Selasa, 30 September 2008

Kisah Gideon

Ayat bacaan: Hakim Hakim 7:11
=============================
"..engkau akan mendapat keberanian untuk turun menyerbu perkemahan itu." ("..your hands shall be strengthened to go down against the camp.")

gideon, 300Masih ingat film 300, tentang kisah perjuangan heroik raja Leonidas dengan 300 pasukannya melawan puluhan ribu pasukan Persia di Thermopylae yang berakhir tragis? Kisah ini punya perbandingan langsung dengan kisah yang dicatat Alkitab mengenai Gideon.

Pada suatu masa bangsa Israel ditindas oleh suku Midian dan sekutunya Amalek. Orang-orang Midian dan Amalek menghancurkan ternak dan tanaman mereka terus menerus sehingga mereka hidup melarat dan hanya mampu bersembunyi di balik gunung-gunung maupun gua-gua. (Hakim Hakim 6:1-6). Tuhan lalu mengutus MalaikatNya untuk menemui Gideon, menyampaikan pada Gideon bahwa Tuhan memilih dirinya untuk mengalahkan orang Midian dan Amalek.(ay 11-12). Gideon bukanlah seorang panglima perang yang gagah berani, dia bukan pula seorang pemimpin. Gideon hanyalah seorang yang paling muda dari suku yang paling kecil diantara suku-suku yang ada. (ay 15). Dengan serangkaian tanda dari Tuhan, Gideon pun akhirnya tidak ragu lagi dan percaya penuh bahwa dirinya memang diutus Tuhan untuk mengalahkan Midian dan Amalek. (ay 17-40).

Sekarang tiba saatnya membaca peta kekuatan lawan. Alkitab mencatat: "Adapun orang Midian dan orang Amalek dan semua orang dari sebelah timur itu bergelimpangan di lembah itu, seperti belalang banyaknya (like locusts for multitude), dan unta mereka tidak terhitung, seperti pasir di tepi laut banyaknya.(as the sand on the seashore for multitude)" (Hakim Hakim 7:12). Jumlah pasukan yang dikumpulkan Gideon berjumlah 32.000 orang, yang sebenarnya masih terlalu sedikit jika dibandingkan dengan jumlah pasukan Midian dan Amalek. Tapi Tuhan berkata bahwa itu terlalu banyak. Tuhan tidak membutuhkan jumlah pasukan yang besar, karena Dia ingin orang Israel tahu bahwa yang menyelamatkan mereka bukanlah kuat perkasa mereka, melainkan tangan Tuhan. (ay 2). Jumlah ini kemudian menyusut menjadi 10.000, tapi tetap jumlah ini dianggap Tuhan terlalu banyak. (ay 2-4). Dan melalui seleksi unik sesuai perintah Tuhan, jumlah akhir yang disetujui adalah 300.(ay 5-7) Gideon dan 300 pasukan, melawan pasukan sebegitu banyak seperti wabah belalang dan butiran pasir di pantai? Itu faktanya, dan itulah yang terjadi. Gideon taat karena ia tahu bahwa Tuhan ada bersama dirinya dan 300 pasukan yang dipimpinnya.

Pada malam hari Gideon dibangunkan Tuhan, dan diminta untuk masuk menyerbu perkemahan Midian dan Amalek. Gideon turun menuju perbatasan perkemahan musuh, dimana ia kemudian mendengar seorang prajurit bercerita pada temannya tentang sebuah mimpi. Mimpinya berbunyi bahwa ada sekeping roti yang terguling masuk ke perkemahan orang Midian dan menghancurkan kemah mereka sampai habis runtuh. (ay 13). Cerita ini semakin memperteguh semangat Gideon. Kemudian Gideon membagi pasukannya atas 3 bagian, dengan dilengkapi sangkakala dan buyung (tempayan) kosong. Nantinya dengan dipimpin oleh Gideon, mereka akan serempak meniup sangkakala sambil memecahkan tempayan-tempayan di tangan mereka, dan berseru "Pedang demi TUHAN dan demi Gideon!" (ay 18). Ternyata strategi mereka ini membuat pasukan-pasukan Amalek dan Midian panik, kacau balau dan melarikan diri. Tidak seperti kisah raja Leonidas yang berakhir tragis di film 300, kali ini 300 pasukan pimpinan Gideon meraih kemenangan mutlak dengan adanya Tuhan dipihak mereka.

Seperti Gideon, kita pun menghadapi peperangan setiap saat. Peperangan kita bukanlah melawan darah dan daging, melainkan melawan tipu muslihat iblis, melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara. (Efesus 6:11-12). Tipu muslihat kuasa gelap akan terus berupaya mempengaruhi dan melemahkan kita. Bukan itu saja, kita pun terus melakukan peperangan dengan dosa-dosa kedagingan yang berasal dari dalam diri kita, menyerang kita lewat kelemahan, kekhawatiran dan keraguan kita (Roma 7:15-25). Jika kita hanya membiarkan diri kita diserang cepat atau lambat kita bisa kehilangan kekuatan dan semangat. Tapi lihatlah kisah Gideon, dan bagaimana Tuhan menyatakan kekuatanNya, dan apa yang terjadi jika Tuhan langsung turun tangan. Bahkan dalam kondisi yang kelihatannya tidak mungkin sekalipun, jika Tuhan menyertai, kita akan memukul kalah apapun yang ingin menghancurkan diri kita. Kuncinya adalah ketaatan dan penyerahan sepenuhnya pada kuasa Tuhan dalam menghadapi peperangan demi peperangan untuk memperoleh kemenangan demi kemenangan. Kemudian yang tak kalah penting, lihatlah bagaimana sangkakala dan puji-pujian bagi Tuhan mampu memporak-porandakan pertahanan musuh. Ada kuasa di atas pujian dan penyembahan, karena Tuhan bertahta di atas puji-pujian (Mazmur 22:4). Ketika kita menghadapi begitu banyak peperangan, jangan takut,jangan gentar, dan jangan putus asa, karena Tuhan kita adalah Tuhan yang ajaib!


Di tengah kecilnya kemungkinan menurut logika dan ditengah kelemahan kita, Tuhan menunjukkan kekuatanNya untuk mengatasi peperangan seperti apapun

Kisah Gideon

Ayat bacaan: Hakim Hakim 7:11
=============================
"..engkau akan mendapat keberanian untuk turun menyerbu perkemahan itu." ("..your hands shall be strengthened to go down against the camp.")

gideon, 300Masih ingat film 300, tentang kisah perjuangan heroik raja Leonidas dengan 300 pasukannya melawan puluhan ribu pasukan Persia di Thermopylae yang berakhir tragis? Kisah ini punya perbandingan langsung dengan kisah yang dicatat Alkitab mengenai Gideon.

Pada suatu masa bangsa Israel ditindas oleh suku Midian dan sekutunya Amalek. Orang-orang Midian dan Amalek menghancurkan ternak dan tanaman mereka terus menerus sehingga mereka hidup melarat dan hanya mampu bersembunyi di balik gunung-gunung maupun gua-gua. (Hakim Hakim 6:1-6). Tuhan lalu mengutus MalaikatNya untuk menemui Gideon, menyampaikan pada Gideon bahwa Tuhan memilih dirinya untuk mengalahkan orang Midian dan Amalek.(ay 11-12). Gideon bukanlah seorang panglima perang yang gagah berani, dia bukan pula seorang pemimpin. Gideon hanyalah seorang yang paling muda dari suku yang paling kecil diantara suku-suku yang ada. (ay 15). Dengan serangkaian tanda dari Tuhan, Gideon pun akhirnya tidak ragu lagi dan percaya penuh bahwa dirinya memang diutus Tuhan untuk mengalahkan Midian dan Amalek. (ay 17-40).

Sekarang tiba saatnya membaca peta kekuatan lawan. Alkitab mencatat: "Adapun orang Midian dan orang Amalek dan semua orang dari sebelah timur itu bergelimpangan di lembah itu, seperti belalang banyaknya (like locusts for multitude), dan unta mereka tidak terhitung, seperti pasir di tepi laut banyaknya.(as the sand on the seashore for multitude)" (Hakim Hakim 7:12). Jumlah pasukan yang dikumpulkan Gideon berjumlah 32.000 orang, yang sebenarnya masih terlalu sedikit jika dibandingkan dengan jumlah pasukan Midian dan Amalek. Tapi Tuhan berkata bahwa itu terlalu banyak. Tuhan tidak membutuhkan jumlah pasukan yang besar, karena Dia ingin orang Israel tahu bahwa yang menyelamatkan mereka bukanlah kuat perkasa mereka, melainkan tangan Tuhan. (ay 2). Jumlah ini kemudian menyusut menjadi 10.000, tapi tetap jumlah ini dianggap Tuhan terlalu banyak. (ay 2-4). Dan melalui seleksi unik sesuai perintah Tuhan, jumlah akhir yang disetujui adalah 300.(ay 5-7) Gideon dan 300 pasukan, melawan pasukan sebegitu banyak seperti wabah belalang dan butiran pasir di pantai? Itu faktanya, dan itulah yang terjadi. Gideon taat karena ia tahu bahwa Tuhan ada bersama dirinya dan 300 pasukan yang dipimpinnya.

Pada malam hari Gideon dibangunkan Tuhan, dan diminta untuk masuk menyerbu perkemahan Midian dan Amalek. Gideon turun menuju perbatasan perkemahan musuh, dimana ia kemudian mendengar seorang prajurit bercerita pada temannya tentang sebuah mimpi. Mimpinya berbunyi bahwa ada sekeping roti yang terguling masuk ke perkemahan orang Midian dan menghancurkan kemah mereka sampai habis runtuh. (ay 13). Cerita ini semakin memperteguh semangat Gideon. Kemudian Gideon membagi pasukannya atas 3 bagian, dengan dilengkapi sangkakala dan buyung (tempayan) kosong. Nantinya dengan dipimpin oleh Gideon, mereka akan serempak meniup sangkakala sambil memecahkan tempayan-tempayan di tangan mereka, dan berseru "Pedang demi TUHAN dan demi Gideon!" (ay 18). Ternyata strategi mereka ini membuat pasukan-pasukan Amalek dan Midian panik, kacau balau dan melarikan diri. Tidak seperti kisah raja Leonidas yang berakhir tragis di film 300, kali ini 300 pasukan pimpinan Gideon meraih kemenangan mutlak dengan adanya Tuhan dipihak mereka.

Seperti Gideon, kita pun menghadapi peperangan setiap saat. Peperangan kita bukanlah melawan darah dan daging, melainkan melawan tipu muslihat iblis, melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara. (Efesus 6:11-12). Tipu muslihat kuasa gelap akan terus berupaya mempengaruhi dan melemahkan kita. Bukan itu saja, kita pun terus melakukan peperangan dengan dosa-dosa kedagingan yang berasal dari dalam diri kita, menyerang kita lewat kelemahan, kekhawatiran dan keraguan kita (Roma 7:15-25). Jika kita hanya membiarkan diri kita diserang cepat atau lambat kita bisa kehilangan kekuatan dan semangat. Tapi lihatlah kisah Gideon, dan bagaimana Tuhan menyatakan kekuatanNya, dan apa yang terjadi jika Tuhan langsung turun tangan. Bahkan dalam kondisi yang kelihatannya tidak mungkin sekalipun, jika Tuhan menyertai, kita akan memukul kalah apapun yang ingin menghancurkan diri kita. Kuncinya adalah ketaatan dan penyerahan sepenuhnya pada kuasa Tuhan dalam menghadapi peperangan demi peperangan untuk memperoleh kemenangan demi kemenangan. Kemudian yang tak kalah penting, lihatlah bagaimana sangkakala dan puji-pujian bagi Tuhan mampu memporak-porandakan pertahanan musuh. Ada kuasa di atas pujian dan penyembahan, karena Tuhan bertahta di atas puji-pujian (Mazmur 22:4). Ketika kita menghadapi begitu banyak peperangan, jangan takut,jangan gentar, dan jangan putus asa, karena Tuhan kita adalah Tuhan yang ajaib!


Di tengah kecilnya kemungkinan menurut logika dan ditengah kelemahan kita, Tuhan menunjukkan kekuatanNya untuk mengatasi peperangan seperti apapun

Should we Divorce?

Nice story..

