Sabtu, 31 Juli 2010

1 Agustus - Pkh 1:2; 2:21-23; Kol 3:1-5.9-11; Luk 12:13-21

"Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah."

Mg Biasa XVIII: Pkh 1:2; 2:21-23; Kol 3:1-5.9-11; Luk 12:13-21

 

"Kami bercita-cita mengumpulkan harta benda atau uang untuk tujuh turunan, demi anak, cucu, buyut, canggah dst... masa depan"  demikian motto beberapa orang yang serakah dan bersikap mental materialistis. Dalam terbitan majalah mingguan 'Tempo' akhir bulan Juni 2010, antara lain dihebohkan perihal jumlah simpanan atau rekening beberapa jendral polisi. Komentar atas tulisan itu, entah yang bersikap positif atau negatif, cukup meramaikan dalam pemberitaan di media massa, baik elektronik maupun cetak. Saat ini pun para penegak hukum sedang disibukkan oleh masalah korupsi yang telah dilakukan oleh para pejabat beserta kroni-kroninya. Tenaga dan dana cukup besar dibutuhkan untuk menangani aneka macam bentuk korupsi, termasuk mereka yang sedang berkuasa, yang mungkin terlibat dalam korupsi, harus berjuang demi pembersihan diri. Yang cukup menarik bulan lalu adalah bahwa penanganan kasus korupsi sementara 'di peti es kan' dengan dibesar-besarkannya kasus video porno Ariel-Luna Maya maupun kasus 'Gaza' perihal relawan-relawati yang konon diserang oleh tentara-tentara Israel. Mau tidak mau masyarakat disibukkan dengan dua kasus tersebut, dan lupa memperhatikan kasus-kasus korupsi. Berbagai macam peristiwa dan pemborosan waktu maupun tenaga tersebut hemat saya mencerminkan perhatian "orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri", sehingga suasana hidup bersama kurang damai dan selamat. Warta Gembira atau Injil hari ini kiranya dapat menjadi bahan permenungan atau refleksi yang baik bagi kita semua, maka marilah kita renungkan atau refleksikan.

 

"Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti? Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah." (Luk 12:20-21)

      

Aneka bentuk harta benda atau uang dapat musnah dalam sesaat atau waktu singkat, entah karena kebakaran, banjir bandang atau judi, dst.. namun keutamaan-keutamaan atau nilai-nilai kehidupan tidak akan mudah musnah atau berkurang karena aneka macam bentuk bencana alam maupun musibah, tetapi justru semakin bertambah, handal dan mendalam. Dalam rangka hidup beriman atau beragama memang mereka yang bersikap mental materialistis atau pengumpul harta benda/uang adalah orang bodoh, miskin di hadapan Allah. Maka marilah dalam hidup dan kerja atau pelayanan kita senantiasa lebih mengutamakan atau mengedepankan keutamaan-keutamaan atau nilai-nilai kehidupan.

 

"Pada saat itu juga Roh Kudus akan mengajar kamu apa yang harus kamu katakan." (Luk 12:12), demikian sabda Yesus. Roh Kudus hidup dan berkarya terus menerus dalam hidup dan kerja kita maupun lingkungan hidup kita, dan mengajar kita apa yang harus kita lakukan. Maka marilah kita lihat, dengarkan, laksanakan pengajaran Roh Kudus, yang antara lain menjadi nyata dalam keutamaan-keutamaan atau nilai-nilai kehidupan seperti "kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri" (Gal 5:22-23). Keutamaan-keutamaan atau nilai-nilai kehidupan ini kiranya ada dalam dan dihayati oleh saudara-saudari kita yang berkehendak baik, tanpa pandang bulu, SARA, usia, jabatan, kedudukan atau fungsi. Marilah kita dengarkan apa yang dikatakan oleh saudara-saudari kita yang berkehendak baik maupun meneladan cara hidup dan cara bertindaknya.

 

Kepada mereka atau siapapun yang kaya akan harta benda atau uang kami harapkan hidup penuh syukur dan terima kasih serta menghayati maupun memfungsikan semua harta benda atau uang sebagai anugerah Tuhan. Harta benda atau uang pada dasarnya bersifat sosial, maka semakin memiliki harta benda atau uang hendaknya semakin sosial, antara lain semakin memperhatikan mereka yang miskin dan berkekurangan di lingkungan hidup kita masing-masing. Dengan bertindak demikian, maka anda tidak hanya kaya akan harta benda atau uang, melainkan sekaligus kaya di hadapan Allah. Marilah kita jauhkan dan berantas sikap mental materialistis dalam diri kita masing-masing maupun dalam lingkungan hidup dan kerja atau pelayanan kita.

 

"Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi" (Kol 3:1-2)    

 

Apa yang akan kita lakukan atau kerjakan hari ini sangat tergantung pada apa yang kita pikirkan begitu terjaga dari tidur di pagi hari. Masing-masing dari kita sebagai manusia adalah ciptaan Allah, berasal dari Allah dan diharapkan kembali kepada Allah ketika hidup kita di dunia ini berakhir. Kita berasal dari atas dan diharapkan kembali ke atas, maka baiklah kita senantiasa memikirkan perkara yang di atas. Dengan kata lain marilah kita berusaha melihat, memikirkan dan menghayati karya Allah di bumi ini melalui ciptaan-ciptaanNya, entah di dalam binatang-binatang, tumbuh-tumbuhan maupun dalam diri manusia yang diciptakan sebagai gambar atau citra Allah.

 

Marilah setiap pagi kita berdoa sebagaimana didoakan oleh raja Salomo,yang dikenal sebagai raja bijaksana:"Berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang faham menimbang perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat, sebab siapakah yang sanggup menghakimi umat-Mu yang sangat besar ini?"(1Raj 3:9). Yang dimaksudkan dengan perkara oleh Salomo adalah 'umur panjang atau kekayaan atau nyawa musuh'.  Perkara ini kiranya juga kita hadapi setiap hari dalam hidup, kerja atau pelayanan kita, maka marilah kita senantiasa mohon kepada Tuhan agar kita dianugerahi 'hati yang faham menimbang perkara', agar kita mampu membedakan antara yang baik dan buruk dan kemudian memilih dan melaksanakan apa yang baik. Ingatlah dan sadarilah bahwa semakin tambah umur berarti semakin banyak perkara yang harus dihadapi, demikian juga semakin kaya akan harta benda maupun musuh alias apa atau siapa yang kurang disenangi atau tidak sesuai dengan selera pribadi.

 

Kami berharap kita semua berada 'di atas' harta benda atau uang atau aneka macam ciptaan Allah di bumi ini, sebagaimana kepada manusia yang pertama kali diciptakan, Adam, menerima tugas dari Allah "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi." (Kej 1:28). Hendaknya kita jangan sampai berada ' di bawah' ciptaan lainnya maupun aneka jenis harta benda alias dijajah, sehingga kita berbakti kepada 'berhala'. Perkembangan dan pertumbuhan aneka jenis produksi elektronik maupun assesori sedikit banyak telah mempengaruhi banyak orang lebih dikuasai atau dirajai oleh produk-produk atau harta benda tersebut daripada oleh Allah. Marilah kita saling membantu dan mengingatkan agar kita senantiasa setia menjadi 'tuan' atas ciptaan-ciptaan Allah lainnya di dunia ini.

 

"Engkau mengembalikan manusia kepada debu, dan berkata: "Kembalilah, hai anak-anak manusia!" Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin, apabila berlalu, atau seperti suatu giliran jaga di waktu malam.Engkau menghanyutkan manusia; mereka seperti mimpi, seperti rumput yang bertumbuh, di waktu pagi berkembang dan bertumbuh, di waktu petang lisut dan layu"

(Mzm 90:3-6)

 

Jakarta, 1 Agustus 2010


1 Agustus - Pkh 1:2; 2:21-23; Kol 3:1-5.9-11; Luk 12:13-21

"Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah."

Mg Biasa XVIII: Pkh 1:2; 2:21-23; Kol 3:1-5.9-11; Luk 12:13-21

 

"Kami bercita-cita mengumpulkan harta benda atau uang untuk tujuh turunan, demi anak, cucu, buyut, canggah dst... masa depan"  demikian motto beberapa orang yang serakah dan bersikap mental materialistis. Dalam terbitan majalah mingguan 'Tempo' akhir bulan Juni 2010, antara lain dihebohkan perihal jumlah simpanan atau rekening beberapa jendral polisi. Komentar atas tulisan itu, entah yang bersikap positif atau negatif, cukup meramaikan dalam pemberitaan di media massa, baik elektronik maupun cetak. Saat ini pun para penegak hukum sedang disibukkan oleh masalah korupsi yang telah dilakukan oleh para pejabat beserta kroni-kroninya. Tenaga dan dana cukup besar dibutuhkan untuk menangani aneka macam bentuk korupsi, termasuk mereka yang sedang berkuasa, yang mungkin terlibat dalam korupsi, harus berjuang demi pembersihan diri. Yang cukup menarik bulan lalu adalah bahwa penanganan kasus korupsi sementara 'di peti es kan' dengan dibesar-besarkannya kasus video porno Ariel-Luna Maya maupun kasus 'Gaza' perihal relawan-relawati yang konon diserang oleh tentara-tentara Israel. Mau tidak mau masyarakat disibukkan dengan dua kasus tersebut, dan lupa memperhatikan kasus-kasus korupsi. Berbagai macam peristiwa dan pemborosan waktu maupun tenaga tersebut hemat saya mencerminkan perhatian "orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri", sehingga suasana hidup bersama kurang damai dan selamat. Warta Gembira atau Injil hari ini kiranya dapat menjadi bahan permenungan atau refleksi yang baik bagi kita semua, maka marilah kita renungkan atau refleksikan.

 

"Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti? Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah." (Luk 12:20-21)

      

Aneka bentuk harta benda atau uang dapat musnah dalam sesaat atau waktu singkat, entah karena kebakaran, banjir bandang atau judi, dst.. namun keutamaan-keutamaan atau nilai-nilai kehidupan tidak akan mudah musnah atau berkurang karena aneka macam bentuk bencana alam maupun musibah, tetapi justru semakin bertambah, handal dan mendalam. Dalam rangka hidup beriman atau beragama memang mereka yang bersikap mental materialistis atau pengumpul harta benda/uang adalah orang bodoh, miskin di hadapan Allah. Maka marilah dalam hidup dan kerja atau pelayanan kita senantiasa lebih mengutamakan atau mengedepankan keutamaan-keutamaan atau nilai-nilai kehidupan.

 

"Pada saat itu juga Roh Kudus akan mengajar kamu apa yang harus kamu katakan." (Luk 12:12), demikian sabda Yesus. Roh Kudus hidup dan berkarya terus menerus dalam hidup dan kerja kita maupun lingkungan hidup kita, dan mengajar kita apa yang harus kita lakukan. Maka marilah kita lihat, dengarkan, laksanakan pengajaran Roh Kudus, yang antara lain menjadi nyata dalam keutamaan-keutamaan atau nilai-nilai kehidupan seperti "kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri" (Gal 5:22-23). Keutamaan-keutamaan atau nilai-nilai kehidupan ini kiranya ada dalam dan dihayati oleh saudara-saudari kita yang berkehendak baik, tanpa pandang bulu, SARA, usia, jabatan, kedudukan atau fungsi. Marilah kita dengarkan apa yang dikatakan oleh saudara-saudari kita yang berkehendak baik maupun meneladan cara hidup dan cara bertindaknya.

