Selasa, 31 Januari 2012

RS: Changing is Now

Guys, ada banyak orang percaya yang tanpa mereka sadari suka menunda keputusan mereka untuk berubah, saat mereka menyadari akan kekurangan atau kesalahan mereka selama ini, misalnya, "Mulai tahun depan, aku akan lebih serius lagi," atau, "Mulai minggu depan, aku tidak akan terlambat lagi," atau yang serupa dengan itu. Dan, saat mereka ditanya mengapa mereka harus menunggu sampai besok, minggu, bulan atau tahun depan, untuk melakukan perubahan itu, maka kebanyakan mereka akan berdalih atau berkata, "Yah, sudah terlalu tanggung, kalau mau berubah sekarang, lebih baik sekalian nanti saja lah." Memang tidak sama persis, tetapi intinya sama, yaitu tidak segera berubah. Hei, lalu bagaimana dengan kita, adakah kita suka melakukan hal yang sama? Ketahuilah, bahwa kita tak pernah tahu, seberapa besar kehilangan dan kerugian yang bakal kita alami, saat kita menunda keputusan kita untuk segera berubah, entah itu hanya satu jam, satu hari, satu minggu saja, apalagi sampai satu tahun lamanya. Ingat, segala sesuatu bisa terjadi hanya dalam hitungan detik -apalagi sampai lebih dari satu minggu atau lebih. Sebab, kita tidak pernah tahu kapankah berkat Allah akan datang melawat hidup kita, dan kapankah dampak dari kekurangan dan kesalahan kita itu akan menimpa diri kita, dan ... itu bisa sekali terjadi, saat kita menunda keputusan kita segera berubah. Karena itu, jika HARI INI kita mendengar teguran Tuhan, dan disadarkan akan kekurangan atau kesalahan kita, baiklah kita mau BERSEGERA untuk berubah, agar kita tidak kehilangan berkat Tuhan dan mengalami kerugian yang lebih buruk lagi. Ketika Tuhan mengingatkan kita untuk berubah dari sesuatu hal, sesungguhnya Ia ingin menyingkirkan haI-hal yang merintangi kita, dan membesarkan kapasitas hidup kita, agar kita siap untuk menerima hujan berkat yang akan dicurahkan-Nya bagi kita. Are you ready to change and receive His blessing? Let's do it now! 

Read: Ibr 3:15, 2 Kor 6:2. Gbu.

RSS Santapan Harian: Rabu, 1 Februari 2012 - Pelatihan pelayanan (Markus 6:6b-13)

RSS Santapan Harian
Daftar Edisi RSS Santapan Harian // via fulltextrssfeed.com

Rabu, 1 Februari 2012 - Pelatihan pelayanan (Markus 6:6b-13)
Jan 31st 2012, 17:18

Judul: Pelatihan pelayanan Teladan Yesus berkeliling ke desa-desa untuk mengajar adalah tindakan teladan aktif. Pada zaman itu, ke mana pun guru pergi, para murid mengikutinya. Saat Yesus turun langsung ke lapangan, datang mendekat pada kehidupan manusia dalam kesehariannya, para murid pun turut serta bersama-Nya. Para murid melihat dan belajar dari Sang Guru, bagaimana melakukan pelayanan.

Giliran para murid mempraktikkan apa yang mereka lihat dan pelajari dari Yesus. Mereka diutus berdua-dua supaya saling menopang satu sama lainnya dan menjadi rekan handal dalam pelayanan. Mereka diajar untuk bergantung pada kuasa yang Tuhan Yesus berikan dan tidak mengandalkan diri sendiri ataupun materi dan fasilitas. Mereka belajar fokus pada tugas mereka, yaitu memberitakan pertobatan, mengusir roh-roh jahat, dan menyembuhkan orang sakit (12-13). Fokus pada tugas mereka juga berarti, saat terjadi penolakan mereka tidak perlu reaktif mengotot melainkan memberikan tanda peringatan dengan mengebaskan debu di kaki. Mengebaskan debu di kaki adalah kebiasaan yang dilakukan oleh orang Yahudi ortodoks saat mereka kembali ke Tanah Suci dari wilayah nonYahudi. Bagi para murid, tanda ini menyatakan bahwa orang yang menolak pemberitaan murid Tuhan, sedang menolak Tuhan. Pelatihan pelayanan yang diterima para murid membuat mereka menjadi pelayan-pelayan Tuhan yang tangguh, tak gampang putus asa, tetap fokus pada tujuan dan panggilan pelayanan mereka.

Ditolak memang tidak enak. Semangat kita bisa redup, sukacita sepertinya hilang, dan rasanya ingin menyerah. Akan tetapi, penolakan bisa menjadi cambuk untuk kita lebih mengandalkan Tuhan dan kuasa-Nya. Bisa jadi penolakan terjadi karena kita tidak bijaksana dalam memaparkan kabar baik, terlalu mengandalkan akal budi dan hal-hal yang ada pada kita, bukan pada hikmat dan kuasa-Nya. Di sini, kehadiran rekan kerja bisa saling menguatkan dan saling mengingatkan kebutuhan bersandar pada Tuhan.

Diskusi renungan ini di Facebook: http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2012/02/01/

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions

RSS Renungan Harian: Rabu, 1 Februari 2012 - BAPA (Roma 8:12-17)

RSS Renungan Harian
Daftar Edisi RSS Renungan Harian // via fulltextrssfeed.com
Rabu, 1 Februari 2012 - BAPA (Roma 8:12-17)
Jan 31st 2012, 17:11

Bacaan : Roma 8:12-17

Bilquis Sheikh menuliskan kisah hidupnya dalam buku I Dared to Call Him Father. "Aku tiba-tiba menyadari bahwa Dia mendengarkanku. Sama seperti bapaku di dunia mendengarkanku ... Tiba-tiba aku merasa ada orang lain yang hadir di situ. Dia ada di situ. Aku bisa merasakan hadirat-Nya ... Aku merasa seperti gadis kecil yang duduk di pangkuan Bapanya, " demikian ia menulis. Kenyataan bahwa ia bisa memanggil Allah dengan sebutan Bapa membawa Bilquis merasakan kasih-Nya yang luar biasa.

Rasul Paulus, dalam suratnya kepada jemaat di Roma juga membukakan betapa luar biasanya hal ini. Ia menulis bahwa orang-orang kristiani yang dipimpin oleh Roh Allah adalah anak-anak Allah (ayat 14), dan sebagai anak, kita bisa memanggil-Nya de ngan sebutan Bapa. Perhatikanlah berkat Bapa bagi anak-anak-Nya. Pertama, kita diberi kemampuan untuk mematikan perbuatan-perbuatan daging (ayat 13). Itu artinya kita diberi kesanggupan untuk menolak dosa, berkata tidak terhadap pencobaan. Kedua, kita tidak lagi menerima roh perbudakan yang membuat kita takut (ayat 15). Ketiga, kita adalah ahli waris dari janji-janji Allah (ayat 17). Berkat-berkat yang hebat dari Bapa yang hebat!

Seberapa sering kesadaran bahwa kita punya Bapa di surga mewarnai kehidupan kita sehari-hari? Kerap kita mengalah pada dosa, berputar-putar dalam ketakutan dan kekhawatiran hidup di dunia. Kita perlu lebih sering mengingat identitas kita sebagai anak Allah. Dan, biarlah rasa hormat dan sukacita mengalir deras di hati setiap kali secara sadar kita memanggil-Nya sebagai Bapa. --GS

Memanggil Tuhan dengan sebutan Bapa

adalah hak istimewa anak-anak-Nya

Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2012/02/01/

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions

Angin Sakal

Ayat bacaan: Markus 6:48
====================
"Ketika Ia melihat betapa payahnya mereka mendayung karena angin sakal, maka kira-kira jam tiga malam Ia datang kepada mereka berjalan di atas air dan Ia hendak melewati mereka."

angin sakalSalah seorang teman saya pernah mengalami situasi hidup dan mati karena terjatuh dari sampan dan kemudian terseret arus. Ia bercerita bahwa arus itu sangat kuat menyeretnya. Ia berusaha melawan arus dengan berenang ke arah yang berlawanan tetapi tenaganya tidak cukup kuat untuk bertahan. Untunglah ditengah keadaan berbahaya itu ia kemudian melihat sebuah dahan yang cukup besar sehingga ia bisa berpegangan disana sampai diselamatkan. Melawan arus memang tidak mudah, apalagi kalau sendirian. Kita mungkin bisa bertahan sampai waktu tertentu, tetapi tenaga kita yang terbatas akan terus berkurang sehingga pada suatu saat kita akan menyerah dan terseret arus untuk dibawa entah kemana. Betapa mengerikan seandainya diujung sana terbentang air terjun dengan jurang yang besar. Nyawa kita pun bisa hilang kalau itu yang terjadi.

Dalam kehidupan ini kita pun seringkali harus terus berjuang melawan arus penyesatan di dunia. Kita sudah mati-matian berusaha untuk tidak terseret, tetapi arus yang sangat kuat bisa jadi menekan kita terus menerus sehingga pada saat kita lemah, kita pun akhirnya bisa ikut terseret arus itu. Melawan arus dunia seperti ini tidaklah mudah karena serangannya bisa dari segala arah. Salah-salah, kita bisa terbawa arus dalam berlayar mengarungi derasnya samudera kehidupan, dan akibatnya terperangkap pada akhir yang salah.

