Kamis, 31 Juli 2008

Buah Semangka Berbentuk Kubus

Ayat bacaan: Roma 12:2
===================
"Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna."

buah semangka berbentuk kubus, renungan harianBuah semangka pada gambar di sebelah kiri memang unik. Tidak seperti buah semangka yang kita kenal berbentuk bulat, kali ini buahnya berbentuk kubus. Rekayasa komputer? Tidak. Ini adalah buah semangka yang bisa dimakan, seperti buah semangka normal lainnya. Semangka berbentuk kubus ini adalah hasil pengembangan dari Jepang. Karena toko/supermarket mereka dirasa terlalu padat, maka mereka memikirkan cara bagaimana agar mereka bisa lebih menghemat ruang. Dan kalau anda menganggap bahwa proses pembentukan semangka ini sangat sulit dan butuh teknologi muktahir, anda pun salah. Ternyata caranya amat sederhana; cukup dengan menempatkan buah semangka yang sedang tumbuh ke dalam sebuah wadah berbentuk kubus, dan hasilnya? Buah-buah semangka dalam kubus itu pun akan terbentuk seperti kubus, menyerupai tempat penyimpanannya. Konsumen di Jepang pun senang dengan bentuk ini, karena mereka bisa menghemat ruang penyimpanan mereka dalam kulkas. Meskipun rasanya sama, semangka dalam bentuk kubus ini punya harga yang jauh lebih mahal dari yang biasa.

Kalau dipikir-pikir memang luar biasa, bagaimana bentuk alami buah semangka bisa dibentuk mengikuti bentuk wadah penyimpanan ketika mereka tumbuh. Fenomena semangka ini pun paralel dengan diri kita yang tengah hidup di dalam dunia dengan beragam pengaruh. Sudah tidak heran lagi kalau orang bisa terbentuk dari pengaruh lingkungan di mana dia tinggal atau tumbuh besar. Pengaruh dari pergaulan, hingga pengaruh dari apa yang mereka lihat di televisi dan bioskop, pengaruh dari artis favorit dan lain-lain, semua itu bisa membentuk seseorang, baik ke arah yang positif ataupun negatif. Sayangnya dunia ini menawarkan begitu banyak hal yang seolah-olah baik dan indah, padahal arahnya menjerumuskan kita ke arah kegelapan. Ayat bacaan hari ini mengingatkan kita untuk tidak terjerumus pada hal-hal duniawi, tapi terbentuk oleh pembaharuan budi. Akal budi, hikmat, kebijaksanaan berasal dari Allah, dan akan kita dapatkan jika kita selalu mau membuka diri kita menerima firman Tuhan. Dan biarlah firman Tuhan itu bekerja dalam diri kita, dan menghasilkan pribadi yang berkenan di hadapan Allah, bukan sebaliknya membiarkan bentuk-bentuk tekanan dan pengaruh duniawi membentuk diri kita.

Terkadang proses pembentukan itu tidaklah mudah, malah seringkali menyakitkan. Tapi apabila kita rela dan taat pada Tuhan, hasil yang akan kita dapatkan akan bernilai sangat tinggi, baik bagi kehidupan kita, bagi sekitar kita, bagi dunia dan terutama bagi Allah. Kita akan mencerminkan kemuliaan Tuhan, diubah semakin menyerupai gambarNya dalam kemuliaan yang terus bertumbuh (2 Kor 3:18). Pengaruh dunia boleh saja terus berusaha menarik kita, tapi tidak akan berhasil jika kita tetap berada dan bertumbuh dalam wadah firman Tuhan.


Terbentuk oleh firman Tuhan akan menghasilkan pribadi-pribadi penuh kemuliaan

Buah Semangka Berbentuk Kubus

Ayat bacaan: Roma 12:2
===================
"Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna."

buah semangka berbentuk kubus, renungan harianBuah semangka pada gambar di sebelah kiri memang unik. Tidak seperti buah semangka yang kita kenal berbentuk bulat, kali ini buahnya berbentuk kubus. Rekayasa komputer? Tidak. Ini adalah buah semangka yang bisa dimakan, seperti buah semangka normal lainnya. Semangka berbentuk kubus ini adalah hasil pengembangan dari Jepang. Karena toko/supermarket mereka dirasa terlalu padat, maka mereka memikirkan cara bagaimana agar mereka bisa lebih menghemat ruang. Dan kalau anda menganggap bahwa proses pembentukan semangka ini sangat sulit dan butuh teknologi muktahir, anda pun salah. Ternyata caranya amat sederhana; cukup dengan menempatkan buah semangka yang sedang tumbuh ke dalam sebuah wadah berbentuk kubus, dan hasilnya? Buah-buah semangka dalam kubus itu pun akan terbentuk seperti kubus, menyerupai tempat penyimpanannya. Konsumen di Jepang pun senang dengan bentuk ini, karena mereka bisa menghemat ruang penyimpanan mereka dalam kulkas. Meskipun rasanya sama, semangka dalam bentuk kubus ini punya harga yang jauh lebih mahal dari yang biasa.

Kalau dipikir-pikir memang luar biasa, bagaimana bentuk alami buah semangka bisa dibentuk mengikuti bentuk wadah penyimpanan ketika mereka tumbuh. Fenomena semangka ini pun paralel dengan diri kita yang tengah hidup di dalam dunia dengan beragam pengaruh. Sudah tidak heran lagi kalau orang bisa terbentuk dari pengaruh lingkungan di mana dia tinggal atau tumbuh besar. Pengaruh dari pergaulan, hingga pengaruh dari apa yang mereka lihat di televisi dan bioskop, pengaruh dari artis favorit dan lain-lain, semua itu bisa membentuk seseorang, baik ke arah yang positif ataupun negatif. Sayangnya dunia ini menawarkan begitu banyak hal yang seolah-olah baik dan indah, padahal arahnya menjerumuskan kita ke arah kegelapan. Ayat bacaan hari ini mengingatkan kita untuk tidak terjerumus pada hal-hal duniawi, tapi terbentuk oleh pembaharuan budi. Akal budi, hikmat, kebijaksanaan berasal dari Allah, dan akan kita dapatkan jika kita selalu mau membuka diri kita menerima firman Tuhan. Dan biarlah firman Tuhan itu bekerja dalam diri kita, dan menghasilkan pribadi yang berkenan di hadapan Allah, bukan sebaliknya membiarkan bentuk-bentuk tekanan dan pengaruh duniawi membentuk diri kita.

Terkadang proses pembentukan itu tidaklah mudah, malah seringkali menyakitkan. Tapi apabila kita rela dan taat pada Tuhan, hasil yang akan kita dapatkan akan bernilai sangat tinggi, baik bagi kehidupan kita, bagi sekitar kita, bagi dunia dan terutama bagi Allah. Kita akan mencerminkan kemuliaan Tuhan, diubah semakin menyerupai gambarNya dalam kemuliaan yang terus bertumbuh (2 Kor 3:18). Pengaruh dunia boleh saja terus berusaha menarik kita, tapi tidak akan berhasil jika kita tetap berada dan bertumbuh dalam wadah firman Tuhan.


Terbentuk oleh firman Tuhan akan menghasilkan pribadi-pribadi penuh kemuliaan

Lima Macam Penyesalan




Rabu, 30 Juli 2008

Belajar Perkalian

Ayat bacaan: Efesus 4:15
========================
"tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala."

Matematika bagi sebagian anak adalah pelajaran yang kurang disukai. Saya sendiri waktu kecil menyukai matematika, karena cara ibu saya mengajarkan dengan cara yang menarik. Kalau penjumlahan dan pengurangan mungkin tidak begitu sulit, tapi perkalian dan pembagian sedikit lebih rumit, terutama ketika baru pertama kali diajarkan. Saya ingat ketika ibu saya mengajarkan perkalian. Ibu saya mengajarkannya lewat buah jeruk. Dua buah jeruk, kalau dibagi dua, hasilnya satu di kiri dan satu di kanan. Jadi jawabannya satu. Satu jeruk dibagi dua? Beliau membelah jeruknya, dan hasilnya setengah jeruk, dua potong. Jadi jawabannya setengah. Beliau mengajarkan dengan telaten, karena saya, seperti anak-anak lainnya, punya begitu banyak pertanyaan. Dibutuhkan trik khusus dan metode menarik untuk mengajarkan anak-anak, bahkan hingga harus mengajak si anak bermain lebih dahulu. Dari tidak tahu, kemudian menjadi tahu, lalu mempelajari hal-hal lain yang jauh lebih rumit. Itu namanya tumbuh.

Tuhan pun mengajarkan kita banyak hal. Mulai dari hal-hal sederhana hingga kuasa yang ada di balik firmanNya, semua itu secara perlahan diberikan pada kita. Saya membayangkan Tuhan dalam posisi guru, dan kita semua sebagai anak-anak SD, betapa sulitnya mengajarkan satu hal saja. Apalagi mengajarkan begitu banyak hal, pada semua anak. Betapa Tuhan itu begitu sabar. Dan cara Tuhan pun begitu banyak, karena kita adalah pribadi yang kompleks dengan gaya dan ragam masing-masing. Kalau anak SD saja naik kelas, dan makin bertumbuh, alangkah ironisnya jika kita masih harus diajari itu-itu saja, tidak juga bisa mengerti apa yang Dia inginkan dalam hidup kita, alias tidak juga bertumbuh. Ketika anak SD bisa melanjutkan ke SMP, SMA, kemudian kuliah, kita masih juga berkutat pada pengertian yang dangkal tentang Tuhan dari tahun ke tahun. Padahal Tuhan terus mengajarkan kita banyak hal setiap hari lewat apapun, dan kita sudah diperlengkapi dengan begitu luar biasa untuk menjadi manusia.

Kerohanian kita harus bertumbuh. Kita bisa berpegang pada kebenaran-kebenaran yang ada di dalam kasih, dan kita akan terus tumbuh akan pengenalan tentang Kristus. Betapa indahnya hidup yang penuh sukacita, betapa ajaibnya hidup bersama Kristus, dan ini semua akan kita rasakan dalam setiap detak jantung kita, ketika kita terus bertumbuh.


Bertumbuh akan membawa kita mengerti lebih jauh tentang Allah. Jangan jalan ditempat

Belajar Perkalian

Ayat bacaan: Efesus 4:15
========================
"tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala."

Matematika bagi sebagian anak adalah pelajaran yang kurang disukai. Saya sendiri waktu kecil menyukai matematika, karena cara ibu saya mengajarkan dengan cara yang menarik. Kalau penjumlahan dan pengurangan mungkin tidak begitu sulit, tapi perkalian dan pembagian sedikit lebih rumit, terutama ketika baru pertama kali diajarkan. Saya ingat ketika ibu saya mengajarkan perkalian. Ibu saya mengajarkannya lewat buah jeruk. Dua buah jeruk, kalau dibagi dua, hasilnya satu di kiri dan satu di kanan. Jadi jawabannya satu. Satu jeruk dibagi dua? Beliau membelah jeruknya, dan hasilnya setengah jeruk, dua potong. Jadi jawabannya setengah. Beliau mengajarkan dengan telaten, karena saya, seperti anak-anak lainnya, punya begitu banyak pertanyaan. Dibutuhkan trik khusus dan metode menarik untuk mengajarkan anak-anak, bahkan hingga harus mengajak si anak bermain lebih dahulu. Dari tidak tahu, kemudian menjadi tahu, lalu mempelajari hal-hal lain yang jauh lebih rumit. Itu namanya tumbuh.

