuatu yang telah dipelajari dan diperoleh Timotius dari Paulus bisa dipercayakan lagi kepada orang-orang dengan kualifikasi tertentu. Pemuridan (discipleship)  penting agar pelayanan mewartakan kabar gembira dan menyelamatkan jiwa-jiwa bisa semakin meluas dan tidak berhenti hanya pada Timotius dan teman-teman sepelayanannya. Paulus menyebutkan dua kriteria penting dalam suratnya mengenai hal ini. "Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain."(2 Timotius 2:2). Dari ayat ini kita bisa melihat dua kriteria penting untuk dimiliki, yaitu: (1) orang-orang yang dapat dipercayai, dan (2) cakap mengajar orang lain. Ada dua faktor utama yang layak mendapat sebuah tanggung jawab. Bukan hanya kemampuan, seperti cakap mengajar, tapi juga karakter, salah satunya yaitu: bisa dipercaya. Lihatlah bahwa punya segudang talenta, bakat dan gelar berderet-deret tidak serta merta menjadi tolak ukur utama untuk layak mendapatkan sebuah tanggung jawab. Soal popularitas pun bukanlah hal yang utama. Dalam ayat ini tersirat sebuah pesan penting, agar kita tetap mengembangkan kapasitas kita baik dari pelipat gandaan talenta, penggunaan talenta itu demi kemuliaan Tuhan, dan jangan lupa pengembangan karakter yang sesuai dengan firman Tuhan.

Dalam perumpamaan tentang talenta di injil Matius 25:14-30, kita melihat bagaimana Tuhan mempercayakan tanggung jawab sesuai kapasitas kita masing-masing. Ada yang diberi lima, ada yang dua, dan ada yang satu. "...masing-masing menurut kesanggupannya" (ay 15). Ayat 15 berbicara mengenai kapasitas yang kita miliki, menurut kesanggupan kita, sejauh mana Tuhan bisa mempercayai kita untuk menerima tanggungjawab dariNya. Tuhan tidak akan mau memberi tanggungjawab besar dan banyak berkat pada orang dengan kapasitas kecil, karena "wadahnya" tidak akan sanggup menampungnya. Lalu dalam Markus 2:22 kita membaca mengenai kantong anggur baru. Di masa Yesus ada di dunia, anggur disimpan dalam kantong-kantong kulit. Ketika anggur mengalami fermentasi secara kontinu, kantong pun akan meregang dan mengeras. Apabila anggur baru dituang ke dalam kantong anggur lama, fermentasi yang terjadi pada anggur baru itu akan semakin meregangkan kantong lama tadi, dan kantong lama itu pun bisa koyak. Anggur pun akan terbuang sia-sia. Anggur-anggur baru itu akan membawa berbagai berkat, anugrah dan talenta yang siap untuk dicurahkan Tuhan atas kita, dan jelas untuk itu kita harus punya kantong anggur yang baru. Jika kita masih saja memakai "kantong" hidup kita yang lama, semua itu bisa menjadi sia-sia. Inilah pentingnya untuk mempersiapkan diri kita untuk selalu mengembangkan kapasitas kita semaksimal mungkin, baik dari segi kemampuan maupun karakter, agar semua anggur yang tercurah tidak terbuang sia-sia. Dan dengan demikian, kita pun akan beroleh kesempatan untuk dipercaya sebagai murid-murid yang aktif menjadi terang dan garam hari ini dimanapun kita ditempatkan.

Sudahkah anda memaksimalkan segala potensi yang ada dalam diri anda yang sudah diberikan Tuhan? Sudahkah anda memiliki karakter yang berkenan di hadapan Tuhan, seperti misalnya bisa dipercaya, jujur, rajin dan berintegritas? Jika anda merasa masih kurang dalam mengembangkan kapasitas anda, bertekadlah hari ini juga untuk mau bertumbuh baik dalam kemampuan dan karakter anda. Semakin anda mendekati pribadi Kristus, semakin banyak pula tanggung jawab besar yang dipercayakan Tuhan atas diri anda. Terkadang kesempatan besar tidak datang dua kali. Terus mengembangkan kemampuan dan mau belajar untuk terus memperbaiki karakter-karakter kita yang masih buruk haruslah mendapatkan perhatian serius dari diri kita masing-masing. Hendaklah kita semua selalu siap sedia dan tekun mengembangkan talenta-talenta kemampuan dan karakter kita sehingga ketika kesempatan yang lebih besar besar yang berasal dari Tuhan tercurah atas kita, semua itu tidak menjadi sia-sia dan bisa kita maksimalkan untuk memuliakan Tuhan.

Persiapkan diri anda untuk menerima tanggung jawab yang lebih besar lagi dengan terus mengasah kemampuan dan karakter

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions

Arsip Blog

Kumpulan Khotbah Stephen Tong

Khotbah Kristen Pendeta Bigman Sirait

Ayat Alkitab Setiap Hari