Senin, 31 Januari 2011

1 Feb - Ibr 12:1-4; Mrk 5:21-43

 "Imanmu telah menyelamatkan engkau".

(Ibr 12:1-4; Mrk 5:21-43)

 

"Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan. Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk. Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya. Sebab katanya: "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh." Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa, bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya. Pada ketika itu juga Yesus mengetahui, bahwa ada tenaga yang keluar dari diri-Nya, lalu Ia berpaling di tengah orang banyak dan bertanya: "Siapa yang menjamah jubah-Ku?" Murid-murid-Nya menjawab: "Engkau melihat bagaimana orang-orang ini berdesak-desakan dekat-Mu, dan Engkau bertanya: Siapa yang menjamah Aku?" Lalu Ia memandang sekeliling-Nya untuk melihat siapa yang telah melakukan hal itu. Perempuan itu, yang menjadi takut dan gemetar ketika mengetahui apa yang telah terjadi atas dirinya, tampil dan tersungkur di depan Yesus dan dengan tulus memberitahukan segala sesuatu kepada-Nya. Maka kata-Nya kepada perempuan itu: "Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!"" (Mrk 5:25-34), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

 

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Sehat dan sakit, sembuh dari aneka macam bentuk penyakit erat kaitannya dengan iman. Orang yang sungguh beriman kiranya senantiasa dalam keadaan sehat wal'afiat, segar bugar baik secara jasmani maupun rohani. Beriman berarti mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan, sehingga cara hidup dan cara bertindaknya senantiasa sesuai dengan kehendak Tuhan. Kehendak Tuhan antara lain tercermin atau menjadi nyata dalam aneka tata tertib yang terkait dengan panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing, maka jika kita mendambakan hidup sehat wal'afiat dan segar bugar, hendaknya mentaati dan melaksanakan sepenuh tata tertib yang terkait dengan panggilan dan tugas pengutusan kita. Anak-anak sedini mungkin di dalam keluarga untuk dibiasakan dan dididik mentaati serta melaksanakan tata tertib yang ada. Pertama-tama marilah masing-masing dari kita dengan rendah hati dan bantuan rahmat Tuhan senantiasa berusaha untuk hidup teratur dan tertib. Kami berharap bagi siapapun yang berpengaruh dalam kehidupan dan kerja bersama dapat menjadi teladan dalam pelaksanaan tata tertib.  Marilah kita hayati atau laksanakan 7 prinsip Suryamentaraman ini, yaitu : "Toto -> teratur, Titi-> teliti, hati-hati, Titis-> tepat, berfokus, efektif dan efisien, Temen-> jujur, tulus, Tetep-> konsisten, mantap, Tatag-> tabah, Tatas-> tegas"

·   "Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah" (Ibr 12:2). Marilah kita hayati 7 prinsip di atas 'dengan mata yang tertuju kepada Yesus', yang berarti meneladan cara hidup dan cara bertindak Yesus. Hemat saya 7 prinsip tersebut di atas juga dihayati oleh Yesus dalam melaksanakan tugas pengutusanNya untuk menyelamatkan dunia seisinya. Memang penghayatan 7 prinsip di atas sungguh menuntut perjuangan dan pengorbanan alias 'tekun memikul salib'. Tekun memikul salib antara lain mempersembahkan pikiran/otak, perasaan/hati dan tenaga pada panggilan dan tugas pengutusan. Jika masing-masing dari kita setia 'memkul salib kehidupan' kiranya kita bersama-sama akan mencapai kesempurnaan hidup, yaitu ketika meninggal dunia atau dipanggil Tuhan segera menikmati hidup bahagia dan mulia selamanya di sorga bersama Allah Pencipta dan Yesus Kristus yang kita imani. Marilah kita kenangkan bahwa setiap kali mengawali doa, yang berarti mengawali suatu tindakan, kita sering membuat tanda salib, dengan harapan dan dambaan agar apapun yang kita lakukan sungguh meneladan cara hidup dan cara bertindak Yang Tersalib. Semoga setiap membuat tanda salib tidak hanya manis di bibir atau mulut, tetapi juga menjadi manis dalam kaki, tangan, otak alias seluruh anggota tubuh kita, sehingga cara hidup dan cara bertindak kita sungguh menarik, memikat dan mempesona bagi siapapun.

 

"Nazarku akan kubayar di depan mereka yang takut akan Dia. Orang yang rendah hati akan makan dan kenyang, orang yang mencari TUHAN akan memuji-muji Dia; biarlah hatimu hidup untuk selamanya! Segala ujung bumi akan mengingatnya dan berbalik kepada TUHAN; dan segala kaum dari bangsa-bangsa akan sujud menyembah di hadapan-Nya." (Mzm 22:26b-28)

Jakarta, 1 Februari 2011


1 Feb - Ibr 12:1-4; Mrk 5:21-43

 "Imanmu telah menyelamatkan engkau".

(Ibr 12:1-4; Mrk 5:21-43)

 

"Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan. Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk. Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya. Sebab katanya: "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh." Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa, bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya. Pada ketika itu juga Yesus mengetahui, bahwa ada tenaga yang keluar dari diri-Nya, lalu Ia berpaling di tengah orang banyak dan bertanya: "Siapa yang menjamah jubah-Ku?" Murid-murid-Nya menjawab: "Engkau melihat bagaimana orang-orang ini berdesak-desakan dekat-Mu, dan Engkau bertanya: Siapa yang menjamah Aku?" Lalu Ia memandang sekeliling-Nya untuk melihat siapa yang telah melakukan hal itu. Perempuan itu, yang menjadi takut dan gemetar ketika mengetahui apa yang telah terjadi atas dirinya, tampil dan tersungkur di depan Yesus dan dengan tulus memberitahukan segala sesuatu kepada-Nya. Maka kata-Nya kepada perempuan itu: "Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!"" (Mrk 5:25-34), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

 

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Sehat dan sakit, sembuh dari aneka macam bentuk penyakit erat kaitannya dengan iman. Orang yang sungguh beriman kiranya senantiasa dalam keadaan sehat wal'afiat, segar bugar baik secara jasmani maupun rohani. Beriman berarti mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan, sehingga cara hidup dan cara bertindaknya senantiasa sesuai dengan kehendak Tuhan. Kehendak Tuhan antara lain tercermin atau menjadi nyata dalam aneka tata tertib yang terkait dengan panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing, maka jika kita mendambakan hidup sehat wal'afiat dan segar bugar, hendaknya mentaati dan melaksanakan sepenuh tata tertib yang terkait dengan panggilan dan tugas pengutusan kita. Anak-anak sedini mungkin di dalam keluarga untuk dibiasakan dan dididik mentaati serta melaksanakan tata tertib yang ada. Pertama-tama marilah masing-masing dari kita dengan rendah hati dan bantuan rahmat Tuhan senantiasa berusaha untuk hidup teratur dan tertib. Kami berharap bagi siapapun yang berpengaruh dalam kehidupan dan kerja bersama dapat menjadi teladan dalam pelaksanaan tata tertib.  Marilah kita hayati atau laksanakan 7 prinsip Suryamentaraman ini, yaitu : "Toto -> teratur, Titi-> teliti, hati-hati, Titis-> tepat, berfokus, efektif dan efisien, Temen-> jujur, tulus, Tetep-> konsisten, mantap, Tatag-> tabah, Tatas-> tegas"

·   "Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah" (Ibr 12:2). Marilah kita hayati 7 prinsip di atas 'dengan mata yang tertuju kepada Yesus', yang berarti meneladan cara hidup dan cara bertindak Yesus. Hemat saya 7 prinsip tersebut di atas juga dihayati oleh Yesus dalam melaksanakan tugas pengutusanNya untuk menyelamatkan dunia seisinya. Memang penghayatan 7 prinsip di atas sungguh menuntut perjuangan dan pengorbanan alias 'tekun memikul salib'. Tekun memikul salib antara lain mempersembahkan pikiran/otak, perasaan/hati dan tenaga pada panggilan dan tugas pengutusan. Jika masing-masing dari kita setia 'memkul salib kehidupan' kiranya kita bersama-sama akan mencapai kesempurnaan hidup, yaitu ketika meninggal dunia atau dipanggil Tuhan segera menikmati hidup bahagia dan mulia selamanya di sorga bersama Allah Pencipta dan Yesus Kristus yang kita imani. Marilah kita kenangkan bahwa setiap kali mengawali doa, yang berarti mengawali suatu tindakan, kita sering membuat tanda salib, dengan harapan dan dambaan agar apapun yang kita lakukan sungguh meneladan cara hidup dan cara bertindak Yang Tersalib. Semoga setiap membuat tanda salib tidak hanya manis di bibir atau mulut, tetapi juga menjadi manis dalam kaki, tangan, otak alias seluruh anggota tubuh kita, sehingga cara hidup dan cara bertindak kita sungguh menarik, memikat dan mempesona bagi siapapun.

 

"Nazarku akan kubayar di depan mereka yang takut akan Dia. Orang yang rendah hati akan makan dan kenyang, orang yang mencari TUHAN akan memuji-muji Dia; biarlah hatimu hidup untuk selamanya! Segala ujung bumi akan mengingatnya dan berbalik kepada TUHAN; dan segala kaum dari bangsa-bangsa akan sujud menyembah di hadapan-Nya." (Mzm 22:26b-28)

Jakarta, 1 Februari 2011


Lagu Baru

Ayat bacaan: Mazmur 33:3
=================
"Nyanyikanlah bagi-Nya nyanyian baru; petiklah kecapi baik-baik dengan sorak-sorai!"

lagu baruHari ini ketika sedang di jalan saya iseng-iseng memutar radio. Sebuah lagu yang sudah lama tidak saya dengar kebetulan di putar di sebuah channel. Rasanya seperti baru kemarin lagu itu saya dengar dan sukai, tetapi kenyataannya lagu itu berasal dari tahun 1987, berarti usianya sudah 24 tahun. Perubahan trend dan gaya di dunia musik berjalan begitu cepat. Setiap saat kita melihat hadirnya jenis musik baru, baik sebagai sebuah kreasi yang saam sekali baru atau merupakan perpaduan (fusi) antara satu jenis musik dengan jenis lainnya. Hari ini menjadi trend, besok sudah menjadi barang usang. Dalam segala jenis musik kita bisa melihat hal itu, mulai dari rock, jazz, r&b, pop dan sebagainya. Ambil contoh jenis musik punk yang dahulu dikenal sebagai jenis punk rock. Belakangan aliran ini terpecah dengan lahirnya jenis emo dengan gayanya sendiri. Ketika punk menekankan kebebasan berekspresi seluas-luasnya dan seringkali terkesan "memberontak", emo lebih menekankan kepada curahan atau jeritan perasaan yang perih. Belakangan emo pun terbagi lagi dengan munculnya screamo, dimana teriakan itu menjadi jauh lebih intens dari sebelumnya. Tanyakan kepada orang tua anda bagaimana The Beatles merubah pakem musik di seluruh dunia. Tanpa mereka mungkin musik dunia bukanlah seperti sekarang. Dari blues kemudian muncul jazz dan rock, lalu kedua genre ini pun terus berkembang biak sehingga muncullah puluhan sub-genre lainnya. Musik selalu dipercaya sebagai sesuatu yang dinamis dan progresif. Meski ada kalanya kita rindu dengan lagu-lagu yang dahulu pernah kita sukai, tetapi tidakkah kita selalu menunggu lagu baru untuk hadir dalam playlist kita? Jika kita suka itu, dan kita diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, tidakkah itu berarti bahwa Tuhan pun menyukai lagu-lagu yang baru untuk mewakili pujian-pujian yang hadir dari anak-anakNya?