Tuhan pun mengajarkan kita banyak hal. Mulai dari hal-hal sederhana hingga kuasa yang ada di balik firmanNya, semua itu secara perlahan diberikan pada kita. Saya membayangkan Tuhan dalam posisi guru, dan kita semua sebagai anak-anak SD, betapa sulitnya mengajarkan satu hal saja. Apalagi mengajarkan begitu banyak hal, pada semua anak. Betapa Tuhan itu begitu sabar. Dan cara Tuhan pun begitu banyak, karena kita adalah pribadi yang kompleks dengan gaya dan ragam masing-masing. Kalau anak SD saja naik kelas, dan makin bertumbuh, alangkah ironisnya jika kita masih harus diajari itu-itu saja, tidak juga bisa mengerti apa yang Dia inginkan dalam hidup kita, alias tidak juga bertumbuh. Ketika anak SD bisa melanjutkan ke SMP, SMA, kemudian kuliah, kita masih juga berkutat pada pengertian yang dangkal tentang Tuhan dari tahun ke tahun. Padahal Tuhan terus mengajarkan kita banyak hal setiap hari lewat apapun, dan kita sudah diperlengkapi dengan begitu luar biasa untuk menjadi manusia.

Kerohanian kita harus bertumbuh. Kita bisa berpegang pada kebenaran-kebenaran yang ada di dalam kasih, dan kita akan terus tumbuh akan pengenalan tentang Kristus. Betapa indahnya hidup yang penuh sukacita, betapa ajaibnya hidup bersama Kristus, dan ini semua akan kita rasakan dalam setiap detak jantung kita, ketika kita terus bertumbuh.


Bertumbuh akan membawa kita mengerti lebih jauh tentang Allah. Jangan jalan ditempat

Selasa, 29 Juli 2008

Mendidik Anak Dengan Hikmat

Ayat bacaan: Amsal 5:1
==================
"Hai anakku, perhatikanlah hikmatku, arahkanlah telingamu kepada kepandaian yang kuajarkan,supaya engkau berpegang pada kebijaksanaan dan bibirmu memelihara pengetahuan."

renungan harian mendidik anak
Tinggal di lingkungan perkampungan yang sama selama beberapa tahun membuat saya menyadari satu hal: betapa orang-orang tua di sekitar saya hobi menakut-nakuti anaknya. Jika anak tidak mau makan, ibunya akan berkata.."ayo makan, nanti makanannya diambil om itu!" ada anjing lewat? "hayo.. digigit anjing ntar! hiii.. anjing, anjing!". Kalau anaknya tidak menurut ketika dipanggil? "awas, ada hantu! nanti dimakan hantu!" Tadi siang, ada seorang anak kecil yang jatuh, ibunya langsung berkata, "makanya jangan bandel! nanti di bawa ke dokter, om dokternya jahat, kamu disuntik pakai suntik besar!" Saya tidak heran melihat banyak yang sudah besar tapi berlari ketakutan melihat anak anjing kecil, yang sebenarnya sama sekali tidak peduli padanya. Saya tidak heran ketika banyak orang berbadan besar takut ke dokter. Ada seorang preman yang waktu itu ke dokter gara-gara menderita beberapa bacokan di tubuhnya, dia masih gagah berjalan ke dokter, tapi begitu dokter mengambil suntik, dia menangis ketakutan!Saya tidak heran kalau banyak orang selalu ketakutan karena merasa di mana-mana ada hantu. Ada juga orang tua yang memukul kursi jika anaknya terjatuh, saya sudah berulang kali melihat hal seperti itu. "kursinya nakal ya? sini ibu pukul!" Saya tidak heran kalau ketika besar si anak akan selalu mencari kambing hitam. Belum lagi kalau menyangkut wilayah beda kepercayaan. Bentuk-bentuk pelarangan berteman, makan dan minum di rumah yang berbeda kepercayaan dan lain-lain sangat mudah kita jumpai pada kehidupan sehari-hari.

Anak adalah anugrah Tuhan bagi ibu dan bapanya. Mereka dilahirkan bagaikan kertas kosong yang siap ditulis oleh orang tuanya. Jika kita mendidik anak dengan warna yang salah, anak akan penuh coretan tanpa makna dalam perjalanan kehidupannya. Mitos-mitos dan bentuk-bentuk "menakut-nakuti" untuk membuat anak patuh tentu tidak sejalan dengan firman Tuhan, dan tidak baik bagi perkembangan kejiwaan si anak. Anak pun bisa jadi salah kaprah dalam memandang kehidupan. Di beberapa negara, anak-anak diajar menjadi pembawa bom bunuh diri, membawa senjata, membunuh dan lain-lain, karena mereka bak kertas kosong, mereka pun akan terbentuk menjadi pembunuh.

Ayat hari ini menggambarkan dengan jelas bagaimana cara mendidik anak yang baik. Mengajar anak dengan hikmat yang berasal dari Tuhan, mendidik anak dengan bekal-bekal yang bijaksana, itulah yang seharusnya dilakukan oleh para orang tua.Orang tua harus memberi kesempatan yang cukup bagi si anak untuk tumbuh dan belajar dari setiap kesalahannya. Kita tidak bisa memaksakan si anak agar menjadi mahluk sempurna secara instan, apalagi dengan tujuan untuk kebanggaan orang tuanya dan bukan untuk kebaikan si anak. Orang tua pun harus bisa meluangkan waktu yang cukup dan keteladanan yang baik bagi anak-anaknya, karena bagaimanapun figur orang tua sangat dibutuhkan oleh mereka sebagai contoh nyata bagaimana mereka harus hidup. Pada Efesus 6:4 orang tua pun diperingatkan agar selalu mendidik anak sesuai ajaran dan nasihat Tuhan. Bagaimanapun anak adalah anugrah dari Tuhan, milik Tuhan. Karena itu, didiklah mereka hikmat dan kebijaksanaan yang hanya berasal dari Tuhan.


Membentuk pribadi anak haruslah sesuai dengan ajaran dan nasihat Tuhan

Mendidik Anak Dengan Hikmat

Ayat bacaan: Amsal 5:1
==================
"Hai anakku, perhatikanlah hikmatku, arahkanlah telingamu kepada kepandaian yang kuajarkan,supaya engkau berpegang pada kebijaksanaan dan bibirmu memelihara pengetahuan."

renungan harian mendidik anak
Tinggal di lingkungan perkampungan yang sama selama beberapa tahun membuat saya menyadari satu hal: betapa orang-orang tua di sekitar saya hobi menakut-nakuti anaknya. Jika anak tidak mau makan, ibunya akan berkata.."ayo makan, nanti makanannya diambil om itu!" ada anjing lewat? "hayo.. digigit anjing ntar! hiii.. anjing, anjing!". Kalau anaknya tidak menurut ketika dipanggil? "awas, ada hantu! nanti dimakan hantu!" Tadi siang, ada seorang anak kecil yang jatuh, ibunya langsung berkata, "makanya jangan bandel! nanti di bawa ke dokter, om dokternya jahat, kamu disuntik pakai suntik besar!" Saya tidak heran melihat banyak yang sudah besar tapi berlari ketakutan melihat anak anjing kecil, yang sebenarnya sama sekali tidak peduli padanya. Saya tidak heran ketika banyak orang berbadan besar takut ke dokter. Ada seorang preman yang waktu itu ke dokter gara-gara menderita beberapa bacokan di tubuhnya, dia masih gagah berjalan ke dokter, tapi begitu dokter mengambil suntik, dia menangis ketakutan!Saya tidak heran kalau banyak orang selalu ketakutan karena merasa di mana-mana ada hantu. Ada juga orang tua yang memukul kursi jika anaknya terjatuh, saya sudah berulang kali melihat hal seperti itu. "kursinya nakal ya? sini ibu pukul!" Saya tidak heran kalau ketika besar si anak akan selalu mencari kambing hitam. Belum lagi kalau menyangkut wilayah beda kepercayaan. Bentuk-bentuk pelarangan berteman, makan dan minum di rumah yang berbeda kepercayaan dan lain-lain sangat mudah kita jumpai pada kehidupan sehari-hari.

Anak adalah anugrah Tuhan bagi ibu dan bapanya. Mereka dilahirkan bagaikan kertas kosong yang siap ditulis oleh orang tuanya. Jika kita mendidik anak dengan warna yang salah, anak akan penuh coretan tanpa makna dalam perjalanan kehidupannya. Mitos-mitos dan bentuk-bentuk "menakut-nakuti" untuk membuat anak patuh tentu tidak sejalan dengan firman Tuhan, dan tidak baik bagi perkembangan kejiwaan si anak. Anak pun bisa jadi salah kaprah dalam memandang kehidupan. Di beberapa negara, anak-anak diajar menjadi pembawa bom bunuh diri, membawa senjata, membunuh dan lain-lain, karena mereka bak kertas kosong, mereka pun akan terbentuk menjadi pembunuh.

Ayat hari ini menggambarkan dengan jelas bagaimana cara mendidik anak yang baik. Mengajar anak dengan hikmat yang berasal dari Tuhan, mendidik anak dengan bekal-bekal yang bijaksana, itulah yang seharusnya dilakukan oleh para orang tua.Orang tua harus memberi kesempatan yang cukup bagi si anak untuk tumbuh dan belajar dari setiap kesalahannya. Kita tidak bisa memaksakan si anak agar menjadi mahluk sempurna secara instan, apalagi dengan tujuan untuk kebanggaan orang tuanya dan bukan untuk kebaikan si anak. Orang tua pun harus bisa meluangkan waktu yang cukup dan keteladanan yang baik bagi anak-anaknya, karena bagaimanapun figur orang tua sangat dibutuhkan oleh mereka sebagai contoh nyata bagaimana mereka harus hidup. Pada Efesus 6:4 orang tua pun diperingatkan agar selalu mendidik anak sesuai ajaran dan nasihat Tuhan. Bagaimanapun anak adalah anugrah dari Tuhan, milik Tuhan. Karena itu, didiklah mereka hikmat dan kebijaksanaan yang hanya berasal dari Tuhan.


Membentuk pribadi anak haruslah sesuai dengan ajaran dan nasihat Tuhan

RUANGAN

"I cry when read this guys, u must read 2"

Cerita di bawah ini tentang Brian Moore yang berusia 17 tahun, ditulis olehnya sebagai tugas sekolah. Pokok bahasannya tentang sorga itu seperti apa. "Aku membuat mereka terperangah," kata Brian kepada ayahnya, Bruce. "Cerita itu bikin heboh. Tulisan itu seperti sebuah bom saja. Itulah yang terbaik yang pernah aku tulis." Dan itu juga merupakan tulisannya yang terakhir.
Orangtua Brian telah melupakan esai yang ditulis Brian ini sampai seorang saudara sepupu menemukannya ketika ia membersihkan kotak loker milik remaja itu di SMA Teays Valley, Pickaway County, Ohio.

Brian baru saja meninggal beberapa jam yang lalu, namun orangtuanya mati-matian mencari setiap barang peninggalan Brian: surat-surat dari teman-teman sekolah dan gurunya,dan PR-nya.Hanya dua bulan sebelumnya, ia telah menulis sebuah esai tentang pertemuannya dengan Tuhan Yesus disuatu ruang arsip yang penuh kartu-kartu yang isinya memerinci setiap saat dalam kehidupan remaja itu. Tetapi baru setelah kematian Brian, Bruce dan Beth, mengetahui bahwa anaknya telah menerangkan pandangannya tentang sorga.