 

Kepada mereka atau siapapun yang kaya akan harta benda atau uang kami harapkan hidup penuh syukur dan terima kasih serta menghayati maupun memfungsikan semua harta benda atau uang sebagai anugerah Tuhan. Harta benda atau uang pada dasarnya bersifat sosial, maka semakin memiliki harta benda atau uang hendaknya semakin sosial, antara lain semakin memperhatikan mereka yang miskin dan berkekurangan di lingkungan hidup kita masing-masing. Dengan bertindak demikian, maka anda tidak hanya kaya akan harta benda atau uang, melainkan sekaligus kaya di hadapan Allah. Marilah kita jauhkan dan berantas sikap mental materialistis dalam diri kita masing-masing maupun dalam lingkungan hidup dan kerja atau pelayanan kita.

 

"Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi" (Kol 3:1-2)    

 

Apa yang akan kita lakukan atau kerjakan hari ini sangat tergantung pada apa yang kita pikirkan begitu terjaga dari tidur di pagi hari. Masing-masing dari kita sebagai manusia adalah ciptaan Allah, berasal dari Allah dan diharapkan kembali kepada Allah ketika hidup kita di dunia ini berakhir. Kita berasal dari atas dan diharapkan kembali ke atas, maka baiklah kita senantiasa memikirkan perkara yang di atas. Dengan kata lain marilah kita berusaha melihat, memikirkan dan menghayati karya Allah di bumi ini melalui ciptaan-ciptaanNya, entah di dalam binatang-binatang, tumbuh-tumbuhan maupun dalam diri manusia yang diciptakan sebagai gambar atau citra Allah.

 

Marilah setiap pagi kita berdoa sebagaimana didoakan oleh raja Salomo,yang dikenal sebagai raja bijaksana:"Berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang faham menimbang perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat, sebab siapakah yang sanggup menghakimi umat-Mu yang sangat besar ini?"(1Raj 3:9). Yang dimaksudkan dengan perkara oleh Salomo adalah 'umur panjang atau kekayaan atau nyawa musuh'.  Perkara ini kiranya juga kita hadapi setiap hari dalam hidup, kerja atau pelayanan kita, maka marilah kita senantiasa mohon kepada Tuhan agar kita dianugerahi 'hati yang faham menimbang perkara', agar kita mampu membedakan antara yang baik dan buruk dan kemudian memilih dan melaksanakan apa yang baik. Ingatlah dan sadarilah bahwa semakin tambah umur berarti semakin banyak perkara yang harus dihadapi, demikian juga semakin kaya akan harta benda maupun musuh alias apa atau siapa yang kurang disenangi atau tidak sesuai dengan selera pribadi.

 

Kami berharap kita semua berada 'di atas' harta benda atau uang atau aneka macam ciptaan Allah di bumi ini, sebagaimana kepada manusia yang pertama kali diciptakan, Adam, menerima tugas dari Allah "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi." (Kej 1:28). Hendaknya kita jangan sampai berada ' di bawah' ciptaan lainnya maupun aneka jenis harta benda alias dijajah, sehingga kita berbakti kepada 'berhala'. Perkembangan dan pertumbuhan aneka jenis produksi elektronik maupun assesori sedikit banyak telah mempengaruhi banyak orang lebih dikuasai atau dirajai oleh produk-produk atau harta benda tersebut daripada oleh Allah. Marilah kita saling membantu dan mengingatkan agar kita senantiasa setia menjadi 'tuan' atas ciptaan-ciptaan Allah lainnya di dunia ini.

 

"Engkau mengembalikan manusia kepada debu, dan berkata: "Kembalilah, hai anak-anak manusia!" Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin, apabila berlalu, atau seperti suatu giliran jaga di waktu malam.Engkau menghanyutkan manusia; mereka seperti mimpi, seperti rumput yang bertumbuh, di waktu pagi berkembang dan bertumbuh, di waktu petang lisut dan layu"

(Mzm 90:3-6)

 

Jakarta, 1 Agustus 2010


Menyegarkan Jiwa

Ayat bacaan: Mazmur 19:8
=====================
"Taurat TUHAN itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan TUHAN itu teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman."

menyegarkan jiwaKarena mengalami sakit pada pinggang saya kemarin memutuskan untuk dipijat. Ini adalah sesuatu yang sangat jarang saya lakukan, karena sejak kecil saya tidak terbiasa untuk dipijat secara teratur seperti kebanyakan orang. Tidaklah heran ketika si tukang pijat tertawa dan mengatakan bahwa ada banyak otot dan urat yang sudah mengeras, yang rasanya sakit ketika ditekan apalagi dipijat olehnya. "Mobil saja butuh tune up pak, coba mobil dipakai terus tanpa di service, bakalan gimana.." katanya sambil tertawa. Dan hari ini seluruh badan saya rasanya remuk redam karenanya. Tukang pijat pun menganjurkan agar saya melakukannya secara berkala agar urat-urat di tubuh saya bisa lebih terjaga dan tidak harus terlalu sakit lagi ketika dipijat. Ya, tubuh kita memang butuh pemeliharaan seperti halnya mobil yang dicontohkannya. Kita terus sibuk setiap hari sehingga jika kondisi tidak dijaga, kita bisa mengalami "turun mesin" dan harus masuk "bengkel" seperti halnya mobil.

Tidak hanya tubuh, tapi kondisi spiritual pun sama. Setiap hari kita terus berperang baik melawan berbagai keinginan daging dari diri sendiri maupun berbagai godaan iblis yang terus berusaha untuk menjatuhkan kita. Kondisi ini kita hadapi setiap hari, dan jika tidak dijaga, keadaan rohani kita pun bisa kehabisan energi, drained out. Betapa berbahayanya jika kita membiarkan jiwa kita mengalami kekeringan. Tidak lagi punya daya tahan kuat untuk menghadapi berbagai tantangan yang bisa melemahkan bahkan menghancurkan kondisi spiritual kita. Just like our body, our spirit needs to be restored and refreshed as well.
Tidak berlebihan jika Daud sudah mengatakan bahwa orang yang mencintai Taurat Tuhan dan mau merenungkannya siang dan malam akan "seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil." (Mazmur 1:1-3). Tidak akan layu, terus berbuah dan berhasil dalam segala yang dilakukan. Kondisi tubuh kita bisa kita jaga dengan menjaga pola makan, berolahraga atau mungkin pijat teratur, tetapi untuk menjaga kebugaran rohani kita butuh asupan firman Tuhan setiap hari. Firman Tuhan akan selalu menguatkan, meneguhkan, memberi kelegaan... dan menyegarkan. Menyegarkan? Ya, menyegarkan. Dan jiwa kita, seperti halnya tubuh kita butuh penyegaran setiap saat. Seperti yang tertulis dalam Mazmur: "Taurat TUHAN itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan TUHAN itu teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman." (Mazmur 19:8). Firman Tuhan mampu menjawab kebutuhan akan kesegaran jiwa. Dalam bahasa Inggrisnya dikatakan "The law of the Lord is perfect, restoring the whole person."

Hidup di dunia yang sulit ini akan membuat stamina rohani kita terus terkuras. Karenanya kita sangat membutuhkan a splash of fresh water, percikan air yang akan mengembalikan kesegaran jiwa kita. Dalam Yesaya kita bisa melihat janji Tuhan yang begitu indah buat kita: "Sebab Aku akan mencurahkan air ke atas tanah yang haus, dan hujan lebat ke atas tempat yang kering. Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas keturunanmu, dan berkat-Ku ke atas anak cucumu. Mereka akan tumbuh seperti rumput di tengah-tengah air, seperti pohon-pohon gandarusa di tepi sungai." (Yesaya 44:3-4). Pengenalan yang kontinu, terus menerus akan Tuhan pun akan memberikan kita kesegaran seperti ini. Dalam Hosea kita bisa membaca: "Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal TUHAN; Ia pasti muncul seperti fajar, Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi." (Hosea 6:3) Betapa menyegarkannya hujan yang turun di saat kemarau, dan itulah janji Tuhan untuk kita yang mau bersungguh-sungguh mau mengenalNya.

Adalah sangat penting bagi kita untuk terus membekali jiwa kita dengan firman Tuhan. Daud tahu bagaimana bahagianya jika ia tetap berada dekat dengan firman Tuhan yang penuh dengan kuasa. Bacalah Mazmur 119 dimana Daud mendeskripsikan dengan panjang lebar dan lengkap mengenai bahagianya orang yang hidup menurut Taurat Tuhan. Berkali-kali pula Daud memberikan testimoni dari pengalamannya hidup dekat dengan firman Tuhan. Salah satunya berbunyi seperti ini: "Aku mendapatkan kebahagiaan dalam mentaati perintah-perintah-Mu." (Mazmur 119:55). Dalam bahasa Inggrisnya lebih detail: "This I have had [as the gift of Your grace and as my reward]: that I have kept Your precepts [hearing, receiving, loving, and obeying them]." Jangan biarkan jiwa kita mengalami kekeringan. Tetaplah dekat dengan firman Tuhan agar jiwa kita tetap segar dengan daya tahan yang kuat sehingga kita bisa menghadapi segala tantangan dan kesulitan setiap hari dengan teguh.

Seperti halnya tubuh, jiwa kita pun butuh disegarkan

Menyegarkan Jiwa

Ayat bacaan: Mazmur 19:8
=====================
"Taurat TUHAN itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan TUHAN itu teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman."

menyegarkan jiwaKarena mengalami sakit pada pinggang saya kemarin memutuskan untuk dipijat. Ini adalah sesuatu yang sangat jarang saya lakukan, karena sejak kecil saya tidak terbiasa untuk dipijat secara teratur seperti kebanyakan orang. Tidaklah heran ketika si tukang pijat tertawa dan mengatakan bahwa ada banyak otot dan urat yang sudah mengeras, yang rasanya sakit ketika ditekan apalagi dipijat olehnya. "Mobil saja butuh tune up pak, coba mobil dipakai terus tanpa di service, bakalan gimana.." katanya sambil tertawa. Dan hari ini seluruh badan saya rasanya remuk redam karenanya. Tukang pijat pun menganjurkan agar saya melakukannya secara berkala agar urat-urat di tubuh saya bisa lebih terjaga dan tidak harus terlalu sakit lagi ketika dipijat. Ya, tubuh kita memang butuh pemeliharaan seperti halnya mobil yang dicontohkannya. Kita terus sibuk setiap hari sehingga jika kondisi tidak dijaga, kita bisa mengalami "turun mesin" dan harus masuk "bengkel" seperti halnya mobil.