Bukan hanya secara logika, tetapi Alkitab pun menyatakan demikian. Berulang kali kita menemukan bagaimana Tuhan memandang penting musik sebagai media penyembahan dan pengungkapan rasa syukur. Mazmur saja terdiri dari 150 pasal, yang mungkin saja merajai tangga-tangga lagu pada masa itu, jika daftar tangga lagu sudah ada. Jatuh dan bangun Daud tergambar jelas disana, seringkali hadir secara puitis dan indah. Begitu indah sehingga banyak diantara kita yang lebih senang membaca kitab Mazmur agar bisa merasa nyaman dan bahagia. Dan itulah salah satu fungsi terpenting sebuah lagu. Meski pada perkembangannya musik atau lagu bisa dipakai untuk tujuan-tujuan lain bahkan untuk tujuan yang negatif, tetapi kita harus mengakui bahwa musik adalah salah satu ciptaan Tuhan yang terindah. Bayangkan sebentuk kehidupan tanpa adanya musik. Betapa sepi dan suramnya hidup itu. Bagi saya yang berkecimpung di dunia musik, saya merasakan betapa Tuhan memberkati manusia lewat adanya musik. God loves music. And He surely loves new songs.

Salah satu ayat dalam Mazmur berkata "Nyanyikanlah bagi-Nya nyanyian baru; petiklah kecapi baik-baik dengan sorak-sorai!" (Mazmur 33:3). Ini seruan yang mengingatkan kita agar jangan pernah berhenti untuk memuji Tuhan lewat lagu-lagu yang baru. Jika anda hanya mendengar satu lagu sepanjang hidup anda, apa yang akan anda rasakan? Demikian pula Tuhan. Musik datang dari kreativitasNya yang tak terbatas, musik bukan saja ada di bumi tetapi juga di surga. Lihatlah dalam kitab Wahyu bagaimana jelasnya digambarkan sebuah orkestra atau ensembel akbar yang terdiri dari perpaduan antara ribuan malaikat, seluruh manusia di bumi, di laut dan sebagainya bersatu memanjatkan pujian kepada Tuhan dan Kristus. "Maka aku melihat dan mendengar suara banyak malaikat sekeliling takhta, makhluk-makhluk dan tua-tua itu; jumlah mereka berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa, katanya dengan suara nyaring: "Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian!" Dan aku mendengar semua makhluk yang di sorga dan yang di bumi dan yang di bawah bumi dan yang di laut dan semua yang ada di dalamnya, berkata: "Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba, adalah puji-pujian dan hormat dan kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!" (Wahyu 5:11-13) Musik merupakan sesuatu yang penting bagi Tuhan. Dia menyukai musik dan lagu sama seperti kita.

Perkembangan musik yang begitu pesat memang merupakan buah karya hasil kreativitas manusia, tetapi jangan lupa bahwa semua itu pun berasal dari Tuhan. Daud mengaku seperti ini "Ia memberikan nyanyian baru dalam mulutku untuk memuji Allah kita. Banyak orang akan melihatnya dan menjadi takut, lalu percaya kepada TUHAN." (Mazmur 40:4). Inspirasi, ide, kreativitas, semua itu adalah anugerah yang telah diberikan Tuhan kepada manusia. Oleh sebab itu, jika kita suka bernyanyi untuk menghibur diri sendiri, menghibur orang lain, atau bahkan untuk membuat bayi-bayi dan anak-anak tidur dengan nyenyak, mengapa kita tidak menyenangkan Tuhan lebih lagi lewat lagu-lagu? Mengapa kita tidak terus menciptakan lagu-lagu baru yang memuliakan Tuhan dan membuatNya tersenyum bahagia?

Ada kuasa dalam puji-pujian. Itu jelas, karena Tuhan suka berada di atasnya. "Padahal Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel." (Mazmur 22:3). Dia memberkati kita dengan musik dan kemampuan untuk terus berbuat sesuatu yang baru di dalamnya, dan sudah seharusnya kita memakai itu untuk memuliakanNya sebagai ungkapan rasa syukur kita atas keindahan berkat Tuhan yang hadir lewat musik atau lagu. Ini tentu bukan berarti bahwa lagu yang lama sama sekali tidak berkenan bagi Tuhan, tetapi sama seperti kita, Tuhan pun menyenangi sesuatu yang dinamis. Lagu lama tetap baik, tetapi lagu-lagu baru jangan sampai dilupakan. Kita tidak akan mau mendengar satu lagu dengan lirik yang sama seumur hidup kita, Tuhan pun demikian. Anda menyanyi untuk menghibur diri dan orang lain, mengapa tidak melakukannya juga untuk Tuhan yang sungguh baik? Selain doa-doa, isilah saat-saat teduh dan waktu-waktu anda bersamanya dengan pujian dan penyembahan. And you can always be creative in it. Bukankah itu terdengar menyenangkan? Sudahkah anda bernyanyi hari ini bagiNya?

Sama seperti kita, Tuhan pun menyukai lagu-lagu yang baru

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

Lagu Baru

Ayat bacaan: Mazmur 33:3
=================
"Nyanyikanlah bagi-Nya nyanyian baru; petiklah kecapi baik-baik dengan sorak-sorai!"

lagu baruHari ini ketika sedang di jalan saya iseng-iseng memutar radio. Sebuah lagu yang sudah lama tidak saya dengar kebetulan di putar di sebuah channel. Rasanya seperti baru kemarin lagu itu saya dengar dan sukai, tetapi kenyataannya lagu itu berasal dari tahun 1987, berarti usianya sudah 24 tahun. Perubahan trend dan gaya di dunia musik berjalan begitu cepat. Setiap saat kita melihat hadirnya jenis musik baru, baik sebagai sebuah kreasi yang saam sekali baru atau merupakan perpaduan (fusi) antara satu jenis musik dengan jenis lainnya. Hari ini menjadi trend, besok sudah menjadi barang usang. Dalam segala jenis musik kita bisa melihat hal itu, mulai dari rock, jazz, r&b, pop dan sebagainya. Ambil contoh jenis musik punk yang dahulu dikenal sebagai jenis punk rock. Belakangan aliran ini terpecah dengan lahirnya jenis emo dengan gayanya sendiri. Ketika punk menekankan kebebasan berekspresi seluas-luasnya dan seringkali terkesan "memberontak", emo lebih menekankan kepada curahan atau jeritan perasaan yang perih. Belakangan emo pun terbagi lagi dengan munculnya screamo, dimana teriakan itu menjadi jauh lebih intens dari sebelumnya. Tanyakan kepada orang tua anda bagaimana The Beatles merubah pakem musik di seluruh dunia. Tanpa mereka mungkin musik dunia bukanlah seperti sekarang. Dari blues kemudian muncul jazz dan rock, lalu kedua genre ini pun terus berkembang biak sehingga muncullah puluhan sub-genre lainnya. Musik selalu dipercaya sebagai sesuatu yang dinamis dan progresif. Meski ada kalanya kita rindu dengan lagu-lagu yang dahulu pernah kita sukai, tetapi tidakkah kita selalu menunggu lagu baru untuk hadir dalam playlist kita? Jika kita suka itu, dan kita diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, tidakkah itu berarti bahwa Tuhan pun menyukai lagu-lagu yang baru untuk mewakili pujian-pujian yang hadir dari anak-anakNya?

Bukan hanya secara logika, tetapi Alkitab pun menyatakan demikian. Berulang kali kita menemukan bagaimana Tuhan memandang penting musik sebagai media penyembahan dan pengungkapan rasa syukur. Mazmur saja terdiri dari 150 pasal, yang mungkin saja merajai tangga-tangga lagu pada masa itu, jika daftar tangga lagu sudah ada. Jatuh dan bangun Daud tergambar jelas disana, seringkali hadir secara puitis dan indah. Begitu indah sehingga banyak diantara kita yang lebih senang membaca kitab Mazmur agar bisa merasa nyaman dan bahagia. Dan itulah salah satu fungsi terpenting sebuah lagu. Meski pada perkembangannya musik atau lagu bisa dipakai untuk tujuan-tujuan lain bahkan untuk tujuan yang negatif, tetapi kita harus mengakui bahwa musik adalah salah satu ciptaan Tuhan yang terindah. Bayangkan sebentuk kehidupan tanpa adanya musik. Betapa sepi dan suramnya hidup itu. Bagi saya yang berkecimpung di dunia musik, saya merasakan betapa Tuhan memberkati manusia lewat adanya musik. God loves music. And He surely loves new songs.

Salah satu ayat dalam Mazmur berkata "Nyanyikanlah bagi-Nya nyanyian baru; petiklah kecapi baik-baik dengan sorak-sorai!" (Mazmur 33:3). Ini seruan yang mengingatkan kita agar jangan pernah berhenti untuk memuji Tuhan lewat lagu-lagu yang baru. Jika anda hanya mendengar satu lagu sepanjang hidup anda, apa yang akan anda rasakan? Demikian pula Tuhan. Musik datang dari kreativitasNya yang tak terbatas, musik bukan saja ada di bumi tetapi juga di surga. Lihatlah dalam kitab Wahyu bagaimana jelasnya digambarkan sebuah orkestra atau ensembel akbar yang terdiri dari perpaduan antara ribuan malaikat, seluruh manusia di bumi, di laut dan sebagainya bersatu memanjatkan pujian kepada Tuhan dan Kristus. "Maka aku melihat dan mendengar suara banyak malaikat sekeliling takhta, makhluk-makhluk dan tua-tua itu; jumlah mereka berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa, katanya dengan suara nyaring: "Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian!" Dan aku mendengar semua makhluk yang di sorga dan yang di bumi dan yang di bawah bumi dan yang di laut dan semua yang ada di dalamnya, berkata: "Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba, adalah puji-pujian dan hormat dan kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!" (Wahyu 5:11-13) Musik merupakan sesuatu yang penting bagi Tuhan. Dia menyukai musik dan lagu sama seperti kita.