Tulisan itu menimbulkan suatu dampak besar sehingga orang-orang ingin membagikannya. "Anda merasa seperti ada di sana," kata pak Bruce Moore. Brian meninggal pada tanggal 27 Mei, 1997,satu hari setelah Hari Pahlawan Amerika Serikat. Ia sedang mengendarai mobilnya pulang ke rumah dari rumah seorang teman ketika mobil itu keluar jalur Jalan Bulen Pierce di Pickaway County dan menabrak suatu tiang. Ia keluar dari mobilnya yang ringsek tanpa cedera namun ia menginjak kabel listrik bawah tanah dan kesetrum.

Keluarga Moore membingkai satu salinan esai yang ditulis Brian dan menggantungkannya pada dinding di ruang keluarga mereka. "Aku pikir Tuhan telah memakai Brian untuk menjelaskan suatu hal. Aku kira kita harus menemukan makna dari tulisan itu dan memetik manfaat darinya," kata Nyonya Beth Moore tentang esai itu.

Nyonya Moore dan suaminya ingin membagikan penglihatan anak mereka tentang kehidupan setelah kematian. "Aku bahagia karena Brian. Aku tahu dia telah ada di sorga. Aku tahu aku akan bertemu lagi dengannya."

Inilah esai Brian yang berjudul "Ruangan".

Di antara sadar dan mimpi, aku menemukan diriku di sebuah ruangan. Tidak ada ciri yang mencolok di dalam ruangan ini kecuali dindingnya penuh dengan kartu-kartu arsip yang kecil. Kartu-kartu arsip itu seperti yang ada di perpustakaan yang isinya memuat judul buku menurut pengarangnya atau topik buku menurut abjad.

Tetapi arsip-arsip ini, yang membentang dari dasar lantai ke atas sampai ke langit-langit dan nampaknya tidak ada habis-habisnya di sekeliling dinding itu, memiliki judul yang berbeda-beda.

Pada saat aku mendekati dinding arsip ini, arsip yang pertama kali menarik perhatianku berjudul "Cewek-cewek yang Aku Suka". Aku mulai membuka arsip itu dan membuka kartu-kartu itu. Aku cepat-cepat menutupnya, karena terkejut melihat semua nama-nama yang tertulis di dalam arsip itu. Dan tanpa diberitahu siapapun, aku segera menyadari dengan pasti aku ada dimana.

Ruangan tanpa kehidupan ini dengan kartu-kartu arsip yang kecil-kecil merupakan sistem katalog bagi garis besar kehidupanku. Di sini tertulis tindakan-tindakan setiap saat dalam kehidupanku, besar atau kecil, dengan rincian yang tidak dapat dibandingkan dengan daya ingatku. Dengan perasaan kagum dan ingin tahu, digabungkan dengan rasa ngeri, berkecamuk di dalam diriku ketika aku mulai membuka kartu-kartu arsip itu secara acak, menyelidiki isi arsip ini. Beberapa arsip membawa sukacita dan kenangan yang manis; yang lainnya membuat aku malu dan menyesal sedemikian hebat sehingga aku melirik lewat bahu aku apakah ada orang lain yang melihat arsip ini.

Arsip berjudul "Teman-Teman" ada di sebelah arsip yang bertanda "Teman-teman yang Aku Khianati". Judul arsip-arsip itu berkisar dari hal-hal biasa yang membosankan sampai hal-hal yang aneh. "Buku-buku Yang Aku Telah Baca". "Dusta-dusta yang Aku Katakan". "Penghiburan yang Aku Berikan"."Lelucon yang Aku Tertawakan". Beberapa judul ada yang sangat tepat menjelaskan kekonyolannya: "Makian Buat Saudara-saudaraku".

Arsip lain memuat judul yang sama sekali tak membuat aku tertawa: "Hal-hal yang Aku Perbuat dalam Kemarahanku.", "Gerutuanku terhadap Orangtuaku". Aku tak pernah berhenti dikejutkan oleh isi arsip-arsip ini. Seringkali di sana ada lebih banyak lagi kartu arsip tentang suatu hal daripada yang aku bayangkan. Kadang-kadang ada yang lebih sedikit dari yang aku harapkan. Aku terpana melihat seluruh isi kehidupanku yang telah aku jalani seperti yang direkam di dalam arsip ini.

Mungkinkah aku memiliki waktu untuk mengisi masing-masing arsip ini yang berjumlah ribuan bahkan jutaan kartu? Namun setiap kartu arsip itu menegaskan kenyataan itu. Setiap kartu itu tertulis dengan tulisan tanganku sendiri. Setiap kartu itu ditanda-tangani dengan tanda tanganku sendiri.

Ketika aku menarik kartu arsip bertanda "Pertunjukan-pertunjukan TV yang Aku Tonton", aku menyadari bahwa arsip ini semakin bertambah memuat isinya. Kartu-kartu arsip tentang acara TV yang kutonton itu disusun dengan padat, dan setelah dua atau tiga yard, aku tak dapat menemukan ujung arsip itu.Aku menutupnya, merasa malu, bukan karena kualitas tontonan TV itu, tetapi karena betapa banyaknya waktu yang telah aku habiskan di depan TV seperti yang ditunjukkan di dalam arsip ini.

Ketika aku sampai pada arsip yang bertanda "Pikiran-Pikiran yang Ngeres", aku merasa merinding di sekujur tubuhku. Aku menarik arsip ini hanya satu inci, tak mau melihat seberapa banyak isinya, dan
menarik sebuah kartu arsip. Aku terperangah melihat isinya yang lengkap dan persis. Aku merasa mual mengetahui bahwa ada saat di hidupku yang pernah memikirkan hal-hal kotor seperti yang dicatat di kartu itu. Aku merasa marah.

Satu pikiran menguasai otakku: Tak ada seorangpun yang boleh melihat isi kartu-kartu arsip ini! Tak ada seorangpun yang boleh memasuki ruangan ini! Aku harus menghancurkan arsip-arsip ini! Dengan mengamuk bagai orang gila aku mengacak-acak dan melemparkan kartu-kartu arsip ini. Tak peduli berapa banyaknya kartu arsip ini, aku harus mengosongkannya dan membakarnya. Namun pada saat aku mengambil dan menaruhnya di suatu sisi dan menumpuknya di lantai, aku tak dapat menghancurkan satu kartupun. Aku mulai menjadi putus asa dan menarik sebuah kartu arsip, hanya mendapati bahwa kartu itu sekuat baja ketika aku mencoba merobeknya. Merasa kalah dan tak berdaya, aku mengembalikan kartu arsip itu ke tempatnya. Sambil menyandarkan kepalaku di dinding, aku mengeluarkan keluhan panjang yang mengasihani diri sendiri.

Dan kemudian aku melihatnya. Kartu itu berjudul"Orang-orang yang Pernah Aku Bagikan Injil". Kotak arsip ini lebih bercahaya dibandingkan kotak arsip di sekitarnya, lebih baru, dan hampir kosong isinya. Aku tarik kotak arsip ini dan sangat pendek, tidak lebih dari tiga inci panjangnya.Aku dapatmenghitung jumlah kartu-kartu itu dengan jari di satu tangan. Dan kemudian mengalirlah air mataku. Aku mulai menangis. Sesenggukan begitu dalam sehingga sampai terasa sakit. Rasa sakit itu menjalar dari dalam perutku dan mengguncang seluruh tubuhku. Aku jatuh tersungkur, berlutut, dan menangis. Aku menangis karena malu, dikuasai perasaanyang memalukan karena perbuatanku. Jajaran kotak arsip ini membayang di antara air mataku. Tak ada seorangpun yang boleh melihat ruangan ini, tak seorangpun boleh.

Aku harus mengunci ruangan ini dan menyembunyikan kuncinya. Namun ketika aku menghapus air mata ini, aku melihat Dia.

Oh, jangan! Jangan Dia! Jangan di sini. Oh, yang lain boleh asalkan jangan Yesus! Aku memandang tanpa daya ketika Ia mulai membuka arsip-arsip itu dan membaca kartu-kartunya.ku tak tahan melihat bagaimana reaksi-Nya. Dan pada saat aku memberanikan diri memandang wajah-Nya, aku melihat dukacita yang lebih dalam dari pada dukacitaku. Ia nampaknya dengan intuisi yang kuat mendapati kotak-kotak arsip yang paling buruk.

Mengapa Ia harus membaca setiap arsip ini? Akhirnya Ia berbalik dan memandangku dari seberang di ruangan itu. Ia memandangku dengan rasa iba di mata-Nya. Namun itu rasa iba, bukan rasa marah terhadapku. Aku menundukkan kepalaku, menutupi wajahku dengan tanganku, dan mulai menangis lagi. Ia berjalan mendekat dan merangkulku. Ia seharusnya dapat mengatakan banyak hal. Namun Ia tidak berkata sepatah katapun. Ia hanya menangis bersamaku.

Kemudian Ia berdiri dan berjalan kembali ke arah dinding arsip-arsip. Mulai dari ujung yang satu di ruangan itu, Ia mengambil satu arsip dan, satu demi satu, mulai menandatangani nama-Nya di atas tanda tanganku pada masing-masing kartu arsip. "Jangan!" seruku bergegas kearah-Nya. Apa yang dapat aku katakan hanyalah "Jangan, jangan!" ketika aku merebut kartu itu dari tangan-Nya. Nama-Nya jangan sampai ada dikartu-kartu arsip itu. Namun demikian tanpa dapat kucegah, tertulis di semua kartu itu nama-Nya dengan tinta merah,begitu jelas, dan begitu hidup. Nama Yesus menutupi namaku. Kartu itu ditulisi dengan darah Yesus! Ia dengan lembut mengambil kembali kartu-kartu arsip yang aku rebut tadi. Ia tersenyum dengan sedih dan mulai menandatangani kartu-kartu itu. Aku kira aku tidak akan pernah mengerti bagaimana Ia melakukannya dengan demikian cepat, namun kemudian segera menyelesaikan kartu terakhir dan berjalan mendekatiku. Ia menaruh tangan-Nya di pundakku dan berkata, "Sudah selesai!"

Aku bangkit berdiri, dan Ia menuntunku ke luar ruangan itu. Tidak ada kunci di pintu ruangan itu. Masih ada kartu-kartu yang akan ditulis dalam sisa kehidupanku.

"Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini,sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." (Yohanes 3:16)

Jika anda ingin meneruskan pesan ini kepada sebanyak mungkin orang-orang sehingga kasih
Tuhan Yesus akan menjamah hidup mereka, forwardlah email ini! Arsip "Orang-Orang yang Aku Bagikan Injil" milikku akan makin bertambah besar, bagaimana dengan milik anda?

Senin, 28 Juli 2008

Tuhan Yang Menjadi Manusia

Ayat bacaan: Filipi 2:8
=================
"Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib."

alexander the great, renungan harian
Alexander Agung, atau yang juga kita kenal dengan Alexander The Great adalah pemimpin militer dan penguasa paling jenius sepanjang perjalanan sejarah dunia. Dia juga merupakan seorang pemimpin militer tersukses sepanjang sejarah. Dalam peperangan selama 13 tahun sampai akhir hayatnya dia tidak terkalahkan. Sebagai seorang pemimpin militer yang hanya berkuasa dalam waktu relatif singkat, hanya 13 tahun, dia berhasil membangun imperium yang meliputi 3 benua dengan luas 50 kali lebih besar dari apa yang diwariskan kepadanya. Kehebatannya menjadi sumber inspirasi bagi banyak pemimpin dan penakluk dari masa ke masa seperti misalnya Napoleon. Bagi penggemar sejarah atau penggemar film rasanya kisah Alexander Agung tidak asing lagi, karena literatur mengenai sosoknya sudah begitu melegenda hingga sekarang.