Tidak hanya tubuh, tapi kondisi spiritual pun sama. Setiap hari kita terus berperang baik melawan berbagai keinginan daging dari diri sendiri maupun berbagai godaan iblis yang terus berusaha untuk menjatuhkan kita. Kondisi ini kita hadapi setiap hari, dan jika tidak dijaga, keadaan rohani kita pun bisa kehabisan energi, drained out. Betapa berbahayanya jika kita membiarkan jiwa kita mengalami kekeringan. Tidak lagi punya daya tahan kuat untuk menghadapi berbagai tantangan yang bisa melemahkan bahkan menghancurkan kondisi spiritual kita. Just like our body, our spirit needs to be restored and refreshed as well.
Tidak berlebihan jika Daud sudah mengatakan bahwa orang yang mencintai Taurat Tuhan dan mau merenungkannya siang dan malam akan "seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil." (Mazmur 1:1-3). Tidak akan layu, terus berbuah dan berhasil dalam segala yang dilakukan. Kondisi tubuh kita bisa kita jaga dengan menjaga pola makan, berolahraga atau mungkin pijat teratur, tetapi untuk menjaga kebugaran rohani kita butuh asupan firman Tuhan setiap hari. Firman Tuhan akan selalu menguatkan, meneguhkan, memberi kelegaan... dan menyegarkan. Menyegarkan? Ya, menyegarkan. Dan jiwa kita, seperti halnya tubuh kita butuh penyegaran setiap saat. Seperti yang tertulis dalam Mazmur: "Taurat TUHAN itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan TUHAN itu teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman." (Mazmur 19:8). Firman Tuhan mampu menjawab kebutuhan akan kesegaran jiwa. Dalam bahasa Inggrisnya dikatakan "The law of the Lord is perfect, restoring the whole person."

Hidup di dunia yang sulit ini akan membuat stamina rohani kita terus terkuras. Karenanya kita sangat membutuhkan a splash of fresh water, percikan air yang akan mengembalikan kesegaran jiwa kita. Dalam Yesaya kita bisa melihat janji Tuhan yang begitu indah buat kita: "Sebab Aku akan mencurahkan air ke atas tanah yang haus, dan hujan lebat ke atas tempat yang kering. Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas keturunanmu, dan berkat-Ku ke atas anak cucumu. Mereka akan tumbuh seperti rumput di tengah-tengah air, seperti pohon-pohon gandarusa di tepi sungai." (Yesaya 44:3-4). Pengenalan yang kontinu, terus menerus akan Tuhan pun akan memberikan kita kesegaran seperti ini. Dalam Hosea kita bisa membaca: "Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal TUHAN; Ia pasti muncul seperti fajar, Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi." (Hosea 6:3) Betapa menyegarkannya hujan yang turun di saat kemarau, dan itulah janji Tuhan untuk kita yang mau bersungguh-sungguh mau mengenalNya.

Adalah sangat penting bagi kita untuk terus membekali jiwa kita dengan firman Tuhan. Daud tahu bagaimana bahagianya jika ia tetap berada dekat dengan firman Tuhan yang penuh dengan kuasa. Bacalah Mazmur 119 dimana Daud mendeskripsikan dengan panjang lebar dan lengkap mengenai bahagianya orang yang hidup menurut Taurat Tuhan. Berkali-kali pula Daud memberikan testimoni dari pengalamannya hidup dekat dengan firman Tuhan. Salah satunya berbunyi seperti ini: "Aku mendapatkan kebahagiaan dalam mentaati perintah-perintah-Mu." (Mazmur 119:55). Dalam bahasa Inggrisnya lebih detail: "This I have had [as the gift of Your grace and as my reward]: that I have kept Your precepts [hearing, receiving, loving, and obeying them]." Jangan biarkan jiwa kita mengalami kekeringan. Tetaplah dekat dengan firman Tuhan agar jiwa kita tetap segar dengan daya tahan yang kuat sehingga kita bisa menghadapi segala tantangan dan kesulitan setiap hari dengan teguh.

Seperti halnya tubuh, jiwa kita pun butuh disegarkan

Keputusan Yang Mengubah Hidup Anda

Setiap kita membuat pilihan setiap hari. Bahkan, salah satu cara untuk melihat hidup Anda di masa depan melalui pilihan-pilihan yang Anda buat saat ini. Sangat mudah untuk memikirkan pilihan ini dalam gambaran besar, misalnya apakah akan menyelesaikan sekolah atau tidak, melanjutkan ke perguruan tinggi atau tidak, kampus mana yang akan dipilih, pekerjaan seperti apa yang kita mau, dengan siapa kita akan menikah, dimana kita akan menetap, apakah kita akan memiliki anak dan kapan.

Tentu saja ini adalah ‘keputusan besar’ dan siapapun akan berkata bahwa pilihan itu memberikan dampak pada satu titik dalam kehidupan Anda. Tapi sebenarnya, semua hal itu bukanlah keputusan terpenting yang kita buat. Saya percaya bahwa keputusan yang paling penting adalah keputusan yang kita buat setiap hari dengan kesadaran penuh.

Pilihan besar yang tercantum di atas telah dilakukan di masa lalu. Ya, Anda dapat memilih untuk kembali ke sekolah, memiliki anak, dll. Tapi bagi sebagian besar orang, keputusan besar tersebut adalah bagian dari masa lalu dan tidak dapat diubah lagi. Tetapi ada ribuan keputusan yang akan Anda buat dalam setiap menit kehidupan Anda. Banyaknya keputusan kecil yang harus Anda ambil membuat keputusan-keputusan itu menjadi penting.

Ada lima hal yang saya yakin akan berdampak besar pada masa depan Anda – yang berarti pilihan Anda akan mempengaruhi hasil masa depan Anda. Setelah membaca ini, saya yakin Anda akan memikirkan orang lain. Berikut adalah lima pilihan penting yang bisa Anda mulai:

Mendengar lebih banyak dan berbicara lebih sedikit. Mendengar membuat Anda belajar. Mendengar memungkinkan Anda untuk membangun hubungan. Dan memilih untuk mendengar bukannya berbicara atau melakukan sesuatu yang lain ketika seseorang sedang berbicara adalah pilihan yang bisa kita lakukan sepanjang hari.

Mengharapkan yang terbaik bagi diri Anda dan juga orang lain. Pikirkan hal ini, Anda cenderung mendapatkan apa yang Anda harapkan – dalam hal hasil, respon dan kinerja dari apa yang dilakukan orang lain. Harapan biasanya didasarkan pada pengalaman, tapi semua pengalaman itu terjadi di masa lalu. Pada kenyataannya harapan Anda adalah pilihan. Jika saya berkata bahwa Anda dapat membuat pilihan yang dapat meningkatkan hasil secara konsisten meskipun Anda tidak melakukan apa-apa, apakah Anda akan tertarik? Anda pasti akan tertarik dan harapan Anda persis seperti itu. Pilihlah untuk berharap lebih banyak dan Anda akan menerima apa yang Anda harapkan.

Mempercayai orang lain lebih lagi. Jika Anda ingin lebih dipercaya dalam hidup Anda baik di tempat kerja, rumah atau di mana saja, maka pilihlah untuk percaya orang lain lebih lagi. Anda dapat membuat pilihan ini dengan setiap orang yang Anda temui. Bukankah itu beresiko? Benar sekali, tapi dengan membuat keputusani ini secara sadar, maka Anda akan meningkatkan respek orang terhadap Anda dan Anda pun akan semakin menjadi orang yang dapat dipercaya dalam setiap hubungan di dalam hidup Anda.

Selaraskan tindakan Anda dengan tujuan. Jika tujuan Anda adalah menurunkan berat badan, maka jangan sering ke dapur dan biarkan pintu kulkas tetap tertutup. Jika Anda ingin siap saat menghadapi meeting, maka persiapkan dari sekarang. Jika Anda mengatakan bahwa keseimbangan hidup adalah hal yang penting, maka pulanglah tepat waktu dari kantor. Jika tujuan Anda adalah lebih banyak membaca, maka matikan televisi. Ini hanyalah contoh keputusan yang Anda buat sehari-hari, walaupun sebenarnya ini adalah keputusan yang Anda buat setiap menit. Jika Anda memilih untuk menyelaraskan tindakan dengan niat Anda, Anda dapat menciptakan mukjizat.

Pilihlah sekarang. Masa depan Anda dimulai saat ini. Buatlah pilihan yang akan menciptakan masa depan yang Anda inginkan. Buatlah pilihan dan ambillah tindakan.

Og Mandino menulis dalam bukunya yang luar biasa, The Greatest Miracle In The World, kita harus menggunakan kekuatan pilihan kita dengan bijak. Lima pilihan di atas adalah pilihan-pilihan yang kita buat sepanjang hari. Ketika kita mengambil keputusan secara bijak, kita akan menciptakan hasil yang lebih banyak dari apa yang kita inginkan. Hidup dan keberhasilan Anda terdiri dari pilihan dan keputusan yang Anda buat.

Jumat, 30 Juli 2010

31 Juli -Ul 30:15-20; Gal 5:16-25; Luk 9:18-26

"Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?"

Pesta St Ignatius Loyola: Ul 30:15-20; Gal 5:16-25; Luk 9:18-26


"Ignatius lahir pada tahun 1491 di Guipuzooa di daerah Baskia, Sepanyol. Ia putera bungsu keluarga bangsawan Loyola. Di masa mudanya ia tinggal bersama dengan orang-orang istana dan tentara. Pada tahun 1521 dalam pertempuan untuk mempertahankan benteng Pamplona ia mengalami luka berat. Berbulan-bulan lamanya ia terikat pada tempat tidurnya. Namun masa itu penuh rahmat baginya. Ia mulai menyadari bahwa hatinya digerakkan kesana kemari oleh roh-roh yan berbeda-beda. Dengan menuruti gerakan roh yang baik diambilnya keputusan untuk selanjutnya mencari kemuliaan Allah yang lebih besar, bukan lagi hal-hal yang dikagumi dunia. Maka seluruh sisa hidupnya dibaktikannya untuk mengabdi yang Mahaagung. Dalam ziarahnya ke Tanah Suci dan selama tahun-tahun pengembaraan-nya di Sepanyol, Perancis, Vlaanderen dan Italia, ia selalu mencari kemuliaan Allah dan keselamatan jiwa-jiwa,  baik dalam studi maupun dalam kerasulan, baik dalam percakapan-percakapan maupun dalam doanya.

Sebagai mahasiswa di Paris ia berhasil mengumpulkan sekelompok sahabat-sahabat dan pada tahun 1534 mereka bersama-sama mengucapkan kaul di kapel Santo Dionysius di Montmarte dengan maksud  mengabdikan diri kepada Paus sebagai wakil Kristus. Enam tahun kemudian kelompok mereka yang telah memilih nama "Serikat Yesus" mendapat pengakuan resmi dari Paus. Sampai wafatnya, 31 Juli 1556, Ignatius berkarya terus untuk menyusun konstitusi Serikatnya. Seperti Latihan Rohani mencerminkan pengalaman pribadinya dalam pergaulan dengan Tuhan, demikian konstitusi  mengungkapkan pengalaman-pengalaman Serikat Yesus yang masih muda itu. Pengaruh timbale balik antara aksi dan kontemplasi, kepercayaan bahwa manusia terpanggil untuk memainkan peranan dalam rencana keselamatan Tuhan, cintakasih yang seluas dunia yang tidak mau terikat pada satu tempat saja melainkan membuat orang tetap dinamis, pencarian kehendak Allah dengan mempelajari tanda-tanda zaman: itu semua merupakan tanda-tanda pengenal spiritualitas Santo Ignatius" (dari Buku Misa Seriikat Yesus, Provinsialat SJ, Semarang  1 Maret 1996,  hal 85-86)

 

"Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?" (Luk 9:25)

Kutipan di atas ini kiranya juga menjadi inspirasi bagi Ignatius ketika ia mengambil keputusan "untuk selanjutnya mencari kemuliaan Allah yang lebih besar, bukan lagi hal-hal yang dikagumi dunia". Sabda Yesus di atas ini kiranya juga bagi kita semua yang percaya atau beriman kepadaNya, maka marilah kita jadikan motto atau motivasi dan inspirasi hidup, kerja dan pelayanan kita setiap hari dimanapun dan kapanpun. Memang hidup dan bertindak sesuai dengan sabda tersebut pada masa kini akan menghadapi banyak tantangan, masalah dan hambatan, mengingat dan memperhatikan sikap mental materialistis menjiwai hampir semua orang, termasuk mereka yang disebut sebagai pemuka-pemuka agama. Masih maraknya tindakan korupsi yang dilakukan oleh para pegawai maupun pejabat menunjukkan bahwa sikap mental materialistis begitu kuat pada mereka, dan tentu saja cara hidup dan cara bertindak mereka mempengaruhi masyarakat atau rakyat pada umumnya.