Perkembangan musik yang begitu pesat memang merupakan buah karya hasil kreativitas manusia, tetapi jangan lupa bahwa semua itu pun berasal dari Tuhan. Daud mengaku seperti ini "Ia memberikan nyanyian baru dalam mulutku untuk memuji Allah kita. Banyak orang akan melihatnya dan menjadi takut, lalu percaya kepada TUHAN." (Mazmur 40:4). Inspirasi, ide, kreativitas, semua itu adalah anugerah yang telah diberikan Tuhan kepada manusia. Oleh sebab itu, jika kita suka bernyanyi untuk menghibur diri sendiri, menghibur orang lain, atau bahkan untuk membuat bayi-bayi dan anak-anak tidur dengan nyenyak, mengapa kita tidak menyenangkan Tuhan lebih lagi lewat lagu-lagu? Mengapa kita tidak terus menciptakan lagu-lagu baru yang memuliakan Tuhan dan membuatNya tersenyum bahagia?

Ada kuasa dalam puji-pujian. Itu jelas, karena Tuhan suka berada di atasnya. "Padahal Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel." (Mazmur 22:3). Dia memberkati kita dengan musik dan kemampuan untuk terus berbuat sesuatu yang baru di dalamnya, dan sudah seharusnya kita memakai itu untuk memuliakanNya sebagai ungkapan rasa syukur kita atas keindahan berkat Tuhan yang hadir lewat musik atau lagu. Ini tentu bukan berarti bahwa lagu yang lama sama sekali tidak berkenan bagi Tuhan, tetapi sama seperti kita, Tuhan pun menyenangi sesuatu yang dinamis. Lagu lama tetap baik, tetapi lagu-lagu baru jangan sampai dilupakan. Kita tidak akan mau mendengar satu lagu dengan lirik yang sama seumur hidup kita, Tuhan pun demikian. Anda menyanyi untuk menghibur diri dan orang lain, mengapa tidak melakukannya juga untuk Tuhan yang sungguh baik? Selain doa-doa, isilah saat-saat teduh dan waktu-waktu anda bersamanya dengan pujian dan penyembahan. And you can always be creative in it. Bukankah itu terdengar menyenangkan? Sudahkah anda bernyanyi hari ini bagiNya?

Sama seperti kita, Tuhan pun menyukai lagu-lagu yang baru

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

Perbedaan Kecil Menghalangi Kemenangan

Filipi 4: 2-3
"Euodia kunasihati dan Sintikhe kunasihati, supaya sehati sepikir dalam Tuhan. Bahkan, kuminta kepadamu juga, Sunsugos, temanku yang setia: tolonglah mereka. Karena mereka telah berjuang dengan aku dalam pekabaran Injil, bersama-sama dengan Klemens dan kawan-kawanku sekerja yang lain, yang nama-namanya tercantum dalam kitab kehidupan. Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!"

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 28; Matius 28; Keluaran 5-6

Pernahkah Anda berpikir bila di dalam satu tim sepakbola yang sedang bertanding di tengah lapangan, para pemainnya hanya mengandalkan kemampuan individu dan mengesampingkan kerjasama? Tentu saja kekalahan akan dialami oleh tim tersebut. Tidak adanya harmonisasi permainan diantara para pemain adalah penyebab hal itu bisa terjadi.

Paulus tahu pentingnya kerjasama, jadi ia mendorong dua wanita yang sedang bertengkar untuk berdamai. Euodia dan Sintikhe, anggota-anggota gereja Filipi, telah menyebabkan suatu perbedaan karena ketidaksesuaian mereka. Paulus menggunakan wanita-wanita ini sebagai contoh untuk masuk ke dalam sebuah pasal tentang damai sejahtera. Ia tidak meminta Euodia dan Sintikhe bertindak sama, tetapi untuk sehati sepikir.

Istilah ‘sehati sepikir' yang digunakan oleh Paulus mengesankan mengenai kesesuaian. Menyanyi dalam ketidaksesuaian tidak berarti menyanyi dalam nada yang sama. Para pemain seharusnya memegang kedudukan berbeda dalam sebuah tim. Kesesuaian berarti usaha-usaha Anda memperlengkapi usaha-usaha orang orang lain, bukannya bertentangan dengan mereka.

Kesatuan mengarahkan Anda kepada keberhasilan, tetapi keegoisan akan membawa ke dalam jurang kegagalan.

Renungan terkait
* Menjadi pemenang adalah satu-satunya pilihan
* Roh pemenang
* Tetaplah berlari
* Keluar dari sumur dengan kemenangan
* Kemenangan selalu di pihak Tuhan


Minggu, 30 Januari 2011

Obat Gerutu

I Korintus 13:4
"Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong."

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 31; Kisah Para Rasul 3; Keluaran 11-12

Mungkin Anda pernah dengar pernyataan pendeta seperti ini ketika membicarakan bangsa Israel yang berkeliling selama 40 tahun di padang gurun, "Yang membuat mereka (bangsa Israel) berada di padang gurun selama puluhan tahun bukanlah karena rencana Allah, tetapi karena mereka sering menggerutu," Bila kita membaca Alkitab secara seksama, memang hal inilah yang membuat bangsa pilihan Allah tersebut begitu lama sampai ke tanah perjanjian.

Menggerutu adalah dosa terlalu umum di antara orang-orang Kristiani dan diakui atau tidak, sebagian dari mereka merupakan penggerutu kronis. Mereka terampil dalam menemukan kesalahan seseorang yang secara aktif berusaha untuk melayani Tuhan. Kita pun pernah melakukannya.

Obat terbaik untuk kebiasaan dosa ini adalah kasih yang berasal dari Allah. Itu mudah diciptakan, namun sulit untuk dilakukan. Pertama, kita harus sadar menginginkan apa yang terbaik dari Allah bagi setiap orang. Kasih itu sabar,..murah hati; ia tidak cemburu .... ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain (I Korintus 13: 4-5). Lalu, setelah kita menyadari hal ini maka kita harus tahu menerapkannya dalam perbuatan.

Marilah kita masing-masing refleksi diri pagi hari ini, apakah kita selama ini adalah orang yang menggerutu atau tidak? Jika memang iya, bertobatlah. Jika di kemudian hari Anda sepertinya ingin mencari-cari kesalahan seseorang, lawanlah dorongan itu dan berusahalah melakukan kebaikan bagi orang tersebut (Galatia 6:10). Lakukanlah hal ini dengan setia, dan pada saatnya nanti Anda akan sembuh dari sikap menggerutu.

Menggerutu tidak akan membuat Anda terlepas dari masalah, tapi dengan mengucap syukur Anda kuat menghadapi masalah.

Renungan terkait
* Kasih
* Dosis kasih yang sehat
* Kasih Bapa
* Cinta dan kasih
* Tidak ada biaya untuk yang namanya kasih


31 Jan - Ibr 11:32-40; Mrk 5:1-20

"Beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihani engkau!"

(Ibr 11:32-40; Mrk 5:1-20)

"Ia memohon dengan sangat supaya Yesus jangan mengusir roh-roh itu keluar dari daerah itu. Adalah di sana di lereng bukit sejumlah besar babi sedang mencari makan, lalu roh-roh itu meminta kepada-Nya, katanya: "Suruhlah kami pindah ke dalam babi-babi itu, biarkanlah kami memasukinya!" Yesus mengabulkan permintaan mereka. Lalu keluarlah roh-roh jahat itu dan memasuki babi-babi itu. Kawanan babi yang kira-kira dua ribu jumlahnya itu terjun dari tepi jurang ke dalam danau dan mati lemas di dalamnya. Maka larilah penjaga-penjaga babi itu dan menceriterakan hal itu di kota dan di kampung-kampung sekitarnya. Lalu keluarlah orang untuk melihat apa yang terjadi. Mereka datang kepada Yesus dan melihat orang yang kerasukan itu duduk, sudah berpakaian dan sudah waras, orang yang tadinya kerasukan legion itu. Maka takutlah mereka. Orang-orang yang telah melihat sendiri hal itu menceriterakan kepada mereka tentang apa yang telah terjadi atas orang yang kerasukan setan itu, dan tentang babi-babi itu. Lalu mereka mendesak Yesus supaya Ia meninggalkan daerah mereka. Pada waktu Yesus naik lagi ke dalam perahu, orang yang tadinya kerasukan setan itu meminta, supaya ia diperkenankan menyertai Dia. Yesus tidak memperkenankannya, tetapi Ia berkata kepada orang itu: "Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihani engkau!" Orang itu pun pergilah dan mulai memberitakan di daerah Dekapolis segala apa yang telah diperbuat Yesus atas dirinya dan mereka semua menjadi heran" (Mrk 5:10-20), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

 

Berrefleksi atas bacaan-bacaan serta mengenangkan pesta St.Yohanes Bosco, imam, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Yohanes Bosco dikenal sebagai seorang imam yang sungguh memberi perhatian terhadap pendidikan atau pendampingan anak-anak dan generasi muda, maka ia dijadikan pelindung generasi muda di dalam Gereja Katolik. Anak-anak dan generasi muda masa kini, lebih-lebih yang hidup dan tinggal di kota-kota besar, telah 'kerasukan setan atau roh jahat', antara lain menggejala dalam bentuk kecanduan menggunakan HP atau computer untuk main-main sendiri, sehingga mendorong dan memotivasi mereka menjadi pribadi yang egois, keras dan hanya mau mengikuti keinginan atau selera pribadi. Maka dengan ini kami berharap kepada para orangtua maupun guru/pendidik untuk sungguh-sungguh memperhatikan dan mendidik atau mendampingi anak-anak dan generasi muda agar mereka tidak kecanduan aneka macam sarana-prasarana modern masa kini. Setan atau roh jahat masa kini menggejala dalam aneka bentuk tawaran kenikmatan phisik dan pribadi. Kami tidak bermaksud anda 'mengusir' atau memusnahkan aneka macam sarana-prasarana modern tersebut, melainkan hendaknya anak-anak dan generasi muda dididik dan didampingi untuk memfungsikan aneka macam sarana-prasarana sebagai bantuan atau wahana pendewasaan kepribadian, sehingga mereka tumbuh berkembang menjadi pribadi yang cerdas beriman. Kami berharap  para orangtua dan pendidik/guru menjadi pembantu Tuhan dalam mendidik dan mendampingi anak-anak serta generasi muda, artinya mendidik dan mendampingi anak-anak dan generasi muda sesuai dengan kehendak Tuhan. Biarlah anak-anak dan generasi muda semakin dikasihi oleh Tuhan dan sesamanya, dan kemudian menyebarkan luaskan kasih tersebut kepada sesamanya.