Sejarah mencatat begitu banyak penguasa dan diktator dalam perjalanannya. Selain Alexander The Great, sebut saja beberapa nama lain seperti Napoleon, Julius Caesar, Hitler, Lenin dan banyak lagi. Salah satu jenis karakter manusia adalah karakter agresif, dan mereka yang memiliki karakter ini akan memiliki sifat dasar menguasai. Tapi hari ini saya bukan hendak bercerita mengenai karakter agresif atau mengangkat kisah heroik Alexander atau lainnya. Justru saya ingin mengangkat kebalikan yang menjadi simbol keteladanan yang berasal dari Yesus Kristus. Ada satu kutipan yang pernah saya dengar, kira-kira berbunyi: History is full with men who wanted to be gods, but only one God who wanted to be man. Bayangkan betapa ironisnya kalau kita pikirkan dengan pola pemikiran manusia. Manusia berusaha menaklukkan dunia dengan segala cara, melakukan ekspansi seluas kesanggupan mereka. Tapi Tuhan, Penguasa tertinggi, Pencipta alam semesta beserta isinya, malah memutuskan untuk turun ke bumi, mengambil wujud anak manusia. Bukan hanya sebagai wujud anak manusia. Tuhan Yesus, Raja diatas segala raja, tidaklah datang dalam kondisi dibungkus kemewahan, tapi lahir di kandang domba, hidup bersahaja, bahkan tampil dalam rupa seorang hamba (Filipi 2:7). Tuhan Yesus dalam wujud manusia juga ikut merasakan berbagai penderitaan demi penderitaan. Berbagai penderitaan di luar batas kemanusiaan dialami Yesus, hingga wafat di kayu salib adalah karya penebusan yang telah membayar lunas segala dosa dan penderitaan manusia. Yesus mengambil alih semua penderitaan, sakit penyakit dan lain-lain, membebaskan kita dari belenggu kegelapan, dan membawa kita ke dalam kehidupan kekal penuh damai sukacita. Bayangkan hidup kita tanpa kedatangan dan karya penebusan Tuhan Yesus. Bayangkan hidup kita tanpa penyertaanNya.

Tuhan Yesus mengajarkan kita bahwa kita menjadi besar bukan karena kita bisa menduduki negara-negara lain, tapi karena kita bisa melayani (Markus 10:43-44). Bukan di dalam nama Alexander, tapi di dalam nama Yesus Kristus lah segala yang ada di langit dan bumi bertekuk lutut, dan semua lidah mengaku Yesus lah Tuhan (Filipi 2:11). Keselamatan ada di dalam nama Yesus, mari kita teladani pribadi Yesus dalam kehidupan kita.

Memperluas kerajaan Allah adalah dengan berkomitmen untuk mengasihi dan melayani sesama, bukan menduduki dengan kekuasaan militer

Tuhan Yang Menjadi Manusia

Ayat bacaan: Filipi 2:8
=================
"Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib."

alexander the great, renungan harian
Alexander Agung, atau yang juga kita kenal dengan Alexander The Great adalah pemimpin militer dan penguasa paling jenius sepanjang perjalanan sejarah dunia. Dia juga merupakan seorang pemimpin militer tersukses sepanjang sejarah. Dalam peperangan selama 13 tahun sampai akhir hayatnya dia tidak terkalahkan. Sebagai seorang pemimpin militer yang hanya berkuasa dalam waktu relatif singkat, hanya 13 tahun, dia berhasil membangun imperium yang meliputi 3 benua dengan luas 50 kali lebih besar dari apa yang diwariskan kepadanya. Kehebatannya menjadi sumber inspirasi bagi banyak pemimpin dan penakluk dari masa ke masa seperti misalnya Napoleon. Bagi penggemar sejarah atau penggemar film rasanya kisah Alexander Agung tidak asing lagi, karena literatur mengenai sosoknya sudah begitu melegenda hingga sekarang.

Sejarah mencatat begitu banyak penguasa dan diktator dalam perjalanannya. Selain Alexander The Great, sebut saja beberapa nama lain seperti Napoleon, Julius Caesar, Hitler, Lenin dan banyak lagi. Salah satu jenis karakter manusia adalah karakter agresif, dan mereka yang memiliki karakter ini akan memiliki sifat dasar menguasai. Tapi hari ini saya bukan hendak bercerita mengenai karakter agresif atau mengangkat kisah heroik Alexander atau lainnya. Justru saya ingin mengangkat kebalikan yang menjadi simbol keteladanan yang berasal dari Yesus Kristus. Ada satu kutipan yang pernah saya dengar, kira-kira berbunyi: History is full with men who wanted to be gods, but only one God who wanted to be man. Bayangkan betapa ironisnya kalau kita pikirkan dengan pola pemikiran manusia. Manusia berusaha menaklukkan dunia dengan segala cara, melakukan ekspansi seluas kesanggupan mereka. Tapi Tuhan, Penguasa tertinggi, Pencipta alam semesta beserta isinya, malah memutuskan untuk turun ke bumi, mengambil wujud anak manusia. Bukan hanya sebagai wujud anak manusia. Tuhan Yesus, Raja diatas segala raja, tidaklah datang dalam kondisi dibungkus kemewahan, tapi lahir di kandang domba, hidup bersahaja, bahkan tampil dalam rupa seorang hamba (Filipi 2:7). Tuhan Yesus dalam wujud manusia juga ikut merasakan berbagai penderitaan demi penderitaan. Berbagai penderitaan di luar batas kemanusiaan dialami Yesus, hingga wafat di kayu salib adalah karya penebusan yang telah membayar lunas segala dosa dan penderitaan manusia. Yesus mengambil alih semua penderitaan, sakit penyakit dan lain-lain, membebaskan kita dari belenggu kegelapan, dan membawa kita ke dalam kehidupan kekal penuh damai sukacita. Bayangkan hidup kita tanpa kedatangan dan karya penebusan Tuhan Yesus. Bayangkan hidup kita tanpa penyertaanNya.

Tuhan Yesus mengajarkan kita bahwa kita menjadi besar bukan karena kita bisa menduduki negara-negara lain, tapi karena kita bisa melayani (Markus 10:43-44). Bukan di dalam nama Alexander, tapi di dalam nama Yesus Kristus lah segala yang ada di langit dan bumi bertekuk lutut, dan semua lidah mengaku Yesus lah Tuhan (Filipi 2:11). Keselamatan ada di dalam nama Yesus, mari kita teladani pribadi Yesus dalam kehidupan kita.

Memperluas kerajaan Allah adalah dengan berkomitmen untuk mengasihi dan melayani sesama, bukan menduduki dengan kekuasaan militer

Keberhasialan sejati

Bacaan Mazmur pasal 1

Buku karya Stephen R. Covey hanya dalam beberapa minggu bisa laku 15 juta eksemplar. Mengapa? Karena buku itu menawarkan langkah-langkah untuk mencapai keberhasilan. Di jaman yang susah ini, tidak hanya obat sakit kepala yang laris, tapi juga buku-buku yang menulis tentang kunci keberhasilan.

Keberhasilan sejati
Namun, pengertian yang lebih lengkap tentang keberhasilan ada dalam kitab mazmur pasal pertama. Pemazmur juga menulis bahwa keberhasilan ditentukan oleh keberutungan atau nasib tetapi karena kebiasaan-kebiasaan yang harus dikembangkan dalam hidup. Selain itu, pemazmur juga juga menulis bahwa tidak semua kberhasilan adalah keberhasilan sejati.

Keberhasilan yang sejati, yaitu keberhasilan yang membawa kepada kebahagiaan (ayat 3). Sebaliknya, keberhasilan yang semu dan tidak sejati, adalah keberhasilan yang tidak membawa kebahagiaan (ayat 4).

Orang yang mengalami keberhasilan sejati digambarkan hidupnya seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air, menghasilkan buahnya pada musimnya, tidak layu daunnya, dan apa saja yang diperbuatnya berhasil. Apapun kondisi jaman, dia tetap tegar karena berada di tepi aliran air.

Sedangkan orang yang mengalami keberhasilan semu dan tidak sejati di gambarkan hidupnnya seperti sekam yang ditiup oleh angin. Sesaat sekam itu ada, tetapi ketika ditiup angin, sekam itu lenyap, hilang tak berbekas. Keberhasilan semu bersifat sementara.

Jelas, kita tidak ingin hidup seperti sekam yang mudah hilang ditiup angin. Semua pasti ingin hidup seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air. Oleh karena itu ada kebiasaan-kebiasaan yang harus dikembangkan supaya memiliki hidup seperti pohon di tepi aliran air (Mazmur 1:1,2, dan 6).

Kebiasaan
Pertama, orang yang memiliki hidup seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air adalah orang yang memiliki kebiasaan pergaulan yang benar (ayat 1).

Pergaulan memiliki pengaruh besar dalam menentukan hidup kita. Oleh karena itu kita harus berhati-hati dengan siapa kita bergaul. Bukan maksud saya supaya kita menjadi eksklusif. Kita tetap harus bergaul dan mengenal semua orang supaya bisa menjadi saluran berkat Tuhan bagi banyak orang. Tetapi kita harus berhati-hati memilih teman akrab kita. Rasul Paulus dalam suratnya di Korintus menulis "Pergaulan yang buruk merusak kebiasaan yang baik".

Kebiasaan kedua yang harus dikembangkan adalah memiliki pemikiran yang benar (ayat 2). Mutu hidup kita tergantung dari apa yang kita pikirkan. Kalau yang kita pikirkan adalah ha-hal yang kotor, maka hidup kita akan kotor. Tetapi, jika kita selalu memikirkan kebenaran, maka hidup kita akan selalu segar. Amsal 23:7 menulis, "For as he thinketh in his heart, so is he." Artinya sebagaimana orang berpikir dalam hatinya, demikianlah ia.

Jagalah telinga dan mata Anda. Jangan melihat atau membaca yang tidak seharusnya. Jangan mendengar apa yang tidak sepantasnya. Karena apa yang kita lihat dan dengar dapat mempengaruhi pikiran kita. Sebaliknya, baca dan lihatlah apa yang baik, seharusnya dan sepantasnya.

Kebiasaan ketiga adalah perilaku yang benar. Bukan hanya memiliki pergaulan dan pikiran yang benar tetapi perilakunya juga harus benar. Jika kita perilaku memuliakan nama Tuhan, hati Tuhan akan disenangkan , dan memuncak pada satu kesimpulan, "apa saja yang diperbuatnya berhasil". Bukan karena kekuatan manusia, tetapi karena Tuhan berkenan kepadanya.

Bergaul dengan Tuhan
Ketiga kebiasaan itu saling berkaitan, tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Pergaulan menjadi sangat penting karena mempengaruhi pikiran kita dan pada akhirnya mempengaruhi perilaku kita. Dan dari semua pergaulan tidak ada pergaulan yang lebih penting daripada bergaul dengan Tuhan.

Seorang pelukis berusaha melukiskan kata "damai". Pertama, ia melukis sebuah danau yang tenang, airnya tidak bergelombang, diatasnya awan berarak tipis. Lukisan yang elok, tetapi ia tidak cukup puas karena belum cukup bisa menggambarkan kata damai.

Lalu ia melukis sawah yang sedang menguning, siap dipanen dengan latar belakang gunung menghijau dan langit berwarna keemasan. Lukisan itu juga indah tapi tidak cukup menggambarkan kata "damai".