 

"Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging -- karena keduanya bertentangan -- sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki." (Gal 5:16-17), demikian kesaksian iman dan peringatan Paulus kepada umat di Galatia, kepada kita semua, yang orang beriman. Kita semua dipanggil hidup oleh Roh, sehingga cara hidup dan cara bertindak kita menghasilkan buah-buah Roh seperti "kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri."(Gal 5:22-23). Maka baiklah kami mengajak dan mengingatkan kita semua untuk senantiasa berusaha menghayati keutamaan-keutamaan sebagai buah Roh tersebut di dalam hidup kita sehari-hari demi keselamatan jiwa kita sendiri maupun saudara-saudari kita. Jauhkan aneka macam bentuk sikap materialistis atau 'keinginan daging' seperti ": percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya" (Gal 5:19-21). St.Ignatius Loyola juga dikenal dengan kemahirannya dalam pembedaan roh atau 'spiritual discernment' , maka baiklah kita refleksikan apa itu pembedaan roh.

 

"Ingatlah, aku menghadapkan kepadamu pada hari ini kehidupan dan keberuntungan, kematian dan kecelakaan, karena pada hari ini aku memerintahkan kepadamu untuk mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang pada perintah, ketetapan dan peraturan-Nya, supaya engkau hidup dan bertambah banyak dan diberkati oleh TUHAN, Allahmu, di negeri ke mana engkau masuk untuk mendudukinya" (Ul 30:15-16).

Setiap hari kita menghadapi 'kehidupan dan keberuntungan, kematian dan kecelakaan'  alias tawaran atau ajakan untuk mengikuti roh baik atau roh jahat, berbuat baik atau berbuat jahat. Sebagai orang-orang beriman kiranya kita semua mendambakan hidup baik alias senantiasa mengikuti dan melaksanakan aneka ajakan, sapaan atau sentuhan untuk berbuat baik. Agar kita mahir dalam membedakan apa yang baik dan jahat hendaknya setiap melakukan pemeriksaan batin setiap hari, yang menjadi bagian dari doa harian, yaitu doa malam. Pemeriksaan batin bukan mencari kesalahan atau dosa-dosa saja, melainkan mencari dan mengenali apa yang baik, mulia, luhur dan indah dalam diri kita dan sebaliknya. Kami percaya dalam diri kita masing-masing pasti lebih banyak apa yang baik daripada apa yang jahat.

 

Untuk dapat melihat dengan teliti, benar dan tepat kiranya kita butuh 'penerangan' yang baik dan memadai. Jika kita berada di dalam kegelapan kiranya kita tak mungkin membedakan mana yang baik dan yang jahat, mana yang membawa ke kehidupan dan mana yang membawa ke kematian. Maka dinamika pemeriksaan batin kurang lebih secara berurutan atau kronologis terjadi demikian:

1). Mohon terang atau rahmat Roh Kudus

2). Memutar 'film kehidupan kita sendiri' sambil mengenali pengalaman kecenderungan hati untuk berbuat baik maupun aneka perbuatan baik serta kecenderungan hati untuk berbuat jahat dan aneka perbuatan jahat.

3). Bersyukur dan berterima kasih atas kecenderungan untuk berbuat baik serta aneka kebaikan yang telah kita lakukan.

4). Mohon rahmat dan kekuatan untuk pertobatan, memperbaiki apa yang jahat serta menyesali segala perbuatan jahat yang telah kita lakukan artinya niat untuk tidak melakukan kejahatan yang sama.

5). Bersyukur dan berterima kasih atas segala anugerah atau rahmat Tuhan yang telah kita nikmati.

 

Salah satu cara konkret agar kita semakin trampil dan mahir dalam pembedaan roh adalah seantiasa berusaha hidup dan bertindak 'berpegang pada perintah, ketetapan dan peraturanNya', artinya dengan rendah hati, pengorbanan dan perjuangan berusaha mentaati dan melaksanakan aneka aturan dan tatanan yang terkait dengan hidup, panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing. Maka marilah kita baca, renungkan, refleksikan dan hayati aturan dan tatanan yang terkait dengan hidup, panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing. Jika kita terbiasa mentaati dan melaksanakan aturan dan tatanan hidup yang berlaku, maka kita akan terbantu untuk mendengarkan, mentaati dan melaksanakan bisikan roh baik atau Roh Kudus. Marilah kepada anak-anak di dalam keluarga dibiasakan untuk mentaati dan melaksanakan aneka aturan atau kesepakatan atau kebijakan yang telah dibuat.

"Ambillah ya Tuhan kebebasanku, kehendakku budi ingatanku . Pimpinlah diriku dan Kau kuasai. Perintahlah akan kutaati. Hanya rahmat dan kasih dariMu,  yang kumohon menjadi milikku. Berikanlah menjadi milikku. Lihatlah semua yang ada padaku,  kuhaturkan menjadi milikMu.  Pimpinlah diriku dan Kau kuasai,  perintahlah akan kutaati" (St. Ignatius Loyola)

Jakarta, 31 Juli 2010            

 


31 Juli -Ul 30:15-20; Gal 5:16-25; Luk 9:18-26

"Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?"

Pesta St Ignatius Loyola: Ul 30:15-20; Gal 5:16-25; Luk 9:18-26


"Ignatius lahir pada tahun 1491 di Guipuzooa di daerah Baskia, Sepanyol. Ia putera bungsu keluarga bangsawan Loyola. Di masa mudanya ia tinggal bersama dengan orang-orang istana dan tentara. Pada tahun 1521 dalam pertempuan untuk mempertahankan benteng Pamplona ia mengalami luka berat. Berbulan-bulan lamanya ia terikat pada tempat tidurnya. Namun masa itu penuh rahmat baginya. Ia mulai menyadari bahwa hatinya digerakkan kesana kemari oleh roh-roh yan berbeda-beda. Dengan menuruti gerakan roh yang baik diambilnya keputusan untuk selanjutnya mencari kemuliaan Allah yang lebih besar, bukan lagi hal-hal yang dikagumi dunia. Maka seluruh sisa hidupnya dibaktikannya untuk mengabdi yang Mahaagung. Dalam ziarahnya ke Tanah Suci dan selama tahun-tahun pengembaraan-nya di Sepanyol, Perancis, Vlaanderen dan Italia, ia selalu mencari kemuliaan Allah dan keselamatan jiwa-jiwa,  baik dalam studi maupun dalam kerasulan, baik dalam percakapan-percakapan maupun dalam doanya.

Sebagai mahasiswa di Paris ia berhasil mengumpulkan sekelompok sahabat-sahabat dan pada tahun 1534 mereka bersama-sama mengucapkan kaul di kapel Santo Dionysius di Montmarte dengan maksud  mengabdikan diri kepada Paus sebagai wakil Kristus. Enam tahun kemudian kelompok mereka yang telah memilih nama "Serikat Yesus" mendapat pengakuan resmi dari Paus. Sampai wafatnya, 31 Juli 1556, Ignatius berkarya terus untuk menyusun konstitusi Serikatnya. Seperti Latihan Rohani mencerminkan pengalaman pribadinya dalam pergaulan dengan Tuhan, demikian konstitusi  mengungkapkan pengalaman-pengalaman Serikat Yesus yang masih muda itu. Pengaruh timbale balik antara aksi dan kontemplasi, kepercayaan bahwa manusia terpanggil untuk memainkan peranan dalam rencana keselamatan Tuhan, cintakasih yang seluas dunia yang tidak mau terikat pada satu tempat saja melainkan membuat orang tetap dinamis, pencarian kehendak Allah dengan mempelajari tanda-tanda zaman: itu semua merupakan tanda-tanda pengenal spiritualitas Santo Ignatius" (dari Buku Misa Seriikat Yesus, Provinsialat SJ, Semarang  1 Maret 1996,  hal 85-86)

 

"Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?" (Luk 9:25)

Kutipan di atas ini kiranya juga menjadi inspirasi bagi Ignatius ketika ia mengambil keputusan "untuk selanjutnya mencari kemuliaan Allah yang lebih besar, bukan lagi hal-hal yang dikagumi dunia". Sabda Yesus di atas ini kiranya juga bagi kita semua yang percaya atau beriman kepadaNya, maka marilah kita jadikan motto atau motivasi dan inspirasi hidup, kerja dan pelayanan kita setiap hari dimanapun dan kapanpun. Memang hidup dan bertindak sesuai dengan sabda tersebut pada masa kini akan menghadapi banyak tantangan, masalah dan hambatan, mengingat dan memperhatikan sikap mental materialistis menjiwai hampir semua orang, termasuk mereka yang disebut sebagai pemuka-pemuka agama. Masih maraknya tindakan korupsi yang dilakukan oleh para pegawai maupun pejabat menunjukkan bahwa sikap mental materialistis begitu kuat pada mereka, dan tentu saja cara hidup dan cara bertindak mereka mempengaruhi masyarakat atau rakyat pada umumnya.

 

"Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging -- karena keduanya bertentangan -- sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki." (Gal 5:16-17), demikian kesaksian iman dan peringatan Paulus kepada umat di Galatia, kepada kita semua, yang orang beriman. Kita semua dipanggil hidup oleh Roh, sehingga cara hidup dan cara bertindak kita menghasilkan buah-buah Roh seperti "kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri."(Gal 5:22-23). Maka baiklah kami mengajak dan mengingatkan kita semua untuk senantiasa berusaha menghayati keutamaan-keutamaan sebagai buah Roh tersebut di dalam hidup kita sehari-hari demi keselamatan jiwa kita sendiri maupun saudara-saudari kita. Jauhkan aneka macam bentuk sikap materialistis atau 'keinginan daging' seperti ": percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya" (Gal 5:19-21). St.Ignatius Loyola juga dikenal dengan kemahirannya dalam pembedaan roh atau 'spiritual discernment' , maka baiklah kita refleksikan apa itu pembedaan roh.

 

"Ingatlah, aku menghadapkan kepadamu pada hari ini kehidupan dan keberuntungan, kematian dan kecelakaan, karena pada hari ini aku memerintahkan kepadamu untuk mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang pada perintah, ketetapan dan peraturan-Nya, supaya engkau hidup dan bertambah banyak dan diberkati oleh TUHAN, Allahmu, di negeri ke mana engkau masuk untuk mendudukinya" (Ul 30:15-16).

