Minggu, 02 November 2008

Mengalami Kemuliaan Tuhan

Ayat bacaan: Keluaran 33:11
===========================
"Dan TUHAN berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannya; kemudian kembalilah ia ke perkemahan. Tetapi abdinya, Yosua bin Nun, seorang yang masih muda, tidaklah meninggalkan kemah itu."

yosua, mengalami kemuliaan TuhanMengalami kemuliaan Tuhan dan merasakan hadiratNya tentu merupakan keinginan kita semua. Terkadang berbagai kesibukan yang menyita waktu membuat kita menomor duakan menjalin hubungan dengan Tuhan, melewatkan saat-saat teduh, lupa berdoa, dan akhirnya tidak lagi menempatkan Tuhan sebagai prioritas tertinggi dalam hidup. Berbagai dosa dan godaan dunia, dan keinginan daging pun dapat menyebabkan orang kehilangan kemuliaan Tuhan dalam hidupnya. Hari ini saya ingin mengajak teman-teman untuk melihat kisah Yosua.

Yosua adalah hamba Musa yang setia, yang selalu mengikuti kemanapun Musa pergi. Pada periode kehidupan di padang gurun pun, Yosua selalu hadir di dekat Musa dan melihat segala yang terjadi. Salah satu saat terpenting yang ia alami adalah melihat sendiri peristiwa perjumpaan Musa dengan Tuhan.

"Dan TUHAN berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannya; kemudian kembalilah ia ke perkemahan. Tetapi abdinya, Yosua bin Nun, seorang yang masih muda, tidaklah meninggalkan kemah itu."

Ada sesuatu yang menarik dari ayat bacaan diatas, dimana ketika Musa sudah selesai berbicara dan meninggalkan kemah, Yosua anak Nun memilih untuk tetap tinggal di kemah. Mengapa? Sepertinya Yosua terpesona dengan apa yang ia saksikan dan rasakan, yakni hadirnya kemuliaan Tuhan di dalam kemah itu. Yosua tidak ingin berpisah dari hadirat Tuhan yang hadir disana. Saya yakin sejak saat itu Yosua semakin gigih berusaha untuk belajar bagaimana agar dia bisa semakin intim dengan Tuhan, tidak hanya sebagai penonton dari jauh tapi sebagai pelaku, tetap berada dalam kemuliaan itu dan mengalami seperti Musa. Maka selanjutnya kita menyaksikan bahwa ia dipilih Tuhan untuk menggantikan Musa dan memimpin bangsa Israel untuk masuk ke tanah terjanji, Kanaan. "Kepada Yosua bin Nun diberi-Nya perintah, firman-Nya: "Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkau akan membawa orang Israel ke negeri yang Kujanjikan dengan sumpah kepada mereka, dan Aku akan menyertai engkau."(Ulangan 31:23). Yosua sejak muda sudah belajar untuk mengejar kemuliaan Tuhan, dan hasilnya tidaklah sia-sia.

Allah sangat merindukan orang yang selalu rindu untuk berbicara dengan Dia, bukan sekedar berbicara tentang Dia. Kita bisa belajar dari orang-orang yang selalu merindukan Tuhan seperti Yosua. Firman Tuhan dalam Mazmur berkata "Berbahagialah orang-orang yang diam di rumah-Mu, yang terus-menerus memuji-muji Engkau." (Mazmur 84:5). Dalam perjanjian baru kita melihat bahwa bagi orang-orang seperti ini, Tuhan akan memberitahukan banyak hal. "Kepada mereka Allah mau memberitahukan, betapa kaya dan mulianya rahasia itu di antara bangsa-bangsa lain, yaitu: Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan akan kemuliaan!" (Kolose 1:27). Dalam bahasa Inggrisnya (amp) lebih jelas, "Christ within and among you", "Kristus ada di dalam kita dan bersama kita". Haleluya! Ini yang membedakan antara anak-anak Tuhan dengan warga dunia lainnya, yaitu kehadiran Tuhan berjalan bersama dengan kita. Ini pula yang dikatakan Musa. "Dari manakah gerangan akan diketahui, bahwa aku telah mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, yakni aku dengan umat-Mu ini? Bukankah karena Engkau berjalan bersama-sama dengan kami, sehingga kami, aku dengan umat-Mu ini, dibedakan dari segala bangsa yang ada di muka bumi ini?" (Keluaran 33:16).

Belajar dari Yosua, agar bisa merasakan kemuliaan Tuhan dan mengalami perjalanan bersama Tuhan sepanjang hidup kita, inilah hal yang harus kita lakukan.
1. Setia dalam melayani
Yosua adalah hamba yang setia pada Musa, dan kesetiaannya itu menjadikan dirinya sebagai pewaris Musa. Kita harus memiliki hati hamba yang selalu rindu untuk melayani. Begitu pula Yesus datang ke dunia untuk melayani dan bukan dilayani bahkan memberi nyawaNya untuk menebus banyak orang. (Markus 10:45)
2. Mencintai Hadirat Tuhan
Yosua tidak meninggalkan kemah karena ia benar-benar rindu untuk terus merasakan hadirat Tuhan hadir dalam hidupnya. Jangan sampai Tuhan menjadi prioritas kesekian dalam hidup. Kita harus terus tekun berdoa dan hidup dari firman Tuhan (Matius 4:4).
3. Punya iman penuh dan tetap percaya
Ingatlah bahwa Yosua adalah salah satu yang diutus Musa untuk mengintai situasi Kanaan. Ketika 10 orang pesimis, hanya Yosua dan Kaleb lah yang punya iman teguh pada Tuhan dan merasa yakin mereka pasti akan mampu merebut tanah terjanji. (Bilangan 13:30). Ia pula yang memimpin peperangan melawan orang Amalek di Rafidim.(Keluaran 17:8-16). Iman penuh akan Kristus akan membuat kita mampu merasakan kasih karunia, dan dengan demikian kita akan selalu hidup dalam pengharapan dan menerima kemuliaan Allah.(Roma 5:2).

Teruslah berkomitmen untuk hidup dalam kekudusan dan keintiman dengan Tuhan agar kemuliaan Tuhan selalu hadir dalam diri kita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog

Kumpulan Khotbah Stephen Tong

Khotbah Kristen Pendeta Bigman Sirait

Ayat Alkitab Setiap Hari