Terakhir ia melukis laut yang sedang bergelora ditiup badai, gelombang mengamuk, badai menerjang. Di sebelah kanan berdiri sebuah batu karang. Kemudian pada batu karang itu dilukiskan sebuah celah yang berwarna terang dengan seekor burung kecil yang sedang bernyanyi di dalamnya. Pelukis itu baru puas. Burung itu bernyanyi karena tahu ia berada di tempat yang aman, di dalam batu karang yang teguh dan tidak akan bergoncang, bagaimana pun badai menerjang. Seperti itulah hidup didalam pergaulan dengan Tuhan. Di tengah dunia yang semakin sulit ini, kita harus bergaul akrab dengan Tuhan. Itulah kunci keberhasilan yang sejati.

(Diambil dari warta jemaat Gereja Mawar Sharon, disarikan dari khotbah Pdt. Bambang Wijaya)

Minggu, 27 Juli 2008

Beda Generasi, Beda Selera

Ayat bacaan: Ezra 3:12
=================
"Tetapi banyak di antara para imam, orang-orang Lewi dan kepala-kepala kaum keluarga, orang tua-tua yang pernah melihat rumah yang dahulu, menangis dengan suara nyaring, ketika perletakan dasar rumah ini dilakukan di depan mata mereka, sedang banyak orang bersorak-sorai dengan suara nyaring karena kegirangan."

pujian penyembahan renungan harian
Lucu rasanya jika perbedaan sekitar satu dasawarsa saja bisa membuat selera musik menjadi beda.Ini baru bicara soal perbedaan selera musik dari generasi yang berbeda, karena faktor lain seperti pengaruh budaya, lingkungan dan lain-lain bisa berpengaruh besar terhadap selera musik seseorang. Saya adalah seorang penggemar musik jazz, mulai dari swing, bebop, bossa sampai jazz modern seperti acid jazz sekelas Incognito dan lain-lain. Sementara istri saya adalah penggemar RnB. Ada sih beberapa lagu yang bisa saya nikmati dari koleksi istri saya, juga sebaliknya koleksi jazz saya pun ada yang disukai istri saya. Tapi tetap pada dasarnya kita beda selera. Itu di dunia sekuler. Di wilayah rohani pun orang bisa memiliki selera yang berbeda. Satu hal yang pasti, sulit bagi kita untuk hidup tanpa musik, termasuk dalam urusan memuji dan menyembah Tuhan.

Gambaran di atas mengingatkan saya pada kisah ketika Zerubabel mulai membangun lagi mezbah Allah setelah bangsa Israel kembali dari tempat pembuangan di Babel. Mezbah dibangun kembali menggantikan mezbah buatan Salomo yang telah dihancurkan oleh tentara Kasdim sekian tahun sebelumnya (2 Raja Raja 25:1-10). Ketika fondasi mulai diletakkan, terjadilah hal yang kontradiktif diantara bangsa Israel. Generasi muda bersorak sorai dan memuji-muji Tuhan, sementara generasi tua menangis dengan suara yang tidak kalah kerasnya. Keduanya sama-sama nyaring, sehingga pada waktu itu sulit membedakan mana sorak sorai kegirangan dan mana yang merupakan tangisan. Dari mana dua reaksi ini bisa muncul? Generasi muda belum pernah melihat mezbah buatan Salomo yang telah dihancurkan itu, sehingga mereka bersuka ria ketika melihat mezbah mulai dibangun. Sementara generasi tua membandingkannya dengan mezbah buatan Salomo yang mewah, maka mereka pun bersedih dan menangis.

Hati yang sama buat Tuhan, dua reaksi berbeda. Hal seperti ini bisa terjadi pada dua generasi berbeda, atau faktor lainnya. Dalam memberikan pujian dan penyembahan kita yang terbaik buat kemuliaan Tuhan pun tentunya orang bisa memiliki cara, jenis penyampaian atau kemasan yang berbeda. Jangan buru-buru menghakimi teman-teman yang memakai aliran musik rock dalam memuji nama Tuhan, memberi label negatif pada mereka, dan sebaliknya jangan juga merendahkan teman-teman yang memanjatkan puji-pujian lewat hymne. Yang penting adalah hati yang menyembah, segalanya keluar dari hati yang tulus hanya untuk Tuhan saja, maka itu akan berkenan bagi Allah. Allah melihat hati kita dan tahu apakah yang kita persembahkan adalah semata-mata karena mengasihi Dia. Dia adalah Allah bagi kita semua, apapun selera musik kita, apapun alat musik yang kita pakai, nyanyi, nge-rap, nge-rock dan lain-lain. Mari kita bersyukur padaNya dengan hati bersukacita, meskipun lewat ekspresi yang berbeda.

Ada banyak jalan menuju Roma, demikianlah banyaknya cara untuk memuji Tuhan

Beda Generasi, Beda Selera

Ayat bacaan: Ezra 3:12
=================
"Tetapi banyak di antara para imam, orang-orang Lewi dan kepala-kepala kaum keluarga, orang tua-tua yang pernah melihat rumah yang dahulu, menangis dengan suara nyaring, ketika perletakan dasar rumah ini dilakukan di depan mata mereka, sedang banyak orang bersorak-sorai dengan suara nyaring karena kegirangan."

pujian penyembahan renungan harian
Lucu rasanya jika perbedaan sekitar satu dasawarsa saja bisa membuat selera musik menjadi beda.Ini baru bicara soal perbedaan selera musik dari generasi yang berbeda, karena faktor lain seperti pengaruh budaya, lingkungan dan lain-lain bisa berpengaruh besar terhadap selera musik seseorang. Saya adalah seorang penggemar musik jazz, mulai dari swing, bebop, bossa sampai jazz modern seperti acid jazz sekelas Incognito dan lain-lain. Sementara istri saya adalah penggemar RnB. Ada sih beberapa lagu yang bisa saya nikmati dari koleksi istri saya, juga sebaliknya koleksi jazz saya pun ada yang disukai istri saya. Tapi tetap pada dasarnya kita beda selera. Itu di dunia sekuler. Di wilayah rohani pun orang bisa memiliki selera yang berbeda. Satu hal yang pasti, sulit bagi kita untuk hidup tanpa musik, termasuk dalam urusan memuji dan menyembah Tuhan.

Gambaran di atas mengingatkan saya pada kisah ketika Zerubabel mulai membangun lagi mezbah Allah setelah bangsa Israel kembali dari tempat pembuangan di Babel. Mezbah dibangun kembali menggantikan mezbah buatan Salomo yang telah dihancurkan oleh tentara Kasdim sekian tahun sebelumnya (2 Raja Raja 25:1-10). Ketika fondasi mulai diletakkan, terjadilah hal yang kontradiktif diantara bangsa Israel. Generasi muda bersorak sorai dan memuji-muji Tuhan, sementara generasi tua menangis dengan suara yang tidak kalah kerasnya. Keduanya sama-sama nyaring, sehingga pada waktu itu sulit membedakan mana sorak sorai kegirangan dan mana yang merupakan tangisan. Dari mana dua reaksi ini bisa muncul? Generasi muda belum pernah melihat mezbah buatan Salomo yang telah dihancurkan itu, sehingga mereka bersuka ria ketika melihat mezbah mulai dibangun. Sementara generasi tua membandingkannya dengan mezbah buatan Salomo yang mewah, maka mereka pun bersedih dan menangis.

Hati yang sama buat Tuhan, dua reaksi berbeda. Hal seperti ini bisa terjadi pada dua generasi berbeda, atau faktor lainnya. Dalam memberikan pujian dan penyembahan kita yang terbaik buat kemuliaan Tuhan pun tentunya orang bisa memiliki cara, jenis penyampaian atau kemasan yang berbeda. Jangan buru-buru menghakimi teman-teman yang memakai aliran musik rock dalam memuji nama Tuhan, memberi label negatif pada mereka, dan sebaliknya jangan juga merendahkan teman-teman yang memanjatkan puji-pujian lewat hymne. Yang penting adalah hati yang menyembah, segalanya keluar dari hati yang tulus hanya untuk Tuhan saja, maka itu akan berkenan bagi Allah. Allah melihat hati kita dan tahu apakah yang kita persembahkan adalah semata-mata karena mengasihi Dia. Dia adalah Allah bagi kita semua, apapun selera musik kita, apapun alat musik yang kita pakai, nyanyi, nge-rap, nge-rock dan lain-lain. Mari kita bersyukur padaNya dengan hati bersukacita, meskipun lewat ekspresi yang berbeda.

Ada banyak jalan menuju Roma, demikianlah banyaknya cara untuk memuji Tuhan

Sabtu, 26 Juli 2008

Sulit Memaafkan Diri Sendiri

Ayat bacaan: Kejadian 45:5
====================
"Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu."

menyalahkan diri sendiri, renungan harian
Ada banyak orang yang terbelenggu pada masa lalunya. Dosa ataupun kesalahan yang diperbuat di masa lalu terasa begitu menyiksa sehingga sulit bagi mereka untuk menatap masa depannya. "seandainya saya tidak melakukan hal itu.. saya tidak bisa memaafkan diri saya sendiri atas perbuatan itu.." kalimat yang mungkin pernah anda dengar dari orang-orang di sekitar anda, atau mungkin ada diantara kita yang pernah mengatakannya sendiri. Setidaknya saya pernah mengalami hal tersebut. Faktanya ada banyak orang yang sulit melepaskan diri dari kesalahan yang pernah diperbuat di masa lalu.

Ayat bacaan hari ini adalah mengenai kisah Yusuf. Dia hampir saja dibunuh saudara - saudaranya, tapi kemudian diputuskan untuk dijual kepada saudagar-saudagar Midian. Orang-orang Midian kemudian menjualnya kepada Potifar. Kisah selanjutnya rasanya tidak asing lagi bagi kita. Singkat cerita, Yusuf kemudian menjadi penguasa atas seluruh tanah Mesir. Ketika Yusuf menyatakan dirinya kepada saudara-saudaranya, yang telah menyiksa dan menjualnya sebagai budak, seluruh saudaranya pun gemetar ketakutan dan diliputi rasa penyesalan yang dalam. Mereka merasa menyesal atas perbuatan mereka terhadap Yusuf, dan kepedihan yang mereka buat terhadap Yakub, ayah mereka. Tapi lihatlah jawaban dari Yusuf. Dia tidak menghukum saudara-saudaranya, tetapi malah mengampuni mereka. Mengapa? Karena semua itu adalah atas kehendak Tuhan.

Ketika kita melakukan kesalahan dan hal tersebut menyakiti orang lain, atau malah orang yang kita sayangi, kita bisa berada diposisi yang sama seperti saudara-saudara Yusuf. Terkadang hal tersebut sulit kita lupakan, kita tidak bisa memaafkan diri sendiri, dan akibatnya kita terperangkap pada perasaan berdosa yang begitu besar. Selanjutnya kita akan merasa tidak pantas untuk mendapatkan apapun lagi, termasuk pengampunan dari Tuhan, karena kita menganggap dosa kita itu terlalu besar untuk diampuni. Tapi mari kita ingat, Tuhan selalu siap mengampuni kita, sebesar apapun dosa kita. Dia sangat mengasihi kita, dan kita sangat berharga bagi Dia. Jika kita berdoa, mengakui semua dosa dan mohon ampun, yakinlah bahwa Allah akan segera mengampuni kita. Tuhan tidak akan mau kita terus menerus menyalahkan diri sendiri dan tidak bisa bertumbuh akibat hal tersebut.