·   "Allah telah menyediakan sesuatu yang lebih baik bagi kita; tanpa kita mereka tidak dapat sampai kepada kesempurnaan" (Ibr 11:40). Kutipan ini hendaknya menjadi pegangan atau pedoman para orangtua dan guru/ pendidik dalam mendidik dan mendampingi anak-anak dan generasi muda. Apa yang baik yang dianugerahkan oleh Allah kepada para orangtua dan guru/pendidik? Kiranya cukup banyak yang telah anda terima, maka baiklah saya angkat salah satu yang baik, yaitu pengalaman berbuat baik kepada orang lain alias menjadi 'man or woman with/for others'. Pengalaman ini hendaknya diteruskan pada anak-anak atau  generasi muda sebagai warisan yang tak akan mudah hancur atau musnah. Dengan kata lain para orangtua dan guru/pendidik hendaknya dapat menjadi teladan dalam hal berbuat baik kepada orang lain, terutama bagi mereka yang miskin dan berkekurangan. Semoga anak-anak dan generasi muda 'dapat sampai kepada kesempurnaan'  dengan bantuan dan pendampingan para orangtua dan guru/pendidik. Ingat dan hayati bahwa anak-anak dan generasi muda pada umumnya lebih suci dan baik dari pada orangtua dan guru/pendidik, dan dalam iman kita hayati bahwa mengabdi Tuhan antara lain harus menjadi nyata dalam pengabdian atau pelayanan kepada anak-anak dan generasi muda. "Boroskan waktu dan tenaga maupun dana anda bagi pendidikan dan pendampingan anak-anak serta generasi muda!'.

 

"Terpujilah TUHAN, sebab kasih setia-Nya ditunjukkan-Nya kepadaku dengan ajaib pada waktu kesesakan! Aku menyangka dalam kebingunganku: "Aku telah terbuang dari hadapan mata-Mu." Tetapi sesungguhnya Engkau mendengarkan suara permohonanku, ketika aku berteriak kepada-Mu minta tolong. Kasihilah TUHAN, hai semua orang yang dikasihi-Nya! TUHAN menjaga orang-orang yang setiawan, tetapi orang-orang yang berbuat congkak diganjar-Nya dengan tidak tanggung-tanggung." (Mzm 31:22-24)

  

Jakarta, 31 Januari 2011


31 Jan - Ibr 11:32-40; Mrk 5:1-20

"Beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihani engkau!"

(Ibr 11:32-40; Mrk 5:1-20)

"Ia memohon dengan sangat supaya Yesus jangan mengusir roh-roh itu keluar dari daerah itu. Adalah di sana di lereng bukit sejumlah besar babi sedang mencari makan, lalu roh-roh itu meminta kepada-Nya, katanya: "Suruhlah kami pindah ke dalam babi-babi itu, biarkanlah kami memasukinya!" Yesus mengabulkan permintaan mereka. Lalu keluarlah roh-roh jahat itu dan memasuki babi-babi itu. Kawanan babi yang kira-kira dua ribu jumlahnya itu terjun dari tepi jurang ke dalam danau dan mati lemas di dalamnya. Maka larilah penjaga-penjaga babi itu dan menceriterakan hal itu di kota dan di kampung-kampung sekitarnya. Lalu keluarlah orang untuk melihat apa yang terjadi. Mereka datang kepada Yesus dan melihat orang yang kerasukan itu duduk, sudah berpakaian dan sudah waras, orang yang tadinya kerasukan legion itu. Maka takutlah mereka. Orang-orang yang telah melihat sendiri hal itu menceriterakan kepada mereka tentang apa yang telah terjadi atas orang yang kerasukan setan itu, dan tentang babi-babi itu. Lalu mereka mendesak Yesus supaya Ia meninggalkan daerah mereka. Pada waktu Yesus naik lagi ke dalam perahu, orang yang tadinya kerasukan setan itu meminta, supaya ia diperkenankan menyertai Dia. Yesus tidak memperkenankannya, tetapi Ia berkata kepada orang itu: "Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihani engkau!" Orang itu pun pergilah dan mulai memberitakan di daerah Dekapolis segala apa yang telah diperbuat Yesus atas dirinya dan mereka semua menjadi heran" (Mrk 5:10-20), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

 

Berrefleksi atas bacaan-bacaan serta mengenangkan pesta St.Yohanes Bosco, imam, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Yohanes Bosco dikenal sebagai seorang imam yang sungguh memberi perhatian terhadap pendidikan atau pendampingan anak-anak dan generasi muda, maka ia dijadikan pelindung generasi muda di dalam Gereja Katolik. Anak-anak dan generasi muda masa kini, lebih-lebih yang hidup dan tinggal di kota-kota besar, telah 'kerasukan setan atau roh jahat', antara lain menggejala dalam bentuk kecanduan menggunakan HP atau computer untuk main-main sendiri, sehingga mendorong dan memotivasi mereka menjadi pribadi yang egois, keras dan hanya mau mengikuti keinginan atau selera pribadi. Maka dengan ini kami berharap kepada para orangtua maupun guru/pendidik untuk sungguh-sungguh memperhatikan dan mendidik atau mendampingi anak-anak dan generasi muda agar mereka tidak kecanduan aneka macam sarana-prasarana modern masa kini. Setan atau roh jahat masa kini menggejala dalam aneka bentuk tawaran kenikmatan phisik dan pribadi. Kami tidak bermaksud anda 'mengusir' atau memusnahkan aneka macam sarana-prasarana modern tersebut, melainkan hendaknya anak-anak dan generasi muda dididik dan didampingi untuk memfungsikan aneka macam sarana-prasarana sebagai bantuan atau wahana pendewasaan kepribadian, sehingga mereka tumbuh berkembang menjadi pribadi yang cerdas beriman. Kami berharap  para orangtua dan pendidik/guru menjadi pembantu Tuhan dalam mendidik dan mendampingi anak-anak serta generasi muda, artinya mendidik dan mendampingi anak-anak dan generasi muda sesuai dengan kehendak Tuhan. Biarlah anak-anak dan generasi muda semakin dikasihi oleh Tuhan dan sesamanya, dan kemudian menyebarkan luaskan kasih tersebut kepada sesamanya.

·   "Allah telah menyediakan sesuatu yang lebih baik bagi kita; tanpa kita mereka tidak dapat sampai kepada kesempurnaan" (Ibr 11:40). Kutipan ini hendaknya menjadi pegangan atau pedoman para orangtua dan guru/ pendidik dalam mendidik dan mendampingi anak-anak dan generasi muda. Apa yang baik yang dianugerahkan oleh Allah kepada para orangtua dan guru/pendidik? Kiranya cukup banyak yang telah anda terima, maka baiklah saya angkat salah satu yang baik, yaitu pengalaman berbuat baik kepada orang lain alias menjadi 'man or woman with/for others'. Pengalaman ini hendaknya diteruskan pada anak-anak atau  generasi muda sebagai warisan yang tak akan mudah hancur atau musnah. Dengan kata lain para orangtua dan guru/pendidik hendaknya dapat menjadi teladan dalam hal berbuat baik kepada orang lain, terutama bagi mereka yang miskin dan berkekurangan. Semoga anak-anak dan generasi muda 'dapat sampai kepada kesempurnaan'  dengan bantuan dan pendampingan para orangtua dan guru/pendidik. Ingat dan hayati bahwa anak-anak dan generasi muda pada umumnya lebih suci dan baik dari pada orangtua dan guru/pendidik, dan dalam iman kita hayati bahwa mengabdi Tuhan antara lain harus menjadi nyata dalam pengabdian atau pelayanan kepada anak-anak dan generasi muda. "Boroskan waktu dan tenaga maupun dana anda bagi pendidikan dan pendampingan anak-anak serta generasi muda!'.

 

"Terpujilah TUHAN, sebab kasih setia-Nya ditunjukkan-Nya kepadaku dengan ajaib pada waktu kesesakan! Aku menyangka dalam kebingunganku: "Aku telah terbuang dari hadapan mata-Mu." Tetapi sesungguhnya Engkau mendengarkan suara permohonanku, ketika aku berteriak kepada-Mu minta tolong. Kasihilah TUHAN, hai semua orang yang dikasihi-Nya! TUHAN menjaga orang-orang yang setiawan, tetapi orang-orang yang berbuat congkak diganjar-Nya dengan tidak tanggung-tanggung." (Mzm 31:22-24)

  

Jakarta, 31 Januari 2011


Kesabaran

Ayat bacaan: Ibrani 6:12
=================
"agar kamu jangan menjadi lamban, tetapi menjadi penurut-penurut mereka yang oleh iman dan kesabaran mendapat bagian dalam apa yang dijanjikan Allah."

kesabaranKesabaran adalah sebuah kata yang mudah diucapkan tetapi sangat sulit untuk diterapkan. Hampir di setiap lini kehidupan kita bertemu dengan situasi-situasi dimana kesabaran kita harus diuji. Ketika orang lain mengalami sesuatu, mungkin mudah bagi kita untuk mengingatkan mereka agar bersabar, tetapi ketika kita sendiri yang mengalami, seringkali kita gagal menerapkan kata ini dalam menyikapi situasi sulit tersebut. Ketidaksabaran sering menjadi alasan utama terjadinya kehancuran. Perceraian dalam rumah tangga hingga kecelakaan di jalan raya bisa terjadi berawal dari ketidaksabaran kita.

Dalam hal kerohanian pun demikian. Ada banyak orang yang sudah berjalan dengan iman, menerapkan hidup kudus dan mempercayai sepenuhnya kepada Tuhan untuk memenuhi kebutuhannya. Tetapi terkadang apa yang kita harapkan sepertinya begitu lambat untuk datang, terutama ketika kita memakai ukuran waktu yang kita inginkan. Ketika anda sudah mencoba berjalan dengan iman tetapi tangan Tuhan terasa tidak kunjung turun untuk melepaskan anda dari berbagai masalah, apa yang akan anda lakukan? Apakah anda akan terus berjalan dengan pengharapan penuh, atau anda akan tergoda untuk menyerah dan putus asa?