Setiap hari kita menghadapi 'kehidupan dan keberuntungan, kematian dan kecelakaan'  alias tawaran atau ajakan untuk mengikuti roh baik atau roh jahat, berbuat baik atau berbuat jahat. Sebagai orang-orang beriman kiranya kita semua mendambakan hidup baik alias senantiasa mengikuti dan melaksanakan aneka ajakan, sapaan atau sentuhan untuk berbuat baik. Agar kita mahir dalam membedakan apa yang baik dan jahat hendaknya setiap melakukan pemeriksaan batin setiap hari, yang menjadi bagian dari doa harian, yaitu doa malam. Pemeriksaan batin bukan mencari kesalahan atau dosa-dosa saja, melainkan mencari dan mengenali apa yang baik, mulia, luhur dan indah dalam diri kita dan sebaliknya. Kami percaya dalam diri kita masing-masing pasti lebih banyak apa yang baik daripada apa yang jahat.

 

Untuk dapat melihat dengan teliti, benar dan tepat kiranya kita butuh 'penerangan' yang baik dan memadai. Jika kita berada di dalam kegelapan kiranya kita tak mungkin membedakan mana yang baik dan yang jahat, mana yang membawa ke kehidupan dan mana yang membawa ke kematian. Maka dinamika pemeriksaan batin kurang lebih secara berurutan atau kronologis terjadi demikian:

1). Mohon terang atau rahmat Roh Kudus

2). Memutar 'film kehidupan kita sendiri' sambil mengenali pengalaman kecenderungan hati untuk berbuat baik maupun aneka perbuatan baik serta kecenderungan hati untuk berbuat jahat dan aneka perbuatan jahat.

3). Bersyukur dan berterima kasih atas kecenderungan untuk berbuat baik serta aneka kebaikan yang telah kita lakukan.

4). Mohon rahmat dan kekuatan untuk pertobatan, memperbaiki apa yang jahat serta menyesali segala perbuatan jahat yang telah kita lakukan artinya niat untuk tidak melakukan kejahatan yang sama.

5). Bersyukur dan berterima kasih atas segala anugerah atau rahmat Tuhan yang telah kita nikmati.

 

Salah satu cara konkret agar kita semakin trampil dan mahir dalam pembedaan roh adalah seantiasa berusaha hidup dan bertindak 'berpegang pada perintah, ketetapan dan peraturanNya', artinya dengan rendah hati, pengorbanan dan perjuangan berusaha mentaati dan melaksanakan aneka aturan dan tatanan yang terkait dengan hidup, panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing. Maka marilah kita baca, renungkan, refleksikan dan hayati aturan dan tatanan yang terkait dengan hidup, panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing. Jika kita terbiasa mentaati dan melaksanakan aturan dan tatanan hidup yang berlaku, maka kita akan terbantu untuk mendengarkan, mentaati dan melaksanakan bisikan roh baik atau Roh Kudus. Marilah kepada anak-anak di dalam keluarga dibiasakan untuk mentaati dan melaksanakan aneka aturan atau kesepakatan atau kebijakan yang telah dibuat.

"Ambillah ya Tuhan kebebasanku, kehendakku budi ingatanku . Pimpinlah diriku dan Kau kuasai. Perintahlah akan kutaati. Hanya rahmat dan kasih dariMu,  yang kumohon menjadi milikku. Berikanlah menjadi milikku. Lihatlah semua yang ada padaku,  kuhaturkan menjadi milikMu.  Pimpinlah diriku dan Kau kuasai,  perintahlah akan kutaati" (St. Ignatius Loyola)

Jakarta, 31 Juli 2010            

 


Tidak Perlu Sombong

Ayat bacaan: 1 Korintus 4:6
=======================
"Saudara-saudara, kata-kata ini aku kenakan pada diriku sendiri dan pada Apolos, karena kamu, supaya dari teladan kami kamu belajar apakah artinya ungkapan: "Jangan melampaui yang ada tertulis", supaya jangan ada di antara kamu yang menyombongkan diri dengan jalan mengutamakan yang satu dari pada yang lain."

tidak perlu sombongPantaskah kita menyombongkan diri dengan apa yang kita miliki hari ini? Ada begitu banyak orang yang berubah menjadi sombong ketika mereka diberkati. Kemarin di jalan saya melihat seorang pemuda yang turun dari mobil dan memukul supir angkot sembari berteriak-teriak bahwa ia adalah anak seorang aparat. Di mobilnya memang tergantung lambang kepolisian. Ternyata kemarahannya muncul karena tersinggung ketika merasa disalip di jalan. Memang supir angkot terkadang sembrono dalam mengemudi, tetapi apakah itu pantas dijadikan alasan bagi kita untuk menyakiti mereka baik secara fisik maupun mental? Perlukah kita meneriakkan siapa diri kita, mengancam orang lain untuk menunjukkan siapa yang lebih berkuasa? Bukankah Tuhan berkuasa lebih dari siapapun kita hari ini? Kalaupun kita termasuk beruntung memiliki sesuatu yang lebih dari orang lain pada umumnya, perlukah kita menyombongkan diri karenanya?

Sedikit melanjutkan apa yang telah kita baca kemarin mengenai kuasa kasih karunia Tuhan yang mampu mengubah orang biasa menjadi luar biasa, hari ini mari kita lihat sikap yang bisa muncul ketika kita terlalu terlena dengan apa yang kita miliki. Sebagian orang bisa mengalami ketidakpercayaan diri, merasa tidak ada apa-apanya dibanding orang lain, padahal Tuhan sanggup mengubah siapapun menjadi luar biasa dan memilih mereka untuk menjadi pekerja-pekerja tangguh dalam memuliakan Tuhan. Tapi sebagian lainnya bisa menjadi sombong dan arogan ketika menyadari keistimewaan talenta, kondisi atau keadaan mereka yang lebih dari orang lain secara rata-rata. Dan Tuhan sungguh menentang sikap seperti ini. Untuk contohnya kita bisa melihat sikap buruk dari jemaat Korintus.

Jemaat Korintus tampaknya merupakan jemaat yang sombong. Ada banyak ayat yang mengindikasikan hal ini seperti yang bisa kita lihat dalam banyak ayat seperti 1 Korintus 4:6, 18,19, 5:2, 8:1, 13:4 dan sebagainya. Paulus pun merasa perlu untuk menegur mereka. "Saudara-saudara, kata-kata ini aku kenakan pada diriku sendiri dan pada Apolos, karena kamu, supaya dari teladan kami kamu belajar apakah artinya ungkapan: "Jangan melampaui yang ada tertulis", supaya jangan ada di antara kamu yang menyombongkan diri dengan jalan mengutamakan yang satu dari pada yang lain." (1 Korintus 4:6). Mereka lupa jati diri mereka dan tenggelam dalam kesombongan, sehingga merasa tidak lagi memerlukan apa-apa, termasuk tidak lagi membutuhkan hamba Tuhan dalam hidup mereka. "Sebab siapakah yang menganggap engkau begitu penting? Dan apakah yang engkau punyai, yang tidak engkau terima? Dan jika engkau memang menerimanya, mengapakah engkau memegahkan diri, seolah-olah engkau tidak menerimanya?" (ay 7) Dalam versi BIS bisa lebih jelas kita baca: "Siapakah yang menjadikan Saudara lebih dari orang lain? Bukankah segala sesuatu Saudara terima dari Allah? Jadi, mengapa mau menyombongkan diri, seolah-olah apa yang ada pada Saudara itu bukan sesuatu yang diberi?" Perilaku mereka seolah-olah mereka tidak lagi memerlukan apa-apa. "As if you are already filled and think you have enough (you are full and content, feeling no need of anything more)!" Itu dalam versi bahasa Inggrisnya untuk ayat 8. Mereka lupa bahwa semua itu berasal dari Tuhan, dan untuk itu tidak boleh ada orang yang menyombongkan dirinya. Untuk itu Paulus pun mengingatkan dengan tegas bahwa keselamatan itu adalah pemberian Tuhan, (1:18, 15:10). Tuhan pula yang memilih (1:27-28), mengaruniakan RohNya sendiri untuk menyingkapkan rahasia-rahasia Ilahi (2:10-12), serta memberikan berbagai anugerah atas kasih karuniaNya (1:4-5). Semua berasal dari Tuhan, dan kerenanya tidak seorangpun layak menyombongkan diri.

Semua yang kita miliki saat ini, kecil atau besar, biasa atau istimewa, itu berasal dari Tuhan. Ini tidak boleh kita lupakan. Dan Paulus pun berkata "Karena itu seperti ada tertulis: "Barangsiapa yang bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan." (1:31). Sebuah kasih karunia dikatakan kasih karunia karena bukan berasal dari perbuatan kita. Firman Tuhan berkata: "Tetapi jika hal itu terjadi karena kasih karunia, maka bukan lagi karena perbuatan, sebab jika tidak demikian, maka kasih karunia itu bukan lagi kasih karunia." (Roma 11:6). Kesombongan merupakan penyangkalan dari hal itu, karena itu artinya mereka berpikiran seolah-olah semua itu adalah hasil pekerjaan mereka atau beranggapan bahwa karena mereka hebatlah maka semua itu diberikan kepada mereka. Menyadari bahwa kasih karunia merupakan pemberian Tuhan, milik Tuhan yang diberikan kepada kita akan membuat kita tetap sadar bahwa tidak ada satupun yang pantas kita sombongkan.

Marilah kita menyadari betul anugerah kasih karunia yang telah Tuhan berikan kepada kita. Semua yang ada pada kita hari ini sesungguhnya berasal dari Tuhan. (Ulangan 8:14-18). Ingatlah bahwa semua itu dari Tuhan, oleh Tuhan dan untuk Tuhan. (Roma 11:36). Tidak ada tempat bagi orang sombong di hadapan Tuhan, dan ini bisa kita lihat dalam banyak ayat. Kesombongan akan berakibat pada kehancuran (Amsal 16:18), yang ditentang Tuhan (Yakobus 4:6), dan merupakan kekejian bagi Allah sehingga tidak akan luput dari hukuman (Amsal 16:5).Oleh karena itu syukurilah semua yang telah dikaruniakan Tuhan kepada diri kita saat ini. Berkatalah seperti Paulus dalam 1 Korintus 15:10 bahwa kita ada sebagaimana kita ada sekarang semata-mata karena kasih karunia Allah. Bukan karena kehebatan kita, bukan karena kuat kuasa kita. Pakailah segala karunia atau kemampuan unik yang kita miliki masing-masing untuk memuliakan Tuhan.

Kesombongan mengingkari kasih karunia Tuhan, hindarilah itu

Tidak Perlu Sombong

Ayat bacaan: 1 Korintus 4:6
=======================
"Saudara-saudara, kata-kata ini aku kenakan pada diriku sendiri dan pada Apolos, karena kamu, supaya dari teladan kami kamu belajar apakah artinya ungkapan: "Jangan melampaui yang ada tertulis", supaya jangan ada di antara kamu yang menyombongkan diri dengan jalan mengutamakan yang satu dari pada yang lain."

tidak perlu sombongPantaskah kita menyombongkan diri dengan apa yang kita miliki hari ini? Ada begitu banyak orang yang berubah menjadi sombong ketika mereka diberkati. Kemarin di jalan saya melihat seorang pemuda yang turun dari mobil dan memukul supir angkot sembari berteriak-teriak bahwa ia adalah anak seorang aparat. Di mobilnya memang tergantung lambang kepolisian. Ternyata kemarahannya muncul karena tersinggung ketika merasa disalip di jalan. Memang supir angkot terkadang sembrono dalam mengemudi, tetapi apakah itu pantas dijadikan alasan bagi kita untuk menyakiti mereka baik secara fisik maupun mental? Perlukah kita meneriakkan siapa diri kita, mengancam orang lain untuk menunjukkan siapa yang lebih berkuasa? Bukankah Tuhan berkuasa lebih dari siapapun kita hari ini? Kalaupun kita termasuk beruntung memiliki sesuatu yang lebih dari orang lain pada umumnya, perlukah kita menyombongkan diri karenanya?