Mari kita lihat ketika situasi yang sama menimpa para murid Yesus dalam Markus 6. Tepat setelah Yesus melakukan mukjizat lewat lima roti dan dua ikan untuk memberi makan ribuan orang, murid-murid Yesus segera diperintahkan untuk berlayar terlebih dahulu menuju Betsaida, sementara Yesus sendiri mengambil waktu untuk bersama Bapa dengan pergi ke atas bukit untuk berdoa. Ketika para murid sudah sampai di tengah danau, muncullah angin sakal pada malam itu. Angin sakal adalah jenis angin yang berlawanan dengan arah perahu, bertiup datang dari depan. Bisa dibayangkan bagaimana mereka kepayahan mendayung kapal untuk melawan angin sakal tersebut. Di saat tengah malam mencapai masa-masa puncaknya, sekitar jam tiga, dan disaat mereka mungkin mulai kelelahan mendayung, datanglah Yesus dengan berjalan di atas air. Markus mencatat demikian: "Ketika Ia melihat betapa payahnya mereka mendayung karena angin sakal, maka kira-kira jam tiga malam Ia datang kepada mereka berjalan di atas air dan Ia hendak melewati mereka." (Markus 6:48). Mungkin karena sempat kelelahan mendayung, konsentrasi mereka menjadi lemah, dan sempat kaget mengira bahwa yang mendatangi mereka adalah hantu. Mereka pun menjadi panik. "Ketika mereka melihat Dia berjalan di atas air, mereka mengira bahwa Ia adalah hantu, lalu mereka berteriak-teriak" (ay 48). Tapi Yesus berkata: "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!" (ay 50). Begitu Yesus naik ke perahu, serta merta angin pun reda. (ay 51). Mereka pun bisa mendayung dengan tenang hingga sampai ke tujuan.

Mungkin saat ini kita sudah sampai di pertengahan perjalanan dalam berlayar menempuh samudera kehidupan, dan seperti kisah para murid dan Yesus di atas, angin sakal mulai bertiup sehingga kita mulai merasa kelelahan dalam mengemudikan kapal kita untuk terus maju ke depan hingga sampai ke tujuan akhir kita. Kita tahu destinasi kita semua yaitu menuju sebuah kehidupan kekal penuh sukacita tanpa ratap tangis bersama Bapa di Surga, tetapi mungkin saat ini terpaan angin sakal membuat kita kepayahan untuk mengarunginya. Sulit melawan arus dunia yang penuh tipu muslihat, ketidakadilan dan kesesatan. Pergaulan yang buruk, lingkungan yang tidak sehat, hal-hal negatif yang kita lihat dan dengar di sekitar kita, segala kedagingan duniawi, dan sebagainya, seringkali membuat kita menjadi lemah ketika kita berusaha melawannya. Kita memang diminta untuk tidak mengikuti arus dunia, "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini" (Roma 12:2), tapi Tuhan mengerti bahwa mengandalkan tenaga kita sendiri tidak akan sanggup untuk melakukan itu. Ayat hari ini mengajarkan kita untuk berhenti menggunakan tenaga sendiri. Di antara murid-murid Yesus ada beberapa nelayan senior berpengalaman, yang seharusnya sudah tahu bagaimana cara berlayar yang baik dan benar, tapi mereka tetap saja kepayahan dan menemui masalah dalam perjalanan ketika didera angin yang berlawanan. Demikian pula hidup kita. Meski kita punya pengalaman, tenaga dan sebagainya, pada suatu ketika kita bisa berhadapan dengan situasi pelik yang tidak bisa kita atasi sendirian. Di saat seperti itulah kita bisa mulai belajar untuk mengandalkan Tuhan. Berkali-kali Tuhan berkata "Jangan takut" dalam Alkitab. Bagaimana kita bisa tidak takut? Caranya adalah dengan menyadari bahwa Tuhan selalu ada beserta kita. Jika ada penyertaan Tuhan dalam hidup kita, mengapa kita harus takut? Lihatlah ketika Yesus naik ke dalam kapal, angin sakal langsung berhenti saat itu juga. Dalam mengarungi lautan kehidupan ini kita akan terus berhadapan dengan angin sakal. Pada satu waktu kita akan mulai kesulitan, tidak peduli seberapa hebatnya kita sebagai manusia, kita akan mengalaminya cepat atau lambat. Karena itulah kita butuh Yesus menyertai dalam perjalanan kita agar kita bisa sampai ke tujuan yang benar seperti apa yang dikehendaki Tuhan bagi hidup kita. Ketika ada Tuhan dalam perahu hidup kita, kita pun tidak perlu takut, meski sedang berlayar melawan arus dan dalam kekelaman malam sekalipun. Yesus sudah menjanjikan bahwa Dia akan selalu menyertai kita sampai akhir zaman (Matius 28:20). Meski arus di dunia ini sulit kita hadapi, ada "banyak nabi palsu akan muncul dan menyesatkan banyak orang...Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat." (Matius 24:11,13). Agar dapat bertahan mengayuh bahtera kehidupan kita butuh penyertaan Tuhan Yesus dalam hidup kita. Angin sakal akan terus kita hadapi, bahkan angin badai sekalipun bisa saja bertiup kencang dalam perjalanan kita mengarungi hidup. Tapi percayalah bahwa bersama Yesus kita akan mampu bertahan dan memperoleh kemenangan. Karenanya janganlah mengandalkan kekuatan sendiri, tapi milikilah sebuah perjalanan manis bersama Yesus hingga selamat sampai ke seberang.

"Ia juga akan meneguhkan kamu sampai kepada kesudahannya, sehingga kamu tak bercacat pada hari Tuhan kita Yesus Kristus." (1 Korintus 1:8)


Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

1 Feb


"Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri"

(2Sam 24:2.9-17; Mrk 6:1-6)

"Kemudian Yesus berangkat dari situ dan tiba di tempat asal-Nya, sedang murid-murid-Nya mengikuti Dia. Pada hari Sabat Ia mulai mengajar di rumah ibadat dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia dan mereka berkata: "Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya? Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka: "Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya." Ia tidak dapat mengadakan satu mujizat pun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya atas mereka. Ia merasa heran atas ketidakpercayaan mereka. Lalu Yesus berjalan keliling dari desa ke desa sambil mengajar." (Mrk 6:1-6), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   "Export minded"  itulah yang cukup mendominasi banyak orang pada masa kini, tidak hanya dalam hal sarana-prasarana teknologi yang canggih, tetapi juga dalam hal makanan seperti buah-buahan dll.. Memang dalam kenyataan yang berasal dari luar negeri sering kelihatan lebih berkwalitas dan dengan harga murah, sedangkan produksi dalam negeri cukup mahal dan kurang berkwalitas. Sikap mental orientasi menghargai apa yang berasal dari luar negeri ini kiranya menunjukkan sikap mental yang lebih mendalam, yaitu orang lebih menghargai orang lain/asing daripada saudara-saudari sendiri yang setiap hari hidup dan bekerja bersama, entah itu anggota keluarga atau rekan kerja. Memang menghargai dan mengasihi mereka yang setiap hari hidup dan bekerja bersama dengan kita cukup menantang dan sulit, sedangkan menghargai dan mengasihi orang lain/asing lebih mudah. Yang cukup memprihatinkan adalah relasi antar laki-laki dan perempuan yang menjadi suami-isteri: terhadap pasangannya sendiri kurang mesra sedangkan terhadap orang lain sangat mesra. Hemat saya jika kita tidak mampu menghargai dan mengasihi saudara sendiri, mereka yang setiap hari hidup bersama dengan kita, maka menghargai dan mengasihi orang lain, yang jauh berarti merupakan sebuah pelarian dari tanggungjawab, dan relasi dengan yang lain tersebut sebenarnya lebih bersifat menindas saja. Sebaliknya jika kita mampu mengasihi mereka yang dekat dengan kita setiap hari, maka mengasihi mereka yang jauh atau orang asing akan bersifat melayani.  Marilah dengan rendah hati kita saling menghargai dan mengasihi, antar kita yang hidup dan bekerja bersama setiap hari.