Very inspiring...try to read this up to the last paragraph...
To All Married Couples and Singles Who Intend To Get Married.

Read More......

Senin, 29 September 2008

Sela

Ayat bacaan: Mazmur 3:9
=======================
"Dari TUHAN datang pertolongan. Berkat-Mu atas umat-Mu! S e l a"

sela,MazmurAyat bacaan di atas adalah salah satu dari sekian banyak ayat kitab Mazmur yang diakhiri dengan kata Sela. Sela banyak diartikan orang sebagai selingan musik, namun tidak menutup kemungkinan lain berdasarkan para ahli alkitab merujuk pada waktu jeda, istirahat, diam sejenak, menekankan atau menutup bagian lagu. Dalam versi bahasa Inggris (amplified) diterjemahkan sebagai "pause and calmly think of that", dan ada pula yang menyebutnya sebagai "stop and listen". Selain pada Mazmur, Sela juga beberapa kali kita jumpai dalam Habakuk 3. Mungkin kata Sela ini sering dianggap kurang penting sehingga sering dilewatkan, padahal melihat jumlahnya yang banyak diulang, Sela pasti memiliki makna yang penting.

Sebuah lagu dari GMB di album terbaru mereka mengambil judul Sela. Demikian liriknya:

Saat ku berteduh
kuuntai doaku
dalam kesunyian ku merindu suaraMu

Kau peluk hatiku
dalam hadiratMu
di relung jiwaku, kumendengar suaraMu

Haleluya.. haleluya..haleluya.. amin (2x)



Menyambung renungan kemarin tentang duduk diam mendengar apa yang ingin dinyatakan Tuhan bagi kita, kata Sela mempertegas hal itu. Rutinitas dari segala aktivitas kita sehari-hari, semua kesibukan kita juga memerlukan waktu Sela. Demikian pula dengan pelayanan. Ada banyak anak-anak Tuhan yang begitu sibuk dengan pelayananNya hingga tidak sempat lagi mengambil saat teduh untuk menikmati kasih Tuhan dalam hadiratNya. Apapun yang kita kerjakan dan menyita waktu kita selalu butuh jeda, butuh sela. Dan di saat itulah jiwa kita beristirahat, menikmati keintiman hanya bersama Bapa. "Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah. Jiwaku haus kepada Allah, kepada Allah yang hidup. Bilakah aku boleh datang melihat Allah? (Mazmur 42:2-3) Bagi saya, waktu sela adalah waktu yang kita pakai dimana kita melepaskan segala atribut dunia dengan segala permasalahannya, dan datang menghampiri tahta kudus Tuhan dengan tangan menyembah, berserah sepenuhnya dan membawa pujian yang terbaik hanya untuk Allah. Ini saat yang indah untuk introspeksi, merenung, mengkaji ulang hal-hal yang telah kita lakukan sehari penuh, apakah semua yang kita lakukan adalah sesuai dengan kehendakNya atau belum, saat yang indah dimana Tuhan bisa terasa begitu dekat. Waktu sela bukanlah waktu dimana kita masih memenuhi doa kita dengan permintaan tolong akan ini dan itu, tapi merupakan waktu dimana kita diam, merasakan pelukan Tuhan dan mendengar suaraNya.

Perenungan Daud tentang Allah dalam kitab Mazmur demikian panjang, termasuk di dalamnya waktu Sela. Jangan lewatkan waktu-waktu Sela agar jiwa kita disegarkan kembali, merasakan kedamaian ketika Allah hadir di dekat kita, dimana tidak ada kekhawatiran, ketakutan dan masalah.


Beri waktu Sela dalam kehidupan sehari-hari untuk kembali fokus kepada apa yang diinginkan Tuhan dalam hidup kita

Sela

Ayat bacaan: Mazmur 3:9
=======================
"Dari TUHAN datang pertolongan. Berkat-Mu atas umat-Mu! S e l a"

sela,MazmurAyat bacaan di atas adalah salah satu dari sekian banyak ayat kitab Mazmur yang diakhiri dengan kata Sela. Sela banyak diartikan orang sebagai selingan musik, namun tidak menutup kemungkinan lain berdasarkan para ahli alkitab merujuk pada waktu jeda, istirahat, diam sejenak, menekankan atau menutup bagian lagu. Dalam versi bahasa Inggris (amplified) diterjemahkan sebagai "pause and calmly think of that", dan ada pula yang menyebutnya sebagai "stop and listen". Selain pada Mazmur, Sela juga beberapa kali kita jumpai dalam Habakuk 3. Mungkin kata Sela ini sering dianggap kurang penting sehingga sering dilewatkan, padahal melihat jumlahnya yang banyak diulang, Sela pasti memiliki makna yang penting.

Sebuah lagu dari GMB di album terbaru mereka mengambil judul Sela. Demikian liriknya:

Saat ku berteduh
kuuntai doaku
dalam kesunyian ku merindu suaraMu

Kau peluk hatiku
dalam hadiratMu
di relung jiwaku, kumendengar suaraMu

Haleluya.. haleluya..haleluya.. amin (2x)



Menyambung renungan kemarin tentang duduk diam mendengar apa yang ingin dinyatakan Tuhan bagi kita, kata Sela mempertegas hal itu. Rutinitas dari segala aktivitas kita sehari-hari, semua kesibukan kita juga memerlukan waktu Sela. Demikian pula dengan pelayanan. Ada banyak anak-anak Tuhan yang begitu sibuk dengan pelayananNya hingga tidak sempat lagi mengambil saat teduh untuk menikmati kasih Tuhan dalam hadiratNya. Apapun yang kita kerjakan dan menyita waktu kita selalu butuh jeda, butuh sela. Dan di saat itulah jiwa kita beristirahat, menikmati keintiman hanya bersama Bapa. "Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah. Jiwaku haus kepada Allah, kepada Allah yang hidup. Bilakah aku boleh datang melihat Allah? (Mazmur 42:2-3) Bagi saya, waktu sela adalah waktu yang kita pakai dimana kita melepaskan segala atribut dunia dengan segala permasalahannya, dan datang menghampiri tahta kudus Tuhan dengan tangan menyembah, berserah sepenuhnya dan membawa pujian yang terbaik hanya untuk Allah. Ini saat yang indah untuk introspeksi, merenung, mengkaji ulang hal-hal yang telah kita lakukan sehari penuh, apakah semua yang kita lakukan adalah sesuai dengan kehendakNya atau belum, saat yang indah dimana Tuhan bisa terasa begitu dekat. Waktu sela bukanlah waktu dimana kita masih memenuhi doa kita dengan permintaan tolong akan ini dan itu, tapi merupakan waktu dimana kita diam, merasakan pelukan Tuhan dan mendengar suaraNya.

Perenungan Daud tentang Allah dalam kitab Mazmur demikian panjang, termasuk di dalamnya waktu Sela. Jangan lewatkan waktu-waktu Sela agar jiwa kita disegarkan kembali, merasakan kedamaian ketika Allah hadir di dekat kita, dimana tidak ada kekhawatiran, ketakutan dan masalah.


Beri waktu Sela dalam kehidupan sehari-hari untuk kembali fokus kepada apa yang diinginkan Tuhan dalam hidup kita

Dahulukan Allah

Pernah ada seseorang yang tak punya makanan apapun untuk keluarganya. Ia masih punya bedil tua dan tiga butir peluru. Jadi, ia putuskan untuk keluar dan menembak sesuatu untuk makan malam. Saat menelusuri jalan, ia melihat seekor kelinci dan ia tembak kelinci itu tapi luput. Lalu ia melihat seekor bajing, dia tembak tapi juga luput lagi. Ketika ia jalan lebih jauh lagi, dilihatnya seekor kalkun liar diatas pohon dan ia hanya punya sisa sebutir pelor, tapi terdengar olehnya suatu suara yang berkata begini "berdoalah dulu, bidik keatas dan tinggallah tetap terfokus." Namun, pada saat bersamaan, ia melihat seekor rusa yang adalah lebih menguntungkan. Senapannya ia turunkan dan dibidiknya rusa itu. Tapi lantas ia melihat ada ular berbisa diantara kakinya, siap-siap untuk mematuknya, jadi dia turunkan lebih kebawah lagi, mengarah untuk menembak ular itu. Tetap, suara itu masih berkata kepadanya, "Aku bilang 'berdoalah dulu, bidik keatas dan tinggallah tetap terfokus.'" Jadi orang itu memutuskan untuk menuruti suara itu. Ia berdoa, lalu mengarahkan senapan itu tinggi keatas pohon, membidik dan menembak kalkun liar itu. Peluru itu mental dari kalkun itu dan mematikan rusa. Pegangan senapan tua itu lepas, jatuh menimpa kepala si ular itu dan membunuhnya sekali. Dan, ketika senapan itu meletus, ia sendiri terpental kedalam kolam. Saat ia berdiri untuk melihat sekelilingnya, ia dapatkan banyak ikan didalam semua kantungnya, seekor rusa, dan, seekor kalkun untuk bekal makanannya. Ular (Iblis) mati konyol sebab orang itu mendengarkan suara Allah.

- Berdoalah sebelum kau lakukan apapun, bidik dan arahkan keatas pada tujuanmu, dan tinggallah terpusat pada Allah. Sebar luaskan ini agar ada seseorang lain yang bakal terberkati.

- Jangan kau dikecilhatikan oleh siapapun mengenai masa lampaumu. Masa
lampau itu memang tepatnya begitu - "sudah lewat, sudah lampau." Hidupilah setiap hari sehari demi sehari. Dan ingatlah bahwa hanya Allah yang tahu masa depan kita dan bahwa Ia tidak akan membiarkanmu melewati daya tahanmu.

- Janganlah memandang pada sesamamu untuk meminta berkat melainkan lihat dan bergantungkah pada Tuhan. Ia bisa membuka pintu2 bagimu yang cuma Ia saja yang bisa lakukan. Pintu2 yang bukan kau masuki dengan menyelinap, melainkan yang hanya Ia yang sudah persiapkan bagi dan demi kamu. Jadi, tunggulah, tenanglah, sabarlah: dahulukan Allah dan lain-lainnya akan nyusul dengan sendirinya.

Sumber : http://indonesia. heartnsouls. com

Minggu, 28 September 2008

Christian comment graphics for friendster, myspace

Buat teman-teman yang punya friendster atau myspace, jangan lupa pakai gambar2 keren dibawah ini untuk comment buat teman-teman mu. Be bless and God Bless You


Photobucket


Copy source below





Photobucket


Copy source below






Photobucket


Copy source below





Photobucket


Copy source below


More Picture click here......

Event : KKR GEMA 2008

KKR GEMA 2008,

"Masihkah Tuhan Mendengar Doaku ... "
Sabtu, 1 November 2008
Jam 17.30
AULA STT Salem
Jalan Malenggang 21,MALANG 65146 – INDONESIA


Pembicara : Pdt. Hong Young Hwa, M.Th .
(Asian Center for Theological Studies, KOREA)

Diam Di Kaki Tuhan

Ayat bacaan: Lukas 10:39
========================
"Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya"

diam di kaki TuhanDalam salah satu episode Kick Andy! yang saya tonton, Nugie mendapat kejutan dengan hadirnya sang ibu tanpa ia ketahui. Dia bergegas menyongsong sang ibu yang kelihatan agak sulit berjalan, tangannya lalu menopang dan membimbing ibunya ke bawah. Kemudian terdengar suara Nugie yang bertanya, "tadi kan kita teleponan, kok nggak cerita sih mau kesini..?" sambil diselingi tawa gembira. Kemudian si ibu diwawancarai singkat, apakah ia bangga punya anak seperti Nugie, dan si ibu menjawab, "sangat bangga..". Nugie kemudian memeluk dan mencium ibunya. Ibu Nugie layak bangga, sangat layak. Di saat begitu banyak selebritis yang terjatuh akibat obat-obatan dan dosa lain, anaknya tidak ikut terjebak dan malah tampil sebagai sosok pecinta lingkungan hidup. Di saat banyak selebritis yang terlalu sibuk bekerja hingga melupakan orang tuanya, anaknya tetap dekat padanya. Saya berpikir, ada berapa banyak orang tua saat ini yang merasa kesepian karena anak-anak mereka semua terlalu sibuk bekerja dan tidak punya waktu mengunjungi mereka, meluangkan waktu untuk bersama-sama dengan mereka. Orang tua membesarkan anak-anak mereka, dan berjuang habis-habisan agar anak mereka bisa berhasil membangun karir, tapi kemudian karena karir pula mereka tidak lagi punya waktu luang. Coba tanyakan kepada para orang tua yang kesepian, apakah yang mereka butuh, kemewahan harta benda dari sang anak, atau waktu-waktu indah bersama anak-anaknya. Mungkin, dan saya yakin, orang tua akan sangat rindu memeluk anaknya seperti dulu ketika mereka kecil.