Firman Tuhan yang saya angkat sebagai ayat bacaan hari ini menggambarkan dengan jelas bahwa iman dan kesabaran itu sama pentingnya dalam urusan menerima sesuatu dari Tuhan. Entah itu berkat, pertolongan, pemulihan dan sebagainya, iman dan kesabaran akan sangat berpengaruh terhadap berhasil tidaknya kita memperoleh jamahan Tuhan dan menerima kucuran berkatNya. "agar kamu jangan menjadi lamban, tetapi menjadi penurut-penurut mereka yang oleh iman dan kesabaran mendapat bagian dalam apa yang dijanjikan Allah." (Ibrani 6:12). Dari ayat ini jelas kita lhat bahwa untuk mendapatkan bagian dari apa yang dijanjikan Allah, maka kita harus tetap memelihara iman dan kesabaran dengan segenap hati. Iman dan kesabaran, itu merupakan satu kesatuan penting yang saling berhubungan erat dan akan membuat perbedaan yang signifikan jika diterapkan secara beriringan.

Ayat Ibrani 6:12 di atas merupakan lanjutan dari panggilan yang ditujukan kepada kita yaitu untuk memiliki kesabaran dan tidak mudah putus asa. Ada kalanya kita merasa waktu sepertinya tidak memlihak kita dan terasa berjalan lebih lambat. Kita berharap pertolongan Tuhan datang segera untuk melepaskan kita dari jerat masalah, tetapi Tuhan kita anggap tidak peduli kepada kita. Apa yang kita harapkan dariNya tidak kunjung datang, dan ketika ini terjadi, kita bisa dengan begitu mudah kehilangan harapan dan menyerah. Apa kata Alkitab akan hal ini? "Sebab Allah bukan tidak adil, sehingga Ia lupa akan pekerjaanmu dan kasihmu yang kamu tunjukkan terhadap nama-Nya oleh pelayanan kamu kepada orang-orang kudus, yang masih kamu lakukan sampai sekarang." (ay 10). Tuhan bukannya tidak adil, tidak peduli atau malah melupakan kita. Sama sekali tidak. Tetapi frame waktu kita memang berbeda dengan waktunya Tuhan. Sementara Dia tentu jauh lebih tahu apa yang terbaik buat kita. Jika kita sudah memastikan bahwa kita hidup seturut dengan kehendakNya dan sudah berjalan dengan iman, tetapi kita merasa bahwa Tuhan rasanya terlalu lambat untuk turun tangan, sikap bersabar akan menjadi sangat penting untuk kita terapkan sepenuhnya. Sikap inilah yang bisa menjamin kita untuk tidak buru-buru merasa putus asa dan kehilangan harapan. Kesabaran mampu memperkuat dan menopang iman kita sampai anda memperoleh apa yang anda harapkan dari Tuhan.

Setelah kita merenungkan janji-janji Tuhan dan memiliki itu tertanam dalam roh dan jiwa kita, kesabaranlah yang akan mendorong kita untuk terus bertahan. Kesabaran akan mengantarkan kita kepada sebuah kesimpulan bahwa firman Tuhan tidak pernah gagal. Kesabaran membuat kita tidak akan pernah melangkah mundur karena ketakutan, tetapi akan membuat kita terus maju dalam iman sampai kita memperoleh jawaban dari Tuhan. Dalam surat Yakobus kita menemukan ayat yang secara inspiratif mengingatkan hal yang sama. "Karena itu, saudara-saudara, bersabarlah sampai kepada kedatangan Tuhan! Sesungguhnya petani menantikan hasil yang berharga dari tanahnya dan ia sabar sampai telah turun hujan musim gugur dan hujan musim semi." (Yakobus 5:7). Ada begitu banyak tokoh dalam Alkitab yang sudah membuktikan bahwa kesabaran mereka akan berbuah manis pada akhirnya, sebaliknya ada banyak pula tokoh yang akhirnya gagal karena ketidaksabaran mereka, meski mereka sudah memulai segala sesuatu dengan baik. Adalah baik jika kita sudah berjalan dengan firman Tuhan, menerapkan hidup seturut kehendakNya dan mempercayai Tuhan sepenuhnya dalam urusan pemenuhan kebutuhan. Akan tetapi ketika hasil dari itu sepertinya lambat tiba, jangan menyerah apalagi putus asa. Tetap gantungkan pengharapan sepenuhnya, dan teruslah pegang firman Tuhan dengan kesabaran dan iman. Maka pada suatu ketika nanti, anda akan menerima penggenapan janji Tuhan sebagai sesuatu yang pasti.

Kesabaran akan sangat menentukan apakah kita akan berhasil atau gagal

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

Kesabaran

Ayat bacaan: Ibrani 6:12
=================
"agar kamu jangan menjadi lamban, tetapi menjadi penurut-penurut mereka yang oleh iman dan kesabaran mendapat bagian dalam apa yang dijanjikan Allah."

kesabaranKesabaran adalah sebuah kata yang mudah diucapkan tetapi sangat sulit untuk diterapkan. Hampir di setiap lini kehidupan kita bertemu dengan situasi-situasi dimana kesabaran kita harus diuji. Ketika orang lain mengalami sesuatu, mungkin mudah bagi kita untuk mengingatkan mereka agar bersabar, tetapi ketika kita sendiri yang mengalami, seringkali kita gagal menerapkan kata ini dalam menyikapi situasi sulit tersebut. Ketidaksabaran sering menjadi alasan utama terjadinya kehancuran. Perceraian dalam rumah tangga hingga kecelakaan di jalan raya bisa terjadi berawal dari ketidaksabaran kita.

Dalam hal kerohanian pun demikian. Ada banyak orang yang sudah berjalan dengan iman, menerapkan hidup kudus dan mempercayai sepenuhnya kepada Tuhan untuk memenuhi kebutuhannya. Tetapi terkadang apa yang kita harapkan sepertinya begitu lambat untuk datang, terutama ketika kita memakai ukuran waktu yang kita inginkan. Ketika anda sudah mencoba berjalan dengan iman tetapi tangan Tuhan terasa tidak kunjung turun untuk melepaskan anda dari berbagai masalah, apa yang akan anda lakukan? Apakah anda akan terus berjalan dengan pengharapan penuh, atau anda akan tergoda untuk menyerah dan putus asa?

Firman Tuhan yang saya angkat sebagai ayat bacaan hari ini menggambarkan dengan jelas bahwa iman dan kesabaran itu sama pentingnya dalam urusan menerima sesuatu dari Tuhan. Entah itu berkat, pertolongan, pemulihan dan sebagainya, iman dan kesabaran akan sangat berpengaruh terhadap berhasil tidaknya kita memperoleh jamahan Tuhan dan menerima kucuran berkatNya. "agar kamu jangan menjadi lamban, tetapi menjadi penurut-penurut mereka yang oleh iman dan kesabaran mendapat bagian dalam apa yang dijanjikan Allah." (Ibrani 6:12). Dari ayat ini jelas kita lhat bahwa untuk mendapatkan bagian dari apa yang dijanjikan Allah, maka kita harus tetap memelihara iman dan kesabaran dengan segenap hati. Iman dan kesabaran, itu merupakan satu kesatuan penting yang saling berhubungan erat dan akan membuat perbedaan yang signifikan jika diterapkan secara beriringan.

Ayat Ibrani 6:12 di atas merupakan lanjutan dari panggilan yang ditujukan kepada kita yaitu untuk memiliki kesabaran dan tidak mudah putus asa. Ada kalanya kita merasa waktu sepertinya tidak memlihak kita dan terasa berjalan lebih lambat. Kita berharap pertolongan Tuhan datang segera untuk melepaskan kita dari jerat masalah, tetapi Tuhan kita anggap tidak peduli kepada kita. Apa yang kita harapkan dariNya tidak kunjung datang, dan ketika ini terjadi, kita bisa dengan begitu mudah kehilangan harapan dan menyerah. Apa kata Alkitab akan hal ini? "Sebab Allah bukan tidak adil, sehingga Ia lupa akan pekerjaanmu dan kasihmu yang kamu tunjukkan terhadap nama-Nya oleh pelayanan kamu kepada orang-orang kudus, yang masih kamu lakukan sampai sekarang." (ay 10). Tuhan bukannya tidak adil, tidak peduli atau malah melupakan kita. Sama sekali tidak. Tetapi frame waktu kita memang berbeda dengan waktunya Tuhan. Sementara Dia tentu jauh lebih tahu apa yang terbaik buat kita. Jika kita sudah memastikan bahwa kita hidup seturut dengan kehendakNya dan sudah berjalan dengan iman, tetapi kita merasa bahwa Tuhan rasanya terlalu lambat untuk turun tangan, sikap bersabar akan menjadi sangat penting untuk kita terapkan sepenuhnya. Sikap inilah yang bisa menjamin kita untuk tidak buru-buru merasa putus asa dan kehilangan harapan. Kesabaran mampu memperkuat dan menopang iman kita sampai anda memperoleh apa yang anda harapkan dari Tuhan.

Setelah kita merenungkan janji-janji Tuhan dan memiliki itu tertanam dalam roh dan jiwa kita, kesabaranlah yang akan mendorong kita untuk terus bertahan. Kesabaran akan mengantarkan kita kepada sebuah kesimpulan bahwa firman Tuhan tidak pernah gagal. Kesabaran membuat kita tidak akan pernah melangkah mundur karena ketakutan, tetapi akan membuat kita terus maju dalam iman sampai kita memperoleh jawaban dari Tuhan. Dalam surat Yakobus kita menemukan ayat yang secara inspiratif mengingatkan hal yang sama. "Karena itu, saudara-saudara, bersabarlah sampai kepada kedatangan Tuhan! Sesungguhnya petani menantikan hasil yang berharga dari tanahnya dan ia sabar sampai telah turun hujan musim gugur dan hujan musim semi." (Yakobus 5:7). Ada begitu banyak tokoh dalam Alkitab yang sudah membuktikan bahwa kesabaran mereka akan berbuah manis pada akhirnya, sebaliknya ada banyak pula tokoh yang akhirnya gagal karena ketidaksabaran mereka, meski mereka sudah memulai segala sesuatu dengan baik. Adalah baik jika kita sudah berjalan dengan firman Tuhan, menerapkan hidup seturut kehendakNya dan mempercayai Tuhan sepenuhnya dalam urusan pemenuhan kebutuhan. Akan tetapi ketika hasil dari itu sepertinya lambat tiba, jangan menyerah apalagi putus asa. Tetap gantungkan pengharapan sepenuhnya, dan teruslah pegang firman Tuhan dengan kesabaran dan iman. Maka pada suatu ketika nanti, anda akan menerima penggenapan janji Tuhan sebagai sesuatu yang pasti.

Kesabaran akan sangat menentukan apakah kita akan berhasil atau gagal

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

Sabtu, 29 Januari 2011

Hak Istimewa Untuk Berdoa

Yohanes 16:24
"Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatu pun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu."