·    "Akan datangkah menimpa engkau tiga tahun kelaparan di negerimu? Atau maukah engkau melarikan diri tiga bulan lamanya dari hadapan lawanmu, sedang mereka itu mengejar engkau? Atau, akan adakah tiga hari penyakit sampar di negerimu? Maka sekarang, pikirkanlah dan timbanglah, jawab apa yang harus kusampaikan kepada Yang mengutus aku."(2 Sam 24: 13), demikian kata Gad, utusan Allah, kepada Daud. Sangat berat bagi Daud untuk memilih, karena semuanya membawa ke penderitaan atau kesengsaraan. Begitulah buah dari orang yang berdosa, yang kurang atau tidak menghargai dan mengasihi mereka yang dekat dengannya. Kita akan terhindar dari ancaman di atas jika kita dengan sungguh-sungguh mengasihi mereka dan apa saja yang bersama-sama dengan kita setiap hari. Mereka itu tidak lain adalah saudara-saudari kita sekandung, se rukun tetangga, se tempat kerja dst.., sedangkan 'apa saja' berarti lingkungan hidup beserta aneka jenis barang, tanaman maupun binatang yang ada di dalamnya. Dengan kata lain marilah kita usahakan lingkungan hidup yang bersih dan sehat dimana pun dan kapan pun. Lingkungan hidup yang bersih dan sehat selain mendukung kesehatan dan kebugaran tubuh kita juga mendukung diri kita semakin berkreatif dan bereksploratif, karena kenikmatan tinggal dalam lingkungan yang bersih dan sehat mendorong kita untuk berangan-angan dan bermimpi, yang kemudian berkembang menjadi kreatifitas. Usahakan dan pertahankan tempat tinggal atau rumah anda senantiasa dalam keadaan bersih dan sehat, karena ketika tidak bersih dan tidak sehat pasti akan mengundang orang untuk berpikiran jahat, entah itu mencela atau marah-marah. Semoga kita tidak seperti Daud yang dihadapkan tiga pilihan, yang serba menyengsarakan atau mencelakakan

"Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata: "Aku akan mengaku kepada TUHAN pelanggaran-pelanggaranku," dan Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku. Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu, selagi Engkau dapat ditemui; sesungguhnya pada waktu banjir besar terjadi, itu tidak melandanya.Engkaulah persembunyian bagiku, terhadap kesesakan Engkau menjaga aku, Engkau mengelilingi aku, sehingga aku luput dan bersorak" (Mzm 32:5-7)

Ign 1 Februari 2012


31 Jan


"Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?"

(Fil 4:4-9; Mat 18:1-5)

"Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?" Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku." (Mat 18:1-5), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta St Yohanes Bosko, imam, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   St Yohanes Bosko oleh Gereja diangkat sebagai pelindung kaum muda/remaja, karena perhatian pelayanannya kepada kaum muda/remaja. Maka dalam mengenangkan St.Yohanes Bosko kami mengajak dan mengingatkan kita semua, terutama generasi tua atau orangtua untuk memberi perhatian kepada kaum muda/remaja atau anak-anak secara memadai, entah mereka masih berada di dalam keluarga maupun telah atau sedang belajar di sekolah-sekolah. Kepada anda semua kami ingatkan bahwa anda dapat menjadi pribadi atau orang sebagaimana adanya saat ini hemat saya karena pendidikan atau sekolah, maka dengan rendah hati kami harapkan anda juga memperhatikan pendidikan atau sekolah-sekolah tanpa pandang bulu. Alokasikan dana dan tenaga yang memadai bagi pendidikan, entah di dalam keluarga maupun pemerintahan. Jika anda termasuk orang yang kaya dan telah cukup membeayai pendidikan anak-anaknya, kami harapkan solider terhadap mereka yang miskin dan berkekurangan, entah secara pribadi atau organisatoris. Secara pribadi berarti memperhatikan orang-orang miskin yang telah anda kenal, dan tentu saja terutama para pembantu anda yang mengabdi dan melayani keluarga anda: bantulah anak-anak pembantu anda agar dapat belajar di sekolah-sekolah. Secara organisatoris berarti membantu yayasan atau lembaga pendidikan yang mengalami kesulitan financial karena mayoritas peserta didiknya berasal dari keluarga miskin. Tidak melayani, mendidik, mendampingi anak-anak atau remaja dengan memadai berarti anda bunuh diri pelan-pelan. Marilah kita boroskan waktu, tenaga dan dana/uang kita untuk pendidikan anak-anak.

·   "Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat! Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur" (Ef 4:4-6). Kita diingatkan dan diajak untuk senantiasa bersukacita dan berbaik hati kepada orang lain dimana pun dan kapan pun; kegembiraan dan kebaikan hati kita hendaknya tidak disembunyikan, melainkan biarlah dilihat dan diperhatikan orang lain. Bagi kita orang beriman tidak ada alasan untuk tidak gembira karena kita telah menerima anugerah Tuhan secara melimpah melalui sekian banyak orang yang telah memperhatikan dan berbaik hati kepada kita melalui aneka cara dan bentuk. Pewartaan kegembiraan dan kebaikan hati merupakan bentuk penghayatan tugas missioner atau pewartaan yang handal, daripada aneka ceramah, omongan, kotbah atau nasihat dst..  Kegembiraan dan kebaikan hati merupakan wujud iman kita kepada Tuhan, yang akhirnya mendorong kita untuk senantiasa bersyukur dan berterima kasih selama hidup di dunia ini, meskipun harus menghadapi aneka tantangan dan masalah. Jika kita menginginkan sesuatu hendaknya dengan rendah hati mohon kepada Tuhan seraya mohon pencerahan apakah yang kita inginkan sungguh dibutuhkan dalam usaha menghayati iman atau panggilan maupun melaksanakan tugas pengutusan. Dalam bersukacita kita juga dingatkan agar tetap dalam Tuhan, sehingga tidak terjebak ke aneka bentuk kenikmatan yang merusak tubuh dan jiwa kita, misalnya lalu menikmati narkoba atau pergaulan seks bebas. Bukti atau tanda bahwa kita sungguh bersukacita dalam Tuhan antara lain kelihatan dalam buahnya, yaitu kita semakin beriman kepada Tuhan, semakin hidup penuh syukur dan terima kasih, tidak serakah dan tidak hidup sesuai keinginan atau nafsu pribadi.

"Haleluya! Berbahagialah orang yang takut akan TUHAN, yang sangat suka kepada segala perintah-Nya. Anak cucunya akan perkasa di bumi; angkatan orang benar akan diberkati. Harta dan kekayaan ada dalam rumahnya, kebajikannya tetap untuk selamanya. Di dalam gelap terbit terang bagi orang benar; pengasih dan penyayang orang yang adil. Mujur orang yang menaruh belas kasihan dan yang memberi pinjaman, yang melakukan urusannya dengan sewajarnya. Sebab ia takkan goyah untuk selama-lamanya; orang benar itu akan diingat selama-lamanya." (Mzm 112:1-6)

Ign 31 Januari 2012


Senin, 30 Januari 2012

Melupakan Masa Lalu dan Bergerak Maju didalam Allah

Ayat Bacaan Renungan Harian Kristen hari ini:

Filipi 3:13-14,  "Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang dihadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus".

Apa yang dikatakan Paulus dalam Filipi 3:13, pada dasarnya bahwa ia tidaklah sempurna, "Kau tahu, aku tidak sempurna, saya belum mencapai semuanya.. Tapi satu hal yang saya lakukan-saya mengarahkan diri pada apa yang di depanku." Dia fokus pada bergerak maju. Dia tidak mau tinggal di mana dia berada sekarang. Dia tidak ingin puas biasa-biasa saja. Dia membuat keputusan untuk terus tumbuh dan berusaha untuk maju. Dan kemudian, ia memberitahu kita apa yang dia lakukan untuk maju, ia melepaskan diri dari (dosa) masa lalu. Dia "melupakan" apa yang ada di belakangnya. Dengan kata lain, ia tidak terpaku dengan (dosa) masa lalunya. Dia tidak membiarkan hal itu menahannya. Sebaliknya, ia mengarahkan masa depannya dengan berpedoman pada Firman Tuhan.

Ini tidak selalu mudah. Bahkan, ini adalah sebuah pertarungan. Tapi, itu pertarungan yang bagus. Alkitab menyebut ini pertandingan iman. Apakah Anda tahu apa yang membuat pertarungan yang bagus? Ketika Anda berada di pihak yang menang! Anda tahu bahwa Anda menang selama Anda terus berdoa, terus menyatakan kasih Allah, tetap mengampuni, tetap mentaati Firman-Nya. Anda harus tinggal dalam permainan jika Anda tahu akan menang! Musuh (iblis) akan mencoba sepanjang waktu untuk mengambil Anda keluar dengan mengingatkan Anda tentang apa yang terjadi di masa lalu Anda. Dia akan mengingatkan Anda setiap kali Anda membuat kesalahan atau mengatakan sesuatu yang salah. Iblis akan terus menyerang dengan segala daya di medan perang pikiran Anda. 
Tapi apakah Anda tahu bagaimana untuk melawan pikiran-pikiran negatif ketika mereka datang? Anda hanya dapat melawannya dengan berbicara kebenaran Firman Tuhan. Lihat, Anda tidak dapat berbicara satu hal dan berpikir tentang sesuatu yang berbeda. Pikiran Anda harus mengikuti kata-kata Anda. Itulah mengapa Matius 6:31 mengatakan, "Sebab itu janganlah kamu khawatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?" 
Karena ketika Anda mengatakan sesuatu, Anda memegang itu dalam hati Anda. Jika Anda mengucapkan kata-kata khawatir, Anda akan memegang khawatir. Jika Anda berbicara janji-janji Allah, Anda memegang janji Allah.