Dulu sebuah kesalahan besar pernah saya perbuat terhadap seseorang. Orang itu tidak bisa memaafkan saya hingga 5 tahun. Jangankan memaafkan, mendengar nama saya pun dia tidak sanggup. Rasa penyesalan itu saya bawa selama 5 tahun, tanpa pernah punya kesempatan untuk meminta maaf secara langsung padanya. Sehari sebelum saya dibaptis, dalam sebuah doa saya, saya meminta agar Tuhan membuka kesempatan bagi saya untuk membereskan masalah itu. Saya ingin agar keesokan harinya setelah saya dibaptis, saya bisa memulai sebuah hidup baru tanpa ada perasaan bersalah lagi di dalam hidup saya. Hanya dalam hitungan jam, tiba-tiba kesempatan itu datang. Saya berkesempatan makan malam bersamanya, dan disana saya akui semua kesalahan saya secara jujur, dan berharap dia bisa memaafkan saya. Dia tersenyum dan berkata, "iya, aku maafin.." Pada saat itu, seakan-akan beban berton-ton lepas dari pundak saya. Kami pun kembali berteman hingga hari ini.

Ketika anda merasakan beban yang sama seperti saya, berdoalah, mintalah agar Tuhan membuka jalan dan membantu anda. Tentunya setelah anda mengakui semuanya pada Tuhan dan bertobat. Dia pasti buka jalan, dan kita bisa menatap masa depan tanpa beban masa lalu lagi.

Tuhan tidak pernah ingin perasaan bersalah membelenggu diri kita

Sulit Memaafkan Diri Sendiri

Ayat bacaan: Kejadian 45:5
====================
"Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu."

menyalahkan diri sendiri, renungan harian
Ada banyak orang yang terbelenggu pada masa lalunya. Dosa ataupun kesalahan yang diperbuat di masa lalu terasa begitu menyiksa sehingga sulit bagi mereka untuk menatap masa depannya. "seandainya saya tidak melakukan hal itu.. saya tidak bisa memaafkan diri saya sendiri atas perbuatan itu.." kalimat yang mungkin pernah anda dengar dari orang-orang di sekitar anda, atau mungkin ada diantara kita yang pernah mengatakannya sendiri. Setidaknya saya pernah mengalami hal tersebut. Faktanya ada banyak orang yang sulit melepaskan diri dari kesalahan yang pernah diperbuat di masa lalu.

Ayat bacaan hari ini adalah mengenai kisah Yusuf. Dia hampir saja dibunuh saudara - saudaranya, tapi kemudian diputuskan untuk dijual kepada saudagar-saudagar Midian. Orang-orang Midian kemudian menjualnya kepada Potifar. Kisah selanjutnya rasanya tidak asing lagi bagi kita. Singkat cerita, Yusuf kemudian menjadi penguasa atas seluruh tanah Mesir. Ketika Yusuf menyatakan dirinya kepada saudara-saudaranya, yang telah menyiksa dan menjualnya sebagai budak, seluruh saudaranya pun gemetar ketakutan dan diliputi rasa penyesalan yang dalam. Mereka merasa menyesal atas perbuatan mereka terhadap Yusuf, dan kepedihan yang mereka buat terhadap Yakub, ayah mereka. Tapi lihatlah jawaban dari Yusuf. Dia tidak menghukum saudara-saudaranya, tetapi malah mengampuni mereka. Mengapa? Karena semua itu adalah atas kehendak Tuhan.

Ketika kita melakukan kesalahan dan hal tersebut menyakiti orang lain, atau malah orang yang kita sayangi, kita bisa berada diposisi yang sama seperti saudara-saudara Yusuf. Terkadang hal tersebut sulit kita lupakan, kita tidak bisa memaafkan diri sendiri, dan akibatnya kita terperangkap pada perasaan berdosa yang begitu besar. Selanjutnya kita akan merasa tidak pantas untuk mendapatkan apapun lagi, termasuk pengampunan dari Tuhan, karena kita menganggap dosa kita itu terlalu besar untuk diampuni. Tapi mari kita ingat, Tuhan selalu siap mengampuni kita, sebesar apapun dosa kita. Dia sangat mengasihi kita, dan kita sangat berharga bagi Dia. Jika kita berdoa, mengakui semua dosa dan mohon ampun, yakinlah bahwa Allah akan segera mengampuni kita. Tuhan tidak akan mau kita terus menerus menyalahkan diri sendiri dan tidak bisa bertumbuh akibat hal tersebut.

Dulu sebuah kesalahan besar pernah saya perbuat terhadap seseorang. Orang itu tidak bisa memaafkan saya hingga 5 tahun. Jangankan memaafkan, mendengar nama saya pun dia tidak sanggup. Rasa penyesalan itu saya bawa selama 5 tahun, tanpa pernah punya kesempatan untuk meminta maaf secara langsung padanya. Sehari sebelum saya dibaptis, dalam sebuah doa saya, saya meminta agar Tuhan membuka kesempatan bagi saya untuk membereskan masalah itu. Saya ingin agar keesokan harinya setelah saya dibaptis, saya bisa memulai sebuah hidup baru tanpa ada perasaan bersalah lagi di dalam hidup saya. Hanya dalam hitungan jam, tiba-tiba kesempatan itu datang. Saya berkesempatan makan malam bersamanya, dan disana saya akui semua kesalahan saya secara jujur, dan berharap dia bisa memaafkan saya. Dia tersenyum dan berkata, "iya, aku maafin.." Pada saat itu, seakan-akan beban berton-ton lepas dari pundak saya. Kami pun kembali berteman hingga hari ini.

Ketika anda merasakan beban yang sama seperti saya, berdoalah, mintalah agar Tuhan membuka jalan dan membantu anda. Tentunya setelah anda mengakui semuanya pada Tuhan dan bertobat. Dia pasti buka jalan, dan kita bisa menatap masa depan tanpa beban masa lalu lagi.

Tuhan tidak pernah ingin perasaan bersalah membelenggu diri kita

Tidak Ada Penonton

Tidak ada penonton didalam gereja Tuhan. Semua adalah pemain. Setiap Minggu kita duduk dibangku gereja, kita menyanyikan lagu pujian, kita mendengarkan kotbah yang diberitakan, dan kita pulang, demikian kita ulangi lagi minggu depan. Seakan kita adalah penonton, dan mereka menyebut kita jemaat biasa, mereka memanggil kita anggota gereja. Kita hanya datang dan mendengarkan, lalu pulang. Memang tidak salah dengan sebutan jemaat atau anggota, tetapi kita harus menyadari bahwa kita bukan penonton di gedung gereja seperti sedang menonton konser. Kita semua, seperti yang dikatakan Firman Tuhan, mempuyai bagian peran masing-masing.

"Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, --yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih". (Efesus 4:16)

Setiap bagian dari tubuh Kristus, yaitu jemaat Allah, mempunyai tugasnya masing-masing. Tubuh Kristus terbentuk oleh pelayanan semua bagian dari tubuh tersebut, bukan hanya pelayanan dari pedeta, deaken atau penatua, tetapi semua orang yang menyebut dirinya jemaat Allah, adalah bagian dari tubuh Kristus yang mempunyai fungsinya sendiri-sendiri. Mereka adalah pelayan-pelayan Tuhan, mereka adalah pemain didalam gereja Tuhan, bukan penonton.

Banyak orang Kristen tidak menyadari hal ini, karena itu pertumbuhan gereja Tuhan menjadi lambat, sebab setiap bagian dari tubuh tidak berfungsi, dan kita menyebut diri kita hanya jemaat bisa atau hanya anggota gereja, bukan pelayan Tuhan.

"Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya. Dan Allah telah menetapkan beberapa orang dalam Jemaat: pertama sebagai rasul, kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar. Selanjutnya mereka yang mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, untuk menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin, dan untuk berkata-kata dalam bahasa roh. Adakah mereka semua rasul, atau nabi, atau pengajar? Adakah mereka semua mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, atau untuk menyembuhkan, atau untuk berkata-kata dalam bahasa roh, atau untuk menafsirkan bahasa roh? Jadi berusahalah untuk memperoleh karunia-karunia yang paling utama. Dan aku menunjukkan kepadamu jalan yang lebih utama lagi." (1 Korintus 12:27-31)

Didalam tubuh Kristus, setiap orang mempunyai bagiannya masing-masing, tidak semua menjadi rasul, tidak semua menjadi nabi, menjadi pengajar, tetapi setiap orang diperlengkapi oleh Allah pekerjaan baik yang harus mereka lakukan sebagai bagian dari anggota tubuh yang berfungsi (Efesus 2:10). Jika kita membayangkan melayani itu hanya menjadi rasul, nabi, guru, gembala dan penginjil, maka kita tidak akan pernah sampai kepada kepenuhan tubuh Kristus. Kita seharusnya melayani dengan karunia-karunia yang telah diberikan Roh kepada kita secara khusus.

Karena itu, nasihat Firman Tuhan, "berusahalah untuk mengetahui karunia apa yang diberikan kepada kita", berusahalah untuk tetap tinggal didalamnya, maka Allah akan menyempurnakan pelayanan dari setiap bagian tubuh Kristus. Jangan membayangkan untuk menjadi nabi, guru, rasul, pengijil atau gembala, tetapi mari kita melihat apa karunia kita (Roma 12:3-4).

"Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama, demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain. Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita. Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar; jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita. . . ." (Roma 12:4-8). Bacalah seluruh pasal 12.

Tiap orang dilengkapi Tuhan dengan karunia yang berlainan, karena itu carilah tahu apa karunia utama anda, dan layani masing-masing anggota tubuh Kristus dengan karunia tersebut, baik menasihati, melayani, memperhatikan, membimbing, mengajar, memberi dan lain-lain. Setiap jemaat mengambil peran masing-masing didalam tubuh, mereka semua adalah pemain, bukan penonton didalam gereja. Pantaskah kita berdiam diri, menjadi penonton didalam gereja? Hanya merasa cukup datang dan mendengar setiap minggunya. Kita tentu tidak pantas disebut anggota tubuh Kristus, sebab kita adalah bagian tubuh yang mati dan tidak berfungsi.

Mulai hari ini, mari kita terlibat didalam pelayanan dengan bersungguh-sungguh, bukan untuk menjadi pekerja gereja, bukan untuk menjadi pendeta, penatua atau deaken, atau jabatan-jabatan lainnya dalam organisasi gerja, tetapi melalui karunia yang kita terima, masing-masing kita melayani sesama anggota tubuh Kristus. Bukankah Galatia 6:2 berkata, "Bertolong-tolongan lah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus." Kita melayani Allah, adalah melayani manusia, melayani mereka orang-orang beriman, saudara-saudara kita didalam Kristus. Bukan hanya menjadi song leader, menjadi singer, pemain musik, petugas usher atau pengkotbah yang melayani di gereja, tetapi setiap hari tugas anggota tubuh Kristus adalah melayani satu sama lain, didalam kehidupan sehari-hari, bukan hanya pada saat jam kebaktian.

Ingatlah kata Tuhan Yesus dalam Matius 25:31-46, bukankah saat itu mereka berkata, "Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku." (Matius 25:37-40).

Melayani Allah adalah melayani saudara seiman, mereka yang disebut sebagai saudara-Ku oleh Tuhan Yesus Kristus. Berikan mereka minum, maka upahmu tidak akan hilang di Kerajaan Surga (Markus 9:41).

Mari kita sebagai bagian dari tubuh Kristus, mengambil peran kita masing-masing dan berfungsi selayaknya anggota tubuh yang hidup. Layanilah saudara seiman dengan karunia yang telah diberikan Roh kepada kita, dan mari kita saling mengasihi dan tolong menolong.