Tuhan pun demikian. Kita begitu sibuk bekerja, berjuang hidup, sehingga kita sering melewatkan waktu-waktu kita untuk mendatangi dan berdiam di hadiratNya. Ada yang bahkan sering terlalu sibuk melayani, tetapi melupakan saat dimana kita duduk berdiam di kakiNya dan merasakan betapa Tuhan begitu dekat dan begitu mengasihi kita. Ayat bacaan hari ini mengambil kisah ketika Yesus berkunjung ke rumah Marta dan Maria. Mendapat kunjungan dari Kristus, Marta pun sibuk melayani. Tapi Maria memilih untuk terus duduk diam di dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataanNya. Marta kemudian mengeluh karena ia melayani sendirian dan meminta Yesus mengingatkan Maria untuk membantunya. Tapi Yesus menjawab: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara,tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya." (Lukas 10:41-42).

Ada kalanya kita harus menarik rem dari kesibukan kita, baik pekerjaan ataupun pelayanan. Ada saatnya kita harus berhenti berkeluh kesah dan meminta tolong atas segala permasalahan kita. Dan pergunakanlah waktu tersebut untuk duduk diam di kaki Tuhan, merasakan kasihNya yang begitu damai, mendengar suaraNya menyampaikan hal-hal yang ingin Dia katakan pada kita, menikmati persekutuan pribadi yang indah dengan Bapa. Inilah bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari kita. Tuhan rindu menikmati saat-saat teduh bersama anak-anakNya, Tuhan rindu memeluk anak-anakNya, dan itu tidak akan terjadi jika kita tidak tahu kapan saatnya menghentikan ritme kesibukan kita sehari-hari. Kita memang tidak dilarang untuk memohon bantuan dari Tuhan lewat doa-doa kita, tapi ada waktu dimana kita diminta untuk diam dan mengetahui bahwa Allah berkuasa di atas segalanya. "Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah! Aku ditinggikan di antara bangsa-bangsa, ditinggikan di bumi!" (Mazmur 46:11). Ketahuilah bahwa Tuhan tidak pernah terlelap, tidak pernah lengah menjaga kita, dan Dia lah sumber pertolongan yang selalu mendengar. Saatnya bagi kita untuk duduk diam dan ganti mendengar apa yang hendak Ia nyatakan dalam hidup kita.


Berikan waktu terbaik anda untuk diam di kakiNya, dan mendengar suaraNya

Diam Di Kaki Tuhan

Ayat bacaan: Lukas 10:39
========================
"Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya"

diam di kaki TuhanDalam salah satu episode Kick Andy! yang saya tonton, Nugie mendapat kejutan dengan hadirnya sang ibu tanpa ia ketahui. Dia bergegas menyongsong sang ibu yang kelihatan agak sulit berjalan, tangannya lalu menopang dan membimbing ibunya ke bawah. Kemudian terdengar suara Nugie yang bertanya, "tadi kan kita teleponan, kok nggak cerita sih mau kesini..?" sambil diselingi tawa gembira. Kemudian si ibu diwawancarai singkat, apakah ia bangga punya anak seperti Nugie, dan si ibu menjawab, "sangat bangga..". Nugie kemudian memeluk dan mencium ibunya. Ibu Nugie layak bangga, sangat layak. Di saat begitu banyak selebritis yang terjatuh akibat obat-obatan dan dosa lain, anaknya tidak ikut terjebak dan malah tampil sebagai sosok pecinta lingkungan hidup. Di saat banyak selebritis yang terlalu sibuk bekerja hingga melupakan orang tuanya, anaknya tetap dekat padanya. Saya berpikir, ada berapa banyak orang tua saat ini yang merasa kesepian karena anak-anak mereka semua terlalu sibuk bekerja dan tidak punya waktu mengunjungi mereka, meluangkan waktu untuk bersama-sama dengan mereka. Orang tua membesarkan anak-anak mereka, dan berjuang habis-habisan agar anak mereka bisa berhasil membangun karir, tapi kemudian karena karir pula mereka tidak lagi punya waktu luang. Coba tanyakan kepada para orang tua yang kesepian, apakah yang mereka butuh, kemewahan harta benda dari sang anak, atau waktu-waktu indah bersama anak-anaknya. Mungkin, dan saya yakin, orang tua akan sangat rindu memeluk anaknya seperti dulu ketika mereka kecil.

Tuhan pun demikian. Kita begitu sibuk bekerja, berjuang hidup, sehingga kita sering melewatkan waktu-waktu kita untuk mendatangi dan berdiam di hadiratNya. Ada yang bahkan sering terlalu sibuk melayani, tetapi melupakan saat dimana kita duduk berdiam di kakiNya dan merasakan betapa Tuhan begitu dekat dan begitu mengasihi kita. Ayat bacaan hari ini mengambil kisah ketika Yesus berkunjung ke rumah Marta dan Maria. Mendapat kunjungan dari Kristus, Marta pun sibuk melayani. Tapi Maria memilih untuk terus duduk diam di dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataanNya. Marta kemudian mengeluh karena ia melayani sendirian dan meminta Yesus mengingatkan Maria untuk membantunya. Tapi Yesus menjawab: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara,tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya." (Lukas 10:41-42).

Ada kalanya kita harus menarik rem dari kesibukan kita, baik pekerjaan ataupun pelayanan. Ada saatnya kita harus berhenti berkeluh kesah dan meminta tolong atas segala permasalahan kita. Dan pergunakanlah waktu tersebut untuk duduk diam di kaki Tuhan, merasakan kasihNya yang begitu damai, mendengar suaraNya menyampaikan hal-hal yang ingin Dia katakan pada kita, menikmati persekutuan pribadi yang indah dengan Bapa. Inilah bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari kita. Tuhan rindu menikmati saat-saat teduh bersama anak-anakNya, Tuhan rindu memeluk anak-anakNya, dan itu tidak akan terjadi jika kita tidak tahu kapan saatnya menghentikan ritme kesibukan kita sehari-hari. Kita memang tidak dilarang untuk memohon bantuan dari Tuhan lewat doa-doa kita, tapi ada waktu dimana kita diminta untuk diam dan mengetahui bahwa Allah berkuasa di atas segalanya. "Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah! Aku ditinggikan di antara bangsa-bangsa, ditinggikan di bumi!" (Mazmur 46:11). Ketahuilah bahwa Tuhan tidak pernah terlelap, tidak pernah lengah menjaga kita, dan Dia lah sumber pertolongan yang selalu mendengar. Saatnya bagi kita untuk duduk diam dan ganti mendengar apa yang hendak Ia nyatakan dalam hidup kita.


Berikan waktu terbaik anda untuk diam di kakiNya, dan mendengar suaraNya

Pemberontakan dan Pengampunan



Maaf, baru sekarang renungan ini hadir lagi di mailbox anda. Lebih sebulan saya banyak menghabiskan waktu di perjalanan, dari Indonesia menuju Kemerun, Afrika Tengah. Dari benua hitam ini saya akan tetap menuliskan buah-buah refleksi untuk anda.
Ketika sempat singgah di Roma dan mengunjungi Musei Vaticani, saya mengabadikan lukisan salib karya Salvador Dalli ini. Yesus terpaku mati di salib sementara kelihatan dari jauh seorang prajurit yang mengeksekusi Dia pergi menjauh. Tubuh Yesus seperti dibuat dengan perspektif dominan – kelihatan sedikit menyembunyian salib yang menopang-Nya.oleh pelukis ini, mungkin dengan maksud kita menangkap makna tubuh itu. sampai-sampai hampir menyembunyikan salib yang menopang-Nya.
Mengamati lukisan ini saya tergerak untuk terus menggali kekayaan misteri salib.
Betulkah salib hanya sebuah ingatan tentang korban? Cukupkah salib hanya pratanda kasih Allah yang tak terbatas – hingga Ia rela ‘mati’ di tengah kita? Atau salib juga bicara tentang satu fakta yang sangat manusiawi dan hakiki tentang hidup manusia?
Sebelum meninggalkan Indonesia, saya masih melihat berita tentang eksekusi beberapa penjahat kelas kakap, juga rencana eksekusi pelaku bom Bali. Bahkan Metro TV sempat menghadirkan dalam sebuah talkshow korban selamat bom Bali yang menuntut agar eksekusi terhadap Amrozi dkk., segera dilakukan. Bisa dimaklumi kenapa permintaan hukuman mati begitu gencar khususnya bagi mereka yang melakukan pembunuhan orang-orang tak berdosa? Yang melakukan kejahatan bagaimanapun harus dihukum seberat-beratnya. Itu logika dalam hukum positif. Tapi apakah hukuman mati selalu jadi keharusan?
“Bapa ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat” adalah kata-kata pengampunan Yesus untuk mereka yang membunuhnya. Kata-kata ini jelas tidak pernah membenarkan pembunuhan, tidak juga ungkapan seolah-olah Yesus senang menderita. Mungkin juga banyak di antara kita yang terlanjur percaya bahwa Yesus wajar mengatakan itu karena Dia anak Allah. Jadi Ia harus mengampuni. Betulkah? Bukankah kata-kata itu keluar bersama seluruh perih dan jerit sakit Tuhan? Anda bisa memeriksa Injil dengan seksama. Kata-kata itu bagi saya, adalah sebuah pemberontakan terhadap mereka yang berusaha menghilangkan nyawa manusia.
Anda tahu salah satu kenyataan hakiki kesadaran manusia ini: manusia sadar bahwa ia akan mati tetapi sekaligus dia juga menolak untuk mati. Tak satupun orang normal yang ingin mati. Kesadaran ini kita kenali sebagai sakrat maut, kegelisahan menjelang mati. Kegelisahan ini dialami Yesus sebagai manusia dalam rasa sakit yang amat sangat dan dalam detik-detik terakhir hidupnya.
Pilihan untuk mengampuni memang sudah menjadi komitmen Yesus, bagian dari seluruh misinya. Akan tetapi, Yesus sadar sebagai anak, sebagai manusia, pengampunan hanya berasal dari Allah; hanya Allah yang bisa mengampuni kejahatan sebesar itu. Yesus tidak berkata “Aku mengampuni kalian yang membunuh aku”, tapi Dia minta kepada Bapa untuk mengampuni. Kemanusiaan kita rasanya tidak pernah sanggup mengampuni kejahatan yang justru merenggut habis kemanusiaan kita. Jelas juga bahwa; kita tidak pernah bisa mengampuni sendiri; tapi selalu bersama Allah. Sebab pengampunan itu berasal dari Allah dan Allah sendiri adalah pengampunan. Dia adalah sang kasih.
Paling-paling yang kita sanggupi adalah memaafkan. Maaf dan ampun adalah dua hal berbeda, meski tidak bisa dipisahkan. Pengampunan adalah penerimaan tanpa syarat, sementara maaf sifatnya bersyarat. Setelah dua atau tiga kali perbuatan yang menyakiti kita dilakukan, kita biasanya pikir-pikir lagi untuk memafkan. Kakek kandung saya dibunuh oleh salah seorang sanak kami. Sanak kami itu kemudian tidak pernah berhasil dalam hidupnya, keluarganya hancur dan ada anaknya yang cacat. Pasti ia dikutuk, demikian kami terlanjur percaya. Dan lihatlah betapa, mengampuni itu sulit. Itulah yang selalu mesti kita minta pada Tuhan setiap kali kita disakiti, diperlakukan tidak adil dan mungkin dibunuh.
Setiap orang yang mohon rahmat pengampunan akhirnya pada saat yang sama menolak setiap usaha untuk menghakimi, dan terutama dengan tegas menolak segala bentuk penghilangan nyawa manusia. Mengampuni adalah pernyataan ya pada kehidupan, pemberontakan terhadap hukuman mati seperti yang dipancarkan oleh salib.