Hari ini, saya mendorong Anda untuk memegang hal-hal baik yang Tuhan telah sediakan untuk masa depan Anda. Seperti Paulus, jika ada satu hal yang menjadi fokus pada tahun ini, fokuslah pada bergerak ke depan. Fokuslah pada berbicara Firman Allah atas diri dan keluarga Anda setiap hari. Memegang kebenaran. Mengikat ke hati Anda. Biarkan Firman Allah memelihara dan menyegarkan jiwa Anda. Ketika Anda mengatur fokus ke depan, Anda akan bergerak maju dan menjadi apa yang telah Tuhan rencanakan bagi anda.
_________________________
Renungan Harian Kristen

RS: Rukun Ramai Rupiah

Guys, kalian semua tentu rindu agar berkat Allah boleh senantiasa TERCURAH di dalam tiap aspek hidup kita -entah itu di dalam keluarga, bisnis, ministri atau di mana pun kita berada dan melakukan segala sesuatu. Tetapi, kita tidak cukup hanya rindu dan melakukan bagian kita, namun kita juga harus menciptakan SUASANA seperti yang Tuhan mau. Apakah itu? Yaitu, suasana RUKUN di mana kita berada dan melakukan segala sesuatu, sebab ke sanalah Tuhan akan MEMERINTAHKAN berkat-berkat-Nya. Itulah suasana yang paling DISUKAI Allah, untuk Ia mencurahkan berkat-berkat-Nya dengan limpah, tetapi suasana yang rukun itu tak terjadi dengan begitu saja. SATU, kita harus MENGUSAHAKAN agar suasana rukun itu boleh tercipta, dan itu harus dimulai dari diri kita. Kita harus mulai berubah dari cara hidup kita yang hanya memikirkan diri sendiri dan mulai belajar untuk memperdulikan kepentingan orang lain. DUA, kita harus MEMELIHARA suasana rukun yang telah tercipta, agar boleh terus  berlangsung, dan itu harus dimulai dari diri kita. Kita harus belajar mengampuni akan kesalahan orang lain, menjaga perilaku kita agar tidak mudah melukai orang lain, atau apapun yang serupa dengan itu. Kedua hal ini harus dimulai dari keluarga kita, lalu diteruskan ke tempat kita bekerja, melayani dan di manapun kita berada dan melakukan segala sesuatu. Dan, lihatlah, bagaimana Tuhan akan memerintah seluruh berkat-berkat-Nya dengan limpah ke sana. 

Read: Mzm 133, Rom 12:18, Ef 4:3. Gbu.

RSS Santapan Harian: Selasa, 31 Januari 2012 - Siap menghadapi penolakan (Markus 6:1-6a)

RSS Santapan Harian
Daftar Edisi RSS Santapan Harian // via fulltextrssfeed.com

Selasa, 31 Januari 2012 - Siap menghadapi penolakan (Markus 6:1-6a)
Jan 30th 2012, 17:07

Judul: Siap menghadapi penolakan Ada seorang pemuda yang baru lulus dari sekolah teologi sedang menjalani masa orientasi pelayanan di sebuah gereja. Baru setahun melayani, pemuda ini keluar dan mencari tempat pelayanan yang lain. Saat ditanya alasannya, ia menjawab gereja itu bukan ladang pelayanan yang sesuai dengan panggilannya. Ternyata dalam beberapa tahun ke depan, pemuda itu telah berganti beberapa gereja pula. Rupanya ia belum menemukan gereja yang sesuai dengan 'panggilan'nya. Ia berulang kali merasa tidak cocok dengan gereja yang ia layani karena merasa kurang dihargai, dianggap masih terlalu muda dan belum berpengalaman.

Yesus bisa saja memiliki perasaan serupa. Di kampung halamannya, Nazaret (1; Luk. 4:16), Ia tidak mendapatkan penerimaan yang seharusnya. Orang hanya mengenal diri-Nya sebagai tukang kayu, anak dari Maria dan kakak bagi Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon. Walaupun penduduk Nazaret merasakan otoritas-Nya waktu Ia mengajar dan telah mendengar mukjizat yang dilakukan-Nya (2), di mata mereka Yesus hanyalah salah seorang dari warga mereka. Tidak lebih. Yesus pasti kecewa dengan sikap mereka.Akan tetapi, apa pun perasaan Yesus, Ia tidak terburu-buru memvonis penduduk Nazaret dan langsung meninggalkan mereka. Ia tetap melayani mereka walaupun tidak dapat berbuat banyak (5).

Seorang pelayan Tuhan harus siap menghadapi penolakan. Penolakan akan selalu terjadi di mana pun kita melayani. Penolakan tidak boleh dijadikan ukuran bahwa tempat tersebut bukan ladang pelayanan yang Tuhan kehendaki. Ukuran kita adalah apakah Tuhan yang menempatkan kita di sana. Apakah ada kebutuhan yang harus kulayani di sana. Apakah talentaku akan berguna bagi pertumbuhan jemaat Tuhan di sana! Memang menghadapi penolakan bukan hal mudah, sering menyakitkan. Akan tetapi, yang paling penting adalah Tuhan tidak menolak kita melainkan anugerah-Nya menyertai dan memperlengkapi kita. Allah yang penuh rahmat kiranya menolong hati kita untuk melayani orang-orang yang dipercayakan kepada kita.

Diskusi renungan ini di Facebook: http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2012/01/31/

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions

RSS Renungan Harian: Selasa, 31 Januari 2012 - TETAP NYATAKAN KEBENARAN (Lukas 22:63-71)

RSS Renungan Harian
Daftar Edisi RSS Renungan Harian // via fulltextrssfeed.com
Selasa, 31 Januari 2012 - TETAP NYATAKAN KEBENARAN (Lukas 22:63-71)
Jan 30th 2012, 17:07

Bacaan : Lukas 22:63-71

Pernah melihat atau mengikuti proses persidangan? Anda mungkin pernah mengamati bahwa banyak pertanyaan hakim yang sifatnya menggiring atau menjebak terdakwa untuk memberikan jawaban yang diinginkan.

Situasi yang sama rupanya terjadi juga dalam persidangan yang dihadapi Yesus. Musuh-musuh-Nya meminta penjelasan apakah Yesus benar Sang Mesias, enyelamat yang dijanjikan Tuhan (ayat 67a). Namun, ini bukan pertanyaan yang muncul dari keingintahuan yang tulus, melainkan upaya mencari-cari kesalahan agar mereka dapat menuduh Yesus melakukan tindak kejahatan (ayat 67b). Ironis sekali! Ucapan benar malah dipahami sebagai pernyataan yang ditunggu-tunggu untuk menyalahkan Yesus (ayat 70). Apakah Yesus menyadari motivasi di balik pertanyaan mereka? Sangat tahu! (ayat 67-68). Dan, Dia tetap menyatakan kebenaran, sekalipun Dia tau risiko yang harus ditanggung-Nya.

Sampai kini, masih ada banyak orang mengeraskan hati melawan dan mendakwa Yesus. Kita mungkin mengalami juga situasi-situasi sulit karena status kita sebagai pengikut Yesus. Orang-orang mencari kesalahan dan memakai kesaksian kita sebagai senjata untuk menyerang. Setiap kita menderita sebagai akibat pelayanan dan kesaksian kita tentang Yesus, ingatlah bahwa Dia telah lebih dulu menanggungnya. Tetaplah menyatakan kebenaran dengan berhikmat. Ketika Yesus datang kembali kelak, kita tidak akan menghadap-Nya dalam penyesalan - ENO

MELAYANI TUHAN ADALAH SUKACITA DAN KEHORMATAN

SIAPAKAH AKU HINGGA BOLEH MENJADI HAMBA-MU?

Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2012/01/31/

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions

Network and Teamwork (2)

Ayat bacaan: Ibrani 10:24
==================
"Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik."

networkMudahkah mengatur sebuah pagelaran pentas musik? Tentu saja tidak. Tidak ada satupun acara panggung yang sanggup dikerjakan hanya oleh satu orang. Harus ada ketua, tim produksi, penghubung atau liaison dan sebagainya lengkap dengan anggotanya. Harus ada penyedia tempat, orang yang menata panggung, soundmen dan artis yang bermain. Lalu harus ada pula media yang bisa menginfokan tentang acaranya dan meliput. Dan tentu saja harus ada penonton. Semua ini menunjukkan bahwa keberhasilan sebuah acara tidaklah pernah tergantung hanya dari satu orang melainkan atas kerjasama yang baik antara berbagai pihak yang terkait didalamnya.

Menyambung renungan kemarin, mari kita lihat kembali pentingnya sebuah network dan teamwork yang solid dalam mencapai sebuah keberhasilan. Sejatinya manusia memang diciptakan bukan menjadi mahluk yang tahu dan sanggup berbuat segalanya sendirian. Kita diciptakan sebagai mahluk sosial yang harus saling berinteraksi dan terintegrasi dengan orang lain. Kita adalah bagian dari masyarakat, a part of the society yang terintegrasi di dalamnya. Dan ini haruslah kita ingat karena tidak satupun dari kita yang cukup hebat untuk bisa mencapai sukses sendirian.

Dalam banyak kesempatan Firman Tuhan selalu mengingatkan kita agar tidak berjalan sendirian. Kita tidak pernah dianjurkan untuk menjadi manusia yang absolut dan merasa kita sanggup melakukan segalanya sendirian. "Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka. Karena kalau mereka jatuh, yang seorang mengangkat temannya, tetapi wai orang yang jatuh, yang tidak mempunyai orang lain untuk mengangkatnya...Dan bilamana seorang dapat dialahkan, dua orang akan dapat bertahan. Tali tiga lembar tak mudah diputuskan." (Pengkotbah 4:9-10,12). Ini bunyi firman Tuhan yang dengan jelas mengingatkan kita sebagai mahluk sosial yang tidak bisa hidup sendirian. Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Itu kata pepatah kita. Dalam hal-hal kerohanian pun demikian. Network dan teamwork yang kokoh dibutuhkan bukan saja untuk kepentingan kita, kelompok atau sesama manusia secara umum, tetapi juga untuk menyatakan terang Allah dan memperluas KerajaanNya di muka bumi ini.