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 30; Kisah Para Rasul 2; Keluaran 9-10

Sebagai orang-orang Kristiani, tahukah Anda apa yang menjadi hak istimewa Anda yang diberikan oleh Allah? Mendapatkan berkat berupa harta yang melimpah? Atau jabatan yang tinggi? Bukan, semua itu hanyalah bonus yang Dia berikan. Hak istimewa kita sebagai para pengikut Kristus adalah hak untuk berdoa kepada-Nya.

Cobalah pikirkan ini: Anda dan saya memiliki hal yang luar biasa untuk mendekat kepada Allah semesta Alam, "Sebab beginilah firman Yang Mahatinggi dan Yang Mahamulia, yang bersemayam untuk selamanya dan Yang Mahakudus nama-Nya: "Aku bersemayam di tempat tinggi dan di tempat kudus tetapi juga bersama-sama orang yang remuk dan rendah hati, untuk menghidupkan semangat orang-orang yang rendah hati dan untuk menghidupkan hati orang-orang yang remuk" (Yesaya 57:15)! Kita dapat melakukan ini hanya karena Yesus Kristus telah membuka jalan.

Kita harus berdoa di masa-masa sulit, kalau tidak kita akan menjadi tidak beriman dan tidak percaya. Kita harus berdoa di masa-masa kemakmuran, kalau tidak kita akan menjadi sombong dan besar kepala. Kita harus berdoa di masa-masa bahaya, kalau tidak kita akan merasa takut dan ragu. Kita harus berdoa di masa-masa aman, kalau tidak kita akan menjadi merasa cukup.

Berdoalah dan percaya bahwa apa yang Anda minta pasti dijawab oleh Allah, bahkan tidak jarang Dia menjawab lebih dari apa yang dapat Anda bayangkan dan doakan. Ini bukanlah janji seorang manusia, tetapi janji Allah yang menciptakan langit dan seluruh alam semesta.

Doa adalah alat yang disediakan Allah bagi manusia untuk berhubungan langsung dengan-Nya. Gunakanlah itu!

Renungan terkait
* Kata bijak mengenai doa
* Doa dan iman
* Doa yg ampuh
* Doa tak bersyarat
* Kesabaran dalam doa


Yesus Sahabat Sejati

Ayat bacaan: Yohanes 15:14
====================
"Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu."

Yesus sahabat sejati"The world is a lonely planet." Demikian status seorang teman saya di sebuah situs jejaring dunia maya. Usut punya usut ternyata ia sedang merasa kesepian. Penduduk dunia diperkirakan mencapai 7 milyar jiwa tahun depan. Lantas bagaimana mungkin dunia ini ia katakan sepi? Indonesia sendiri berada pada urutan keempat dalam daftar negara dengan jumlah penduduk terbanyak, yaitu sekitar 236 juta jiwa. Tetapi tetap saja teman saya itu merasa kesepian, meski setiap hari ia pasti sama seperti anda dan saya, bersinggungan dan bertemu dengan banyak orang hampir setiap saat. Apa yang ia katakan saya yakin mewakili banyak orang yang merasa seperti dirinya, merasa kesepian, sendirian atau bahkan mungkin terasing dari orang-orang disekitarnya.

Perasaan kesepian ini bisa terjadi akibat banyak faktor. Akibat putus hubungan, sakit yang berkepanjangan sehingga tidak ada lagi orang yang mau repot mengurus, pindah ke tempat yang baru dan lain-lain. Tetapi disamping itu ada banyak orang pula yang tetap merasa sendiri dan kesepian di tempatnya bekerja, di lingkungan, di gereja atau bahkan di rumahnya sendiri. Merasa tidak ada yang bisa mengerti, sulit bergaul, punya sifat introvert yang berlebihan, kepahitan yang membuat kita menutup diri, akibat sikap atau kebiasaan kita yang buruk dan sebagainya. Dalam banyak hal, mereka yang mengalami kondisi seperti ini butuh sedikit inisiatif dan kerelaan untuk mencoba membuka kembali diri mereka untuk kembali berhubungan dengan dunia. Mungkin juga dibutuhkan niat untuk merubah sikap yang selama ini bisa jadi tidak disukai oleh banyak orang, atau kesabaran untuk terus berusaha hingga mereka bisa menemukan seorang sahabat yang tepat bagi mereka. Tetapi jangan lupa pula bahwa Yesus sudah membuka diriNya sebagai seorang sahabat bagi kita semua sejak semula. Yesus bukanlah sembarang teman, tetapi Dia adalah sahabat terdekat dan paling setia yang pernah dan bisa kita miliki.

Sahabat terdekat dan paling setia? Ya, itu akan kita amini apabila kita melihat langsung apa yang dimaksud Yesus ketika menyatakan diriNya sebagai sahabat kepada murid-muridNya. Jika kita fokus kepada Yohanes 15 saja, maka kita akan melihat rincian jelas mengenai apa saja yang akan diberikan Yesus sebagai seorang sahabat yang akan membuat kita takjub dan terharu jika kita merenungkannya satu persatu dengan sungguh-sungguh. Mari kita lihat apa saja yang dijanjikan Yesus sebagai sahabat.

1. "Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku." (ay 4). Dia menyediakan diriNya sendiri untuk bersatu dengan kita dan dengan demikian kita bisa berbuah banyak. Itu juga berarti bahwa Yesus berjanji untuk selalu ada disamping kita.

2. "Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya." (ay 7). Sebagai sahabat, Yesus siap mendengar segala keluh kesah atau permintaan kita dan akan menjawab itu semua.

3. "Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak.." (ay 8). Bukan hanya kita yang akan senang ketika kita bisa berbuah lebat, tetapi seperti halnya sahabat yang baik akan bersukacita ketika sahabatnya sukses, demikian pula Yesus. Bahkan Allah pun akan dipermuliakan, dalam bahasa Inggrisnya dikatakan "honored and glorified" ketika kita menghasilkan buah yang banyak.

4. "Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu." (ay 9). Sahabat yang baik adalah sahabat yang mengasihi tanpa pamrih setiap waktu. Dan Yesus mengasihi kita sedemikian besar seperti halnya Bapa mengasihiNya.

4. "Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh." (ay 11). Yesus siap membuat kita semua bersukacita secara penuh hingga berlimpah (full measure, complete and overflowing). Dan itu akan membuatNya bersukacita pula.

5. "Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya." (ay 13). Lihatlah sebuah tingkatan tertinggi dari arti seorang sahabat. Seorang sahabat akan mengasihi sebegitu besar bahkan siap memberikan nyawanya sendiri. Dan itu sudah dibuktikan langsung oleh Yesus dengan karya pengorbananNya di atas kayu salib demi menyelamatkan kita semua.

6. "Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku." (ay 15). Seorang sahabat sejati tidak akan menyimpan rahasia dari sahabatnya. Mereka akan merasa nyaman untuk membuka rahasia apapun kepada orang-orang yang sudah dianggap sebagai sahabat terdekat. Yesus tidak menyimpan apapun dari kita mengenai segala yang Dia dengar dari Bapa. Prinsip-prinsip Kerajaan Allah tidak lagi menjadi sesuatu yang tertutup, dan kita mendengar semuanya dengan jelas lewat Yesus.

Kita mengenal pribadi Bapa lewat Yesus, dan kita tahu apa yang harus kita perbuat. Kita diperdamaikan dan dianugerahi keselamatan, semua itu menjadi nyata dengan hadirnya Yesus sebagai seorang sahabat sejati. Firman Tuhan berkata "TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka." (Mazmur 25:14). Dan Yesus pun memberikan kunci bagaimana agar kita bisa menjadi sahabatnya. "Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu." (ay 14).Dan perintahNya pun singkat: "Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain." (ay 17). The world might be the lonely planet for millions of people, mungkin bagi kita juga pada saat-saat tertentu. Tapi ketahuilah kita punya Yesus sebagai sosok sahabat sejati yang mengasihi kita setiap waktu, dan ini saatnya bagi kita untuk memberitahukan itu kepada mereka yang kesepian. What a friend we have in Jesus.

Yesus adalah sahabat sejati dan paling setia yang pernah kita miliki

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

Yesus Sahabat Sejati

Ayat bacaan: Yohanes 15:14
====================
"Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu."

Yesus sahabat sejati"The world is a lonely planet." Demikian status seorang teman saya di sebuah situs jejaring dunia maya. Usut punya usut ternyata ia sedang merasa kesepian. Penduduk dunia diperkirakan mencapai 7 milyar jiwa tahun depan. Lantas bagaimana mungkin dunia ini ia katakan sepi? Indonesia sendiri berada pada urutan keempat dalam daftar negara dengan jumlah penduduk terbanyak, yaitu sekitar 236 juta jiwa. Tetapi tetap saja teman saya itu merasa kesepian, meski setiap hari ia pasti sama seperti anda dan saya, bersinggungan dan bertemu dengan banyak orang hampir setiap saat. Apa yang ia katakan saya yakin mewakili banyak orang yang merasa seperti dirinya, merasa kesepian, sendirian atau bahkan mungkin terasing dari orang-orang disekitarnya.

Perasaan kesepian ini bisa terjadi akibat banyak faktor. Akibat putus hubungan, sakit yang berkepanjangan sehingga tidak ada lagi orang yang mau repot mengurus, pindah ke tempat yang baru dan lain-lain. Tetapi disamping itu ada banyak orang pula yang tetap merasa sendiri dan kesepian di tempatnya bekerja, di lingkungan, di gereja atau bahkan di rumahnya sendiri. Merasa tidak ada yang bisa mengerti, sulit bergaul, punya sifat introvert yang berlebihan, kepahitan yang membuat kita menutup diri, akibat sikap atau kebiasaan kita yang buruk dan sebagainya. Dalam banyak hal, mereka yang mengalami kondisi seperti ini butuh sedikit inisiatif dan kerelaan untuk mencoba membuka kembali diri mereka untuk kembali berhubungan dengan dunia. Mungkin juga dibutuhkan niat untuk merubah sikap yang selama ini bisa jadi tidak disukai oleh banyak orang, atau kesabaran untuk terus berusaha hingga mereka bisa menemukan seorang sahabat yang tepat bagi mereka. Tetapi jangan lupa pula bahwa Yesus sudah membuka diriNya sebagai seorang sahabat bagi kita semua sejak semula. Yesus bukanlah sembarang teman, tetapi Dia adalah sahabat terdekat dan paling setia yang pernah dan bisa kita miliki.