Sedikit melanjutkan apa yang telah kita baca kemarin mengenai kuasa kasih karunia Tuhan yang mampu mengubah orang biasa menjadi luar biasa, hari ini mari kita lihat sikap yang bisa muncul ketika kita terlalu terlena dengan apa yang kita miliki. Sebagian orang bisa mengalami ketidakpercayaan diri, merasa tidak ada apa-apanya dibanding orang lain, padahal Tuhan sanggup mengubah siapapun menjadi luar biasa dan memilih mereka untuk menjadi pekerja-pekerja tangguh dalam memuliakan Tuhan. Tapi sebagian lainnya bisa menjadi sombong dan arogan ketika menyadari keistimewaan talenta, kondisi atau keadaan mereka yang lebih dari orang lain secara rata-rata. Dan Tuhan sungguh menentang sikap seperti ini. Untuk contohnya kita bisa melihat sikap buruk dari jemaat Korintus.

Jemaat Korintus tampaknya merupakan jemaat yang sombong. Ada banyak ayat yang mengindikasikan hal ini seperti yang bisa kita lihat dalam banyak ayat seperti 1 Korintus 4:6, 18,19, 5:2, 8:1, 13:4 dan sebagainya. Paulus pun merasa perlu untuk menegur mereka. "Saudara-saudara, kata-kata ini aku kenakan pada diriku sendiri dan pada Apolos, karena kamu, supaya dari teladan kami kamu belajar apakah artinya ungkapan: "Jangan melampaui yang ada tertulis", supaya jangan ada di antara kamu yang menyombongkan diri dengan jalan mengutamakan yang satu dari pada yang lain." (1 Korintus 4:6). Mereka lupa jati diri mereka dan tenggelam dalam kesombongan, sehingga merasa tidak lagi memerlukan apa-apa, termasuk tidak lagi membutuhkan hamba Tuhan dalam hidup mereka. "Sebab siapakah yang menganggap engkau begitu penting? Dan apakah yang engkau punyai, yang tidak engkau terima? Dan jika engkau memang menerimanya, mengapakah engkau memegahkan diri, seolah-olah engkau tidak menerimanya?" (ay 7) Dalam versi BIS bisa lebih jelas kita baca: "Siapakah yang menjadikan Saudara lebih dari orang lain? Bukankah segala sesuatu Saudara terima dari Allah? Jadi, mengapa mau menyombongkan diri, seolah-olah apa yang ada pada Saudara itu bukan sesuatu yang diberi?" Perilaku mereka seolah-olah mereka tidak lagi memerlukan apa-apa. "As if you are already filled and think you have enough (you are full and content, feeling no need of anything more)!" Itu dalam versi bahasa Inggrisnya untuk ayat 8. Mereka lupa bahwa semua itu berasal dari Tuhan, dan untuk itu tidak boleh ada orang yang menyombongkan dirinya. Untuk itu Paulus pun mengingatkan dengan tegas bahwa keselamatan itu adalah pemberian Tuhan, (1:18, 15:10). Tuhan pula yang memilih (1:27-28), mengaruniakan RohNya sendiri untuk menyingkapkan rahasia-rahasia Ilahi (2:10-12), serta memberikan berbagai anugerah atas kasih karuniaNya (1:4-5). Semua berasal dari Tuhan, dan kerenanya tidak seorangpun layak menyombongkan diri.

Semua yang kita miliki saat ini, kecil atau besar, biasa atau istimewa, itu berasal dari Tuhan. Ini tidak boleh kita lupakan. Dan Paulus pun berkata "Karena itu seperti ada tertulis: "Barangsiapa yang bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan." (1:31). Sebuah kasih karunia dikatakan kasih karunia karena bukan berasal dari perbuatan kita. Firman Tuhan berkata: "Tetapi jika hal itu terjadi karena kasih karunia, maka bukan lagi karena perbuatan, sebab jika tidak demikian, maka kasih karunia itu bukan lagi kasih karunia." (Roma 11:6). Kesombongan merupakan penyangkalan dari hal itu, karena itu artinya mereka berpikiran seolah-olah semua itu adalah hasil pekerjaan mereka atau beranggapan bahwa karena mereka hebatlah maka semua itu diberikan kepada mereka. Menyadari bahwa kasih karunia merupakan pemberian Tuhan, milik Tuhan yang diberikan kepada kita akan membuat kita tetap sadar bahwa tidak ada satupun yang pantas kita sombongkan.

Marilah kita menyadari betul anugerah kasih karunia yang telah Tuhan berikan kepada kita. Semua yang ada pada kita hari ini sesungguhnya berasal dari Tuhan. (Ulangan 8:14-18). Ingatlah bahwa semua itu dari Tuhan, oleh Tuhan dan untuk Tuhan. (Roma 11:36). Tidak ada tempat bagi orang sombong di hadapan Tuhan, dan ini bisa kita lihat dalam banyak ayat. Kesombongan akan berakibat pada kehancuran (Amsal 16:18), yang ditentang Tuhan (Yakobus 4:6), dan merupakan kekejian bagi Allah sehingga tidak akan luput dari hukuman (Amsal 16:5).Oleh karena itu syukurilah semua yang telah dikaruniakan Tuhan kepada diri kita saat ini. Berkatalah seperti Paulus dalam 1 Korintus 15:10 bahwa kita ada sebagaimana kita ada sekarang semata-mata karena kasih karunia Allah. Bukan karena kehebatan kita, bukan karena kuat kuasa kita. Pakailah segala karunia atau kemampuan unik yang kita miliki masing-masing untuk memuliakan Tuhan.

Kesombongan mengingkari kasih karunia Tuhan, hindarilah itu

FATHER’S LOVE LETTER

AnakKu , engkau mungkin tidak mengenal Aku
tetapi Aku mengenal segala sesuatu tentang dirimu
Aku tahu kalau engkau duduk atau berdiri
Aku mengerti segala jalanmu
Setiap helai rambut kepalamu terhitung semuanya
karena engkau diciptakan dalam gambar dan rupaKu
Di dalamKu engkau hidup,engkau bergerak dan engkau ada
Sebab engkau ini adalah keturunanKu
Aku mengenal engkau sejak sebelum engkau ada dalam kandungan
Aku memilih engkau dari semula , sebelum Aku menciptakan segalanya
Engkau ada bukan karena suatu kesalahan , karena hari – harimu ada tertulis dalam kitabKu
Aku telah menentukan waktu yang tepat untuk kelahiranmu , dan dimana engkau akan hidup
Kejadianmu dasyat dan ajaib
Karena Aku menenun engkau dalam kandungan ibumu
dan mengeluarkan engkau pada hari engkau dilahirkan
Seringkali Aku tidak dipahami oleh mereka yang tidak mengenal Aku
Aku tidak berada di tempat jauh dan murka
tetapi Aku adalah kasih yang sempurna
Dan adalah kerinduanKu untuk mengaruniakan kasihKu untukmu
Semua itu karena engkau adalah anakKu,dan Aku adalah Bapamu
Aku memberikan lebih dari yang dapat diberikan bapamu yang di dunia
karena Akulah Bapamu di surga yang adalah sempurna
Setiap pemberian yang baik dan setiap anugrah yang sempurna engkau terima dari tanganKu
Karena Akulah pemeliharaanmu dan Aku memberikan semua yang engkau perlukan
RancanganKu yang diberikan kepadamu adalah hari depan yang penuh harapan
Karena Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal
PikiranKu terhadapmu tidak terhitung seperti pasir di tepi pantai
Dan Aku bergirang karena engkau dengan sukacita dan sorak sorai
Aku tak pernah berhenti berbuat baik kepadamu karena engkaulah harta kesayanganKu
Aku merindukan untuk mengokohkan engkau dengan hatiKu dan jiwaKu
Aku akan menunjukkan kepadamu hal-hal yang besar dan ajaib
Jika engkau mencari Aku dengan segenap hatimu engkau akan menemukan Aku
Bergembiralah karena Aku,maka Aku akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu
Karena Akulah yang mengerjakan di dalammu kemauan itu
Aku dapat melakukan jauh lebih banyak daripada yang engkau pikirkan
Karena Akulah yang menganugrahkan penghiburan abadi kepadamu
Akulah juga yang menghiburmu dalam segala penderitaanmu
Ketika engkau patah hati,aku berada dekat denganmu
Seperti seorang gembala menggembalakan dombanya,Aku membawa engkau dekat ke hatiKu
Suatu hari Aku akan menghapus semua air mata dari matamu
Dan Aku akan mengangkat semua kesusahan yang engkau derita di atas bumi
Akulah Bapamu,dan Aku mengasihi engkau seperti Aku mengasihi putraKu Yesus
Karena di dalam Yesus kasihKu kepadamu dinyatakan
Dialah gambar wujud dari keberadaanKu
Dia datang untuk menyatakan bahwa Aku dipihakmu dan bukan untuk melawanmu
Dan untuk memberitahumu bahwa Aku tidak memperhitungkan pelanggaranmu
Yesus mati supaya kau dan Aku dapat diperdamaikan
KematianNya adalah pernyataan terbesar dari kasihKu untukmu
Aku menyerahkan semua yang Aku sayangi supaya Aku mendapat kasihmu
Jika engkau menerima anugrah anakKu Yesus,engkau juga menerima Aku
Dan tidak lagi ada yang akan memisahkan engkau dari kasihKu
Kembalilah dan Aku akan mengadakan pesta terbesar yang pernah ada di surga
Selamanya aku adalah Bapa dan selamanya Aku tetaplah Bapa
PertanyaanKu adalah
maukah engkau menjadi anakKu ?
Aku menanti-nantikan engkau

With Love ,
Your Dad , Almighty God

Kamis, 29 Juli 2010

Karena Tuhan

Ayat bacaan: 1 Korintus 15:10
========================
"Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku."

karena TuhanBetapa seringnya kita melihat orang-orang yang tidak disangka-sangka kemudian dipakai Tuhan secara luar biasa. Bisa jadi mereka dulunya orang-orang jahat, pendosa dengan catatan masa lalu yang sangat kelam, bahkan yang tadinya begitu erat dengan kuasa kegelapan dan okultisme, yang secara logika tidak akan mungkin bisa berbalik 180 derajat dalam waktu relatif singkat. Tetapi ternyata kita terkejut melihat transformasi yang terjadi atas mereka. Bisa jadi pula mereka tadinya kita kenal sebagai orang yang penuh kelemahan. Tidak berani tampil di muka umum, tidak pandai berbicara, bukan orang yang peduli, punya inisiatif, dan sebagainya, tetapi kemudian mereka tampil melayani Tuhan dengan hebat. Manusia memang sering mengukur dari kemampuan individu. Dalam dunia pekerjaan pun orang-orang yang dipilih kerja biasanya adalah orang-orang yang dianggap punya kemampuan menonjol, punya pengalaman segudang atau punya gelar bertumpuk. Tetapi anehnya Tuhan justru memilih orang-orang yang biasa, orang-orang yang mungkin tidak menonjol bahkan mungkin tidak berguna dalam pandangan manusia untuk dipakai secara luar biasa. Kita menemukan begitu banyak orang-orang seperti ini dalam alkitab, dan inipun masih berlaku hingga hari ini.