Tekanan dan godaan akan selalu ada disekitar kita setiap saat bahkan di saat-saat yang tidak terduga sama sekali. Cepat atau lambat kita akan kehabisan tenaga atau akal, kelelahan dan menjadi lemah. Disaat seperti itulah kita butuh dukungan dari teman-teman terutama yang seiman agar kita bisa kembali bangkit dari keterpurukan. Sebuah teamwork yang baik adalah kumpulan orang-orang yang memiliki tujuan yang sama, berjalan ke arah yang sama dan berisi orang-orang yang saling peduli satu sama lain dan tidak mementingkan diri sendiri serta diarahkan kepada tujuan-tujuan yang positif, baik dan membangun. Dan itu sangatlah dibutuhkan terutama dalam menghadapi situasi-situasi yang sulit. Tanpa membangun network yang baik akan sulit bagi kita untuk memperoleh teamwork yang kuat. Saling menasihati, memberi masukan, menegur jika perlu, dan saling mengulurkan tangan untuk membantu, itu akan membuat kita semua bisa bertumbuh dengan baik dan dapat kembali bangkit dari keterpurukan, atau untuk mencapai peningkatan-peningkatan atas usaha kita.

Dalam surat Ibrani kita bisa memperoleh ayat yang menyatakan hal ini dengan jelas. "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik." (Ibrani 10:24). Inilah kuncinya. Saling memperhatikan, saling mendorong, dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Lantas perhatikan selanjutnya kita diingatkan agar tidak menjauh dari pertemuan-pertemuan dimana kita bisa saling mengisi dan menguatkan lewat firman Tuhan, saling mengingatkan akan janji-janji Tuhan termasuk apa yang harus kita lakukan untuk menuainya. Ayat selanjutnya berbunyi: "Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat." (ay 25). Cara atau gaya hidup jemaat mula-mula yang dicatat dalam Kisah Para Rasul 2:41-47 merupakan contoh yang sangat sempurna mengenai hal ini.

Jika untuk sukses dalam pekerjaan atau karir sebuah teamwork dan network itu diperlukan, untuk memperluas Kerajaan Allah dan menyatakan kemuliaanNya di muka bumi ini pun demikian juga. Kita tidak bisa melakukan segala sesuatunya sendirian. Masing-masing orang diberikan karunia talenta atau bakat-bakat berbeda yang hanya akan bisa menjadi sesuatu yang luar biasa jika tersambung atau terhubung dengan orang-orang lain yang memiliki talenta berbeda untuk mencapai tujuan yang sama. Paulus telah mengingatkan hal tersebut dalam surat Roma. "Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama, demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain. Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita.." (Roma 12:4-6). Dan ingatlah bahwa kita semua adalah anggota-anggota tubuh dengan Kristus sendiri sebagai Kepala (Efesus 4:15), "Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, --yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota--menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih." (ay 16). Semua ini dengan jelas menunjukkan pentingnya membangun hubungan dengan orang lain agar kita bisa memperoleh pencapaian-pencapaian dengan peningkatan yang signifikan.

Dalam segala hal, baik kehidupan di dunia maupun kehidupan rohani kita memerlukan networking dengan teamwork yang kuat. Kekristenan tidak pernah berbicara untuk membentuk kita menjadi pribadi-pribadi yang sombong, eksklusif dan tertutup. Kita tidak dibentuk untuk menjadi orang yang hanya bersembunyi di balik tembok gereja saja. We need to expand our horizon to reach the world outside the walls. Di marketplace, lingkungan tempat tinggal, atau dimanapun kita ditempatkan kita harus bisa menjadi contoh bagaimana kasih bisa membuat pribadi-pribadi yang menyenangkan, ramah dan bersahabat dengan tulus tanpa terbatas oleh sekat apapun. Itu adalah sesuatu yang berbeda dengan cara pandang dunia dan itulah panggilan kita sebagai ciptaan baru. Ini saatnya untuk menjadi orang-orang yang mengerti akan pentingnya network dan teamwork dalam mencapai peningkatan dalam segala aspek hidup kita.

Kita adalah mahluk sosial sebagai bagian integral dari masyarakat dan bukan orang-orang eksklusif yang tertutup


Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

Minggu, 29 Januari 2012

30 Jan



"Keluarlah roh-roh jahat itu dan memasuki babi-babi itu"

(2Sam 15:13-14.30; 16:5-13a; Mrk 5:1-20)

"Lalu sampailah mereka di seberang danau, di daerah orang Gerasa. Baru saja Yesus turun dari perahu, datanglah seorang yang kerasukan roh jahat dari pekuburan menemui Dia.Orang itu diam di sana dan tidak ada seorang pun lagi yang sanggup mengikatnya, sekalipun dengan rantai, karena sudah sering ia dibelenggu dan dirantai, tetapi rantainya diputuskannya dan belenggunya dimusnahkannya, sehingga tidak ada seorang pun yang cukup kuat untuk menjinakkannya. Siang malam ia berkeliaran di pekuburan dan di bukit-bukit sambil berteriak-teriak dan memukuli dirinya dengan batu. Ketika ia melihat Yesus dari jauh, berlarilah ia mendapatkan-Nya lalu menyembah-Nya, dan dengan keras ia berteriak: "Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus, Anak Allah Yang Mahatinggi? Demi Allah, jangan siksa aku!" Karena sebelumnya Yesus mengatakan kepadanya: "Hai engkau roh jahat! Keluar dari orang ini!" Kemudian Ia bertanya kepada orang itu: "Siapa namamu?" Jawabnya: "Namaku Legion, karena kami banyak." Ia memohon dengan sangat supaya Yesus jangan mengusir roh-roh itu keluar dari daerah itu. Adalah di sana di lereng bukit sejumlah besar babi sedang mencari makan, lalu roh-roh itu meminta kepada-Nya, katanya: "Suruhlah kami pindah ke dalam babi-babi itu, biarkanlah kami memasukinya!" Yesus mengabulkan permintaan mereka. Lalu keluarlah roh-roh jahat itu dan memasuki babi-babi itu. Kawanan babi yang kira-kira dua ribu jumlahnya itu terjun dari tepi jurang ke dalam danau dan mati lemas di dalamnya." (Mrk 5:1-13), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Para penjahat ketika terjebak untuk ditangkap pada umumnya lebih memilih mati daripada tertangkap hidup-hidup, maka mereka lalu berusaha menyerang atau melawan habis-habisan seraya membentak atau menakut-nakuti mereka yang berusaha menangkapnya. Begitulah yang sering terjadi: setan lebih berteriak keras daripada Roh, penjahat lebih seram mengancam daripada orang-orang baik. Para penjahat karena dalam ketakutan pada umumnya juga senantiasa bersembunyi atau mengasingkan diri. Dalam kisah warta gembira hari ini setan-setan minta diperintah oleh  Yesus untuk pindah dari manusia ke kawanan babi-babi dan hal itu sungguh terjadi sehingga menjadi bahan percaturan banyak orang perihal mujizat pengusiran setan yang dilakukan oleh Yesus. Hal lain yang mungkin baik saya angkat adalah perihal babi, yang bagi umat Muslim dikatakan najis dan mereka tidak boleh makan daging bagi sesuai dengan fatwa yang diberlakukan. Nampaknya perihal babi yang haram atau najis ini dilatarbelakangi oleh kisah pengusiran setan dari manusia ke kawanan babi-babi. Bagi yang beriman kepada Yesus Kristus kami ajak merenungkan dan menghayati sabda Yesus kepada orang yang telah dibebaskan dari kuasa setan: "Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihani engkau!" (Mrk 5:19) Sabda ini mengajak dan memanggil kita semua untuk kembali ke 'jati diri' kita masing-masing yang benar, yaitu sebagai gambar dan citra Tuhan melalui penghayatan panggilan maupun pelaksanaan tugas pengutusan.

·   "Sedangkan anak kandungku ingin mencabut nyawaku, terlebih lagi sekarang orang Benyamin ini! Biarkanlah dia dan biarlah ia mengutuk, sebab TUHAN yang telah berfirman kepadanya demikian. Mungkin TUHAN akan memperhatikan kesengsaraanku ini dan TUHAN membalas yang baik kepadaku sebagai ganti kutuk orang itu pada hari ini." (2Sam 16:11-12), demikian kata Daud kepada para pegawainya. Pasrah diri sang raja Daud ini kiranya muncul dari ketulusan hatinya, yang antara lain ia menyadari dan menghayati diri telah berdosa atau melakukan apa yang tidak berkenan pada Tuhan. Daud mengimani bahwa Tuhan itu Mahatahu dan Mahaadil, Dia akan mengampuni orang yang mengakui dengan rendah hati dosa-dosanya serta siap sedia untuk bertobat atau memperbaharui diri, dan menghukum orang yang tahu terima kasih serta kasih pengampunan, yang suka balas dendam terhadap orang lain. Maka dengan ini kami mengajak anda sekalian untuk memiliki ketulusan hati dan kejujuran, tidak menutupi kesalahan dan kekurangan diri sendiri jika memang demikian adanya, dan juga tidak melawan mereka yang akan mempersalahkan dan mengancamnya. Persembahkan atau serahkan semuanya kepada Tuhan, Penyelenggaraan Ilahi, dan hendaknya juga jangan mengadili orang lain menurut keinginan atau kemauan pribadi. Jauhkan dan berantas sikap mental dan perilaku mengadili orang lain dan hayati serta sebarluaskan kasih pengampunan Tuhan kepada saudara-saudari kita dimana pun dan kapan pun dalam dan melalui kesibukan dan pelayanan kita setiap hari.