Yang menolak hukuman mati

ronald


Sabtu, 27 September 2008

Kasih Sejati

Ayat bacaan:1 Kor 13:5
===================
Ia (Kasih) tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.

kasih sejatiA baru saja naik jabatan. Dia pun mendapatkan banyak hadiah. B, teman A, juga memberi hadiah. Karena kesibukannya,A lupa mengirimkan kartu ucapan terima kasih kepada B, atau sekedar telepon. B terus menunggu tanggapan dari A, tapi tanggapan itu tidak pernah datang, meskipun mereka berulang kali bertemu setelahnya. Seiring waktu berjalan, ternyata B merasa tersinggung karena pemberiannya seolah-olah tidak mendapat tanggapan dan merasa tidak dihargai. B merasa disisihkan, karena hadiah pemberiannya tidak mendapat balasan sesuai yang ia harapkan.

Dalam banyak bentuk lain hal seperti ini sering terjadi. Banyak orang yang memberi mengharapkan ucapan terima kasih, atau mengharapkan imbalan, atau mengharapkan hadiah kembali sebagai bentuk balasan. Bahkan banyak Pemberian kerap kali bukanlah sebagai ungkapan kasih, melainkan mengharapkan bentuk-bentuk keuntungan seperti mendapat promosi kenaikan jabatan, lulus ujian dan lain-lain. Ini sesungguhnya tidak sejalan dengan gambaran kasih menurut alkitab. Di dalam ayat bacaan hari ini kita melihat bahwa kasih sejati adalah kasih yang tidak mencari keuntungan diri sendiri, tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Kasih sejati tidak mengharapkan balasan, tidak pamrih, dan keluar dari hati sebagai ungkapan kasih kita terhadap orang lain. Ketika kita memberi sesuatu dengan motif lain dan bukan berdasarkan kasih, hal-hal seperti di atas pun mungkin terjadi. Itu karena kita berharap orang yang kita beri seharusnya mengembalikan lagi dalam bentuk lain sesuai keinginan kita. Kasih sejati akan membuat kita memberi dengan sukacita, tanpa menyimpan apapun dibalik pemberian, dan tidak mengharapkan apapun, bahkan ucapan terima kasih sekalipun. Seperti Tuhan mengasihi kita tanpa henti, ketika Tuhan selalu mengampuni kita setiap kali kita, ketika kita sadar bahwa Yesus rela mengorbankan diriNya demi menebus kita, kita merasakan kasih tak terbatas Tuhan atas diri kita. Sebagai anak-anak Tuhan, kita pun seharusnya bisa merefleksikan kasih tak terbatas Tuhan kepada orang lain.


Kasih sejati tidak menuntut imbalan

Kasih Sejati

Ayat bacaan:1 Kor 13:5
===================
Ia (Kasih) tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.

kasih sejatiA baru saja naik jabatan. Dia pun mendapatkan banyak hadiah. B, teman A, juga memberi hadiah. Karena kesibukannya,A lupa mengirimkan kartu ucapan terima kasih kepada B, atau sekedar telepon. B terus menunggu tanggapan dari A, tapi tanggapan itu tidak pernah datang, meskipun mereka berulang kali bertemu setelahnya. Seiring waktu berjalan, ternyata B merasa tersinggung karena pemberiannya seolah-olah tidak mendapat tanggapan dan merasa tidak dihargai. B merasa disisihkan, karena hadiah pemberiannya tidak mendapat balasan sesuai yang ia harapkan.

Dalam banyak bentuk lain hal seperti ini sering terjadi. Banyak orang yang memberi mengharapkan ucapan terima kasih, atau mengharapkan imbalan, atau mengharapkan hadiah kembali sebagai bentuk balasan. Bahkan banyak Pemberian kerap kali bukanlah sebagai ungkapan kasih, melainkan mengharapkan bentuk-bentuk keuntungan seperti mendapat promosi kenaikan jabatan, lulus ujian dan lain-lain. Ini sesungguhnya tidak sejalan dengan gambaran kasih menurut alkitab. Di dalam ayat bacaan hari ini kita melihat bahwa kasih sejati adalah kasih yang tidak mencari keuntungan diri sendiri, tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Kasih sejati tidak mengharapkan balasan, tidak pamrih, dan keluar dari hati sebagai ungkapan kasih kita terhadap orang lain. Ketika kita memberi sesuatu dengan motif lain dan bukan berdasarkan kasih, hal-hal seperti di atas pun mungkin terjadi. Itu karena kita berharap orang yang kita beri seharusnya mengembalikan lagi dalam bentuk lain sesuai keinginan kita. Kasih sejati akan membuat kita memberi dengan sukacita, tanpa menyimpan apapun dibalik pemberian, dan tidak mengharapkan apapun, bahkan ucapan terima kasih sekalipun. Seperti Tuhan mengasihi kita tanpa henti, ketika Tuhan selalu mengampuni kita setiap kali kita, ketika kita sadar bahwa Yesus rela mengorbankan diriNya demi menebus kita, kita merasakan kasih tak terbatas Tuhan atas diri kita. Sebagai anak-anak Tuhan, kita pun seharusnya bisa merefleksikan kasih tak terbatas Tuhan kepada orang lain.


Kasih sejati tidak menuntut imbalan

DIA mati untukmu

Setelah sebuah pujian dinaikkan seperti biasanya pada kebaktian minggu sore, gembala gereja itu berdiri dan berjalan ke mimbar. Ia memperkenalkan seseorang yang akan bercerita kepada jemaat tentang masa kecilnya. Lalu seseorang yang agak tua berdiri dan berjalan ke mimbar. Ia memulai dengan berkata,"Seorang ayah, anaknya dan teman anak itu berlayar di lautan pasifik,"lanjutnya,"saat badai yang besar menghantam dan ombak begitu tinggi, sang ayah tidak dapat menahan kapalnya dari badai besar itu, walaupun ia adalah seorang pelaut yang handal. Ketiganya terhempas ke lautan bebas."

Orang tua itu terdiam sejenak, sambil membuat kontak mata dengan dua orang pemuda yang sejak awal tampak tertarik dengan ceritanya. Dia pun melanjutkan,"sang ayah berusaha menggapai pelampung, namun ia harus membuat keputusan yang tersulit dalam hidupnya. Kepada siapa ia harus melemparkan satu-satunya pelampung itu. Anaknya atau teman anaknya. Dia hanya punya beberapa detik saja untuk memutuskan."

"ayah itu tahu kalau anaknya adalah seorang percaya, namun teman anaknya bukanlah seorang Kristen. Kegalauan gejolak hatinya untuk mengambil keputusan tidak sebanding dengan gejolak ombak yang begitu besarnya saat itu. Dan ketika sang ayah berteriak,"Aku mengasihimu, anakku!" dia pun melemparkan pelampung itu ke arah teman anaknya. Pada saat itu dia menarik pelampung dan teman anaknya ke atas perahu, anaknya telah hilang dan lenyap ditelan ombak dalam gelapnya malam. Dan tubuh anaknya tidak pernah ditemukan."


"si ayah mengetahui kalau anaknya akan masuk ke dalam kekekalan bersama Yesus dan ia tidak dapat membayangkan teman anaknya itu masuk ke dalam kekekalan tanpa Yesus. Karena itu, dia mengorbankan anaknya. Oh, betapa luar biasanya kasih Tuhan karena Ia juga melakukan hal yang sama untuk kita!"


Beberapa menit setelah kebaktian usai, dua anak muda itu menghampiri orang tua itu. "itu merupakan cerita yang sungguh luar biasa,"kata salah satu anak itu,"tetapi kupikir, sangat tidak masuk akal bagi seorang ayah untuk menyerahkan hidup anaknya dengan harapan bahwa anak yang satunya akan menjadi seorang kristen. "orang tua itu menatap alkitabnya, lalu menjawab dengan senyuman di wajahnya,"hal itu memang sungguh tidak masuk akal bukan? Tapi saya ada disini hari ini untuk memberitahukan bahwa kenyataannya cerita itu memberi saya sebuah gambaran mengenai Tuhan yang telah memberikan anakNya untukku.

Kalian tahu, anak-anak---aku adalah teman dari anaknya."camkan hal ini, kamu bisa hidup, karena ada seseorang yang sudah mati buatmu 2000 tahun yang lalu. Kebebasanmu itu berharga mahal.

Jumat, 26 September 2008

Koruptor

Ayat bacaan: 1 Timotius 6:10
============================
"Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka."

koruptor, akar kejahatan adalah cinta uangSeorang jaksa yang terlibat kasus korupsi baru-baru ini menangis di persidangan ketika tengah membacakan pledoi di hadapan majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi. Dia dituntut hukuman 15 tahun, tuntutan yang membuatnya syok hingga tidak bisa makan dan tidur. Dia pun menangis membayangkan bagaimana nasib istri dan anak-anaknya jika ia harus dipenjara selama 15 tahun. Baginya hukuman 15 tahun itu sama saja dengan hukuman mati bagi anak-anak, istri, orang tua dan mertuanya. "Bagaimana nasib kedua anak saya yang masih balita, dan yang akan lahir.." katanya. Istri sang jaksa memang tengah hamil tua. Anehnya, walaupun jelas-jelas terbukti korupsi, ia masih menganggap hukumannya tidak adil. Lho, apakah ketika melakukan korupsi dia tidak memikirkan bahwa hal tersebut tidaklah adil bagi masyarakat umum? Mendapatkan uang dengan cara kotor kini membawa konsekuensi serius tidak saja bagi dirinya sendiri, tapi bagi keluarganya. Vonis sudah dijatuhkan bagi dirinya, yang ternyata lebih berat dari tuntutan diatas. Dia akhirnya mendapat vonis 20 tahun penjara. Saya membayangkan keluarganya akan sulit hidup normal sebagai keluarga koruptor. Bentuk hukuman dari penilaian masyarakat dalam gerak gerik mereka sehari-hari akan sangat menyakitkan. Ketika mungkin tadinya ia membayangkan bahwa uang yang ia peroleh dapat membuat dia tertawa terbahak-bahak kini berubah menjadi syok, ratapan kesedihan yang tak kunjung usai.

Harta kekayaan tentu menjadi keinginan hampir semua orang. Saya rasa tidak akan ada yang mau hidup miskin dan kekurangan. Orang bekerja keras agar mampu membiayai hidupnya beserta keluarga dan meningkatkan taraf hidup mereka. Tapi rasa cinta berlebihan terhadap uang akan membuat orang tergoda untuk mengambil jalan pintas yang salah, lewat cara-cara jahat, penipuan, penggelapan, suap dan sebagainya. Dan lihatlah akibatnya.

Berusaha untuk mendapatkan penghasilan tidaklah salah jika dilakukan lewat cara-cara benar atas hasil jerih payah kita. Banyak orang yang salah mengartikan ayat bacaan hari ini sebagai larangan untuk mengumpulkan uang. Yang menjadi akar kejahatan bukanlah "uang", tapi "cinta uang", menjadikan uang sebagai yang paling utama di dalam hidup. Hal ini sama artinya dengan menomor duakan Tuhan. Yesus mengatakan, "Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon (dewa uang)." (Matius 6:24). Selanjutnya kita lihat firman Tuhan mengenai orang yang memperkaya dirinya dengan apa yang bukan menjadi haknya. "Celakalah orang yang menggaruk bagi dirinya apa yang bukan miliknya..."(Habakuk 2:6). Kejahatan cinta uang, mencari keuntungan lewat jalan pintas dan menguasai apa yang bukan menjadi hak adalah sebuah kejahatan serius di mata Tuhan. Daud pun mengingatkan bahwa "lebih baik yang sedikit pada orang benar dari pada yang berlimpah-limpah pada orang fasik, sebab lengan orang-orang fasik dipatahkan, tetapi TUHAN menopang orang-orang benar." (Mazmur 37:16-17).