Orang-orang biasa diubahkan lalu dipakai melakukan hal-hal luar biasa untuk Tuhan. Tuhan sangat suka melakukan itu. Ada banyak tokoh-tokoh yang dipakai Tuhan secara luar biasa itu bukanlah berasal dari orang-orang yang punya latar belakang hebat. Musa mengaku sebagai orang yang tidak pandai bicara, berat mulut dan berat lidah. (Keluaran 4:10). Tapi lihatlah bagaimana hebatnya ia kemudian memimpin bangsa Israel yang tegar tengkuk selama 40 tahun. Daud adalah anak yang masih kemerahan (1 Samuel 17:42) ketika dipilih untuk menjadi raja, bahkan dia pula yang tampil untuk melawan Goliat, raksasa dengan perlengkapan perang lengkap, dan bukan seorang ahli perang, bertubuh sama besarnya atau pintar menyusun strategi.  Yefta adalah anak pelacur (Hakim Hakim 1:11), seorang anak yang berasal dari keluarga broken home yang terbuang dari keluarga dan masyarakat. Tapi kemudian ia bisa dipakai Tuhan sebagai pahlawan. Yesus ternyata lebih memilih nelayan dan pemungut cukai untuk menjadi muridNya ketimbang para ahli kitab, orator ulung, orang berpangkat, kaya atau berpengaruh. Jangan lupakan pula sosok Paulus yang tadinya dikenal sebagai pembantai orang kristen kemudian bisa berubah menjadi tokoh yang dikenal sangat radikal dan total dalam menyampaikan firman Tuhan hingga ke Asia sekalipun.

Setelah diubahkan dan dipakai Tuhan, Paulus tidak lupa diri. Ia tetap sadar akan status masa lalunya dan tetap bersyukur bahwa ia diselamatkan bahkan dipilih untuk melakukan sebuah pekerjaan mulia. Ia mengatakan "Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah." (1 Korintus 15:9). Dari pandangan manusia mungkin seperti itulah adanya. Dia tadinya adalah orang yang kejam, pelaku kejahatan terhadap orang percaya. Dalam versi bahasa Inggris kata "menganiaya Jemaat Allah" dituliskan dengan "wronged and pursued and molested the church of God (oppressing it with cruelty and violence)." Tetapi kemudian ia pun diubahkan dan dipakai secara luar biasa. Paulus melanjutkan: "Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku." (ay 10). Paulus tahu betul bahwa jika ia menjadi siapa dia kemudian, dari orang yang kejam dan jahat lalu bertobat, berubah dan berbalik total, dari Saulus menjadi Paulus, itu bukanlah karena kehebatannya, melainkan berasal dari kasih karunia Tuhan, yang tidak akan pernah sia-sia dan akan selalu menyertai dirinya dalam menjalankan misinya. Paulus tidak akan pernah berhenti bersyukur setelah diselamatkan dan dipilih Tuhan, untuk itu dia menyerahkan seluruh sisa hidupnya untuk pekerjaan Tuhan, apapun resikonya dengan penuh sukacita.

Tuhan mau pakai orang-orang biasa seperti anda dan saya untuk melakukan pekerjaanNya. Kita mungkin bukanlah superhero, bukan orang yang berpengaruh di dunia, bukan orang terkaya, mungkin pula bukan orang berpendidikan tinggi dan sebagainya. Mungkin masa lalu kita kelam, penuh dosa. Mungkin kita beranggapan kita tidak ada apa-apanya dan sama sekali bukan dalam kapasitas atau pada tempatnya untuk bisa dipakai Tuhan. Mungkin kita berpikir bahwa kita mudah takut, penuh kelemahan dan sebagainya. Tetapi Tuhan tetap bisa pakai kita. Dan Tuhan sering melakukan hal itu. Mengapa? Lihat apa kata Tuhan: "Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat dari pada manusia." (1 Korintus 1:25). Di tangan Tuhan, orang-orang biasa yang penuh kelemahan bisa diubahkan menjadi luar biasa. Sejak jaman dulu hingga hari ini kita terus melihat bagaimana firman ini dinyatakan.

Paulus punya catatan masa lalu yang suram. Tokoh-tokoh besar dalam alkitab pun sama seperti kita merupakan manusia biasa yang punya keterbatasan, kelemahan, punya rasa takut, pernah mengalami putus asa, kesepian dan lain-lain. Tapi jika Tuhan bisa mengubah dan memakai mereka secara luar biasa menjadi siapa mereka seperti yang kita kenal hari ini, mengapa tidak bagi kita? Sebab firman Tuhan berkata "Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti" (1 Korintus 1:27-28). Dan ini bertujuan "supaya jangan ada seorang manusiapun yang memegahkan diri di hadapan Allah." (ay 29).

Kita tidak perlu merasa rendah diri, merasa tidak sanggup untuk melakukan pekerjaan Tuhan. Ingatlah bahwa mereka yang dipilih Tuhan selama ini pun adalah orang-orang biasa yang sama seperti kita juga. Punya kelemahan, keterbatasan, pernah takut, pernah lemah, dan lain-lain, tetapi di tangan Tuhan mereka bisa diubahkan secara luar biasa. Seringkali pertanyaan yang diberikan Tuhan bukanlah kita bisa atau tidak, tetapi apakah kita mau atau tidak. Apakah kita memiliki ketaatan, kerendahan hati dan kesediaan untuk mau diubahkan Tuhan dan dipakaiNya. Maukah kita melayani Tuhan, menjadi perantara, agenNya di dunia ini, menjadi terang dan garam, memberkati orang-orang disekitar kita? Kesediaan kita, dan bukan kehebatan kita, itulah yang diinginkan Tuhan. Hendaklah kita sepikir dengan Paulus, menyadari bahwa keselamatan yang diberikan kepada kita merupakan kasih karunia Allah dan bukan karena kehebatan kita. Bersyukurlah senantiasa untuk itu dan manfaatkanlah untuk mewartakan firman Tuhan membawa berkat bagi orang lain. Dengarkan panggilan Tuhan bagi anda dan lakukanlah bersama-sama dengan Tuhan yang akan selalu menyertai diri anda. Jika Paulus bisa melakukannya, kita pun bisa. Karena bukan karena kehebatan kita, tetapi kasih karunia Tuhanlah yang memampukan semua itu.

Orang biasa bisa diubahkan Tuhan hingga sanggup memberi dampak luar biasa

Karena Tuhan

Ayat bacaan: 1 Korintus 15:10
========================
"Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku."

karena TuhanBetapa seringnya kita melihat orang-orang yang tidak disangka-sangka kemudian dipakai Tuhan secara luar biasa. Bisa jadi mereka dulunya orang-orang jahat, pendosa dengan catatan masa lalu yang sangat kelam, bahkan yang tadinya begitu erat dengan kuasa kegelapan dan okultisme, yang secara logika tidak akan mungkin bisa berbalik 180 derajat dalam waktu relatif singkat. Tetapi ternyata kita terkejut melihat transformasi yang terjadi atas mereka. Bisa jadi pula mereka tadinya kita kenal sebagai orang yang penuh kelemahan. Tidak berani tampil di muka umum, tidak pandai berbicara, bukan orang yang peduli, punya inisiatif, dan sebagainya, tetapi kemudian mereka tampil melayani Tuhan dengan hebat. Manusia memang sering mengukur dari kemampuan individu. Dalam dunia pekerjaan pun orang-orang yang dipilih kerja biasanya adalah orang-orang yang dianggap punya kemampuan menonjol, punya pengalaman segudang atau punya gelar bertumpuk. Tetapi anehnya Tuhan justru memilih orang-orang yang biasa, orang-orang yang mungkin tidak menonjol bahkan mungkin tidak berguna dalam pandangan manusia untuk dipakai secara luar biasa. Kita menemukan begitu banyak orang-orang seperti ini dalam alkitab, dan inipun masih berlaku hingga hari ini.

Orang-orang biasa diubahkan lalu dipakai melakukan hal-hal luar biasa untuk Tuhan. Tuhan sangat suka melakukan itu. Ada banyak tokoh-tokoh yang dipakai Tuhan secara luar biasa itu bukanlah berasal dari orang-orang yang punya latar belakang hebat. Musa mengaku sebagai orang yang tidak pandai bicara, berat mulut dan berat lidah. (Keluaran 4:10). Tapi lihatlah bagaimana hebatnya ia kemudian memimpin bangsa Israel yang tegar tengkuk selama 40 tahun. Daud adalah anak yang masih kemerahan (1 Samuel 17:42) ketika dipilih untuk menjadi raja, bahkan dia pula yang tampil untuk melawan Goliat, raksasa dengan perlengkapan perang lengkap, dan bukan seorang ahli perang, bertubuh sama besarnya atau pintar menyusun strategi.  Yefta adalah anak pelacur (Hakim Hakim 1:11), seorang anak yang berasal dari keluarga broken home yang terbuang dari keluarga dan masyarakat. Tapi kemudian ia bisa dipakai Tuhan sebagai pahlawan. Yesus ternyata lebih memilih nelayan dan pemungut cukai untuk menjadi muridNya ketimbang para ahli kitab, orator ulung, orang berpangkat, kaya atau berpengaruh. Jangan lupakan pula sosok Paulus yang tadinya dikenal sebagai pembantai orang kristen kemudian bisa berubah menjadi tokoh yang dikenal sangat radikal dan total dalam menyampaikan firman Tuhan hingga ke Asia sekalipun.

Setelah diubahkan dan dipakai Tuhan, Paulus tidak lupa diri. Ia tetap sadar akan status masa lalunya dan tetap bersyukur bahwa ia diselamatkan bahkan dipilih untuk melakukan sebuah pekerjaan mulia. Ia mengatakan "Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah." (1 Korintus 15:9). Dari pandangan manusia mungkin seperti itulah adanya. Dia tadinya adalah orang yang kejam, pelaku kejahatan terhadap orang percaya. Dalam versi bahasa Inggris kata "menganiaya Jemaat Allah" dituliskan dengan "wronged and pursued and molested the church of God (oppressing it with cruelty and violence)." Tetapi kemudian ia pun diubahkan dan dipakai secara luar biasa. Paulus melanjutkan: "Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku." (ay 10). Paulus tahu betul bahwa jika ia menjadi siapa dia kemudian, dari orang yang kejam dan jahat lalu bertobat, berubah dan berbalik total, dari Saulus menjadi Paulus, itu bukanlah karena kehebatannya, melainkan berasal dari kasih karunia Tuhan, yang tidak akan pernah sia-sia dan akan selalu menyertai dirinya dalam menjalankan misinya. Paulus tidak akan pernah berhenti bersyukur setelah diselamatkan dan dipilih Tuhan, untuk itu dia menyerahkan seluruh sisa hidupnya untuk pekerjaan Tuhan, apapun resikonya dengan penuh sukacita.