Jumat, 25 Juli 2008

Tokoh-Tokoh Nyata

Ayat bacaan: 1 Kor 10:11
====================
"Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba."

alkitab itu nyata
Ada satu "hobi" saya yang terhitung "kurang kerjaan", yaitu melihat gaya para penonton di bioskop setelah habis nonton. Saya melihat bahwa banyak diantara para penonton itu terbawa gaya dari tokoh yang ditontonnya. Ketika menonton film action, Rambo misalnya, para cowok berjalan dengan gagah berani dan dada dibusungkan. Ketika menonton film drama percintaan, mereka terlihat senyum dengan muka penuh cinta. Hal ini tidak aneh, karena perasaan mereka masih terbawa oleh film yang baru saja selesai mereka tonton. Ada banyak juga orang yang terlalu mengidolai tokoh-tokoh film tertentu, sehingga bukan saja gaya jalan, tapi cara bicara, cara dandan, potongan rambut dan tingkah laku pun bisa mirip. Tokoh-tokoh yang banyak diataranya adalah fiksi alias rekaan, ternyata bisa tampil secara nyata dalam kehidupan orang. Secara umum mungkin anak-anak akan lebih terpengaruh pada figur yang mereka tonton, tapi tidak menutup kemungkinan orang dewasa pun bisa sangat terpengaruh pada figur-figur tersebut.

Alkitab yang sangat tebal yang kita miliki berisi ratusan tokoh dan kisah dengan perjalanannya masing-masing. Apakah kisah dan tokoh itu cuma rekayasa dari penulisnya? Tidak. Semua itu nyata dan benar-benar terjadi. Apa yang mereka alami, apa konsekuensi dari dosa mereka, bagaimana Tuhan menyatakan kemuliaanNya, semua itu adalah kenyataan yang pernah terjadi di masa lalu. Segala pengalaman dari tokoh nyata itu dituliskan untuk menjadi pedoman bagi kita untuk menapak hidup ke depan. Bukan hanya segala hal yang baik, tapi kita pun bisa belajar dari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan bangsa Israel ataupun tokoh-tokoh di alkitab, agar kita tidak berbuat dosa yang sama. Kita bisa melihat bagaimana seseorang diubahkan, orang biasa dipakai Tuhan secara luar biasa, dan itu bisa menjadi dasar berpijak kita untuk hidup lebih baik lagi.

Kita lihat bagaimana Paulus dan teman-teman mengalami penderitaan jasmani dalam pelayanannya, tapi tetap teguh dan taat, karena ada Roh Allah bekerja didalam diri mereka. Kita bisa meneladani Yesus Kristus yang tanpa cela, lengkap dengan semua pesan-pesan Yesus agar kita lepas dari siksa kekal dan masuk pada hidup yang kekal yang penuh damai tanpa ratap tangis lagi. Intinya, seperti juga apa yang saya bisa simpulkan selama saya menulis renungan harian ini, alkitab memuat segala hal yang dapat dijadikan pedoman untuk hidup benar, mencakup segala hal yang kita alami sehari-hari lengkap dengan bagaimana cara menyikapi masing-masing persoalan. Dari hal besar sampai hal sepele sekalipun,semuanya punya solusi komplit dalam alkitab. Hebatnya, tidak ada yang ketinggalan jaman dan semuanya masih sangat-sangat aplikatif untuk menyikapi permasalahan hidup kita saat ini.

Para tokoh yang benar-benar ada pada jaman masing-masing mengalami hal-hal yang sama seperti yang kita rasakan. Mereka merasakan kesedihan, penderitaan, ketakutan dan lain-lain. Mereka semua telah mengalaminya, dan kita bisa membaca konsekuensi dari masing-masing tindakan, baik yang positif maupun negatif, dan puji Tuhan, semua itu bisa kita jadikan pedoman agar kita tidak salah langkah. Baca dan renungkanlah alkitab dengan tekun, sehingga kita bisa mendapat keteladanan dari pengalaman masing-masing tokoh. Alkitab telah menyediakan segalanya dengan lengkap.

Mari bercermin pada alkitab beserta isinya sebagai petunjuk hidup ke depan

Tokoh-Tokoh Nyata

Ayat bacaan: 1 Kor 10:11
====================
"Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba."

alkitab itu nyata
Ada satu "hobi" saya yang terhitung "kurang kerjaan", yaitu melihat gaya para penonton di bioskop setelah habis nonton. Saya melihat bahwa banyak diantara para penonton itu terbawa gaya dari tokoh yang ditontonnya. Ketika menonton film action, Rambo misalnya, para cowok berjalan dengan gagah berani dan dada dibusungkan. Ketika menonton film drama percintaan, mereka terlihat senyum dengan muka penuh cinta. Hal ini tidak aneh, karena perasaan mereka masih terbawa oleh film yang baru saja selesai mereka tonton. Ada banyak juga orang yang terlalu mengidolai tokoh-tokoh film tertentu, sehingga bukan saja gaya jalan, tapi cara bicara, cara dandan, potongan rambut dan tingkah laku pun bisa mirip. Tokoh-tokoh yang banyak diataranya adalah fiksi alias rekaan, ternyata bisa tampil secara nyata dalam kehidupan orang. Secara umum mungkin anak-anak akan lebih terpengaruh pada figur yang mereka tonton, tapi tidak menutup kemungkinan orang dewasa pun bisa sangat terpengaruh pada figur-figur tersebut.

Alkitab yang sangat tebal yang kita miliki berisi ratusan tokoh dan kisah dengan perjalanannya masing-masing. Apakah kisah dan tokoh itu cuma rekayasa dari penulisnya? Tidak. Semua itu nyata dan benar-benar terjadi. Apa yang mereka alami, apa konsekuensi dari dosa mereka, bagaimana Tuhan menyatakan kemuliaanNya, semua itu adalah kenyataan yang pernah terjadi di masa lalu. Segala pengalaman dari tokoh nyata itu dituliskan untuk menjadi pedoman bagi kita untuk menapak hidup ke depan. Bukan hanya segala hal yang baik, tapi kita pun bisa belajar dari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan bangsa Israel ataupun tokoh-tokoh di alkitab, agar kita tidak berbuat dosa yang sama. Kita bisa melihat bagaimana seseorang diubahkan, orang biasa dipakai Tuhan secara luar biasa, dan itu bisa menjadi dasar berpijak kita untuk hidup lebih baik lagi.

Kita lihat bagaimana Paulus dan teman-teman mengalami penderitaan jasmani dalam pelayanannya, tapi tetap teguh dan taat, karena ada Roh Allah bekerja didalam diri mereka. Kita bisa meneladani Yesus Kristus yang tanpa cela, lengkap dengan semua pesan-pesan Yesus agar kita lepas dari siksa kekal dan masuk pada hidup yang kekal yang penuh damai tanpa ratap tangis lagi. Intinya, seperti juga apa yang saya bisa simpulkan selama saya menulis renungan harian ini, alkitab memuat segala hal yang dapat dijadikan pedoman untuk hidup benar, mencakup segala hal yang kita alami sehari-hari lengkap dengan bagaimana cara menyikapi masing-masing persoalan. Dari hal besar sampai hal sepele sekalipun,semuanya punya solusi komplit dalam alkitab. Hebatnya, tidak ada yang ketinggalan jaman dan semuanya masih sangat-sangat aplikatif untuk menyikapi permasalahan hidup kita saat ini.

Para tokoh yang benar-benar ada pada jaman masing-masing mengalami hal-hal yang sama seperti yang kita rasakan. Mereka merasakan kesedihan, penderitaan, ketakutan dan lain-lain. Mereka semua telah mengalaminya, dan kita bisa membaca konsekuensi dari masing-masing tindakan, baik yang positif maupun negatif, dan puji Tuhan, semua itu bisa kita jadikan pedoman agar kita tidak salah langkah. Baca dan renungkanlah alkitab dengan tekun, sehingga kita bisa mendapat keteladanan dari pengalaman masing-masing tokoh. Alkitab telah menyediakan segalanya dengan lengkap.

Mari bercermin pada alkitab beserta isinya sebagai petunjuk hidup ke depan

Layang-layang

Pernahkah Anda bertanya-tanya, mengapa layang-layang bisa terbang?

Karena ada angin dan ia berani melawan angin itu! Ya, angin membawa layang-layang naik hingga tinggi ke awan. Dan hanya dengan berani melawan angin, maka layang-layang itu bisa terus terbang dengan terarah. Layang-layang yang mengikuti arah angin adalah layang-layang
yang putus, dan akan jatuh.

Kadang kita begitu takut saat angin pencobaan datang menerpa. Kalau boleh meminta, kita tidak berharap mengalami masalah, kesulitan, dan tekanan hidup. Sebaliknya, kita ingin jalan kita lurus dan mulus seperti jalan tol. Namun, bukankah kekristenan seperti itu hanya akan membuat kita tidak dewasa dalam Tuhan?

Bila hidup dihadapkan pada situasi atau keadaan yang sangat menakutkan, tak ada jalan lain kecuali harus memilih. Apakah kita akan seperti layang-layang yang berani melawan angin, atau mengikuti arus angin saja? Memang yang kedua lebih mudah. Ya, lebih mudah bagi kita untuk menyerah dalam situasi sulit. Namun, hari ini Tuhan ingin kita bertindak seperti pahlawan yang tak kenal menyerah saat dihadapkan pada pencobaan.

Janganlah takut jika hari ini angin yang sepoi-sepoi tiba-tiba menjadi badai. Tetaplah kuat di dalam Tuhan dan yakinlah bahwa bersama Tuhan kita akan cakap menanggung segala perkara. Bahkan kita akan mengalami perkara-perkara yang luar biasa bersama Tuhan. Jangan buru-buru menyalahkan angin besar yang menerpa layang-layang kita, sebab kita justru akan segera melihat awan, langit indah, dan pemandangan menakjubkan.

ANGIN TIDAK PERNAH MENJADI MUSUH LAYANG-LAYANG ANGIN SELALU MENJADI SAHABAT TERBAIK LAYANG-LAYANG

Kamis, 24 Juli 2008

Takut Terbang

Ayat bacaan: Lukas 17:5
=======================
"Lalu kata rasul-rasul itu kepada Tuhan: "Tambahkanlah iman kami!"

takut terbang renungan harian
Apakah anda termasuk orang yang merasa takut terbang dengan pesawat? Bila ya, anda termasuk satu dari jutaan bahkan mungkin milyaran orang di dunia ini. Sebuah survey yang pernah saya baca bertahun-tahun yang lalu mengatakan bahwa di Amerika saja ada 25 juta orang merasa tidak aman menggunakan pesawat. Padahal statistik mengatakan bahwa menggunakan pesawat terbang 25 kali lebih aman ketika anda mengendarai mobil atau transportasi darat lainnya. Tingkat kecelakaan jauh lebih tinggi di darat ketimbang di udara. Bahkan tingkat kecelakaan yang diakibatkan menyeberang jalan sekalipun, sesuatu yang kita lakukan hampir setiap hari berkali-kali jauh lebih tinggi dibandingkan kecelakaan penerbangan. Dari statistik pun terlihat bahwa berada di pesawat lebih aman daripada di dalam bathtub. Tapi faktanya, banyak orang merasa takut untuk tebang. Ada beberapa alasan seperti takut/phobia ketinggian, phobia berada dalam ruang tertutup, takut karena tidak memiliki kendali atas pesawat dan lain-lain. Tapi yang menarik, dari hasil penelitian ternyata akar masalahnya bukanlah takut pesawatnya jatuh melainkan rasa takut kehilangan kendali ketika meninggalkan tanah.