Tuhan adalah Allah yang peduli pada kita, yang tidak akan membiarkan siapapun yang terus dekat padaNya menderita sendirian. Tuhan Yesus pun menjabarkan dengan jelas dalam Matius 6:25-34 bahwa kita tidak perlu khawatir akan kesusahan hidup, karena Allah mengetahui segalanya yang kita butuhkan. Menggaruk uang lewat jalan salah memang sepintas terlihat nikmat, korupsi memang bisa mendatangkan kekayaan dengan instan, tapi semua itu adalah kejahatan di mata Allah. Dengan alasan apapun, kita tidak dibenarkan untuk mengambil jalan pintas demi mengumpulkan harta. Doakan setiap pekerjaan anda agar diberkati Tuhan. Biarkan Tuhan bertahta di atas segala usaha anda, tetaplah mengucap syukur dan jangan lupa kewajiban untuk membayar apa yang menjadi hak Tuhan lewat persembahan persepuluhan, maka lihatlah Tuhan mencukupkan segala sesuatu dalam hidup anda.


Bukan tawa bahagia, tapi ratapan tak kunjung akhir-lah yang dituai orang yang mengeruk keuntungan dengan cara kotor

Koruptor

Ayat bacaan: 1 Timotius 6:10
============================
"Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka."

koruptor, akar kejahatan adalah cinta uangSeorang jaksa yang terlibat kasus korupsi baru-baru ini menangis di persidangan ketika tengah membacakan pledoi di hadapan majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi. Dia dituntut hukuman 15 tahun, tuntutan yang membuatnya syok hingga tidak bisa makan dan tidur. Dia pun menangis membayangkan bagaimana nasib istri dan anak-anaknya jika ia harus dipenjara selama 15 tahun. Baginya hukuman 15 tahun itu sama saja dengan hukuman mati bagi anak-anak, istri, orang tua dan mertuanya. "Bagaimana nasib kedua anak saya yang masih balita, dan yang akan lahir.." katanya. Istri sang jaksa memang tengah hamil tua. Anehnya, walaupun jelas-jelas terbukti korupsi, ia masih menganggap hukumannya tidak adil. Lho, apakah ketika melakukan korupsi dia tidak memikirkan bahwa hal tersebut tidaklah adil bagi masyarakat umum? Mendapatkan uang dengan cara kotor kini membawa konsekuensi serius tidak saja bagi dirinya sendiri, tapi bagi keluarganya. Vonis sudah dijatuhkan bagi dirinya, yang ternyata lebih berat dari tuntutan diatas. Dia akhirnya mendapat vonis 20 tahun penjara. Saya membayangkan keluarganya akan sulit hidup normal sebagai keluarga koruptor. Bentuk hukuman dari penilaian masyarakat dalam gerak gerik mereka sehari-hari akan sangat menyakitkan. Ketika mungkin tadinya ia membayangkan bahwa uang yang ia peroleh dapat membuat dia tertawa terbahak-bahak kini berubah menjadi syok, ratapan kesedihan yang tak kunjung usai.

Harta kekayaan tentu menjadi keinginan hampir semua orang. Saya rasa tidak akan ada yang mau hidup miskin dan kekurangan. Orang bekerja keras agar mampu membiayai hidupnya beserta keluarga dan meningkatkan taraf hidup mereka. Tapi rasa cinta berlebihan terhadap uang akan membuat orang tergoda untuk mengambil jalan pintas yang salah, lewat cara-cara jahat, penipuan, penggelapan, suap dan sebagainya. Dan lihatlah akibatnya.

Berusaha untuk mendapatkan penghasilan tidaklah salah jika dilakukan lewat cara-cara benar atas hasil jerih payah kita. Banyak orang yang salah mengartikan ayat bacaan hari ini sebagai larangan untuk mengumpulkan uang. Yang menjadi akar kejahatan bukanlah "uang", tapi "cinta uang", menjadikan uang sebagai yang paling utama di dalam hidup. Hal ini sama artinya dengan menomor duakan Tuhan. Yesus mengatakan, "Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon (dewa uang)." (Matius 6:24). Selanjutnya kita lihat firman Tuhan mengenai orang yang memperkaya dirinya dengan apa yang bukan menjadi haknya. "Celakalah orang yang menggaruk bagi dirinya apa yang bukan miliknya..."(Habakuk 2:6). Kejahatan cinta uang, mencari keuntungan lewat jalan pintas dan menguasai apa yang bukan menjadi hak adalah sebuah kejahatan serius di mata Tuhan. Daud pun mengingatkan bahwa "lebih baik yang sedikit pada orang benar dari pada yang berlimpah-limpah pada orang fasik, sebab lengan orang-orang fasik dipatahkan, tetapi TUHAN menopang orang-orang benar." (Mazmur 37:16-17).

Tuhan adalah Allah yang peduli pada kita, yang tidak akan membiarkan siapapun yang terus dekat padaNya menderita sendirian. Tuhan Yesus pun menjabarkan dengan jelas dalam Matius 6:25-34 bahwa kita tidak perlu khawatir akan kesusahan hidup, karena Allah mengetahui segalanya yang kita butuhkan. Menggaruk uang lewat jalan salah memang sepintas terlihat nikmat, korupsi memang bisa mendatangkan kekayaan dengan instan, tapi semua itu adalah kejahatan di mata Allah. Dengan alasan apapun, kita tidak dibenarkan untuk mengambil jalan pintas demi mengumpulkan harta. Doakan setiap pekerjaan anda agar diberkati Tuhan. Biarkan Tuhan bertahta di atas segala usaha anda, tetaplah mengucap syukur dan jangan lupa kewajiban untuk membayar apa yang menjadi hak Tuhan lewat persembahan persepuluhan, maka lihatlah Tuhan mencukupkan segala sesuatu dalam hidup anda.


Bukan tawa bahagia, tapi ratapan tak kunjung akhir-lah yang dituai orang yang mengeruk keuntungan dengan cara kotor

BERSUKACITA DI TENGAH PENDERITAAN

Ada seorang ibu yang sangat takut akan Tuhan. Ibu ini sangat mengasihi Tuhan. Ibu ini mengalami banyak ujian dari Tuhan. Baru satu tahun, ibu ini ditinggal pergi oleh suami tercinta karena kanker paru. Setelah itu, anak kedua dari ibu ini divonis dokter menderita kanker darah dan membutuhkan pencangkokan sumsum tulang belakang. Masalah anaknya belum selesai datang pula masalah baru dimana sang ibu menderita kanker usus. Singkatnya, banyak masalah yang dihadapi oleh ibu ini.

Di tengah banyak permasalahan yang dihadapi sang ibu, ada satu hal yang patut dicontoh dari sang ibu ini. Ibu ini tidak pernah terlihat sedih atau menderita dan bahkan tidak pernah sekalipun menyalahkan Tuhan.


Suatu pagi, ketika sang ibu sedang berbelanja ke pasar, ada satu ibu-ibu yang heran dan memberanikan diri untuk bertanya apakah rahasianya yang membuat sang ibu tersenyum dan tidak pernah mengeluh dan selalu bersukacita.


Sang ibu menjawab katanya " Memang masalah yang saya hadapi sangat berat akan tetapi itu tidak bisa membuat saya putus asa apalagi bersedih dan menyesali permasalahan itu. Salah satu hal yang membuat saya tidak bisa bersedih pada masalah yang menimpa saya adalah saya melihat rencana Tuhan yang indah di balik permasalahan itu, saya TIDAK melihat masalah itu tapi saya melihat tangan TUHAN yang menopang saya ketika masalah itu datang sehingga saya kuat dan dapat bersukacita di tengah penderitaan.


Dalam kehidupan ini, setiap manusia yang hidup di dunia ini tidak ada satu orangpun yang tidak akan tidak menghadapi masalah, kecuali orang yang sudah meninggal. Namun, saat ini bagaimana kita dapat bersukacita di tengah penderitaan seperti dihimbau dalam surat Paulus dalam Filipi 4:4 dan I Tesalonika 5: 17?


Sebelum menjawab hal ini, saya mau memaparkan bahwa tidak mudah untuk bersukacita di tengah penderitaan. Bersukacita disini bukan berarti tertawa terbahak-bahak, tidak menangis pada waktu masalah datang. Bersukacita disini dilihat dari kata bahasa Inggrisnya adalah JOY bukan Happy. Ada perbedaan antara JOY dan Happy. JOY adalah satu keadaan dimana seseorang masih bisa berbahagia dan bersukacita dalam menghadapi masalah bukan bersukacita pada saat tidak ada masalah/ saat mendapatkan hadiah atau keberhasilan. Dalam segala keadaan sakit atau sehat, gembira atau sedih, sukses atau gagal, bisa bersukacita dalam Tuhan. Sedangkan Happy adalah satu keadaan dimana seseorang merasa bahagia dalam saat-saat bahagia tertentu misalnya saat ultah mendapat hadiah, saat berhasil, atau naik pangkat dan lainnya.


Pada waktu itu yang mendasari kondisi jemaat Filipi adalah Jemaat Filipi memiliki banyak masalah dan mengalami penganiayaan namun Paulus menghimbau supaya jemaat di Filipi bisa bangkit dari kesedihan bukan terus menerus hidup dalam kesedihan atau berlarut-larut dalam duka. Saat ini, apakah permasalahan kita? Mungkin dari antara kita ada yang mengalami masalah ekonomi, penyakit, pekerjaan, dll akan tetapi janganlah terus bersedih. Bangkitlah dan belajarlah untuk berani maju, belajarlah seperti jemaat Filipi yang bisa bersukacita senantiasa dalam Tuhan. Kita akan dapat bersukacita dalam Tuhan apabila kita memandang pada Tuhan dan menyerahkan pergumulan kita di hadapan Tuhan. Karena itu, saya dan kita semua belajarlah untuk bersukacita di tengah penderitaan. Pandang Tuhan dan bukan pandang masalah.


Biarlah artikel ini menjadi berkat bagi semua orang khususnya bagi orang yang sedang mengalami penderitaan atau kesedihan yang sangat dalam. Pandanglah Tuhan maka kita akan dapat bersukacita. Tuhan memberkati kita semua. Amin.

~ Margareth Linandi

Kamis, 25 September 2008

Gembalakanlah Domba-Ku

Ayat bacaan: Yohanes 21:17
=========================
"Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."


gembalakan domba Kristus, feed my sheepJika anda ditanyakan sebuah pertanyaan yang sama sebanyak tiga kali berturut-turut apa yang anda rasakan? Ada yang mungkin kesal, ada yang sedih karena merasa apa yang ia jawab tidak cukup meyakinkan untuk dapat dipercaya dan sebagainya. Umumnya sebuah pertanyaan yang diulang-ulang bermaksud untuk meyakinkan si penanya terhadap jawaban yang ia terima. Saya membayangkan seandainya saya ditanya oleh istri saya tiga kali berturut-turut, saya mungkin menduga bahwa ada yang ia curigai dari saya. Sebuah kejadian yang mirip terjadi beberapa saat sebelum Yesus naik ke surga. Yesus menanyakan apakah Petrus mengasihiNya sebanyak tiga kali, dan tiga kali pula Petrus menjawab, Engkau tahu, aku mengasihi Engkau. Respon Yesus selanjutnya pada semua jawaban Petrus adalah, "gembalakanlah domba-dombaKu". Apakah Yesus meragukan Petrus mengasihi diriNya? tidak. Pertanyaan yang diulang-ulang itu bukanlah untuk diriNya, melainkan untuk Petrus. Yesus tidak menanyakan apakah Petrus mengasihi domba-dombaNya, tapi apakah Petrus mengasihi Yesus. Dia melakukannya untuk menggarisbawahi bahwa kasih kepada Kristus yang sungguh-sungguh lah yang memampukan Petrus untuk terus melayani dan menyelamatkan banyak jiwa, yang sesungguhnya bukan pekerjaan yang mudah.

Kristus adalah gembala yang baik, yang memberikan nyawa bagi domba-dombaNya (Yohanes 10:11). Domba-domba Yesus berbicara bukan hanya kita yang sudah percaya, tapi juga domba-domba yang tersesat yang butuh diselamatkan. "Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala."(Yohanes 10:16). Semua ini sama pentingnya, dan Yesus memberikan nyawaNya termasuk juga untuk menyelamatkan mereka.(Yohanes 10:17).