"Ya TUHAN, betapa banyaknya lawanku! Banyak orang yang bangkit menyerang aku;banyak orang yang berkata tentang aku: "Baginya tidak ada pertolongan dari pada Allah." Tetapi Engkau, TUHAN, adalah perisai yang melindungi aku, Engkaulah kemuliaanku dan yang mengangkat kepalaku.Dengan nyaring aku berseru kepada TUHAN, dan Ia menjawab aku dari gunung-Nya yang kudus. Aku membaringkan diri, lalu tidur; aku bangun, sebab TUHAN menopang aku! Aku tidak takut kepada puluhan ribu orang yang siap mengepung aku" (Mzm 3:2-7)

Ign 30 Januari 2012


Minggu Biasa IV


" Roh-roh jahat pun diperintah-Nya dan mereka taat kepada-Nya."

Mg Biasa IV : Ul 18:15-20; 1Kor 7:32-35; Mrk 1:21-28


Ketika ada seorang dukun atau yang mampu menyembuhkan aneka penyakit secara ajaib, pada umumnya berita tersebut dengan cepat tersebar luas serta banyak orang datang berbondong-bondong kepadanya mohon penyembuhan dari penyakitnya. Kasus dukun cilik yang konon mempunyai batu ajaib di Jawa Timur beberapa waktu yang lalu, misalnya: ribuan orang dari seluruh penjuru tanah air datang kepadanya, karena mereka percaya jika minum air yang telah 'dimasuki batu' tersebut maka penyakitnya langsung sembuh. Sebenarnya penyembuhan seorang pasien dari penyakitnya antara adalah karena kepercayaan orang yang bersangkutan: percaya bahwa akan sembuh alias dari dalam dirinya sendiri ada kehendak dan kemauan untuk sembuh dari penyakitnya. Dalam hal penyakit spiritual atau psikologis kiranya yang akan mampu menyembuhkan adalah mereka yang sungguh beriman atau suci, yang senantiasa hidup bersama dan bersatu dengan Tuhan, sebagaimana terjadi dalam diri Yesus, dimana "roh-roh jahat pun diperintah-Nya dan mereka taat kepada-Nya.". Maka marilah kita renungkan atau refleksikan Warta Gembira hari ini.

"Mereka semua takjub, sehingga mereka memperbincangkannya, katanya: "Apa ini? Suatu ajaran baru. Ia berkata-kata dengan kuasa. Roh-roh jahat pun diperintah-Nya dan mereka taat kepada-Nya."Lalu tersebarlah dengan cepat kabar tentang Dia ke segala penjuru di seluruh Galilea" (Mrk 1:27-28)

Yesus adalah Allah yang menjadi Manusia seperti kita, kecuali dalam hal dosa, maka sebagai Guru atau Pengajar, ajaran atau kata-kataNya sungguh berwibawa dan berkuasa, karena antara lain apa yang Ia ajarkan juga Ia hayati sendiri. Maka sebenarnya kita juga dapat meneladan Dia, jika kita sungguh berminat dan berhasrat, antara senantiasa berusaha untuk menghayati atau melakukan apa yang kita katakan dengan kata lain 'satu dalam kata dan tindakan atau perilaku atau cara hidup dan cara bertindak. Percayalah jika kita 'satu kata dan tindakan', maka siapapun yang berjumpa atau melihat kita akan tergerak untuk menirunya, sehingga mereka tersembuhkan dari aneka penyakit yang sedang dideritanya, dan kita sendiri akan menjadi percaturan atau percakapan banyak orang, karena kebaikan dan keutamaan kita.

Sabda Yesus mampu memeritah roh-roh jahat dan roh-roh jahat pun akhirnya taat kepadaNya. Roh-roh jahat menggejala dan hidup dalam diri orang yang sedang sakit hati, sakit jiwa atau sakit akal budi serta sakit phisiknya, karena mereka tidak setia melakukan apa yang pernah mereka janjikan dan hidup serta bertindak hanya mengikuti keinginan atau selera pribadi. Jika cara hidup dan cara bertindak kita sesuai dengan janji yang pernah kita ikrarkan atau ucapkan, maka kita akan mampu membantu penyembuhan mereka yang sedang menderita sakit tersebut: kata dan nasihat kita akan sungguh didengarkan dan kemudian dengan rendah hati juga akan dilaksanakan atau dihayati.

Kepada mereka yang sedang menderita sakit hati, sakit jiwa, sakit akal budi maupun sakit phisik, kami harapkan untuk sungguh mawas diri. Anda menderita sakit karena anda hanya mengikuti selera atau keinginan pribadi alias seenaknya sendiri, maka kami harapkan untuk bertobat dengan setia pada janji yang pernah anda ikrarkan serta melaksanakan dengan sepenuh hati aneka tata tertib yang terkait dengan panggilan, tugas, fungsi dan jabatan anda. Seperti mereka yang setia melaksanakan tata tertib berlalu lintas akhirnya selamat dalam perjalanan serta sampai ke tempat tujuan yang didambakan, demikian pula jika dalam perjalanan hidup dan tugas kita setia pada tata tertib yang terkait, maka kita juga akan selamat selama di perjalanan dan akhirnya sampai ke tujuan yang kita dambakan yaitu keselamatan jiwa kita, artinya ketika kita dipanggil Tuhan alias meninggal dunia segera langsung menikmati hidup mulia dan berbahagia selamanya di sorga bersama Allah dan para kudus yang telah mendahului perjalanan kita. Marilah kita meneladan cara hidup dan cara bertindak santo-santa pelindung kita masing-masing, yang namanya kita abadikan dalam nama kita masing-masing.

 

"Aku ingin, supaya kamu hidup tanpa kekuatiran. Orang yang tidak beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara Tuhan, bagaimana Tuhan berkenan kepadanya. Orang yang beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan isterinya, dan dengan demikian perhatiannya terbagi-bagi. Perempuan yang tidak bersuami dan anak-anak gadis memusatkan perhatian mereka pada perkara Tuhan, supaya tubuh dan jiwa mereka kudus. Tetapi perempuan yang bersuami memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan suaminya. Semuanya ini kukatakan untuk kepentingan kamu sendiri, bukan untuk menghalang-halangi kamu dalam kebebasan kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu melakukan apa yang benar dan baik, dan melayani Tuhan tanpa gangguan." (1Kor 7:32-35).

Kutipan surat Paulus yang pertama kepada umat di Korintus, yang tertulis dalam Kalendarium Liturgi hari ini saya kutip semuanya, karena menurut hemat saya hal itu sungguh jelas dan mudah dimengerti apa yang dikatakan, yaitu suatu perintah moral yang harus kita laksanakan. Baik beristeri atau bersuami atau tidak beristeri dan tidak bersuami alias hidup tidak menikah dengan menjadi imam, bruder atau suster, dipanggil untuk "melakukan apa yang benar dan baik, dan melayani Tuhan tanpa gangguan".

Bagi yang beristeri atau bersuami 'melayani Tuhan' antara lain menghayati dan mensikapi pasangannya sebagai hadiah atau kado dari Tuhan, sehingga merawatnya sesuai dengan kehendak dan perintah Tuhan. Anda kiranya memiliki pengalaman ketika menerima hadiah atau kado dari kekasih: bukankah anda akan merawatnya dan memperhatikannya siang malam dengan baik dan benar. Suami atau isteri adalah hadiah atau kado dari Yang Terkasih, maka selayaknya diperlakukan dengan baik dan benar. Yang baik dan benar jelas sekali bagi anda sebagai suami-isteri, yaitu saling mengasihi satu sama lain, baik dalam untung maupun malang, sehat maupun sakit, sampai mati. Kasihilah pasangan hidup anda dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan segenap kekuatan atau tubuh alias dengan total tanpa syarat. Jika anda saling mengasihi yang demikian ini, maka tak aka nada gangguan yang mengaburkan dan merusak hidup keluarga anda.

Sebagai imm, bruder dan suster 'melayani Tuhan' antara lain berarti membaktikan diri sepenuhnya kepada tugas pengutusan yang telah diterima dari pembesar: tugas dan pekerjaan dapat dikerjakan dan diselesaikan dengan benar dan baik. Secara khusus kepada rekan-rekan imam, bruder dan suster saya ajak untuk merenungkan peringatan ini "Orang yang tidak mendengarkan segala firman-Ku yang akan diucapkan nabi itu demi nama-Ku, dari padanya akan Kutuntut pertanggungjawaban. Tetapi seorang nabi, yang terlalu berani untuk mengucapkan demi nama-Ku perkataan yang tidak Kuperintahkan untuk dikatakan olehnya, atau yang berkata demi nama allah lain, nabi itu harus mati." (Ul 18:19-20). Sebagai imam, bruder dan suster dipanggil untuk menghayati rahmat kenabian dengan penuh, yaitu hidup dan bertindak sesuai dengan kehendak Tuhan, sehingga yang dikatakan atau diajarkan benar dan baik adanya, karena meneruskan apa yang dikehendaki atau disabdakan Tuhan. Ingatlah dan sadari bahwa sebagai imam, bruder atau suster sering memberi pengajaran, petuah atau  nasihat: hendaknya memberi yang benar dan baik.