Sahabat terdekat dan paling setia? Ya, itu akan kita amini apabila kita melihat langsung apa yang dimaksud Yesus ketika menyatakan diriNya sebagai sahabat kepada murid-muridNya. Jika kita fokus kepada Yohanes 15 saja, maka kita akan melihat rincian jelas mengenai apa saja yang akan diberikan Yesus sebagai seorang sahabat yang akan membuat kita takjub dan terharu jika kita merenungkannya satu persatu dengan sungguh-sungguh. Mari kita lihat apa saja yang dijanjikan Yesus sebagai sahabat.

1. "Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku." (ay 4). Dia menyediakan diriNya sendiri untuk bersatu dengan kita dan dengan demikian kita bisa berbuah banyak. Itu juga berarti bahwa Yesus berjanji untuk selalu ada disamping kita.

2. "Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya." (ay 7). Sebagai sahabat, Yesus siap mendengar segala keluh kesah atau permintaan kita dan akan menjawab itu semua.

3. "Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak.." (ay 8). Bukan hanya kita yang akan senang ketika kita bisa berbuah lebat, tetapi seperti halnya sahabat yang baik akan bersukacita ketika sahabatnya sukses, demikian pula Yesus. Bahkan Allah pun akan dipermuliakan, dalam bahasa Inggrisnya dikatakan "honored and glorified" ketika kita menghasilkan buah yang banyak.

4. "Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu." (ay 9). Sahabat yang baik adalah sahabat yang mengasihi tanpa pamrih setiap waktu. Dan Yesus mengasihi kita sedemikian besar seperti halnya Bapa mengasihiNya.

4. "Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh." (ay 11). Yesus siap membuat kita semua bersukacita secara penuh hingga berlimpah (full measure, complete and overflowing). Dan itu akan membuatNya bersukacita pula.

5. "Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya." (ay 13). Lihatlah sebuah tingkatan tertinggi dari arti seorang sahabat. Seorang sahabat akan mengasihi sebegitu besar bahkan siap memberikan nyawanya sendiri. Dan itu sudah dibuktikan langsung oleh Yesus dengan karya pengorbananNya di atas kayu salib demi menyelamatkan kita semua.

6. "Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku." (ay 15). Seorang sahabat sejati tidak akan menyimpan rahasia dari sahabatnya. Mereka akan merasa nyaman untuk membuka rahasia apapun kepada orang-orang yang sudah dianggap sebagai sahabat terdekat. Yesus tidak menyimpan apapun dari kita mengenai segala yang Dia dengar dari Bapa. Prinsip-prinsip Kerajaan Allah tidak lagi menjadi sesuatu yang tertutup, dan kita mendengar semuanya dengan jelas lewat Yesus.

Kita mengenal pribadi Bapa lewat Yesus, dan kita tahu apa yang harus kita perbuat. Kita diperdamaikan dan dianugerahi keselamatan, semua itu menjadi nyata dengan hadirnya Yesus sebagai seorang sahabat sejati. Firman Tuhan berkata "TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka." (Mazmur 25:14). Dan Yesus pun memberikan kunci bagaimana agar kita bisa menjadi sahabatnya. "Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu." (ay 14).Dan perintahNya pun singkat: "Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain." (ay 17). The world might be the lonely planet for millions of people, mungkin bagi kita juga pada saat-saat tertentu. Tapi ketahuilah kita punya Yesus sebagai sosok sahabat sejati yang mengasihi kita setiap waktu, dan ini saatnya bagi kita untuk memberitahukan itu kepada mereka yang kesepian. What a friend we have in Jesus.

Yesus adalah sahabat sejati dan paling setia yang pernah kita miliki

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

Jumat, 28 Januari 2011

Mg Biasa IV - Zef 2:3; 3:12-13; 1Kor 1:26-31; Mat 5:1-12a

"Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga"

 Mg Biasa IV : Zef 2:3; 3:12-13; 1Kor 1:26-31; Mat 5:1-12a



Kutipan Warta Gembira ini adalah 'Sabda Bahagia', dan bagi kita yang percaya kepada Tuhan alias beriman bagaikan 'garis besar haluan beriman'. Maka baiklah dengan sederhana saya mencoba merefleksikan Sabda Bahagia tsb: 

 

"Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. (Mat 5:3)

"Miskin di hadapan Allah"  berarti menyadari diri sebagai yang berdosa dan dengan demikian terbuka terhadap segala kasih karunia Allah atau aneka macam kesempatan dan kemungkinan untuk terus bertumbuh dan berkembang menuju ke kesempurnaan. Keterbukaan ini dijiwai oleh kerendahan hati. "Miskin di hadapan Allah" juga berarti mengimani bahwa Allah maha segalanya dan berkarya dalam seluruh ciptaanNya, antara lain dalam diri manusia Allah menganugerahkan keutamaan merasakan, berpikir dan bersikap secara logis dan bebas, sehingga manusia memiliki kreativitas. Kami harapkan anak-anak sedini mungkin dibina dan dididik dalam hal 'sikap terbuka terhadap aneka macam kemungkinan dan kesempatan untuk terus tumbuh dan berkembang' 

 

"Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur."(Mat 5:4)

"Siap sedia untuk terus tumbuh dan berkembang" tak akan terlepas dari aneka macam dukacita, tantangan, hambatan dan masalah. Hendaknya aneka macam tantangan, hambatan dan masalah disikapi dan dihayati sebagai wahana atau sarana untuk mendewasakan kepribadian dan iman kita, sehingga kita juga semakin terampil menghadapi dan mengatasi aneka macam masalah, tantangan dan hambatan. Tumbuh berkembang memang butuh perjuangan dan pengorbanan; tak rela dan tak sedia berjuang dan berkorban akan menjadi manusia kerdil dalam segala hal. Hendaknya dengan ceria dan gembira serta bergairah dalam menghadapi aneka tantangan, masalah dan hambatan, karena dengan demikian kemungkinan untuk sukses lebih besar dan ketika sukses akan menikmati penghiburan besar.      

 

"Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi."(Mat 5:5)

Orang yang terbiasa berkorban dan berjuang tanpa mengeluh pada umumnya akan menjadi orang yang lemah lembut. Pengalaman yang demikian ini pada umumnya terjadi atau dialami oleh rekan-rekan perempuan, terutama mereka yang telah menjadi ibu alias memiliki pengalaman mengandung dan melahirkan anak, buah kasih, dimana mereka sungguh berkorban dan berjuang ketika dalam proses melahirkan anaknya. Orang-orang yang lemah lembut pada umumnya juga 'membumi', artinya hidup dan bertindak sesuai dengan realitas atau kenyataan konkret; mereka sungguh kenal akan seluk-beluk atau hal ihkwal duniawi atau kebutuhan hidup sehari-hari, dan dengan demikian mereka sungguh 'memiliki bumi' atau menguasai apa yang terjadi di bumi.   

 

"Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan."(Mat 5:6)

"Lapar dan haus akan kebenaran"  berarti sikap mental atau kesadaran dan penghayatan diri bagaikan 'sebutir pasir di padang pasir'; kesadaran dan penghayatan diri sebagai yang kecil, dan sendirian tak berarti apa-apa. Dengan kata lain orang yang 'lapar dan haus akan kebenaran'  senantiasa siap sedia dan terbuka untuk bekerja sama, hidup bersaudara atau bersahabat dengan siapapun dan dimanapun. Masing-masing dari kita adalah buah kerjasama, kerjasama antara bapak dan ibu kita yang saling memuaskan diri dalam cintakasih, maka dalam kebersamaan atau kerjasama juga kita akan terpuaskan alias damai sejahtera dan selamat.   

 

"Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan."(Mat 5:7)

"Murah hati" berarti hatinya dijual murah kepada siapapun alias senantiasa memberi perhatian kepada siapapun, tanpa pandang bulu atau SARA. Ingat dan hayati bahwa masing-masing dari kita telah menerima perhatian secara melimpah ruah dari Allah melalui siapapun yang telah berbuat baik kepada kita atau hidup dan bekerja bersama dengan kita. Perhatian mereka dapat berupa sentuhan/tindakan atau kata-kata, entah bersifat mendidik, membenarkan, menegor, meneguhkan, mengritik, dst.. Dengan kata lain kita dipanggil untuk saling bermurah hati: saling mendidik, menegor, meneguhkan, mengritik dst.. sebagai tanda kita adalah saudara atau sahabat dalam Tuhan.    

 

"Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah." (Mat 5:8)

"Suci hati"  berarti hidup baik dan berbudi pekerti luhur, senantiasa melaksanakan kehendak atau perintah Allah dimanapun dan kapanpun. Orang yang suci hatinya berarti setia pada panggilan dan tugas pengutusannya, melaksanakan janji yang pernah diikrarkan seperti janji baptis, janji perkawinan, janji imamat, kaul dst.. Ia tidak pernah menyeleweng atau berselingkuh, mencemari panggilannya. Orang yang suci hatinya memiliki cara melihat, cara merasa, cara berpikir, cara bersikap dan cara bertindak yang jernih alias putih, tidak hitam atau abu-abu. Dalam bahasa Jawa 'suci hati' sama dengan 'ati sing wening/bening".  Orang suci hatinya menghayati nasihat Pulus ini, yaitu :"Barangsiapa yang bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan."(1Kor 1:31)

"Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah." (Mat 5:9)

"Anak Allah", Yesus yang kedatanganNya belum lama ini kita kenangkan atau rayakan adalah Pembawa Damai, maka beriman kepadaNya berarti dipanggil untuk menjadi 'pembawa damai'. "There is no peace without justice, there is no justice without forgiveness" = Tiada perdamaian tanpa keadilan, tiada keadilan tanpa kasih pengampunan, demikian pesan perdamaian Paus Yohanes Paulus II, memasuki Millennium Ketiga yang sudah kita telusuri. Menjadi pembawa damai memang senantiasa harus bersikap dan bertindak adil, hormat terhadap harkat martabat manusia serta menjadi saksi kasih pengampunan dalam hidup sahari-hari.   

 

"Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga." (Mat 5:10)

"Menjadi pejuang atau pembela kebenaran"  mau tak mau pasti akan menghadapi aneka bentuk aniaya, mengingat dan memperhatikan aneka macam bentuk kebohongan, pemalsuan serta permainan sandiwara kehidupan masih marak disana-sini dalam kehidupan sehari-hari. Cukup banyak orang berusaha menutupi kebenaran, antara lain dengan membelokkan masalah atau perkara dst.. Mereka yang berusaha menyampaikan kebenaran sering diteror melalui aneka macam cara. Kami berharap para pejuang dan pembela kebenaran tetap setia dan percayalah bahwa berada di dalam kebenaran berarti dirajai atau dikuasai oleh Allah, sehingga dalam memperjuangkan dan membela kebenaran senantiasa bersama dan bersatu dengan Allah. Bersama dan bersatu dengan Allah pasti berhasil dalam memperjuangkan atau membela kebenaran.  