Sebelum Yesus naik ke surga, Dia berpesan pada Petrus untuk peduli pada domba-dombaNya yang Dia kasihi dengan sepenuh hati. Bagaimana kita bisa mengasihi domba-domba seperti halnya Kristus mengasihi mereka? Tidak ada cara lain selain dengan cara mengasihi Kristus dengan sungguh-sungguh. Menggembalakan domba bukanlah pekerjaan gampang. Terkadang domba-domba yang kita layani bisa bersikap tidak menyenangkan, kita terkadang merasa bahwa apa yang kita buat bagi mereka seolah-olah tidak dihargai, bisa jadi bukannya terimakasih yang kita dapat tapi malah komplain dan kritikan, dan itu semua bisa membuat kita kehilangan motivasi dan semangat. Tapi kasih kita kepada Kristus bisa menjadi dasar motivasi yang cukup untuk memampukan kita untuk terus berada pada jalur yang sama, terus setia untuk melayani, terus menggembalakan domba-domba Kristus. Petrus kemudian kembali mengingatkan kita tentang hal ini dalam pelayanannya. "Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri." (1 Petrus 5:2). Apakah anda mengasihi Kristus lebih dari apapun? Jika ya, gembalakanlah dombaNya.


Hanya dengan mengasihi Kristus kita mampu melayani dan mengasihi domba-dombaNya

Gembalakanlah Domba-Ku

Ayat bacaan: Yohanes 21:17
=========================
"Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."


gembalakan domba Kristus, feed my sheepJika anda ditanyakan sebuah pertanyaan yang sama sebanyak tiga kali berturut-turut apa yang anda rasakan? Ada yang mungkin kesal, ada yang sedih karena merasa apa yang ia jawab tidak cukup meyakinkan untuk dapat dipercaya dan sebagainya. Umumnya sebuah pertanyaan yang diulang-ulang bermaksud untuk meyakinkan si penanya terhadap jawaban yang ia terima. Saya membayangkan seandainya saya ditanya oleh istri saya tiga kali berturut-turut, saya mungkin menduga bahwa ada yang ia curigai dari saya. Sebuah kejadian yang mirip terjadi beberapa saat sebelum Yesus naik ke surga. Yesus menanyakan apakah Petrus mengasihiNya sebanyak tiga kali, dan tiga kali pula Petrus menjawab, Engkau tahu, aku mengasihi Engkau. Respon Yesus selanjutnya pada semua jawaban Petrus adalah, "gembalakanlah domba-dombaKu". Apakah Yesus meragukan Petrus mengasihi diriNya? tidak. Pertanyaan yang diulang-ulang itu bukanlah untuk diriNya, melainkan untuk Petrus. Yesus tidak menanyakan apakah Petrus mengasihi domba-dombaNya, tapi apakah Petrus mengasihi Yesus. Dia melakukannya untuk menggarisbawahi bahwa kasih kepada Kristus yang sungguh-sungguh lah yang memampukan Petrus untuk terus melayani dan menyelamatkan banyak jiwa, yang sesungguhnya bukan pekerjaan yang mudah.

Kristus adalah gembala yang baik, yang memberikan nyawa bagi domba-dombaNya (Yohanes 10:11). Domba-domba Yesus berbicara bukan hanya kita yang sudah percaya, tapi juga domba-domba yang tersesat yang butuh diselamatkan. "Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala."(Yohanes 10:16). Semua ini sama pentingnya, dan Yesus memberikan nyawaNya termasuk juga untuk menyelamatkan mereka.(Yohanes 10:17).

Sebelum Yesus naik ke surga, Dia berpesan pada Petrus untuk peduli pada domba-dombaNya yang Dia kasihi dengan sepenuh hati. Bagaimana kita bisa mengasihi domba-domba seperti halnya Kristus mengasihi mereka? Tidak ada cara lain selain dengan cara mengasihi Kristus dengan sungguh-sungguh. Menggembalakan domba bukanlah pekerjaan gampang. Terkadang domba-domba yang kita layani bisa bersikap tidak menyenangkan, kita terkadang merasa bahwa apa yang kita buat bagi mereka seolah-olah tidak dihargai, bisa jadi bukannya terimakasih yang kita dapat tapi malah komplain dan kritikan, dan itu semua bisa membuat kita kehilangan motivasi dan semangat. Tapi kasih kita kepada Kristus bisa menjadi dasar motivasi yang cukup untuk memampukan kita untuk terus berada pada jalur yang sama, terus setia untuk melayani, terus menggembalakan domba-domba Kristus. Petrus kemudian kembali mengingatkan kita tentang hal ini dalam pelayanannya. "Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri." (1 Petrus 5:2). Apakah anda mengasihi Kristus lebih dari apapun? Jika ya, gembalakanlah dombaNya.


Hanya dengan mengasihi Kristus kita mampu melayani dan mengasihi domba-dombaNya

Anda punya E-mail?

Seorang pengangguran melamar pekerjaan sebagai "office boy"di Istana Negara, Jakarta . Petugas negara mewawancara dia dan melihat dia membersihkan lantai sebagai tesnya.

"Kamu diterima," katanya, "berikan alamat e- mailmu dan saya akan mengirim formulir untuk diisi dan pemberitahuan kapan kamu mulai bekerja." Laki-laki itu menjawab,"Tapi saya tidak punya komputer, apalagi e-mail."

"Maaf," kata Petugas negara itu. "Kalau kamu tidak punya e-mail, berarti kamu tidak hidup. Dan siapa yang tidak hidup, tidak bisa diterima bekerja."

Laki-laki itu pergi dengan harapan kosong. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukan hanya dengan Rp.100.000 di dalam kantongnya. Kemudian ia memutuskan untuk pergi ke Pasar Minggu dan membeli 10kg peti tomat. Ia menjual tom at itu dari rumah ke rumah. Kurang dari 2 jam, dia berhasil melipatgandakan modalnya. Dia melakukan kerjanya tiga kali, dan pulang dengan membawa Rp.300.000

Dia pun sadar bahwa dia bisa bertahan hidup dengan cara ini. Ia mulai pergi bekerja lebih pagi dan pulang larut. Uangnya menjadi lebih banyak 2x sampai 3x lipat tiap hari.Dia pun membeli gerobak, lalu truk, kemudian akhirnya ia memiliki armada kendaraan pengirimannya sendiri.

Lima tahun kemudian, laki-laki itu sudah menjadi salah satu pengusaha makanan terbesar di Indonesia . Ia mulai merencanakan masa depan keluarga, dan memutuskan untuk memiliki asuransi jiwa.

Ia menghubungi broker asuransi, dan memilih protection plan. Sang broker pun menanyakan alamat e-mailnya.

Laki-laki itu menjawab, "Saya tidak punya e-mail."

Sang broker bertanya dengan penasaran, "Anda tidak memiliki e-mail, tapi sukses membangun sebuah usaha besar. Bisakah Anda bayangkan, sudah jadi apa Anda kalau Anda punya e-mail?!"

Laki-laki itu berpikir sejenak lalu menjawab, "Ya, saya mungkin sudah jadi office boy di Istana Negara!!

Rabu, 24 September 2008

Mengasihi Musuh

Ayat bacaan: Amsal 24:17
=========================
"Jangan bersukacita kalau musuhmu jatuh, jangan hatimu beria-ria kalau ia terperosok"

mengasihi dan berdoa bagi musuhBagaimana defenisi musuh bagi anda? Bagi sebagian besar orang, musuh berarti seseorang yang dibenci, mungkin karena menyebabkan kerugian, sakit hati, kekecewaan dan lain-lain. dan karenanya mereka ini tidak pada tempatnya diampuni, apalagi dikasihi. Dalam sebuah acara siraman rohani saudara kita yang berlainan keyakinan di radio, seorang guru agama menjelaskan perbedaan antara lawan dan musuh. Lawan adalah kompetitor yang dibutuhkan, seseorang yang berbeda pendapat dengan anda dan sebagainya. Sedang musuh adalah seseorang yang harus diperangi, dihancurkan, dimusnahkan. Mungkin pola pikir duniawi pun demikian, karena seorang musuh telah menyebabkan kerugian atau kekecewaan yang tidak sedikit. Mengasihi orang yang memang kita kasihi, membalas kebaikan dengan kebaikan tidaklah sulit. Tapi ajakan mengasihi musuh, ini sebuah ajakan yang bisa kita anggap aneh dan umumnya sangat sulit untuk dilakukan.

Coba bayangkan jika musuh yang anda benci mengalami masalah, malapetaka atau setidaknya problema, tidakkah hal itu bisa memuaskan hati kita? Banyak orang yang akan sangat menikmati hal tersebut, malah ironisnya banyak yang memanjatkan syukur pada Tuhan ketika si musuh sedang menderita. Ayat bacaan hari ini menegaskan janganlah kita bersukacita dan bergembira ria ketika musuh kita jatuh. Dalam kesempatan lain Yesus pun dengan tegas mengajarkan: "Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu." (Mat 5:44). Mengapa harus demikian? ayat selanjutnya menjelaskan alasannya. "Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar."(Mat 5:45) Alasannya adalah, karena dengan mengasihi musuh dan berdoa bagi mereka yang menyakiti kita-lah kita menjadi anak-anak Bapa. Ini sebuah ajaran luar biasa yang membedakan kita yang percaya pada Yesus dengan orang-orang duniawi. Meskipun demikian, ajaran ini tidaklah mudah untuk dilakukan, dan bisa jadi makan waktu yang tidak singkat untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan.

Seorang penulis Kristen bernama Alfred Plummer (1841–1926) pernah menulis: “To return evil for good is devilish; to return good for good is human; to return good for evil is divine. To love as God loves is moral perfection." Plummer benar, membalas kebaikan dengan kejahatan berarti membiarkan iblis mempengaruhi kita dengan kebencian,iri dan dengki. Membalas kebaikan dengan kebaikan adalah sesuatu yang manusiawi, sedang membalas kejahatan dengan kebaikan adalah sifat Ilahi. Untuk kehidupan kita pun, sebuah rasa sakit hati dan kebencian akan musuh tidaklah sehat. Kita tidak akan pernah bisa hidup bahagia dalam damai dan sukacita jika kita masih menyimpan dendam dan kebencian. Lihatlah bagaimana tindakan Yesus di atas kayu salib. Dalam Lukas 23:34 Yesus berkata: "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." Bukankah luar biasa, ketika Yesus tengah mengalami penderitaan di luar batas kemanusiaan, Dia masih bisa berdoa bagi mereka yang menyalibkan dan menyiksa-Nya. Jika mengasihi musuh dan berdoa bagi mereka masih terasa sulit bagi anda, biarkanlah diri anda dituntun oleh Roh Kudus untuk hal itu. Jangan keraskan hati, berdoalah dan minta agar Roh Kudus menerangi diri anda. Terang cahaya dari Roh Kudus akan mampu menembus kegelapan yang paling dalam sekalipun di hati kita, dan itu akan membuat kita sanggup untuk memaafkan musuh kita. Sulit memang, tapi kita harus sanggup mencapai tingkat tersebut. "Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna." (Matius 5:48)


Roh Kudus mampu memberikan kelegaan sehingga kita sanggup memberikan pengampunan dan mendoakan musuh kita

Mengasihi Musuh

Ayat bacaan: Amsal 24:17
=========================
"Jangan bersukacita kalau musuhmu jatuh, jangan hatimu beria-ria kalau ia terperosok"

mengasihi dan berdoa bagi musuhBagaimana defenisi musuh bagi anda? Bagi sebagian besar orang, musuh berarti seseorang yang dibenci, mungkin karena menyebabkan kerugian, sakit hati, kekecewaan dan lain-lain. dan karenanya mereka ini tidak pada tempatnya diampuni, apalagi dikasihi. Dalam sebuah acara siraman rohani saudara kita yang berlainan keyakinan di radio, seorang guru agama menjelaskan perbedaan antara lawan dan musuh. Lawan adalah kompetitor yang dibutuhkan, seseorang yang berbeda pendapat dengan anda dan sebagainya. Sedang musuh adalah seseorang yang harus diperangi, dihancurkan, dimusnahkan. Mungkin pola pikir duniawi pun demikian, karena seorang musuh telah menyebabkan kerugian atau kekecewaan yang tidak sedikit. Mengasihi orang yang memang kita kasihi, membalas kebaikan dengan kebaikan tidaklah sulit. Tapi ajakan mengasihi musuh, ini sebuah ajakan yang bisa kita anggap aneh dan umumnya sangat sulit untuk dilakukan.