"Marilah kita bersorak-sorai untuk TUHAN, bersorak-sorak bagi gunung batu keselamatan kita. Biarlah kita menghadap wajah-Nya dengan nyanyian syukur, bersorak-sorak bagi-Nya dengan nyanyian mazmur. Masuklah, marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan TUHAN yang menjadikan kita. Sebab Dialah Allah kita, dan kitalah umat gembalaan-Nya dan kawanan domba tuntunan tangan-Nya. Pada hari ini, sekiranya kamu mendengar suara-Nya!Janganlah keraskan hatimu seperti di Meriba, seperti pada hari di Masa di padang gurun, pada waktu nenek moyangmu mencobai Aku, menguji Aku, padahal mereka melihat perbuatan-Ku." (Mzm 95:1-2.6-9)

Ign 29 Januari 2012


28 Jan


"Barangsiapa terbesar di antara kamu hendaklah ia menjadi pelayanmu."

(Keb 7:7-10.15-16; Mat 23:8-12)

"Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara. Dan janganlah kamu menyebut siapa pun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga. Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias. Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan." (Mat 23:8-12), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta St.Tomas Aquino, imam dan pujangga Gereja hari ini, saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Salah satu fungsi utama seorang imam, yang telah menerima tahbisan imamat, adalah sebagai pelayan: melayani umat Allah yang menjadi tanggungjawabnya atau yang harus digembalakan. Memang secara organisatoris seorang imam atau pastor bagi umatnya adalah yang terbesar atau tertinggi alias memiliki wewenang atau kuasa yang sangat menentukan kehidupan umat Allah. Kami berharap kepada rekan-rekan imam/pastor maupun para pembantunya (dewan paroki, ketua wilayah atau lingkungan dst..) untuk berjiwa melayani dalam cara hidup dan cara bertindaknya, dalam mem fungsikan atau menghayati jabatan atau tugasnya. Menjadi 'pelayan' berarti senantiasa dengan rendah hati berusaha untuk membahagiakan mereka yang harus dilayani. Cirikhas pelayan yang baik antara lain: gembira/ceria, cekatan, bekerja keras, tak pernah marah/mengeluh atau menggerutu meskipun diperlakukan dengan tidak baik oleh mereka yang dilayani. Pelayan yang baik pada umumnya juga sederhana dalam cara hidup dan cara bertindaknya.  "Para klerikus (=mereka yang telah menerima tahbisan) hendaknya hidup sederhana dan menjuahkan diri dari segala sesuatu yang memberi kesan kesia-siaan" (KHK kan 282.1). Kami berharap juga kepada para imam tidak mudah marah atau mengeluh terhadap apa-apa yang diberikan oleh umat atau siapa saja yang mendatanginya. Dalam kesederhanaan dan kerendahan hati kami harapkan mereka yang menjadi pemimpin di tingkat dan pelayanan apapun sering mendatangi bawahannya, memberi sapaan dan perhatian.

·   "Maka itu aku berdoa dan akupun diberi pengertian, aku bermohon lalu roh kebijaksanaan datang kepadaku. Dialah yang lebih kuutamakan dari pada tongkat kerajaan dan takhta, dan dibandingkan dengannya kekayaan kuanggap bukan apa-apa. Permata yang tak terhingga nilainya tidak kusamakan dengan dia, sebab segala emas di bumi hanya pasir saja di hadapannya dan perak dianggap lumpur belaka di sampingnya. Ia kukasihi lebih dari kesehatan dan keelokan rupa, dan aku lebih suka memiliki dia dari pada cahaya, sebab kilau dari padanya tidak kunjung hentinya" (Keb 7:7-10). Pengertian dan kebijaksanaan harus lebih diutamakan atau didahulukan oleh seorang pemimpin, daripada tongkat kepemimpiman, takhta, permata, emas dan perak atau aneka jenis harta benda/uang, jabatan dan kehormatan duniawi. Untuk memperoleh pengertian dan kebijaksanaan, selain mohon kepada Tuhan, antara lain pemimpin harus mendengarkan dengan rendah hati suka-duka dari yang dipimpin; hal itu dapat dilakukan dengan percakapan pribadi satu per satu atau mungkin dengan hadir di antara mereka yang harus dilayani/dipimpin di tempat kerja atau hidup mereka sehari-hari seraya mendengarkan dan melihat apa yang sedang terjadi dan berlangsung. Dengan kata lain pemimpin hendaknya menghayati kepemimpinan partisipatif dengan mendengarkan terus-menerus suka-duka dari mereka yang harus dipimpin atau dilayani. Pemimpin hendaknya sungguh mengerti dan mengenal suka-duka dari mereka yang harus dipimpin, sehingga dapat melayani mereka dengan baik sesuai dengan dambaan mereka maupun kehendak Tuhan. Memang agar keputusan pelayanan dinilai bijak atau bijaksana, hendaknya apa yang dilihat dan didengarkan kemudian dijadikan bahan doa atau permenungan sebelum mengambil keputusan atau kebijakan; dengan kata lain hendaknya seorang pemimpin terus berusaha untuk memperdalam dan memperkembangkan keterampilan pembedaan roh (spiritual discernment), sehingga dapat memilah dan memilih dengan tepat aneka saran, nasihat dan masukan. Keterampilan pembedaan roh pada masa kini sungguh mendesak dan up to date untuk dihayati, diperdalam dan disebarluaskan, mengingat dan mempertimbangkan banyak pilihan yang ditawarkan dan kita hanya mungkin memilih satu di antara sekian banyak pilihan.

"Aku akan berpegang pada ketetapan-ketetapan-Mu, janganlah tinggalkan aku sama sekali. Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu. Dengan segenap hatiku aku mencari Engkau, janganlah biarkan aku menyimpang dari perintah-perintah-Mu. Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau. Terpujilah Engkau, ya TUHAN; ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku. Dengan bibirku aku menceritakan segala hukum yang Kauucapkan. Atas petunjuk peringatan-peringatan-Mu aku bergembira, seperti atas segala harta." (Mzm 119:8-14)

Ign 28 Januari 2012

 


27 Jan


"Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah"

(2Sam 11:1-4a.5-10a.13-17; Mrk 4:26-34)

"Lalu kata Yesus: "Beginilah hal Kerajaan Allah itu: seumpama orang yang menaburkan benih di tanah, lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu. Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu. Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba." Kata-Nya lagi: "Dengan apa hendak kita membandingkan Kerajaan Allah itu, atau dengan perumpamaan manakah hendaknya kita menggambarkannya? Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah. Memang biji itu yang paling kecil dari pada segala jenis benih yang ada di bumi. Tetapi apabila ia ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar dari pada segala sayuran yang lain dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya." Dalam banyak perumpamaan yang semacam itu Ia memberitakan firman kepada mereka sesuai dengan pengertian mereka, dan tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka, tetapi kepada murid-murid-Nya Ia menguraikan segala sesuatu secara tersendiri." (Mrk 4:26-34), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Apa yang disebut benih pada umumya memang kecil, namun begitu ia tumbuh dalam waktu singkat dapat menjadi pohon atau pribadi atau makhluk besar. Sel sperma sangat kecil dan ketika bersatu dengan sel telor dalam hubungan seksual antara laki-laki dalam waktu kurang lebih sembilan bulan telah tumbuh berkembang dengan berat antara 3 s/d 4 kg, menjadi bayi yang manis dan mempesona. Demikian juga benih tanaman, ketika ditaburkan di tanah dan kemudian tumbuh akan menjadi pohon yang dapat menghasilkan buah yang berguna bagi kehidupan umat manusia. Perumpamaan yang disampaikan oleh Yesus perihal Kerajaan Allah itu bagaikan biji sesawi yang ditaburkan di tanah menggambarkan Allah yang diimani oleh manusia, yang kemudian menghidupi dan menjiwai manusia, sebagaimana manusia yang percaya kepada Yesus Kristus, atau nabi-nabi lain seperti Nabi Muhamad s.w.a, dst.. Yang mulai percaya atau beriman pertama-tama dalam jumlah kecil dan dapat dihitung dengan jari, namun kemudian bertambah jumlahnya sampai berjuta-juta. Perumpamaan ini kiranya juga menggambarkan orang yang sungguh beriman, yang dapat menjadi naungan bagi banyak orang. Maka dengan ini kami mengajak dan mengingatkan segenap umat beriman untuk sungguh menghayati imannya agar dapat menjadi naungan atau perlindungan bagi saudara-saudarinya. Perumpamaan ini juga mengingatkan kita: meskipun jumlah kita hanya kecil, namun jika kita setia pada iman kita, percayalah dalam waktu singkat pasti akan banyak temannya alias banyak orang akan bergabung dengan kita.

