Kamis, 08 Juli 2010

Menjadi Sahabat Yesus

Ayat bacaan: Yohanes 15:14
=========================
"Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu."

sahabat YesusSangat sulit membayangkan untuk hidup tanpa sahabat. Tidak jarang saya bertemu dengan orang-orang yang mengalami mental breakdown, kehilangan percaya diri dan sebagainya karena mereka tidak memiliki kerabat dekat yang mampu mensupport mereka di kala jatuh atau sedang mengalami kesulitan. Saya sudah sering mengatakan peribahasa ini: No man is an island. Tidak ada orang yang mampu hidup sendirian. Kita memang diciptakan sebagai mahluk sosial yang harus hidup berpasangan dan berdampingan satu dengan lainnya. Dan dalam kejadian penciptaan manusia pun Tuhan telah mengatakan dengan jelas bagaimana hakekatnya kita diciptakan. "TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia." (Kejadian 2:18). Tidak pernah baik bagi siapapun manusia itu untuk hidup seorang diri. Tuhan tahu itu. Dan dengan kehadiran sahabat yang baik, kita akan bisa terdorong atau termotivasi untuk terus maju, kita akan merasa jauh lebih aman karena kita tahu kita tidak sendirian, dan tentu saja dalam segi kerohanian pun kita akan mampu bertumbuh jika kita bersahabat dengan orang-orang yang benar. Seorang sahabat berbeda dengan teman yang bisa datang dan pergi kapan saja. Seorang sahabat yang sejati akan selalu berusaha hadir bersama kita menjadi pendengar yang baik, menghibur, menguatkan dan memberi bantuan di kala kita butuhkan.

Sekarang bayangkan jika bukan cuma manusia, tetapi Tuhan sendiri mengulurkan tangan menawarkan sebuah persahabatan dengan kita. Tidakkah itu luar biasa istimewa? Dan itulah yang memang terjadi. Tuhan sendiri melalui Kristus telah membuka diri untuk menjadikan kita sahabat-sahabatNya. Dengan segala keistimewaan yang bisa kita dapatkan dari seorang sahabat di dunia, kita bisa mendapatkan jauh lebih dari itu lewat sosok Allah yang tak terukur dan tak terbatas kasih setiaNya. Yesus sendiri yang mengatakan hal itu. "Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu." (Yohanes 15:14). Apa yang diperintahkan Yesus sama sekali tidak berat, dan itu bisa kita baca dalam ayat sebelumnya. "Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu." (ay 12). Jika kita melakukan apa yang Dia perintahkan kepada kita, maka kita memperoleh hak super istimewa yaitu menjadi sahabat Yesus.

Betapa banyak keuntungan yang bisa kita peroleh dari bentuk persahabatan. Jika membangun persahabatan dengan sesama manusia saja sudah begitu luar biasa, apalagi jika persahabatan itu terjalin antara kita dengan Yesus, Tuhan yang tidak terbatas kuasaNya melebihi segala sesuatu di alam semesta ini. Lihat apa kata Yesus berikut: "Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku." (ay 15). What a privilege it is. Kita mengetahui segala sesuatu rahasia Kerajaan Allah, isi hati Tuhan, dan itu disampaikan langsung oleh Yesus sebagai seorang sahabat. Sebagai manusia kita menghargai status dari sahabat, di mata Tuhan pun demikian. Sebab dalam Amsal Firman Tuhan telah berkata: "Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran." (Amsal 17:17). Artinya jelas, seorang sahabat akan merasa gelisah apabila ia tidak mampu menyatakan perhatiannya dan bantuannya apabila sahabatnya tengah menghadapi masalah. Bayangkan jika kita mendapatkan perhatian seperti ini langsung dari Tuhan.

Apa yang diberikan Kristus sebagai seorang sahabat sesuai dengan deskripsiNya sendiri mengenai hakekat persahabatan yang sejati. Yesus berkata: "Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya." (Yohanes 15:13). Kita dituntut pula untuk bisa sampai kepada tingkatan seperti ini, karena kita telah membaca dalam ayat-ayat Injil Yohanes sebelumnya bahwa kita diperintahkan untuk bisa mengasihi orang lain seperti Yesus sendiri telah mengasihi kita. Tapi lihatlah bahwa perintah ini bukan hanya diberikan begitu saja kepada kita. Yesus sendiri telah menjadi teladan sempurna mengenai hal ini dengan karya penebusanNya di atas kayu salib, membayar lunas segala rintangan yang telah mengarahkan kita kepada kebinasaan dengan mengorbankan diriNya sendiri. Itulah bentuk persahabatan yang kita peroleh dari Yesus, sebuah bentuk persahabatan sejati yang penuh kasih setia.

Tidak ada rahasia di antara sahabat. Kita akan dengan nyaman membuka segala rahasia kita kepada orang yang sudah kita anggap sebagai sahabat kita, dan begitu pula dengan Tuhan. Firman Tuhan berkata "TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka." (Mazmur 25:14). Takut akan Tuhan juga berarti menghormatiNya dengan menjalankan semua perintahNya dan menjauhi laranganNya. Menjadi sahabat Tuhan akan membuat kita mendapat penyingkapan berbagai rahasia surgawi, mengetahui isi hati Tuhan dan mendengar apa yang menjadi rencana-rencanaNya. Tuhan sudah mengulurkan tangan untuk menjalin persahabatan dengan kita. Apakah kita mau menyambut uluran tanganNya atau memilih untuk menepis tawaran yang sungguh sangat istimewa ini? Semua tergantung diri kita. Yang pasti, Tuhan rindu untuk menjadi sahabat sejati kita jika kita mau menerima tawaran ini dengan sukacita dan tentunya dengan serius. Apabila kita mengasihi Tuhan selayaknya seorang sahabat, menjaga untuk tidak menyakiti atau mengecewakan perasaan Tuhan, tetap dekat dan melakukan segala perintahNya dengan taat, maka Tuhan akan meletakkan kita di deretan sahabat-sahabatNya yang terdekat. Siapkah kita untuk menjadi sahabat Tuhan?

What a friend we have in Jesus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog

Kumpulan Khotbah Stephen Tong

Khotbah Kristen Pendeta Bigman Sirait

Ayat Alkitab Setiap Hari