Coba bayangkan jika musuh yang anda benci mengalami masalah, malapetaka atau setidaknya problema, tidakkah hal itu bisa memuaskan hati kita? Banyak orang yang akan sangat menikmati hal tersebut, malah ironisnya banyak yang memanjatkan syukur pada Tuhan ketika si musuh sedang menderita. Ayat bacaan hari ini menegaskan janganlah kita bersukacita dan bergembira ria ketika musuh kita jatuh. Dalam kesempatan lain Yesus pun dengan tegas mengajarkan: "Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu." (Mat 5:44). Mengapa harus demikian? ayat selanjutnya menjelaskan alasannya. "Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar."(Mat 5:45) Alasannya adalah, karena dengan mengasihi musuh dan berdoa bagi mereka yang menyakiti kita-lah kita menjadi anak-anak Bapa. Ini sebuah ajaran luar biasa yang membedakan kita yang percaya pada Yesus dengan orang-orang duniawi. Meskipun demikian, ajaran ini tidaklah mudah untuk dilakukan, dan bisa jadi makan waktu yang tidak singkat untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan.

Seorang penulis Kristen bernama Alfred Plummer (1841–1926) pernah menulis: “To return evil for good is devilish; to return good for good is human; to return good for evil is divine. To love as God loves is moral perfection." Plummer benar, membalas kebaikan dengan kejahatan berarti membiarkan iblis mempengaruhi kita dengan kebencian,iri dan dengki. Membalas kebaikan dengan kebaikan adalah sesuatu yang manusiawi, sedang membalas kejahatan dengan kebaikan adalah sifat Ilahi. Untuk kehidupan kita pun, sebuah rasa sakit hati dan kebencian akan musuh tidaklah sehat. Kita tidak akan pernah bisa hidup bahagia dalam damai dan sukacita jika kita masih menyimpan dendam dan kebencian. Lihatlah bagaimana tindakan Yesus di atas kayu salib. Dalam Lukas 23:34 Yesus berkata: "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." Bukankah luar biasa, ketika Yesus tengah mengalami penderitaan di luar batas kemanusiaan, Dia masih bisa berdoa bagi mereka yang menyalibkan dan menyiksa-Nya. Jika mengasihi musuh dan berdoa bagi mereka masih terasa sulit bagi anda, biarkanlah diri anda dituntun oleh Roh Kudus untuk hal itu. Jangan keraskan hati, berdoalah dan minta agar Roh Kudus menerangi diri anda. Terang cahaya dari Roh Kudus akan mampu menembus kegelapan yang paling dalam sekalipun di hati kita, dan itu akan membuat kita sanggup untuk memaafkan musuh kita. Sulit memang, tapi kita harus sanggup mencapai tingkat tersebut. "Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna." (Matius 5:48)


Roh Kudus mampu memberikan kelegaan sehingga kita sanggup memberikan pengampunan dan mendoakan musuh kita

Selasa, 23 September 2008

Jangan Menghakimi

Ayat bacaan: Roma 14:4
==================
"Siapakah kamu, sehingga kamu menghakimi hamba orang lain? Entahkah ia berdiri, entahkah ia jatuh, itu adalah urusan tuannya sendiri. Tetapi ia akan tetap berdiri, karena Tuhan berkuasa menjaga dia terus berdiri."

GMB,BamsBagi penggemar band kristen tentu sudah tidak asing lagi dengan band GMB (Giving My Best). Mereka sudah memberkati begitu banyak orang dalam perjalanan mereka. Beberapa bulan yang lalu penggemar mereka dikejutkan dengan mundurnya Sidney Mohede sang vokalis. Dan yang lebih mengejutkan lagi, ternyata posisinya digantikan Bams, vokalis band Samsons. Munculnya suara pro dan kontra tidak terelakkan. Sebagian orang menganggap reputasi Bams selama ini tidaklah cukup untuk menduduki posisi dalam sebuah band sekelas GMB. Mereka melihat Bams sebagai sosok selebritis yang kehidupannya tidak mencerminkan seorang anak Tuhan yang baik. Sulit dibantah memang, karena saya pernah beberapa kali melihat gaya hidup dan wawancara Bams di infotainment yang membuat saya pun sempat ragu.

Tapi Tuhan mengingatkan saya akan hal ini. Ayat bacaan berbicara pada kita semua bahwa kita tidak dalam kapasitas untuk menghakimi siapapun. Siapakah kita ini yang merasa diri kita berhak menilai negatif orang lain? Urusan penghakiman adalah hak Tuhan, bukan kita.(Roma 12:19). Dalam Matius 7:1-3 kita diingatkan agar kita tidak menghakimi supaya kita tidak dihakimi. Apa yang kita pakai untuk mengukur orang lain akan dipakai pula kepada diri kita sendiri. Dalam kisah perempuan yang berzinah, Yesus berkata: "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu." (Yoh 8:7) Ini sebuah peringatan bahwa kita semua juga masih banyak berbuat dosa, dan karenanya kita tidak bisa menghakimi orang lain seolah-olah kita lah yang paling bersih.

Saya rasa tidak ada orang yang tidak pernah terjerumus dalam dosa. Banyak diantara kita, termasuk saya sendiri yang masa lalunya juga penuh dengan kekelaman. Betapa luar biasanya Tuhan yang memberi pengampunan ketika kita bertobat. Bayangkan dalam posisi manusia yang pantas dihukum semua dosa-dosanya, Tuhan malah mengirim Yesus Kristus ke dunia untuk membayar lunas semua dosa kita. Dia mati di atas kayu salib untuk kita semua, menggantikan tempat yang seharusnya kita tanggung. Kemudian Tuhan memberikan kita berkat melimpah, diantaranya kehidupan kekal, pengampunan, sukacita, damai sejahtera dan pengharapan - yang semuanya diberikan lewat Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat kita. Jika kita benar-benar menyadari hal ini, kita pun akan semakin mengurangi kecenderungan untuk menilai dan menghakimi orang lain. Jika kita bersyukur atas segala pengampunan dan kesempatan yang diberikan Tuhan pada kita, sudah selayaknya kita pun memberikan kesempatan bagi siapapun untuk berbalik dari kejahatan dan dosa. Mungkin panggilan buat Bams adalah awal yang baik untuk memulai kehidupannya yang baru. Dia mendengar panggilan Tuhan dan memilih untuk melakukannya. Ini adalah sesuatu yang seharusnya kita dukung, bukan sebaliknya dicurigai dan dihakimi. Melayani dalam sebuah band rohani kristen bukanlah tempat untuk ajang popularitas, menumpuk harta atau menjual suara, bukan juga sebuah entertainment semata, tapi menawarkan sebuah pelayanan lewat pujian dan penyembahan, yang bisa menawarkan kehidupan buat generasi kita. Dan semua itu adalah demi kemuliaan Tuhan. Seperti yang tertulis pada Filipi 4:8, marilah kita mendasarkan pikiran kita kepada hal-hal yang positif dan menjauhkan bentuk-bentuk penghakiman dan penilaian negatif terhadap orang lain.

Ketika saudara kita sadar dan bertobat, berilah mereka kesempatan, karena Tuhan pun selalu memberi kesempatan dan pengampunan buat kita semua

Jangan Menghakimi

Ayat bacaan: Roma 14:4
==================
"Siapakah kamu, sehingga kamu menghakimi hamba orang lain? Entahkah ia berdiri, entahkah ia jatuh, itu adalah urusan tuannya sendiri. Tetapi ia akan tetap berdiri, karena Tuhan berkuasa menjaga dia terus berdiri."

GMB,BamsBagi penggemar band kristen tentu sudah tidak asing lagi dengan band GMB (Giving My Best). Mereka sudah memberkati begitu banyak orang dalam perjalanan mereka. Beberapa bulan yang lalu penggemar mereka dikejutkan dengan mundurnya Sidney Mohede sang vokalis. Dan yang lebih mengejutkan lagi, ternyata posisinya digantikan Bams, vokalis band Samsons. Munculnya suara pro dan kontra tidak terelakkan. Sebagian orang menganggap reputasi Bams selama ini tidaklah cukup untuk menduduki posisi dalam sebuah band sekelas GMB. Mereka melihat Bams sebagai sosok selebritis yang kehidupannya tidak mencerminkan seorang anak Tuhan yang baik. Sulit dibantah memang, karena saya pernah beberapa kali melihat gaya hidup dan wawancara Bams di infotainment yang membuat saya pun sempat ragu.

Tapi Tuhan mengingatkan saya akan hal ini. Ayat bacaan berbicara pada kita semua bahwa kita tidak dalam kapasitas untuk menghakimi siapapun. Siapakah kita ini yang merasa diri kita berhak menilai negatif orang lain? Urusan penghakiman adalah hak Tuhan, bukan kita.(Roma 12:19). Dalam Matius 7:1-3 kita diingatkan agar kita tidak menghakimi supaya kita tidak dihakimi. Apa yang kita pakai untuk mengukur orang lain akan dipakai pula kepada diri kita sendiri. Dalam kisah perempuan yang berzinah, Yesus berkata: "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu." (Yoh 8:7) Ini sebuah peringatan bahwa kita semua juga masih banyak berbuat dosa, dan karenanya kita tidak bisa menghakimi orang lain seolah-olah kita lah yang paling bersih.

Saya rasa tidak ada orang yang tidak pernah terjerumus dalam dosa. Banyak diantara kita, termasuk saya sendiri yang masa lalunya juga penuh dengan kekelaman. Betapa luar biasanya Tuhan yang memberi pengampunan ketika kita bertobat. Bayangkan dalam posisi manusia yang pantas dihukum semua dosa-dosanya, Tuhan malah mengirim Yesus Kristus ke dunia untuk membayar lunas semua dosa kita. Dia mati di atas kayu salib untuk kita semua, menggantikan tempat yang seharusnya kita tanggung. Kemudian Tuhan memberikan kita berkat melimpah, diantaranya kehidupan kekal, pengampunan, sukacita, damai sejahtera dan pengharapan - yang semuanya diberikan lewat Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat kita. Jika kita benar-benar menyadari hal ini, kita pun akan semakin mengurangi kecenderungan untuk menilai dan menghakimi orang lain. Jika kita bersyukur atas segala pengampunan dan kesempatan yang diberikan Tuhan pada kita, sudah selayaknya kita pun memberikan kesempatan bagi siapapun untuk berbalik dari kejahatan dan dosa. Mungkin panggilan buat Bams adalah awal yang baik untuk memulai kehidupannya yang baru. Dia mendengar panggilan Tuhan dan memilih untuk melakukannya. Ini adalah sesuatu yang seharusnya kita dukung, bukan sebaliknya dicurigai dan dihakimi. Melayani dalam sebuah band rohani kristen bukanlah tempat untuk ajang popularitas, menumpuk harta atau menjual suara, bukan juga sebuah entertainment semata, tapi menawarkan sebuah pelayanan lewat pujian dan penyembahan, yang bisa menawarkan kehidupan buat generasi kita. Dan semua itu adalah demi kemuliaan Tuhan. Seperti yang tertulis pada Filipi 4:8, marilah kita mendasarkan pikiran kita kepada hal-hal yang positif dan menjauhkan bentuk-bentuk penghakiman dan penilaian negatif terhadap orang lain.

Ketika saudara kita sadar dan bertobat, berilah mereka kesempatan, karena Tuhan pun selalu memberi kesempatan dan pengampunan buat kita semua

BANGKIT DARI KEGAGALAN

Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali, tetapi orang fasik akan roboh dalam bencana.
Amsal 24:16

Setiap kita pasti pernah mengalami kegagalan, tentunya setiap kita tidak menyukai dengan kegagalan Sehingga banyak orang yang tidak bisa menerima kenyataan kalau ia harus mengalami kegagalan. Banyak reaksi yang ditunjukkan ketika seseorang sedang dalam kegagalan mungkin ia mulai merasa pesimis serta putus asa .Padahal kita harus selalu ingat bahwa ketika kita mengalami kegagalan itu bukanlah akhir segalanya. Kalau kita menanggapi kegagalan ini dengan pikiran positif maka kegagalan merupakan langkah awal kita untuk belajar melangkah dalam mencapai kesuksesan.