Permasalahan yang sama juga terjadi pada iman kita. Ada banyak orang yang telah menerima Yesus, telah rajin ke gereja, rajin berdoa, tapi belum sanggup mempercayakan hidupnya secara penuh kepada Tuhan. Berapa banyak di antara kita yang masih takut berada di tempat gelap, khawatir akan masa depan, stres menghadapi resesi, putus asa menghadapi suami/istri atau anak-anak yang bandel, dan lain sebagainya, meskipun sudah menjadi anak Allah? Mungkin seperti cerita di atas, banyak yang merasa sulit mempercayakan hidup sepenuhnya pada Allah yang tidak terlihat, dan lebih percaya pada "bumi yang kita pijak sehari-hari", maksud saya adalah sesuatu yang kasat mata. Mungkin hal ini lebih sering terjadi pada teman-teman yang masih baru mengenal Kristus, tapi tidak menutup kemungkinan masih bisa terjadi pada yang sudah lama sekalipun. Ada seorang teman yang sejak lahir ada dalam keluarga kristen, tapi tetap saja mengaku belum sanggup untuk mengandalkan Tuhan secara total dalam kehidupannya. "Iya kalau Tuhan membantu, kalau tidak..? aku belum sampai pada tahap itu.." itu katanya.

Para murid Yesus pun merasakan hal yang sama. Pada ayat bacaan hari ini mereka meminta iman mereka ditambahkan, ketika Yesus mengajarkan mereka untuk menaikkan level pengampunan bagi orang lain. Tapi apa jawaban Yesus? Cukup mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kita akan bisa memiliki kuasa yang sungguh dahsyat. Ternyata untuk memiliki iman yang sungguh-sungguh itu bukan masalah mudah. Untuk mencapai iman sekecil biji sesawi pun tidak banyak yang sanggup.

Untuk itu, mari kita terus melatih iman kita untuk berpegang teguh pada Tuhan, karena iman juga butuh berlatih, semakin terlatih iman, semakin besar kita mudah mempercayai hidup sepenuhnya padaNya, karena apapun yang Dia berikan adalah yang terbaik buat kita. Mari kita percayakan hidup ini dalam tanganNya, dan tidak mengandalkan kekuatan diri sendiri saja. Mari tingkatkan terus iman kita.


Iman yang kecil saja sudah bisa mengalahkan ketakutan dan kekhawatiran anda. Belajarlah mempercayakan hidup pada Tuhan dengan melatih iman anda.

Takut Terbang

Ayat bacaan: Lukas 17:5
=======================
"Lalu kata rasul-rasul itu kepada Tuhan: "Tambahkanlah iman kami!"

takut terbang renungan harian
Apakah anda termasuk orang yang merasa takut terbang dengan pesawat? Bila ya, anda termasuk satu dari jutaan bahkan mungkin milyaran orang di dunia ini. Sebuah survey yang pernah saya baca bertahun-tahun yang lalu mengatakan bahwa di Amerika saja ada 25 juta orang merasa tidak aman menggunakan pesawat. Padahal statistik mengatakan bahwa menggunakan pesawat terbang 25 kali lebih aman ketika anda mengendarai mobil atau transportasi darat lainnya. Tingkat kecelakaan jauh lebih tinggi di darat ketimbang di udara. Bahkan tingkat kecelakaan yang diakibatkan menyeberang jalan sekalipun, sesuatu yang kita lakukan hampir setiap hari berkali-kali jauh lebih tinggi dibandingkan kecelakaan penerbangan. Dari statistik pun terlihat bahwa berada di pesawat lebih aman daripada di dalam bathtub. Tapi faktanya, banyak orang merasa takut untuk tebang. Ada beberapa alasan seperti takut/phobia ketinggian, phobia berada dalam ruang tertutup, takut karena tidak memiliki kendali atas pesawat dan lain-lain. Tapi yang menarik, dari hasil penelitian ternyata akar masalahnya bukanlah takut pesawatnya jatuh melainkan rasa takut kehilangan kendali ketika meninggalkan tanah.

Permasalahan yang sama juga terjadi pada iman kita. Ada banyak orang yang telah menerima Yesus, telah rajin ke gereja, rajin berdoa, tapi belum sanggup mempercayakan hidupnya secara penuh kepada Tuhan. Berapa banyak di antara kita yang masih takut berada di tempat gelap, khawatir akan masa depan, stres menghadapi resesi, putus asa menghadapi suami/istri atau anak-anak yang bandel, dan lain sebagainya, meskipun sudah menjadi anak Allah? Mungkin seperti cerita di atas, banyak yang merasa sulit mempercayakan hidup sepenuhnya pada Allah yang tidak terlihat, dan lebih percaya pada "bumi yang kita pijak sehari-hari", maksud saya adalah sesuatu yang kasat mata. Mungkin hal ini lebih sering terjadi pada teman-teman yang masih baru mengenal Kristus, tapi tidak menutup kemungkinan masih bisa terjadi pada yang sudah lama sekalipun. Ada seorang teman yang sejak lahir ada dalam keluarga kristen, tapi tetap saja mengaku belum sanggup untuk mengandalkan Tuhan secara total dalam kehidupannya. "Iya kalau Tuhan membantu, kalau tidak..? aku belum sampai pada tahap itu.." itu katanya.

Para murid Yesus pun merasakan hal yang sama. Pada ayat bacaan hari ini mereka meminta iman mereka ditambahkan, ketika Yesus mengajarkan mereka untuk menaikkan level pengampunan bagi orang lain. Tapi apa jawaban Yesus? Cukup mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kita akan bisa memiliki kuasa yang sungguh dahsyat. Ternyata untuk memiliki iman yang sungguh-sungguh itu bukan masalah mudah. Untuk mencapai iman sekecil biji sesawi pun tidak banyak yang sanggup.

Untuk itu, mari kita terus melatih iman kita untuk berpegang teguh pada Tuhan, karena iman juga butuh berlatih, semakin terlatih iman, semakin besar kita mudah mempercayai hidup sepenuhnya padaNya, karena apapun yang Dia berikan adalah yang terbaik buat kita. Mari kita percayakan hidup ini dalam tanganNya, dan tidak mengandalkan kekuatan diri sendiri saja. Mari tingkatkan terus iman kita.


Iman yang kecil saja sudah bisa mengalahkan ketakutan dan kekhawatiran anda. Belajarlah mempercayakan hidup pada Tuhan dengan melatih iman anda.

Lowongan pekerjaan

Lowongan 1
Kami perusahaan jasa angkutan membutuhkan 1 org staf u/bg accounting (membuat laporan keuangan & mengerti pajak) dengan syarat sbb :
1. Wanita usia 21 - 30 th.
2. Lulusan D3 - Akuntansi.
3. Bertempat tinggal di daerah Bekasi & sekitar.
4. Pengalaman kerja tidak mutlak.
Jika Ada yang berminat silahkan hubungi Bp.Yudi (021 991 78 665/ 0813 1004 9311) atau hub : 021 8897 3908

***********************************

Lowongan 2
Perusahaan kami sedang membutuhkan beberapa tenaga Pemasaran yang akan ditempatkan di Jakarta.
Syaratnya sbb:

1. Pria atau Wanita
2. Berusia antara 21 thn s/d 35 thn.
3. Minumum D3
4. Pengalaman kerja tidak terlalu penting, tapi jika ada lebih baik.
5. Relasi luas.
6. Tinggal di Jabodetabek.
7. Mau belajar dan team player.

Jika anda adalah orang yang kami cari, silahkan segera hubungi kami di : 021-99578282.
Bagi yang diterima akan diberikan gaji dan insentif yang menarik, serta jenjang karier ke Management.

Terima kasih dan Tuhan memberkati kita semua!

Amin.

Husin Lee
Business Owner

***********************************

LOWONGAN PEKERJAAN

PT. Kairos multi Jaya ( Sunter – Jakarta ) merupakan perusahaan trading yang
bergerak di bidang Professional Audio Equipment.

Dibutuhkan segera:

Accounting Staff

1. Wanita
2. Usia 25 < style="border-bottom: 1px dashed rgb(0, 102, 204); cursor: pointer;" class="yshortcuts" id="lw_1219767116_2">Pendidikan
minimal D3 Akuntansi / Komputerisasi akuntansi.
4. Menguasai Microsoft Office ( Word , Excel ).
5. Mampu berbahasa inggris pasif.
6. Cermat, Rajin dan dapat bekerja sama dalam tim.
7. Mampu berbahasa inggris pasif.

Lamaran kerja lengkap paling lambat tgl 30 Sept 2008 dengan cv+standard gaji dan foto terbaru dikirim melalui email ke:

PT. Kairos Multi Jaya

hrd@kairosmultijaya.com atau PO BOX 4303 Jakarta.

***********************************
iklan ini di pasang pada tanggal 02 September 2008

Kami sebuah perusahaan distributor untuk bidang farmasi dan food di daerah Kebayoran Lama, Jakarta, memerlukan technical support dengan syarat :
1. S1/D3 elektro (male preferable)
2. memiliki pemahaman mengenai instalasi dan dapat merancang system instalasi serta dapat mengoperasikan Autocad.
3. computer literate (software dan hardware instalasi sederhana)
4. menyukai travelling dan dapat memberikan pelatihan kepada kelompok.
6. memiliki kemampuan untuk mengerti Bahasa Inggris (min pasif)
7. rajin dan dapat bekerjasama dalam tim
8. fresh graduate atau 1-2 pengalaman kerja
Jika ada yang berminat dan memenuhi kriteria diatas atau memerlukan informasi lebih lanjut, silakan menghubungi Natalia di email di fslnatalia@cbn.net.id atau 08158840226.
So, be my partner !!
GBU

***********************************

iklan ini di pasang pada tanggal 17 September 2008

PT. Kluege International bergerak dibidang home automation membutuhkan 1 org drafter
dengan kriteria sebagai berikut:

1. Pria/Wanita usia 21 - 28 th.
2. Lulusan minimal D3 Arsitek/Tehnik Sipil atau jurusan yang berhubungan.
3. Pengalaman kerja tidak mutlak.
4. Menguasai AutoCAD & Photoshop
5. Mampu berbahasa inggris pasif.
6. Teliti, Tekun dan dapat bekerja sama dalam tim.

Lamaran kerja lengkap dengan CV dan foto terbaru dikirim melalui email ke: hrd@kluege.com
Info mengenai PT Kluege International silahkan kunjungi website kami di: Kluege.com



***********************************

iklan ini di pasang pada tanggal 17 September 2008

MAU INCOME TAMBAHAN ??
INGIN PUNYA PENGALAMAN DIBIDANG MEDIA PROMOSI
MARI BERGABUNG BERSAMA PT. BIGKAD INDONESIA

MARKETING EXECUTIVE
PERSYARATAN :
1. FULL TIME / PART TIME
2. MAU BEKERJA KERAS
3. MEMILIKI MOTOR
4. USIA 20 – 27 TAHUN
5. PRIA / WANITA
6. SUKA TANTANGAN


KIRIM LAMARAN KE : PT. BIGKAD INDONESIA, JL. P. JAYAKARTA 121 / 12 – JAKARTA KOTA
ATAU BY EMAIL : sales@bigkad.co.id atau susie@bigkad.co.id

Arsip Blog

Kumpulan Khotbah Stephen Tong

Khotbah Kristen Pendeta Bigman Sirait

Ayat Alkitab Setiap Hari