 

"Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat" (Mat 5:11).

Bersama dan bersatu dengan Allah juga akan mengalami aniaya atau difitnah oleh mereka yang kurang atau tidak beriman. Kita berbuat benar ada kemungkinan diberitakan berbuat salah, berbuat baik ada kemungkinan diberikan berbuat jahat dst.. Segala macam bentuk fitnah hendaknya tidak perlu ditanggapi, melainkan biarkan saja, sehingga mereka yang memfitnah akan merasa lelah dan kemudian berhenti memfitnah. Jika kita dalam kebenaran atau dalam kesatuan dengan Allah ketika difitnah hendaknya tetap berbahagia dan tegar, karena kita boleh mengalami apa yang pernah dialami oleh Yesus . Sang Pembawa kebenaran.

 

"Haleluya! Pujilah TUHAN, hai jiwaku!  yang menegakkan keadilan untuk orang-orang yang diperas, yang memberi roti kepada orang-orang yang lapar. TUHAN membebaskan orang-orang yang terkurung, TUHAN membuka mata orang-orang buta, TUHAN menegakkan orang yang tertunduk, TUHAN mengasihi orang-orang benar. TUHAN menjaga orang-orang asing, anak yatim dan janda ditegakkan-Nya kembali, tetapi jalan orang fasik dibengkokkan-Nya. TUHAN itu Raja untuk selama-lamanya, Allahmu, ya Sion, turun-temurun! Haleluya"

 (Mzm 146:1.7-10)

 

Jakarta, 30 Januari 2011


Mg Biasa IV - Zef 2:3; 3:12-13; 1Kor 1:26-31; Mat 5:1-12a

"Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga"

 Mg Biasa IV : Zef 2:3; 3:12-13; 1Kor 1:26-31; Mat 5:1-12a



Kutipan Warta Gembira ini adalah 'Sabda Bahagia', dan bagi kita yang percaya kepada Tuhan alias beriman bagaikan 'garis besar haluan beriman'. Maka baiklah dengan sederhana saya mencoba merefleksikan Sabda Bahagia tsb: 

 

"Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. (Mat 5:3)

"Miskin di hadapan Allah"  berarti menyadari diri sebagai yang berdosa dan dengan demikian terbuka terhadap segala kasih karunia Allah atau aneka macam kesempatan dan kemungkinan untuk terus bertumbuh dan berkembang menuju ke kesempurnaan. Keterbukaan ini dijiwai oleh kerendahan hati. "Miskin di hadapan Allah" juga berarti mengimani bahwa Allah maha segalanya dan berkarya dalam seluruh ciptaanNya, antara lain dalam diri manusia Allah menganugerahkan keutamaan merasakan, berpikir dan bersikap secara logis dan bebas, sehingga manusia memiliki kreativitas. Kami harapkan anak-anak sedini mungkin dibina dan dididik dalam hal 'sikap terbuka terhadap aneka macam kemungkinan dan kesempatan untuk terus tumbuh dan berkembang' 

 

"Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur."(Mat 5:4)

"Siap sedia untuk terus tumbuh dan berkembang" tak akan terlepas dari aneka macam dukacita, tantangan, hambatan dan masalah. Hendaknya aneka macam tantangan, hambatan dan masalah disikapi dan dihayati sebagai wahana atau sarana untuk mendewasakan kepribadian dan iman kita, sehingga kita juga semakin terampil menghadapi dan mengatasi aneka macam masalah, tantangan dan hambatan. Tumbuh berkembang memang butuh perjuangan dan pengorbanan; tak rela dan tak sedia berjuang dan berkorban akan menjadi manusia kerdil dalam segala hal. Hendaknya dengan ceria dan gembira serta bergairah dalam menghadapi aneka tantangan, masalah dan hambatan, karena dengan demikian kemungkinan untuk sukses lebih besar dan ketika sukses akan menikmati penghiburan besar.      

 

"Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi."(Mat 5:5)

Orang yang terbiasa berkorban dan berjuang tanpa mengeluh pada umumnya akan menjadi orang yang lemah lembut. Pengalaman yang demikian ini pada umumnya terjadi atau dialami oleh rekan-rekan perempuan, terutama mereka yang telah menjadi ibu alias memiliki pengalaman mengandung dan melahirkan anak, buah kasih, dimana mereka sungguh berkorban dan berjuang ketika dalam proses melahirkan anaknya. Orang-orang yang lemah lembut pada umumnya juga 'membumi', artinya hidup dan bertindak sesuai dengan realitas atau kenyataan konkret; mereka sungguh kenal akan seluk-beluk atau hal ihkwal duniawi atau kebutuhan hidup sehari-hari, dan dengan demikian mereka sungguh 'memiliki bumi' atau menguasai apa yang terjadi di bumi.   

 

"Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan."(Mat 5:6)

"Lapar dan haus akan kebenaran"  berarti sikap mental atau kesadaran dan penghayatan diri bagaikan 'sebutir pasir di padang pasir'; kesadaran dan penghayatan diri sebagai yang kecil, dan sendirian tak berarti apa-apa. Dengan kata lain orang yang 'lapar dan haus akan kebenaran'  senantiasa siap sedia dan terbuka untuk bekerja sama, hidup bersaudara atau bersahabat dengan siapapun dan dimanapun. Masing-masing dari kita adalah buah kerjasama, kerjasama antara bapak dan ibu kita yang saling memuaskan diri dalam cintakasih, maka dalam kebersamaan atau kerjasama juga kita akan terpuaskan alias damai sejahtera dan selamat.   

 

"Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan."(Mat 5:7)

"Murah hati" berarti hatinya dijual murah kepada siapapun alias senantiasa memberi perhatian kepada siapapun, tanpa pandang bulu atau SARA. Ingat dan hayati bahwa masing-masing dari kita telah menerima perhatian secara melimpah ruah dari Allah melalui siapapun yang telah berbuat baik kepada kita atau hidup dan bekerja bersama dengan kita. Perhatian mereka dapat berupa sentuhan/tindakan atau kata-kata, entah bersifat mendidik, membenarkan, menegor, meneguhkan, mengritik, dst.. Dengan kata lain kita dipanggil untuk saling bermurah hati: saling mendidik, menegor, meneguhkan, mengritik dst.. sebagai tanda kita adalah saudara atau sahabat dalam Tuhan.    

 

"Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah." (Mat 5:8)

"Suci hati"  berarti hidup baik dan berbudi pekerti luhur, senantiasa melaksanakan kehendak atau perintah Allah dimanapun dan kapanpun. Orang yang suci hatinya berarti setia pada panggilan dan tugas pengutusannya, melaksanakan janji yang pernah diikrarkan seperti janji baptis, janji perkawinan, janji imamat, kaul dst.. Ia tidak pernah menyeleweng atau berselingkuh, mencemari panggilannya. Orang yang suci hatinya memiliki cara melihat, cara merasa, cara berpikir, cara bersikap dan cara bertindak yang jernih alias putih, tidak hitam atau abu-abu. Dalam bahasa Jawa 'suci hati' sama dengan 'ati sing wening/bening".  Orang suci hatinya menghayati nasihat Pulus ini, yaitu :"Barangsiapa yang bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan."(1Kor 1:31)

"Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah." (Mat 5:9)

"Anak Allah", Yesus yang kedatanganNya belum lama ini kita kenangkan atau rayakan adalah Pembawa Damai, maka beriman kepadaNya berarti dipanggil untuk menjadi 'pembawa damai'. "There is no peace without justice, there is no justice without forgiveness" = Tiada perdamaian tanpa keadilan, tiada keadilan tanpa kasih pengampunan, demikian pesan perdamaian Paus Yohanes Paulus II, memasuki Millennium Ketiga yang sudah kita telusuri. Menjadi pembawa damai memang senantiasa harus bersikap dan bertindak adil, hormat terhadap harkat martabat manusia serta menjadi saksi kasih pengampunan dalam hidup sahari-hari.   

 

"Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga." (Mat 5:10)

"Menjadi pejuang atau pembela kebenaran"  mau tak mau pasti akan menghadapi aneka bentuk aniaya, mengingat dan memperhatikan aneka macam bentuk kebohongan, pemalsuan serta permainan sandiwara kehidupan masih marak disana-sini dalam kehidupan sehari-hari. Cukup banyak orang berusaha menutupi kebenaran, antara lain dengan membelokkan masalah atau perkara dst.. Mereka yang berusaha menyampaikan kebenaran sering diteror melalui aneka macam cara. Kami berharap para pejuang dan pembela kebenaran tetap setia dan percayalah bahwa berada di dalam kebenaran berarti dirajai atau dikuasai oleh Allah, sehingga dalam memperjuangkan dan membela kebenaran senantiasa bersama dan bersatu dengan Allah. Bersama dan bersatu dengan Allah pasti berhasil dalam memperjuangkan atau membela kebenaran.  

 

"Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat" (Mat 5:11).

Bersama dan bersatu dengan Allah juga akan mengalami aniaya atau difitnah oleh mereka yang kurang atau tidak beriman. Kita berbuat benar ada kemungkinan diberitakan berbuat salah, berbuat baik ada kemungkinan diberikan berbuat jahat dst.. Segala macam bentuk fitnah hendaknya tidak perlu ditanggapi, melainkan biarkan saja, sehingga mereka yang memfitnah akan merasa lelah dan kemudian berhenti memfitnah. Jika kita dalam kebenaran atau dalam kesatuan dengan Allah ketika difitnah hendaknya tetap berbahagia dan tegar, karena kita boleh mengalami apa yang pernah dialami oleh Yesus . Sang Pembawa kebenaran.

 

"Haleluya! Pujilah TUHAN, hai jiwaku!  yang menegakkan keadilan untuk orang-orang yang diperas, yang memberi roti kepada orang-orang yang lapar. TUHAN membebaskan orang-orang yang terkurung, TUHAN membuka mata orang-orang buta, TUHAN menegakkan orang yang tertunduk, TUHAN mengasihi orang-orang benar. TUHAN menjaga orang-orang asing, anak yatim dan janda ditegakkan-Nya kembali, tetapi jalan orang fasik dibengkokkan-Nya. TUHAN itu Raja untuk selama-lamanya, Allahmu, ya Sion, turun-temurun! Haleluya"

 (Mzm 146:1.7-10)

 

Jakarta, 30 Januari 2011


Arsip Blog

Kumpulan Khotbah Stephen Tong

Khotbah Kristen Pendeta Bigman Sirait

Ayat Alkitab Setiap Hari