Dalam hidup ini saat kita tidak pernah gagal maka kita tidak akan pernah untuk belajar lebih lagi. Sebab itu milikilah selalu semangat untuk terus bangkit karena di dalam Tuhan masih ada harapan bagi kita. Di dalam Tuhan tidak selamanya kita mengalami hal yang buruk.

Tuhan kita selalu turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah (Roma 8:28).

Jadi sebenarnya Allah tidak pernah merencanakan kegagalan bagi setiap kita dan untuk itu jangan pernah berpikir bahwa kegagalan itu datangnya dari Allah. Karena rancangan Allah adalah rancangan yang penuh dengan damai sejahtera. Dia adalah Allah yang tidak pernah gagal. Sebagai umat Allah sekalipu kita pernah mengalami kegagalan jangan pernah kita terlalu terpuruk dalam kegagalan itu, jangan pernah kita terus menyesali kegagalan kita tetapi mari kita bangkit dari yang kita alami, Hal yang seharusnya kita lakukan adalah mari kita mencari wajah Tuhan karena pada saat kita bertemu dengan Tuhan maka Tuhan akan mengubah kegagalan kita menjadi kemenangan.

Tuhan tidak pernah memandang seberapa besar kegagalan diri kita karena Ia adalah Allah yang baik dan Ia mau memulihkan keadaan kita. Jadikanlah kegagalan itu sebagai pelajaran yang berharga dan jadikanlah sebagai batu loncatan kita untuk kita menuju keberhasilan. Amin.

Senin, 22 September 2008

Orang Asing

Ayat bacaan: Keluaran 23:9
====================
"Orang asing janganlah kamu tekan, karena kamu sendiri telah mengenal keadaan jiwa orang asing, sebab kamupun dahulu adalah orang asing di tanah Mesir."

menindas orang asingSalah satu pekerjaan saya adalah mengajar di sebuah kursus desain. Ada yang jangka waktu belajarnya 6 bulan, ada yang hanya sebulan, dan ada pula yang intensif dalam seminggu. Dalam waktu sesingkat itu, saya pun harus membuat siswa siswi dapat beradaptasi dengan cepat. Kenapa demikian? Karena saya akan lebih mudah mentransfer ilmu jika mereka sudah benar-benar "in" dan merasa nyaman. Umumnya kursus, tingkatan usia pun beragam, mulai dari remaja sampai orang yang sudah tua. Latar belakang pendidikan mereka juga beragam, ada yang dari SMU, ada yang sedang atau baru lulus kuliah, ada yang sudah bekerja dengan berbagai profesi. Sebut saja dokter, pegawai kantoran sampai penyanyi dangdut. Latar belakang yang berbeda-beda ini tentunya memerlukan pendekatan yang berbeda pula. Semua itu harus cepat saya lakukan, karena masa belajar mereka sangat singkat. Selama beberapa tahun berada dalam kondisi seperti itu, saya terbiasa untuk melakukan proses adaptasi dalam waktu sangat singkat. Karenanya untuk masa matrikulasi atau penyesuaian dasar untuk mengikuti pendidikan pun seringkali ditugaskan pada saya, meskipun pada kelas yang bukan bidang saya. Intinya, bagaimana saya bisa membuat mereka tidak lagi merasa asing dengan lingkungan pendidikan mereka yang baru, dan bagaimana memotivasi mereka agar mereka dapat mengikuti pelajaran dengan lebih bersemangat. Ada yang mudah karena orangnya nyantai atau humoris, ada pula yang susah karena orangnya tertutup, merasa rendah diri, segan dan lain-lain. Salah satu metode awal yang saya lakukan adalah menghafal nama mereka satu persatu, dan umumnya mereka akan lebih cepat akrab dan merasa nyaman jika mereka mengetahui bahwa pengajar mereka mengenal nama mereka. Pola pendekatan lain tergantung apa yang saya baca dari pribadi masing-masing, dan semuanya harus cepat saya lakukan agar tidak ada waktu terbuang.

Dalam dunia pekerjaan, pendidikan dan lingkungan tempat tinggal kita akan selalu berhadapan dengan pendatang baru. Banyak di antara pendatang baru mendapatkan bentuk diskriminasi sampai intimidasi. Salah seorang teman saya pernah hanya bertahan seminggu di sebuah perusahaan karena menurutnya dia tidak dipedulikan teman-teman sekerjanya. Tidak pernah membalas sapa, membuang muka, dan memprotes apapun yang ia kerjakan. Bentuk-bentuk perlakuan seperti ini akan terus terjadi di berbagai tempat pada pendatang baru. Kita sebagai anak-anak Tuhan jangan sampai ikut-ikutan seperti itu. Ketika orang masih merasa asing pada sebuah lingkungan, kita seharusnya mengulurkan tangan menyambut dan membuat mereka merasa nyaman. Musa dalam beberapa kesempatan mengingatkan kita akan hal tersebut, seperti yang bisa kita baca dalam Keluaran 23:9 mengenai peraturan hak manusia, dalam Keluaran 22:21 mengenai peraturan menghadapi orang yang tidak mampu, juga dalam Imamat 19:33-34. Musa mengingatkan umat Israel pada waktu itu untuk tidak menindas, justru harus mengasihi orang asing karena mereka pernah merasakan bagaimana rasanya menjadi orang asing di Mesir. Dalam Imamat 19:33-34 tertulis "Apabila seorang asing tinggal padamu di negerimu, janganlah kamu menindas dia.Orang asing yang tinggal padamu harus sama bagimu seperti orang Israel asli dari antaramu, kasihilah dia seperti dirimu sendiri, karena kamu juga orang asing dahulu di tanah Mesir; Akulah TUHAN, Allahmu." Ini sebuah peraturan yang mengharuskan kita untuk mengasihi dan memperlakukan orang asing sama seperti yang kita buat terhadap diri sendiri.

Sebagaimana dua hukum terutama yang diajarkan Yesus, kita harus mengasihi orang lain seperti kita mengasihi diri kita sendiri, termasuk pada orang asing. Hindari pemikiran kaum mayoritas vs kaum minoritas, hindari bentuk-bentuk diskriminasi, hindari pemikiran bahwa kita berkuasa lebih atas mereka hanya karena mereka masih asing dalam lingkungan kita. Sebagaimana Yesus mengasihi kita, seperti itu pula kita harus mengasihi orang lain. "Dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah." (Efesus 5:2). Tuhan ingin anak-anakNya tampil beda,tidak serupa dengan dunia ini, dan hidup dengan kemampuan mengetahui apa yang baik dan berkenan di hadapan Allah. (Roma 12:2). Ketika ada orang asing atau pendatang baru yang masuk ke dalam kehidupan kita, sapalah mereka, ucapkan selamat datang dan bantu mereka untuk bisa merasa nyaman.


Hindari bentuk penindasan dan bagikan kasih kepada orang lain, seperti kita dipenuhi kasih Kristus

Orang Asing

Ayat bacaan: Keluaran 23:9
====================
"Orang asing janganlah kamu tekan, karena kamu sendiri telah mengenal keadaan jiwa orang asing, sebab kamupun dahulu adalah orang asing di tanah Mesir."

menindas orang asingSalah satu pekerjaan saya adalah mengajar di sebuah kursus desain. Ada yang jangka waktu belajarnya 6 bulan, ada yang hanya sebulan, dan ada pula yang intensif dalam seminggu. Dalam waktu sesingkat itu, saya pun harus membuat siswa siswi dapat beradaptasi dengan cepat. Kenapa demikian? Karena saya akan lebih mudah mentransfer ilmu jika mereka sudah benar-benar "in" dan merasa nyaman. Umumnya kursus, tingkatan usia pun beragam, mulai dari remaja sampai orang yang sudah tua. Latar belakang pendidikan mereka juga beragam, ada yang dari SMU, ada yang sedang atau baru lulus kuliah, ada yang sudah bekerja dengan berbagai profesi. Sebut saja dokter, pegawai kantoran sampai penyanyi dangdut. Latar belakang yang berbeda-beda ini tentunya memerlukan pendekatan yang berbeda pula. Semua itu harus cepat saya lakukan, karena masa belajar mereka sangat singkat. Selama beberapa tahun berada dalam kondisi seperti itu, saya terbiasa untuk melakukan proses adaptasi dalam waktu sangat singkat. Karenanya untuk masa matrikulasi atau penyesuaian dasar untuk mengikuti pendidikan pun seringkali ditugaskan pada saya, meskipun pada kelas yang bukan bidang saya. Intinya, bagaimana saya bisa membuat mereka tidak lagi merasa asing dengan lingkungan pendidikan mereka yang baru, dan bagaimana memotivasi mereka agar mereka dapat mengikuti pelajaran dengan lebih bersemangat. Ada yang mudah karena orangnya nyantai atau humoris, ada pula yang susah karena orangnya tertutup, merasa rendah diri, segan dan lain-lain. Salah satu metode awal yang saya lakukan adalah menghafal nama mereka satu persatu, dan umumnya mereka akan lebih cepat akrab dan merasa nyaman jika mereka mengetahui bahwa pengajar mereka mengenal nama mereka. Pola pendekatan lain tergantung apa yang saya baca dari pribadi masing-masing, dan semuanya harus cepat saya lakukan agar tidak ada waktu terbuang.

Dalam dunia pekerjaan, pendidikan dan lingkungan tempat tinggal kita akan selalu berhadapan dengan pendatang baru. Banyak di antara pendatang baru mendapatkan bentuk diskriminasi sampai intimidasi. Salah seorang teman saya pernah hanya bertahan seminggu di sebuah perusahaan karena menurutnya dia tidak dipedulikan teman-teman sekerjanya. Tidak pernah membalas sapa, membuang muka, dan memprotes apapun yang ia kerjakan. Bentuk-bentuk perlakuan seperti ini akan terus terjadi di berbagai tempat pada pendatang baru. Kita sebagai anak-anak Tuhan jangan sampai ikut-ikutan seperti itu. Ketika orang masih merasa asing pada sebuah lingkungan, kita seharusnya mengulurkan tangan menyambut dan membuat mereka merasa nyaman. Musa dalam beberapa kesempatan mengingatkan kita akan hal tersebut, seperti yang bisa kita baca dalam Keluaran 23:9 mengenai peraturan hak manusia, dalam Keluaran 22:21 mengenai peraturan menghadapi orang yang tidak mampu, juga dalam Imamat 19:33-34. Musa mengingatkan umat Israel pada waktu itu untuk tidak menindas, justru harus mengasihi orang asing karena mereka pernah merasakan bagaimana rasanya menjadi orang asing di Mesir. Dalam Imamat 19:33-34 tertulis "Apabila seorang asing tinggal padamu di negerimu, janganlah kamu menindas dia.Orang asing yang tinggal padamu harus sama bagimu seperti orang Israel asli dari antaramu, kasihilah dia seperti dirimu sendiri, karena kamu juga orang asing dahulu di tanah Mesir; Akulah TUHAN, Allahmu." Ini sebuah peraturan yang mengharuskan kita untuk mengasihi dan memperlakukan orang asing sama seperti yang kita buat terhadap diri sendiri.

Sebagaimana dua hukum terutama yang diajarkan Yesus, kita harus mengasihi orang lain seperti kita mengasihi diri kita sendiri, termasuk pada orang asing. Hindari pemikiran kaum mayoritas vs kaum minoritas, hindari bentuk-bentuk diskriminasi, hindari pemikiran bahwa kita berkuasa lebih atas mereka hanya karena mereka masih asing dalam lingkungan kita. Sebagaimana Yesus mengasihi kita, seperti itu pula kita harus mengasihi orang lain. "Dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah." (Efesus 5:2). Tuhan ingin anak-anakNya tampil beda,tidak serupa dengan dunia ini, dan hidup dengan kemampuan mengetahui apa yang baik dan berkenan di hadapan Allah. (Roma 12:2). Ketika ada orang asing atau pendatang baru yang masuk ke dalam kehidupan kita, sapalah mereka, ucapkan selamat datang dan bantu mereka untuk bisa merasa nyaman.


Hindari bentuk penindasan dan bagikan kasih kepada orang lain, seperti kita dipenuhi kasih Kristus

Arsip Blog

Kumpulan Khotbah Stephen Tong

Khotbah Kristen Pendeta Bigman Sirait

Ayat Alkitab Setiap Hari