·   "Sekali peristiwa pada waktu petang, ketika Daud bangun dari tempat pembaringannya, lalu berjalan-jalan di atas sotoh istana, tampak kepadanya dari atas sotoh itu seorang perempuan sedang mandi; perempuan itu sangat elok rupanya. Lalu Daud menyuruh orang bertanya tentang perempuan itu dan orang berkata: "Itu adalah Batsyeba binti Eliam, isteri Uria orang Het itu." Sesudah itu Daud menyuruh orang mengambil dia. Perempuan itu datang kepadanya, lalu Daud tidur dengan dia. Perempuan itu baru selesai membersihkan diri dari kenajisannya. Kemudian pulanglah perempuan itu ke rumahnya." (2Sam 11:2-4). Kutipan ini kiranya dapat menjadi bahan refleksi kita semua, entah laki-laki maupun perempuan. Keelokan atau kecantikan seorang perempuan pasti menjadi daya tarik atau daya pikat bagi kaum laki-laki, demikian sebaliknya ketampanan laki-laki akan menjadi daya tarik atau daya pikat bagi kaum perempuan. Marilah kita semua, entah laki-laki atau perempuan, dengan rendah  hati berusaha menjadikan diri kita masing-masing sebagai daya tarik atau daya pikat, dengan mengusahakan keelokan, kecantikan atau ketampanan hati dan budi kita masing-masing alias senantiasa berusaha untuk menjadi orang yang baik dan berbudi pekerti luhur. Ketika kita semua menjadi pribadi yang baik dan berbudi pekerti luhur, maka secara otomatis kita akan saling menarik dan memikat, sehingga terjadilah kebersamaan hidup yang nikmat. Tentu saja karena sama-sama baik dan berbudi pekerti luhur, meskipun saling dekat satu sama lain, pasti tidak akan melakukan sebagaimana dilakukan oleh Daud alias berselingkuh atau berbuat serong. Fungsikan atau hayati keelokan, kecantikan dan ketampanan anda sebagai daya tarik dan daya pikat bagi siapapun untuk semakin beriman, semakin membaktikan diri seutuhnya kepada Tuhan, semakin suci, semakin dikasihi oleh Tuhan dan sesama manusia.

"Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar! Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku! Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan dosaku. Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan melakukan apa yang Kauanggap jahat, supaya ternyata Engkau adil dalam putusan-Mu, bersih dalam penghukuman-Mu. Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku" (Mzm 51:3-7)

Ign 27 Januari 2012


RS: Lay Aside All Things

Guys, pernahkah kalian melihat pelari yang mengenakan jas lengkap + jaket yang tebal, membawa ransel besar, sambil menarik koper yang berat, saat ia hendak bertanding? Iya, kita pasti tidak pernah melihat hal bodoh seperti itu. Sebab, seorang pelari pasti akan memakai pakaian yang seringkas mungkin dan melepas semua hal yang tidak perlu, agar ia tidak terintangi untuk bisa berlari dengan begitu rupa. Dan, kita adalah seorang pelari yang sedang bertanding untuk meraih masa depan kita yang gemilang di dalam Kristus Yesus. Sebab itu, prinsip di atas juga berlaku, jika kita tidak ingin terintangi untuk berlari begitu rupa, dan memenangkan pertandingan kita. Alkitab menulis bahwa kita harus menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi diri kita selama ini! Kata 'BEBAN' berbicara segala hal yang membebani hati kita, baik itu: sakit hati, iri hati, kekecewaan, rendah diri, tawar hati, kekuatiran, atau apapun itu namanya. Kita harus menanggalkan segala hal yang telah begitu membebani hati kita selama ini, dan menyerahkan semua itu kepada Tuhan, agar Ia boleh memberikan kita kelepasan dan kelegaan atas semua beban itu. So, let us lay aside every weight in our heart and mind. Kata 'DOSA' berbicara segala hal yang bertentangan dengan kehendak Allah. Apapun itu namanya. Kita harus bertobat dan menanggalkan dosa kita, karena dosa hanya akan menempatkan kita pada posisi yang berlawanan dengan Tuhan, dan tentunya akan merintangi kita untuk meraih masa depan yang gemilang di dalam Dia. Dan, jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan (1 Yoh 1:9). Tak perduli semerah apapun dosa kita. Ketika tidak ada lagi yang membebani hati kita dan dosa yang mengikat hidup kita, maka kita pun boleh berlari begitu rupa tanpa rintangan untuk meraih masa depan yang gemilang di dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. Are you ready to run with God? 

Read: Ibr 12:1. Gbu.

RSS Santapan Harian: Senin, 30 Januari 2012 - Pengharapan yang tidak sia-sia (Markus 5:25-34)

RSS Santapan Harian
Daftar Edisi RSS Santapan Harian // via fulltextrssfeed.com
Senin, 30 Januari 2012 - Pengharapan yang tidak sia-sia (Markus 5:25-34)
Jan 29th 2012, 17:03

Judul: Pengharapan yang tidak sia-sia
"Pantang menyerah!", begitulah karakteristik yang tampak pada diri perempuan ini. Bayangkan, sudah dua belas tahun ia menderita sakit pendarahan (25)! Entah sudah berapa banyak tabib yang dia datangi untuk menyembuhkan penyakitnya. Sudah tak terbilang pula uang yang dia keluarkan untuk membiayai pengobatan penyakitnya. Sampai habis hartanya (26). Hasilnya? Nol besar! Malah keadaannya makin memburuk. Musnahkah pengharapannya bahwa penyakitnya akan sembuh? Ternyata tidak.

Berita-berita tentang Yesus yang melakukan berbagai mukjizat penyembuhan ternyata menyalakan kembali api pengharapan untuk sembuh dari penyakitnya (27). Maka kesempatan berada di tengah-tengah orang yang mengerumuni Yesus dia gunakan sebaik-baiknya. Ia berusaha mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya (28). Dan Markus, penulis injil ini menyatakan bahwa seketika itu juga berhentilah pendarahan perempuan ini. Ia pun merasa bahwa badannya sudah sembuh (29). Mukjizat benar-benar terjadi. Sungguh ajaib.

Yesus, yang tentu saja mengetahui peristiwa itu, segera memberikan konfirmasi atas apa yang terjadi (30-34). Yesus ingin agar perempuan itu tahu bahwa ia benar-benar telah disembuhkan karena percaya pada kuasa Yesus. Yesus juga ingin agar orang lain tahu bahwa perempuan itu telah sembuh. Hal ini penting karena perempuan itu telah dianggap najis oleh karena penyakitnya sehingga dia dijauhi orang. Konfirmasi mengenai kesembuhannya akan membuat dia bisa diterima kembali oleh lingkungan sosialnya. Konfirmasi itu juga penting untuk meneguhkan Yairus yang tengah harap-harap cemas dalam perjalanan ke rumahnya karena mengkhawatirkan keadaan anaknya.

Meyakini kuasa Tuhan Yesus dan tidak mudah berputus asa juga harus kita miliki dalam kehidupan iman kita. Jangan pernah berdiam dalam kegelapan putus asa. Datanglah kepada Yesus dengan penuh iman dan beritahu apa yang Anda harapkan dari Dia. Bila Dia berkenan, Dia akan menolong.

Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2012/01/30/

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions

RSS Renungan Harian: Senin, 30 Januari 2012 - HAMBA KRISTUS (1Korintus 4:1-21)

RSS Renungan Harian
Daftar Edisi RSS Renungan Harian // via fulltextrssfeed.com
Senin, 30 Januari 2012 - HAMBA KRISTUS (1Korintus 4:1-21)
Jan 29th 2012, 16:59

Bacaan : 1Korintus 4:1-21

Bagaimana rasanya kalau ada orang yang memanggil atau memperlakukan Anda dengan sebutan "hamba"? Dalam Alkitab, "hamba" berasal dari kata doulos yang berarti "budak belian", yang tidak memiliki hak apa pun dalam hidupnya kecuali ia ditebus orang atau dibebaskan oleh majikan yang murah hati. Kristus menyebut pengikut-Nya sebagai murid dan sahabat-Nya, bukan hamba (lihat Yohanes 13:35; 15:15). Namun, Dia sendiri meneladankan hidup sebagai seorang hamba, dan mengajarkan bagaimana seharusnya para murid bersikap sebagai seorang hamba (lihat Yohanes 13:1-20; Lukas 17:7-10)

Rasul Paulus sering menyebut sendiri dirinya dan teman-temannya sebagai hamba-hamba Kristus (lihat Roma 1:1; Titus 1:1; Filipi 1:1), sama seperti yang kita baca hari ini. Bukan dengan nada sedih atau terpaksa, melainkan dengan nada bangga, karena Tuhan memercayakan kepada mereka tugas yang penting (ayat 1). Dalam perselisihan jemaat Korintus (lihat pasal 3), Paulus tidak memegahkan diri sebagai pemimpin yang hebat. Bukan penilaian orang yang penting baginya, tetapi penilaian Tuhan (ayat 3-4). Mengapa? Karena ia adalah hamba-Nya.

Bagaimana kita memandang diri kita di hadapan Tuhan? Kesadaran bahwa kita adalah budak dosa yang telah ditebus oleh Kristus seharusnya membanjiri hati kita dengan rasa syukur dan kasih kepada Dia yang telah membebaskan kita. Mendorong kita menjalani setiap hari bukan untuk menyenangkan orang lain melainkan untuk menyenangkan Sang Pemilik hidup kita. Seperti Paulus, kita bangga dikenal sebagai hamba-hamba Kristus --ACH

MELAYANI TUHAN ADALAH SUKACITA DAN KEHORMATAN

SIAPAKAH AKU HINGGA BOLEH MENJADI HAMBA-MU?

Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2012/01/30/

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions

Arsip Blog

Kumpulan Khotbah Stephen Tong

Khotbah Kristen Pendeta Bigman Sirait

Ayat Alkitab Setiap Hari