Tuhan mau pakai orang-orang biasa seperti anda dan saya untuk melakukan pekerjaanNya. Kita mungkin bukanlah superhero, bukan orang yang berpengaruh di dunia, bukan orang terkaya, mungkin pula bukan orang berpendidikan tinggi dan sebagainya. Mungkin masa lalu kita kelam, penuh dosa. Mungkin kita beranggapan kita tidak ada apa-apanya dan sama sekali bukan dalam kapasitas atau pada tempatnya untuk bisa dipakai Tuhan. Mungkin kita berpikir bahwa kita mudah takut, penuh kelemahan dan sebagainya. Tetapi Tuhan tetap bisa pakai kita. Dan Tuhan sering melakukan hal itu. Mengapa? Lihat apa kata Tuhan: "Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat dari pada manusia." (1 Korintus 1:25). Di tangan Tuhan, orang-orang biasa yang penuh kelemahan bisa diubahkan menjadi luar biasa. Sejak jaman dulu hingga hari ini kita terus melihat bagaimana firman ini dinyatakan.

Paulus punya catatan masa lalu yang suram. Tokoh-tokoh besar dalam alkitab pun sama seperti kita merupakan manusia biasa yang punya keterbatasan, kelemahan, punya rasa takut, pernah mengalami putus asa, kesepian dan lain-lain. Tapi jika Tuhan bisa mengubah dan memakai mereka secara luar biasa menjadi siapa mereka seperti yang kita kenal hari ini, mengapa tidak bagi kita? Sebab firman Tuhan berkata "Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti" (1 Korintus 1:27-28). Dan ini bertujuan "supaya jangan ada seorang manusiapun yang memegahkan diri di hadapan Allah." (ay 29).

Kita tidak perlu merasa rendah diri, merasa tidak sanggup untuk melakukan pekerjaan Tuhan. Ingatlah bahwa mereka yang dipilih Tuhan selama ini pun adalah orang-orang biasa yang sama seperti kita juga. Punya kelemahan, keterbatasan, pernah takut, pernah lemah, dan lain-lain, tetapi di tangan Tuhan mereka bisa diubahkan secara luar biasa. Seringkali pertanyaan yang diberikan Tuhan bukanlah kita bisa atau tidak, tetapi apakah kita mau atau tidak. Apakah kita memiliki ketaatan, kerendahan hati dan kesediaan untuk mau diubahkan Tuhan dan dipakaiNya. Maukah kita melayani Tuhan, menjadi perantara, agenNya di dunia ini, menjadi terang dan garam, memberkati orang-orang disekitar kita? Kesediaan kita, dan bukan kehebatan kita, itulah yang diinginkan Tuhan. Hendaklah kita sepikir dengan Paulus, menyadari bahwa keselamatan yang diberikan kepada kita merupakan kasih karunia Allah dan bukan karena kehebatan kita. Bersyukurlah senantiasa untuk itu dan manfaatkanlah untuk mewartakan firman Tuhan membawa berkat bagi orang lain. Dengarkan panggilan Tuhan bagi anda dan lakukanlah bersama-sama dengan Tuhan yang akan selalu menyertai diri anda. Jika Paulus bisa melakukannya, kita pun bisa. Karena bukan karena kehebatan kita, tetapi kasih karunia Tuhanlah yang memampukan semua itu.

Orang biasa bisa diubahkan Tuhan hingga sanggup memberi dampak luar biasa

Lirik Lagu Hati Hamba Sari simorangkir

Tahu lagu Hati hamba yang di bawahkan oleh Sari Simorangkir, lagu ini sudah menjadi berkat bagi saudara-saudara kita di singapura. Di singapura lagu ini di populerkan oleh City Harvest Church (Gereja yang didirikan oleh Pastur Konghee) dalam versi bahasa Inggris. Seperti ini lagu Hati hamba dalam versi indonesia dan inggris

HATI HAMBA
By Sari Simorangkir

KU TAK DAPAT LUPAKAN
KEBAIKAN YANG KU T'RIMA
PENGORBANAN-MU YANG MULIA
JADIKAN KU BERHARGA

KAU TULUS MENERIMA
AKU APA ADANYA
KEKUATAN KASIH-MU NYATA
MEMULIHKAN HIDUPKU

REFF:
KAU BUKAN TUHAN YANG MELIHAT RUPA
KAU BUKAN TUHAN YANG MEMANDANG HARTA
HATI HAMBA YANG S'LALU KAU CARI
BIAR KAU TEMUKAN DI DALAMKU

S'LAMA KU HIDUP KU MAU MENYEMBAH-MU
S'BAB ENGKAU SANGAT BERARTI BAGIKU
YANG TERBAIK YANG ADA PADAKU
KUPERSEMBAHKAN KEPADA-MU
YESUSKU


Versi Bahasa Inggris
Heart of a Servant
By City Harvest Church
(Cipt. Sari simorangkir dengan judul asli Hati Hamba)


Standing in awe of Your grace
setting my feet in Your ways
entering into Your presence
to behold You face to face

God of all heaven and earth
holding me in Your embrace
unfailing love that surrounds me
Oh God i stand amazed

my Jesus my Lord
You're the love of my life
wherever You go wanna be by Your side
no longer i but Christ living in me
serving You for all eternity

my eyes set on You
in this race that i run
no longer my ways let Your will be done
Make me a servant my heart's ever true
clinging to the cross i'll follow You
i'll follow You

Klik link di bawah ini untuk mendengar dan melihat video klip lagu versi bahasa inggris yang dibawahkan oleh City Harvest Singapura
Klik -> Hati Hamba (Heart of a servant)

30 Juli - Yer 26:1-9; Mat 13:54-58

"Seorang nabi dihormati dimana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri"

(Yer 26:1-9; Mat 13:54-58)

 

"Setibanya di tempat asal-Nya, Yesus mengajar orang-orang di situ di rumah ibadat mereka. Maka takjublah mereka dan berkata: "Dari mana diperoleh-Nya hikmat itu dan kuasa untuk mengadakan mujizat-mujizat itu? Bukankah Ia ini anak tukang kayu? Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas? Dan bukankah saudara-saudara-Nya perempuan semuanya ada bersama kita? Jadi dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka: "Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya." Dan karena ketidakpercayaan mereka, tidak banyak mujizat diadakan-Nya di situ." (Mat 13:54-58), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

 

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Seorang nabi pada umumnya adalah suci serta bertugas menyebarluaskan kebenaran-kebenaran atau suara/ kehendak Allah; ia adalah utusan Allah, maka selayaknya dihormati dimana-mana, lebh-lebih oleh orang-orang beriman. Kebanyakan dari kita memiliki sikap mental bahwa apa-apa yang  berasal dari luar negeri/daerah lebih baik daripada apa yang ada di dalam negeri/daerah, padahal secara obyektif apa yang ada di dalam negeri/daerah sebenarnya lebih baik dan berkwalitas daripda yang berasal dari luar negeri/daerah. Maka benarlah apa yang disabdakan oleh Yesus bahwa "Seorang nabi dihormati dimana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan dirumahnya". Sabda Yesus ini memperingatkan dan mengajak kita semua untuk lebih memperhatikan apa-apa yang baik, indah, luhur, mulia di tempat asal kita sendiri, di rumah atau lingkungan hidup kita sendiri. Untuk itu memang kita sering harus berani mengambil jarak dari tempat asal atau rumah kita sendiri untuk melihat lebih teliti, cermat, tepat dan benar apa-apa yang ada di dalam tempat asal atau rumah kita sendiri. Sebagaimana para pemain sepak bola tak mungkin merefleksi permainan mereka sendiri dengan baik, melainkan pengamat atau penonton akan lebih baik dalam merefleksi permainan, demikian juga perihal kebersamaan hidup kita. Maka silahkan sekali waktu anda 'keluar' dari rumah dan tempat asal untuk melihat dalam terang Tuhan apa yang ada di dalam tempat asal atau rumah kita. Marilah kita hormati, junjung tinggi apa-apa yang baik, benar, mulia dan indah di tempat asal atau rumah kita sendiri. Marilah kita kenakan pakaian produksi dalam negeri, kita konsumsi aneka jenis makanan dan minuman yang sehat yang berasal dari tempat asal atau rumah sendiri.

·   "Jika kamu tidak mau mendengarkan Aku, tidak mau mengikuti Taurat-Ku yang telah Kubentangkan di hadapanmu, dan tidak mau mendengarkan perkataan hamba-hamba-Ku, para nabi, yang terus-menerus Kuutus kepadamu, -- tetapi kamu tidak mau mendengarkan -- maka Aku akan membuat rumah ini sama seperti Silo, dan kota ini menjadi kutuk bagi segala bangsa di bumi." (Yer 26:4-6). Marilah kita dengarkan dan laksanakan perkataan para nabi, para pengkotbah, para guru agama, para pembawa kebenaran di dalam hidup dan kerja kita bersama setiap hari. Perkataan mereka mungkin jarang kita dengarkan, maka baiklah kita baca, renungkan dan hayati tulisan-tulisan mereka atau aneka aturan dan tatanan hidup sebagai terjemahan kehendak Tuhan melalui orang-orang baik dan benar. Ada aneka macam aturan dan tatanan hidup yang tertulis dimana-mana, misalnya di jalanan ada rambu-rambu lalu lintas atau petunjuk jalan, dalam aneka kemasan makanan, minuman, obat dan sarana-prasarana ada aturan pakai, dalam hidup dan kerja bersama ada aturan atau tatanan demi kesuksesan dan kebahagiaan hidup maupun kerja, dst.. Pengalaman menunjukkan ketika warga kota tidak mentaati atau melaksanakan aturan atau tatanan hidup bersama, maka apa yang terjadi di dalam kota adalah kutuk atau musibah bagi warga kota sendiri, misalnya perilaku warga membuang sampah seenaknya sehingga menyumbat saluran-saluran maupun sungai yang mengakibatkan banjir bandang, penyambungan kabel listrik seenaknya menyebabkan kebakaran, berkendara seenaknya menyebabkan kecelakaan dan korban manusia, dst..  Jika terhadap aturan atau tatanan hidup bersama yang sederhana itu saja orang tak mampu mentaati dan melaksanakannya, apalagi aturan atau tatanan lain yang lebih berat dan rumit. Marilah kita biasakan mentaati dan melaksanakan aneka aturan dan tatanan hidup sehari-sehari di rumah kita sendiri, di lingkungan hidup kita sendiri, di tempat kerja atau belajar kita, dst…

 

"Orang-orang yang membenci aku tanpa alasan lebih banyak dari pada rambut di kepalaku; terlalu besar jumlah orang-orang yang hendak membinasakan aku, yang memusuhi aku tanpa sebab; aku dipaksa untuk mengembalikan apa yang tidak kurampas. Sebab oleh karena Engkaulah aku menanggung cela, noda meliputi mukaku. Aku telah menjadi orang luar bagi saudara-saudaraku, orang asing bagi anak-anak ibuku; sebab cinta untuk rumah-Mu menghanguskan aku, dan kata-kata yang mencela Engkau telah menimpa aku "

(Mzm 69:5.8-10)

Jakarta, 30 Juli 2010


Arsip Blog

Kumpulan Khotbah Stephen Tong

Khotbah Kristen Pendeta Bigman Sirait

Ayat Alkitab Setiap Hari